Share

BAB 127

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2022-11-11 10:35:30

POV Awan

Aku tidak langsung masuk ke dalam kelas Ren, Aku berhanti beberapa beberapa langkah di depan pintu ruang kelas Ren. Sekali lagi kucoba untuk menajamkan panca inderaku, untuk membaca perasaan Ren saat ini, hasilnya masih sama. Aku tidak bisa masuk untuk mendalami perasaan Ren sama sekali, seperti ada sebuah tembok besar yang menghalangiku. Padahal, yang lainnya aku bisa membaca emosi mereka dengan sangat jelas. Ada sekitar sepuluh orang yang ada di dalam kelas, termasuk Ren dan sahabat-sahabatnya. Bahkan Aku bisa merasakan kehadiran Angel yang berdiam diri dibalik tangga saat ini. Bukannya Aku mau mengacuhkan Angel, namun inginku saat ini yang utama adalah kejelasan tentang sikap Ren padaku. Aku bukannya ingin mengemis cintanya, karena bukan sifatku untuk mengemis cinta dari seorang wanita. Namun, dicuekan setelah kedekatan kami selama ini, dan Dia berjalan dengan begitu dekatnya dengan cowok lain tanpa mengindahkan perasaanku sama sekali, aisshh itu sakitnya pake banget.

Akhi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 128

    POV Author"Dit, Awan kok belum masuk kelas ?" tanya Siska gelisah."Iya, jangan-jangan terjadi sesuatu sama Awan ?" tanya Shiren menimpali."Atau jangan-jangan Awan ngamuk, terus membunuh selingkuhannya Kak Renata." Ujar Veby lebih ekstrim."Husshh, gak mungkin lah Awan sampai begitu." tegur Lina yang duduk disebelahnya."Iya, gak mungkin Awan begitu. Mungkin dia lagi ada urusan lain." Ujar Sherla kalem."Apanya yang gak mungkin sih! Kalian gak liat apa kalau Awan ngamuk kayak apa ?" ujar Siska panik."Mang lu pernah lihat Awan panik Ka ?" tanya Shiren."Ya, kagak! Tapi kan lu tahu sendiri, dia menghajar geng motor Bowie seorang diri waktu itu.""Oi, enak aja seorang diri. Peran gue gak lu hitung apa ?" protes Radit."Alah. Lu Cuma bantu sampai luar doang, itupun dah bonyok parah." Ledek Veby."Kok malah bahas itu sih. Ini Awan gimanaaa ?" tanya Siska kesal."Tenang saja. Awan baik-baik saja kok." Ujar Devi yang duduk persis didepan bangkunya Siska."Mana bisa tenang kalau belum liha

    Last Updated : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 129

    "Kamu benaran gak apa-apa ?" tanya Karin lagi memastikan, karena sekian lama Awan masih hanya diam dan tidak menjawab pertanyaannya."Hmnn bohong kalau Aku menjawab, Aku tidak apa-apa. Kenyataannya, Aku harus kesini untuk menenangkan diri." Ucap Awan sambil memandang jauh ke depan menatap langit yang menampakan kecerahannya dengan Awan putih yang seakan bergelayut manja diatas langit sana, tapi tidak dengan dirinya. Awan seakan mendung karena duka yang dialaminya.Karin seakan tercekat dan matanya begitu saja berkaca-kaca seolah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Awan, "Kamu sabar yah!" ucap Karin sambil mengusap lengan Awan."Mungkin ini yang terbaik bagi kami berdua." Ujar Awan lirih, membuat Karin sampai mengerutkan keningnya ketika melihat ke arahnya."Aku tidak pantas untuk Ren. Mungkin cowok itu jauh lebih baik untuk bisa membuat Ren bahagia." Ucapan Awan terdengar getir dan kepasarahannya sebagai lelaki."Apa maksudmu bicara begitu ?" tanya Karin tidak senang melihat Awan m

    Last Updated : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 130

    POV RenataJika ada pilihan yang lebih penting dan lebih berat melebihi hidupku sendiri adalah berpisah dengan orang yang paling Kucintai. Awan, sejak pertama Ia melangkahkan kakinya kerumah ini sudah menjadi bagian dari nafasku, bahkan sejak pertama kali namanya Kudengar dari Ibu telah menyusup dan merajai hati ini.Cinta bisa datang pada siapapun yang dikehendakinya, bahkan Kita tidak bisa memilih pada siapa cinta itu akan berlabuh. Dan cinta itu telah memilih Awan sebagai pelabuhan terakhirku. Namun, mungkin Kalian akan sepakat untuk menghakimiku karena apa yang telah Kulakukan terhadap Awan. Bukankah cinta itu membahagiakan ? bukannya menghadirkan luka dan kesedihan.Beginilah caraku membahagiakan orang yang Kucintai, bukan inginku untuk membuatnya terluka dan membenciku, namun jika dengan itu semua bisa membuat Ia tidak terluka lebih dalam karena apa yang akan terjadi kedepannya. Maka, biarlah Ia membenciku. Cukuplah diriku yang menanggung ini semua, menanggung semua kebencian da

