Share

BAB 222

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-11 11:21:37

Sekarang, kuburan Renata bahkan masih basah namun kematian Papa Agus menambah lara dalam keluarga besar Wijaya. Ia meninggal dengan cara menyedihkan, bunuh diri.

Kehilangan putri satu-satunya memberi pukulan telak bagi psikologisnya. Hubungan yang sudah tidak harmonis dengan Istrinya menjadi semakin renggang dan sulit untuk di selamatkan lagi, belum lagi kondisi perusahaan yang sudah morat-marit sebelumnya membuat Ayah angkat Awan tersebut semakin tenggelam kedalam jurang keputus-asaan.

Ketika Awan menginvestigasi perusahaan orang tua angkatnya itu. Sangat banyak miss management didalamnya. Apalagi ketika Ia menemukan ada keterlibatan anggota Ayahnya, Kelvin Sanjaya waktu itu didalam internal Wijaya Corporation.

Tapi, semua terbantahkan begitu Awan mendepak semua anggota yang disisipkan perusahaan Ayahnya. Namun perusahaan bukannya membaik, justru semakin kencang menuju kehancuran. Puncaknya, ketika Agus Wijaya harus bunuh diri karena tidak sanggup lagi menanggung beban hutang perusa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 223

    Neo bukanlah sekedar petarung biasa, Ia sudah terlatih menjadi seorang assasin semenjak kecil dan memang untuk itulah keluarganya terlahir. Latihan keras menempa mentaldan fisiknya menjadi kuat dan tidak kenal takut.Namun kali ini Ia merasakan ketegangan yang tidak normal, sampai-sampai Ia merasakan keringat dingin mengalir tipis dari pori-pori kulitnya.Ketegangan itu bukan berasal dari dalam dirinya, tapi seperti refleksi dari reaksi perasaan tuannya. Mengingat betapa mudah mentalnya ikut terpengaruh dan bereaksi, Neo melirik Awan yang duduk disebelahnya dengan pikiran menerawang.Apa tuannya itu sudah mencapai tahap dimana Ia bisa mempengaruhi sekitarnya hanya dengan emosinya ?Jika benar demikian, betapa mengerikan perkembangan tuannya itu hanya dalam beberapa bulan terakhir sejak mereka tidak bertemu. Tapi Neo tidak bisa berlama-lama mengagumi tuannya itu saat ini, ada kondisi yang lebih mengkhawatirkan yang membuat tuannya itu menjadi gelisah.Neo tidak tahu apa itu, tapi jika

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 224

    Seorang pemuda berbadan tegap dengan tinggi 180cm baru saja mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Pria itu memiliki mata yang tajam dan terlihat barkarakter, jika saja bukan karena ekspresinya yang tampak tegas saat itu, mungkin akan banyak gadis yang datang menghampirinya.Namun ketika melihat ekspresinya yang seperti sekarang, wanita mana yang berani mendekatinya ? Kecuali mereka yang cukup gila dan sudah bosan hidup. Sekilas lihat saja orang akan tahu jika pemuda tersebut tidak sedang dalam mood yang baik untuk didekati.Ia terburu-buru berjalan ke pintu keluar Bandara dan tidak perlu mengantri lagi untuk pengambilan barang bagasi. Tujuannya cuma satu, Ia terburu pulang begitu pekerjaannya di New York selesai untuk membuat perhitungan dengan seseorang.Saat Ia berjalan keluar sudah ada pelayannya yang stanby menunggu dengan mobil. Ia tidak menghiraukan salam hormat sang pelayan yang sudah menantinya sedari tadi. Tanpa basa-basi pemuda tersebut menyuruh pelayannya ke satu alamat, "Lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 225

    Imah menatap curiga pada kedekatan Awan dan gadis cantik didepan itu. Tapi untuk mengatakan sedekat apa hubungan mereka, Imah juga tidak berani.Melihat Imah menatap Neo, Awan berkata "Itu Neo, temanku.""Iya, Mas." Kata Imah, lalu mengangguk sopan ke arah Neo.Bertepatan saat itu, HP Awan bergetar. Ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenalnya.Kening Awan sedikit berkerut, Ia merasakan ada firasat yang tidak baik jika ia menjawab panggilan telepon tersebut. Tapi, Ia merasa tidak bisa mengabaikan panggilan itu begitu saja."Halo?""..."Ekspresi Awan berubah menjadi dingin begitu bicara dengan si penelponnya.Neo mendekat ke arahnya, karena merasa ada yang tidak beres dan menganggu tuannya."Jangan macam-macam atau Aku akan menghancurkan dirimu bahkan seluruh keluargamu." Ujar Awan geram.Neo menduga seseorang tersebut pasti sedang mengancam tuannya atau sengaja mencari gara-gara. Apapun itu, Neo bersiap untuk menghancurkannya. Dia tidak akan membiarkan siapapun berani untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 226