    Last Updated : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 131

    "Maafkan Mama, Nak! Kami telah gagal sebagai orang tua." Kata Mama dengan penuh kesedihan."Tidak, Ma! Mama dan Papa tidak gagal. Apapun keputusan Mama dan Papah, Ren bisa memahaminya. Diakhir usia Ren, Ren mau melihat Papa dan Mama bahagia. Apapun keputusan Mama dan Papah, Ren pasti bisa menerimanya.. hikss hikss." Sekuat apapun Aku mencoba menahannya, akhirnya air mata ini keluar juga."Ma-maafkan Mama, Naak!" Mama memeluk kepalaku dan mengusapnya lembut sebagaimana kebiasaan Mama dulu waktu Aku masih kecil.Kami berpelukan dalam tangis kesedihan Kami masing-masing."Jadi, Ren mendengar semua pembicaraan Kami kemarin ?"Aku menganggukan kepalaku dalam pelukan Mama."Ter-termasuk tentang penyakit Ren ?" tanya Mama ragu-ragu."Iya, Ma.""Hiksss.. Maafkan Mama, Nak! Takdir begitu kejam terhadap Kita. kenapa tidak Mama saja yang menanggung penyakitmu ini Nak ?""Jangan pernah menyalahkan takdir, Mah! Ren sudah iklas menerima semua ini." Ucapku tegar, setegar diriku menerima semua ini ke

    Last Updated : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 132

    Seminggu sudah Aku kembali menjalani rutinitasku seperti biasa. Aku tidak mau kalah oleh penyakit yang semakin merongrong tubuhku. Untungnya, ada teman-temanku yang selalu menguatkan dan mensupportku. Ada sahabat masa kecilku juga, Zidan. Setelah Aku keluar dari rumah sakit, Ia semakin sering mampir ke rumahku. Tidak hanya itu, Zidan juga telah pindah ke Sekolahku. Sedikit mengherankan sebenarnya, karena Ia pindah saat sudah kelas 3 begini."Hehehe, lu butuh Gue buat bantu nguatin lu Kan ?" jawabnya santai ketika hal itu Kutanyakan padanya.Sempat heran dengan alasan Zidan waktu itu, namun karena kondisiku yang belum fit sehingga Aku tidak terlalu memikirkan lebih lanjut maksud perkataan Zidan ketika itu.Kemarin itu adalah hari terberat dalam hidup. Hari dimana Aku harus merasakan dampak dari keputusan yang telah Ku ambil. Awan, Dia masuk sekolah setelah sebulan lebih Dia tidak masuk Sekolah akibat pertempurannya waktu itu. Betapa rindunya Aku dengan dirinya, hampir saja Aku berlari

    Last Updated : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 133

    POV Author"Eh beneran ini tempat Awan tinggal sekarang ?" tanya Siska penasaran begitu mereka sampai di depan sebuah Rumah. Rumah itu sendiri terletak agak jauh dari perumahan lainnya, suasana disekitar itupun masih sangat asri dan dipenuhi oleh pepohonan di sepanjang jalan. Suasana yang sepi membuat Siska dan kawan-kawannya sedikit ragu untuk melangkah ke dalam rumah."Iya Vi. Lu yakin kalau Awan beneran tinggal disini ?" tanya Shiren ikut menimpali, begitu turun dari mobil satunya.Siang itu, dengan menggunakan dua mobil serta satu kendaraan bermotor yang dibawa oleh Radit dan Novi, mereka memutuskan untuk mendatangi Awan yang hari itu adalah hari ke tiga, Ia tidak masuk Sekolah. Devi yang merupakan salah seorang anggota murid dari petinggi Klan Atmaja, diminta oleh Awan untuk menemuinya. Namun, entah apa yang telah direncanakan oleh Devi, sehingga Ia tidak hanya datang seorang diri sebagaimana pesan Awan padanya, melainkan ikut mengajak sahabat-sahabat Awan yang lainnya untuk ikut