    Sesaat sebelum Awan beranjak pergi masuk ke dalam Bandara, Neo terlihat ragu-ragu untuk bicara. Ia sadar posisinya yang hanya sebagai pelayan bagi Awan, itu pula yang membuat Neo tidak berani banyak bicara selain menuruti setiap perintah Awan padanya.Awan menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Neo, "Ada apa Neo? Apa ada yang ingin kamu sampaikan padaku ?""Eh, hmn itu.."Awan berjalan mendekat ke arahnya, begitu sampai didepan Neo, Awan memegang bahu Neo dan mengangkat sedikit dagunya keatas.'Gadis ini masih saja terlalu pemalu untuk mengungkapkan apa yang dpikirkannya.'"Hei, bukankah kita teman. Bicaralah! atau Aku tidak akan mau lagi bicara padamu dimasa depan."Neo tersipu, Awan terlalu dekat berada di depannya. Tuannya yang dulu tidak pernah memperlakukannya sebaik ini. Dan ini juga pertama kali baginya bersentuhan dalam jarak begitu dekat dengan seorang pria.Neo tetaplah seorang wanita, dia bahkan tidak bisa menghentikan degup jantungnya yang saat ini berdetak begitu ce

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 227

    Tepat disaat Ibu dan Anak tersebut sibuk membicarakan tentang status hubungan Angel dengan Awan, pria yang menjadi topik pembicaraan mereka tiba-tiba menelpon Angel.Angel sedikit terkesiap begitu melihat Awan menghubunginya. Seharusnya Ia marah dan memaki-maki Awan jika menilik dari karakternya selama ini. Tapi yang tampak, wajahnya yang tersipu seperti telah lama berharap pemuda tersebut untuk menghubunginya."Kamu..." Angel sebenarnya hendak menyemprot Awan dengan berbagai pertanyaan, tapi pemuda tersebut dengan cepat memotongnya. Itupun dengan satu kalimat, "Angel, tolong jemput Aku di Bandara." Hanya kalimat singkat, lalu Awan menutup panggilannya dan meninggalkan Angel yang terbengong dengan Hp masih ditelinganya.Begitu tersadar, Angel hanya melihat daftar nama panggilan terakhir dengan marah, "Awan... Argghhh.""Yang menghubungi barusan itu Awan? Apa katanya?" Cecar Liliana dengan tatapan berbinar bahagia, akhirnya apa yang diharapkannya kesampaian. Itu membuat Liliana jadi be

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 228

    "Awan." Panggil Angel menahan Awan."Apa Aku perlu mencemaskan sesuatu?" Tanya Angel khawatir. Ia sempat melihat kilatan amarah dimata Awan sesaat sebelum pemuda tersebut membuka pintu mobilnya, Angel tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.Ia tidak tahu apa permasalahan yang sedang dihadapi Awan, Angel hanya takut terjadi sesuatu yang buruk pada Awan.Awan tersenyum kecil, "Tidak perlu. Tunggu saja disini, Aku akan segera kembali." Kata Awan tenang. Ia sudah terlalu banyak merepotkan Angel sampai kesini, jadi tidak ingin membuat gadis cantik tersebut terlalu mengkhawatirkannya.Awan masuk kedalam kediaman Billy Sanjaya dengan langkah tenang, di dalam aula utama ada beberapa penjaga rumah."Tuan muda, kami mohon kembali lah!" Ujar kepala penjaga coba bersikap ramah. Meski mereka adalah penjaga keluarga Billy Sanjaya, mereka tahu siapa Awan sehingga mereka tidak berani bertindak gegabah. Namun tuan muda mereka membuat situasi menjadi sulit untuk semua orang."Dimana sopan santun k