    Last Updated : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 134

    "Loh, kalian gak tahu ? Dia kan tinggalnya di rumah utama yang di depan itu.""Hah ?" kawan-kawannya pada terperangah kaget."Se-serius ?" tanya Sherla."Iya." Jawab Awan pendek dan semakin menambah rasa penasaran mereka."T-terus ada hubungan apa Lu dengan Devi, Awan ?" tanya Lina."Yah, gak ada.""Lu, jawabnya singkat banget. Bikin gemes, pengen nabok aja Gue. Untung lu sobat Gue." Ujar Radit gemas."Hehehe, emang kenyataannya begitu. Devi kan emang tinggal di depan. Aku dirumah belakang sini." Ujar Awan dengan santainya."Jawab loe santai banget nyuk. Kalau Gue di posisi lu, Gue mau juga lah tinggal dirumah depan itu, nemanin bebeb Devi, hehehe." Sela Novi dengan banyolan khasnya."Oo kampret, kalau gitu Gue juga mau.. wkwkwk." Imbuh Radit sambil tertawa."Kalian malah ngelantur, orang tanya apa malah bikin gak fokus kalian itu." gerutu Veby.Kelima gadis itu menatap ke arah Awan, menunggu penjelasan Awan lebih lanjut yang membuat mereka masih penasaran."Devi itu anaknya Om Leviat

    Last Updated : 2022-11-11
  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 135

    Selepas kepergian sahabat-sahabatnya, tampak Awan memandang Devi agak lain, menuntut penjelasan gadis tersebut. Tapi, gadis yang sedang dipandang itu malah senyum-senyum tanpa mengacuhkan tatapan yang menuntut dari Awan."Devi.. ?" panggil Awan lagi ketika mereka sudah duduk di ruang tamu yang ada di rumah utama. Devi yang dipanggil Awan malah duduk dengan santainya diujung Sofa dengan menyelonjorkan kakinya diatas pangkuan Awan. Begitulah kebiasaan Devi kalau sedang berdua dengan Awan, Ia tidak malu atau canggung sedikitpun, malah Ia terlihat senang bisa berbuat sesuka hatinya kalau sedang berdua saja dengan Awan, apalagi Awan tidak pernah menegurnya sedikitpun selagi masih dalam batas yang wajar, kecuali jika sedang ada orang lain bersama mereka, seperti halnya ketika bersama sahabat-sahabatnya tadi.Ya, Devi ditugaskan oleh Ayahnya untuk menemani Awan tinggal dirumah itu. Bukan tanpa alasan, Awan tinggal disitu. Karena Ia masih belum bisa sepenuhnya mengendalikan kekuatan gelap dal

    Last Updated : 2022-11-11

Latest chapter

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 265

    Awan teringat kejadian dimana dia koma dulu, jadi saat Ia sedang tidak sadarkan diri Angel mengambil kesempatan itu. Apa Ia sengaja menyelinap sendiri dan nekat masuk ke dalam kamarnya ? Tapi, apapun itu, Awan percaya jika Angel bisa melakukan itu. Angel cukup licik untuk trik seperti itu. Awan justru senang, ternyata ciuman pertama Angel masih dengan dirinya bukan cowok lain. Kalau tidak, Ia pasti akan cemburu dibuatnya."Hmn kenapa senyum-senyum?""Berarti sekarang kita sudah impas, karena kali ini Aku yang mencuri ciuman kedua mu. Jadi skornya satu-satu sekarang, xixixi."Baru saja mereka larut dengan kebahagiaan setelah berpisah sekian lama, terdengar himbauan untuk penumpang agar segera menaiki pesawat. Eskpresi Angel langsung berubah sendu."Pergilah." Kata Awan lembut dengan tatapan penuh cinta."Tapi..." Angel terlihat berat untuk melangkah pergi. Ia masih belum puas bersama Awan saat ini, Ia begitu mencintai Awan dan baru bertemu sebentar saja. Tapi harus segera pergi, Ange

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 264

    "Tentu saja, Aku menyayanginya." Jawab Awan dengan yakin."Kalau begitu, kakak harus bergegas menyusulnya sekarang.""Hah, maksudnya?""Karena 3 setengah jam lagi pesawat Kak Angel akan berangkat menuju Inggris dari Bandara Soetta. Kak Angel telah memutuskan untuk melanjutkan studinya disana.""Apa? Kenapa kamu tidak bilang daritadi kalau Angel akan berangkat." Ucap Awan panik. Lalu bergegas pergi, tanpa menunggu penjelasan Raysha lebih lanjut.Dalam pikirannya saat ini adalah Angel, dalam hati Ia berulang kali merutuki kebodohannya selama ini. Ini salahnya juga, kenapa tidak menemui Angel sebelumnya. Dia tahu Angel berkarakter keras, kalau sudah memiliki kemauan, pasti Ia akan mewujudkannya.Selama ini, Awan hanya menyimpulkan sendiri jika Angel hanya sibuk dengan dunia sendiri. Tanpa Ia sadari, jika Angel melakukan semua itu untuk dirinya."Lihat akibat sikap keras kepalamu, membuat kita menjadi jauh seperti ini." Gumam Awan kesal.Semula Awan hendak meminjam mobilnya Devi, karena k

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 263

    "Kamu mau meminta apa?" Tanya Awan melihat keraguan Karin."Apa Kamu sudah bisa move on dari Kak Nata dan menemukan penggantinya?"Pertanyaan Karin semakin membuat Awan binggung, Awal dia ingin meminta sesuatu, lalu malah bertanya. Apa korelasi pertanyaannya dengan permintaan yang akan diajukan Karin padanya.Awan berpikir sesaat, move on dari Renata? Jelas bayangan Renata masih begitu kental dihatinya. Bagaimana Ia akan bisa melupakannya? Kenangan yang ditorehkan Renata dalam hatinya begitu dalam hingga sulit baginya untuk menghapusnya begitu saja. Bahkan setiap Awan pergi ke Kota ini, kesedihan selalu menyelimutinya sepanjang waktu.Lalu, apakah Ia sudah menemukan penggantinya? Siapa, Annisa? Memang Ia mencintainya, tapi Ia belum ingin memikirkannya saat ini. Angel? Walau Ia semakin sering mengiriminya pesan dan telponnya yang tidak pernah diangkatnya, Awan mulai ragu dengan masa depannya bersama Angel karena sikap Angel sebelumnya."Move on, aku sedang berusaha. Untuk pengganti Ren

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 262

    "Yaah, bisa gak sih kalau waktu berhenti sampai disini saja? Aku pengen bareng kalian terus." Ucap Veby sedih."Seandainya pun bisa, mungkin kita semua tidak akan pernah menjadi dewasa. Bukankah itu lama-lama akan membuat kita bosan? Justru dengan adanya waktu yang berjalan, kenangan hari ini dan sebelumnya akan menjadi kenangan terindah dalam diri kita masing-masing. Saat kita menyongsong masa depan dan kita bertemu lagi dengan diri kita yang sudah dewasa, bukankah itu jauh lebih indah?""Benar apa yang diucapkan Awan! Biarkan kenangan indah persahabatan kita, terukir abadi dalam hati. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi janji yang kita buat hari ini, lima tahun lagi kita akan bertemu kembali dengan masing-masing impian kita dan dengan diri kita yang lebih dewasa." Ucap Lina menanggapi."Iya, mari kita berjanji. Lima tahun lagi kita akan berkumpul dengan impian kita masing-masing." Kata Siska."Lima tahun lagi, kita akan berkumpul kembali." Ikrar yang lainnya penuh semangat."Loh

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 261

    "Aw aw.. Sakit Vi.""Hahaha,, Hajar Vi."Teriak Siska senang begitu melihat Novi dan Radit yang mengaduh kena jeweran Devi."Aduh duh sakit, Vi. Lepasin.""Kebiasaan kalian berdua nih yah, mau ikut meluk Awan apa mau ngambil kesempatan?" Ujar Devi galak."Yah, kan sekalian gitu Vi." Balas Radit ngeles."Jewer aja terus Vi, kalau perlu sampai sampai putus telinganya. Emang tuh si Radit." Shiren ikut mengompori."Ciiee yang mentang-mentang udah bubaran jadi sengit gitu." Ledek Lina sambil tertawa."Wkwkwk, Shiren senang banget melihat Radit menderita sekarang."Yang lain malah ikut menertawakan Radit dan Shiren, sampai ketika Sherla mengalihkan topi pada Awan lagi, "Awan, kamu kemana aja selama ini?" Tatapan Sherla masih sama dengan yang dulu. Begitu tahu Renata meninggal saja, Sherla adalah orang yang paling bersedih. Dia sedih dengan meninggalnya Renata dan lebih sedih lagi karena Ia tahu jika Awan adalah yang paling kehilangan Renata saat itu. Ia tahu jika perasaannya tidak mendapat