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 229

    "Oi oi, aku gak sudi lihat tuh bocah jadi besar kepala didepan kita. Apa perlu makai kekuatan senior Gomu-gomu buat unjuk gigi?"Sejak saling mengenal kekuatan masing-masing, Huo jadi sangat menghormati Gumara. Dia tidak berani bercanda kalau sudah bicara tentang Gumara, itu karena Ia sadar batas antara kekuatannya dibanding Gumara.Tapi, masa Huo manggil Gumara dengan Gomu-gomu? Jangan-jangan Huo penggemar one piece juga nih, hehehe."Dia belum layak untuk melihat kekuatan Gumara, cukup dengan kekuatan kita saja dulu.""Baiklah, kalau begitu 30 persen kekuatan kita sudah cukup untuk mengeringkan airnya sampai kering tak bersisa. Hajar dia brother!"Tepat saat Huo mengatakan itu, kekuatan internal Awan meningkat cukup drastis. Api biru yang sangat jernih dan menyilaukan mata mengelilingi tubuhnya."Masih punya simpanan kekuatan kau ternyata. Tapi, apimu itu tidak akan pernah berhasil menyentuhku." Ujar Stefen penuh kesombongan.Stefen mengambil inisiatif menyerang Awan duluan, seperti

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 230

    "Jadi?""Yah, begitulah. Seperti itu ceritanya." Jawab Awan sedikit gugup dibawah tatapan dingin menyelidik Angel. Awan menceritakan apa adanya, kalau Ia habis dari Bandung melihat orang tua angkatnya, keluarga Wijaya. Lalu Stefen yang menyerang Vilanya dan melukai pelayan dan penjaganya. Itu semua ada sangkut pautnya dengan Hadi yang telah memprovokasi Stefen, sampai kejadian dimana Awan menyerang balik Stefen hari ini. Awan menceritakan setiap detailnya pada Angel tanpa melewatkan satupun.Sebelumnya ketika pikiran Awan hanya terfokus sepenuhnya pada Stefen, Ia tidak merasa segugup ini. Kini justru setelah persoalannya dengan Stefen telah selesai, yang harusnya itu membuatnya lega. Tapi malah membuat situasinya jadi segugup ini, tekanan yang diberikan Stefen tidak ada apa-apanya jika dibandingkan Angel.Kini mereka berada di daerah puncak, daerah itu sendiri cukup sepi karena masih dalam tahap pengembangan oleh salah satu Developer kenamaan. Dari atas sini mereka bisa memandang Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11

Bab terbaru

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 265

    Awan teringat kejadian dimana dia koma dulu, jadi saat Ia sedang tidak sadarkan diri Angel mengambil kesempatan itu. Apa Ia sengaja menyelinap sendiri dan nekat masuk ke dalam kamarnya ? Tapi, apapun itu, Awan percaya jika Angel bisa melakukan itu. Angel cukup licik untuk trik seperti itu. Awan justru senang, ternyata ciuman pertama Angel masih dengan dirinya bukan cowok lain. Kalau tidak, Ia pasti akan cemburu dibuatnya."Hmn kenapa senyum-senyum?""Berarti sekarang kita sudah impas, karena kali ini Aku yang mencuri ciuman kedua mu. Jadi skornya satu-satu sekarang, xixixi."Baru saja mereka larut dengan kebahagiaan setelah berpisah sekian lama, terdengar himbauan untuk penumpang agar segera menaiki pesawat. Eskpresi Angel langsung berubah sendu."Pergilah." Kata Awan lembut dengan tatapan penuh cinta."Tapi..." Angel terlihat berat untuk melangkah pergi. Ia masih belum puas bersama Awan saat ini, Ia begitu mencintai Awan dan baru bertemu sebentar saja. Tapi harus segera pergi, Ange

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 264

    "Tentu saja, Aku menyayanginya." Jawab Awan dengan yakin."Kalau begitu, kakak harus bergegas menyusulnya sekarang.""Hah, maksudnya?""Karena 3 setengah jam lagi pesawat Kak Angel akan berangkat menuju Inggris dari Bandara Soetta. Kak Angel telah memutuskan untuk melanjutkan studinya disana.""Apa? Kenapa kamu tidak bilang daritadi kalau Angel akan berangkat." Ucap Awan panik. Lalu bergegas pergi, tanpa menunggu penjelasan Raysha lebih lanjut.Dalam pikirannya saat ini adalah Angel, dalam hati Ia berulang kali merutuki kebodohannya selama ini. Ini salahnya juga, kenapa tidak menemui Angel sebelumnya. Dia tahu Angel berkarakter keras, kalau sudah memiliki kemauan, pasti Ia akan mewujudkannya.Selama ini, Awan hanya menyimpulkan sendiri jika Angel hanya sibuk dengan dunia sendiri. Tanpa Ia sadari, jika Angel melakukan semua itu untuk dirinya."Lihat akibat sikap keras kepalamu, membuat kita menjadi jauh seperti ini." Gumam Awan kesal.Semula Awan hendak meminjam mobilnya Devi, karena k

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 263

    "Kamu mau meminta apa?" Tanya Awan melihat keraguan Karin."Apa Kamu sudah bisa move on dari Kak Nata dan menemukan penggantinya?"Pertanyaan Karin semakin membuat Awan binggung, Awal dia ingin meminta sesuatu, lalu malah bertanya. Apa korelasi pertanyaannya dengan permintaan yang akan diajukan Karin padanya.Awan berpikir sesaat, move on dari Renata? Jelas bayangan Renata masih begitu kental dihatinya. Bagaimana Ia akan bisa melupakannya? Kenangan yang ditorehkan Renata dalam hatinya begitu dalam hingga sulit baginya untuk menghapusnya begitu saja. Bahkan setiap Awan pergi ke Kota ini, kesedihan selalu menyelimutinya sepanjang waktu.Lalu, apakah Ia sudah menemukan penggantinya? Siapa, Annisa? Memang Ia mencintainya, tapi Ia belum ingin memikirkannya saat ini. Angel? Walau Ia semakin sering mengiriminya pesan dan telponnya yang tidak pernah diangkatnya, Awan mulai ragu dengan masa depannya bersama Angel karena sikap Angel sebelumnya."Move on, aku sedang berusaha. Untuk pengganti Ren

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 262

    "Yaah, bisa gak sih kalau waktu berhenti sampai disini saja? Aku pengen bareng kalian terus." Ucap Veby sedih."Seandainya pun bisa, mungkin kita semua tidak akan pernah menjadi dewasa. Bukankah itu lama-lama akan membuat kita bosan? Justru dengan adanya waktu yang berjalan, kenangan hari ini dan sebelumnya akan menjadi kenangan terindah dalam diri kita masing-masing. Saat kita menyongsong masa depan dan kita bertemu lagi dengan diri kita yang sudah dewasa, bukankah itu jauh lebih indah?""Benar apa yang diucapkan Awan! Biarkan kenangan indah persahabatan kita, terukir abadi dalam hati. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi janji yang kita buat hari ini, lima tahun lagi kita akan bertemu kembali dengan masing-masing impian kita dan dengan diri kita yang lebih dewasa." Ucap Lina menanggapi."Iya, mari kita berjanji. Lima tahun lagi kita akan berkumpul dengan impian kita masing-masing." Kata Siska."Lima tahun lagi, kita akan berkumpul kembali." Ikrar yang lainnya penuh semangat."Loh

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 261

    "Aw aw.. Sakit Vi.""Hahaha,, Hajar Vi."Teriak Siska senang begitu melihat Novi dan Radit yang mengaduh kena jeweran Devi."Aduh duh sakit, Vi. Lepasin.""Kebiasaan kalian berdua nih yah, mau ikut meluk Awan apa mau ngambil kesempatan?" Ujar Devi galak."Yah, kan sekalian gitu Vi." Balas Radit ngeles."Jewer aja terus Vi, kalau perlu sampai sampai putus telinganya. Emang tuh si Radit." Shiren ikut mengompori."Ciiee yang mentang-mentang udah bubaran jadi sengit gitu." Ledek Lina sambil tertawa."Wkwkwk, Shiren senang banget melihat Radit menderita sekarang."Yang lain malah ikut menertawakan Radit dan Shiren, sampai ketika Sherla mengalihkan topi pada Awan lagi, "Awan, kamu kemana aja selama ini?" Tatapan Sherla masih sama dengan yang dulu. Begitu tahu Renata meninggal saja, Sherla adalah orang yang paling bersedih. Dia sedih dengan meninggalnya Renata dan lebih sedih lagi karena Ia tahu jika Awan adalah yang paling kehilangan Renata saat itu. Ia tahu jika perasaannya tidak mendapat

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 260

    Setelah berlalu beberapa hari, Mikha tampak sudah mulai bersikap seperti biasa. Tidak hanya itu, sekarang Ia bahkan tampak jauh lebih ceria dan bersemangat dari sejak Ia pertama datang. Mungkin karena tingkat hubungannya dengan Awan yang sudah lebih intim, membuatnya lebih bisa terbuka dalam segala hal. Sepanjang periode itu, Angel juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Awan. Tapi, Awan sedang enggan untuk menanggapinya saat ini. Bahkan notifikasi pesan masuknya sudah ribuan dan tidak ada satupun yang ditanggapi Awan.Alasan utamanya bukan karena apa yang dilihat Awan ketika di Resto sebelumnya, tapi karena sikap Angel sendiri yang tampak enggan untuk bertemu dengannya selama ini. Sehingga Awan pun mulai meragukan kelanjutan hubungannya dengan Angel.Tepat disaat Ia melihat-lihat hp-nya, sebuah notifikasi muncul. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Sherla. Ternyata Ia memberi kabar tentang acara perpisahan mereka yang akan berlangsung 2 hari ke depan. Cukup lama j

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 259

    Mikha memikirkan hendak menerima tawaran dari Mpok Rina. Awan sudah membaca gelagat Mikha, sehingga Ia cepat bicara, "Mikha akan tinggal bersama saya, Mpok."Mikha dan Mpok Rina sama terkejut dengan pernyataan Awan barusan."Maaf, Mas ini siapa yah?" Mpok Rina bertanya dengan menyimpan kecurigaan pada Awan. Ia melihat Awan semenjak tadi dan bahkan menemani mereka sampai ke tempat pemakaman. Cuma karena Ia fokus pada Mikha sebelumnya, sehingga tidak menghiraukan keberadaan Awan."Ia teman saya, Mpok. Namanya, Awan. Ia juga yang telah menyelamatkan Mikha sebelumnya." Mika khawatir jika Mpok Rina akan mencurigai Awan tidak baik, sehingga Ia cepat menjelaskan siapa Awan untuk menghindari kesalahpahaman."Oh, begitu. Terimakasih banyak, Nak. Kamu telah menyelamatkan Mikha, kasihan Ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang." Ujar Mpok Rina ramah dan telah mengubah penilaiannya terhadap Awan."Tidak usah sungkan, Mpok. Mikha juga teman saya, sudah kewajiban saya menolong seorang teman.

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 258

    2 jam kemudian, Awan dan Mikha sudah sampai disalah satu daerah pinggiran Ibu Kota. Disana Awan baru sadar, betapa besarnya ketimpangan antara lingkungan Apartemen yang ditinggalinya dengan tempat yang sedang dilaluinya bersama Mikha sekarang. Kebanyakan bangunan yang ada disini bersifat semi permanen dan bahkan ada sebagian rumah yang hanya berdindingkan seng dan kardus bekas.Ditambah jumlah penduduk yang begitu padat membuat tempat ini sebenarnya sangat tidak layak untuk dihuni.Menurut keterangan Mikha, rata-rata mereka yang tinggal disana adalah pendatang yang datang dari luar daerah untuk mengadu nasib di ibu kota. Tapi, karena biya hidup yang begitu tinggi sehingga mereka hanya sanggup untuk menyewa rumah-rumah liar seperti itu.Belum lagi, resiko digusur oleh satpol PP yang bisa datang kapan saja.Awan dan Mikha melewati beberapa gang, sebelum menuju salah satu rumah yang sangat-sangat sederhana. Itu adalah rumah kontrakan Mikha, namun herannya rumah itu begitu sepi. Mikha me

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 257

    Karena situasinya yang sudah tenang dan mencair diantara mereka, tapi karena pelukan Mikha yang sekarang sudah tenang dan tidak takut lagi seperti sebelumnya. Belum lagi, kenyataan jika kulit mereka bersentuhan secara langsung, justru membuat Awan yang tidak tenang jadinya. Bagaimanapun Ia masih muda, memeluk wanita cantik dalam keadaan terbuka membuat begitu hasratnya mudah tergoda."Hmnn.. itunya bangun lagi." Tunjuk Mikha malu begitu sadar bagian bawah tubuh Awan bergerak. Ia tidak menyangka jika benda yang semalam telah mengoyaknya itu akan kembali terbangun, sehingga wajah Mikha kembali tersipu."Hmn, dia terbangun karena dipeluk wanita cantik.""Apaan sih." Ucap Mikha tersipu sambil mencubit pelan pinggang Awan.Setelah Mikha tertidur pulas disampingnya, Awan bergegas mencari informasi tentang geng Kapak Merah melalu jaringannya di Klan Atmaja. Bukan hal yang sulit untuk mencari informasi tentang gengster manapun dalam Negeri, karena Ia sendiri sudah punya kendaraan besar Klan

DMCA.com Protection Status