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 260

    Setelah berlalu beberapa hari, Mikha tampak sudah mulai bersikap seperti biasa. Tidak hanya itu, sekarang Ia bahkan tampak jauh lebih ceria dan bersemangat dari sejak Ia pertama datang. Mungkin karena tingkat hubungannya dengan Awan yang sudah lebih intim, membuatnya lebih bisa terbuka dalam segala hal. Sepanjang periode itu, Angel juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Awan. Tapi, Awan sedang enggan untuk menanggapinya saat ini. Bahkan notifikasi pesan masuknya sudah ribuan dan tidak ada satupun yang ditanggapi Awan.Alasan utamanya bukan karena apa yang dilihat Awan ketika di Resto sebelumnya, tapi karena sikap Angel sendiri yang tampak enggan untuk bertemu dengannya selama ini. Sehingga Awan pun mulai meragukan kelanjutan hubungannya dengan Angel.Tepat disaat Ia melihat-lihat hp-nya, sebuah notifikasi muncul. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Sherla. Ternyata Ia memberi kabar tentang acara perpisahan mereka yang akan berlangsung 2 hari ke depan. Cukup lama j

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 259

    Mikha memikirkan hendak menerima tawaran dari Mpok Rina. Awan sudah membaca gelagat Mikha, sehingga Ia cepat bicara, "Mikha akan tinggal bersama saya, Mpok."Mikha dan Mpok Rina sama terkejut dengan pernyataan Awan barusan."Maaf, Mas ini siapa yah?" Mpok Rina bertanya dengan menyimpan kecurigaan pada Awan. Ia melihat Awan semenjak tadi dan bahkan menemani mereka sampai ke tempat pemakaman. Cuma karena Ia fokus pada Mikha sebelumnya, sehingga tidak menghiraukan keberadaan Awan."Ia teman saya, Mpok. Namanya, Awan. Ia juga yang telah menyelamatkan Mikha sebelumnya." Mika khawatir jika Mpok Rina akan mencurigai Awan tidak baik, sehingga Ia cepat menjelaskan siapa Awan untuk menghindari kesalahpahaman."Oh, begitu. Terimakasih banyak, Nak. Kamu telah menyelamatkan Mikha, kasihan Ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang." Ujar Mpok Rina ramah dan telah mengubah penilaiannya terhadap Awan."Tidak usah sungkan, Mpok. Mikha juga teman saya, sudah kewajiban saya menolong seorang teman.

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 258

    2 jam kemudian, Awan dan Mikha sudah sampai disalah satu daerah pinggiran Ibu Kota. Disana Awan baru sadar, betapa besarnya ketimpangan antara lingkungan Apartemen yang ditinggalinya dengan tempat yang sedang dilaluinya bersama Mikha sekarang. Kebanyakan bangunan yang ada disini bersifat semi permanen dan bahkan ada sebagian rumah yang hanya berdindingkan seng dan kardus bekas.Ditambah jumlah penduduk yang begitu padat membuat tempat ini sebenarnya sangat tidak layak untuk dihuni.Menurut keterangan Mikha, rata-rata mereka yang tinggal disana adalah pendatang yang datang dari luar daerah untuk mengadu nasib di ibu kota. Tapi, karena biya hidup yang begitu tinggi sehingga mereka hanya sanggup untuk menyewa rumah-rumah liar seperti itu.Belum lagi, resiko digusur oleh satpol PP yang bisa datang kapan saja.Awan dan Mikha melewati beberapa gang, sebelum menuju salah satu rumah yang sangat-sangat sederhana. Itu adalah rumah kontrakan Mikha, namun herannya rumah itu begitu sepi. Mikha me

  • GANTENG-GANTENG ANAK PEMBANTU   BAB 257

    Karena situasinya yang sudah tenang dan mencair diantara mereka, tapi karena pelukan Mikha yang sekarang sudah tenang dan tidak takut lagi seperti sebelumnya. Belum lagi, kenyataan jika kulit mereka bersentuhan secara langsung, justru membuat Awan yang tidak tenang jadinya. Bagaimanapun Ia masih muda, memeluk wanita cantik dalam keadaan terbuka membuat begitu hasratnya mudah tergoda."Hmnn.. itunya bangun lagi." Tunjuk Mikha malu begitu sadar bagian bawah tubuh Awan bergerak. Ia tidak menyangka jika benda yang semalam telah mengoyaknya itu akan kembali terbangun, sehingga wajah Mikha kembali tersipu."Hmn, dia terbangun karena dipeluk wanita cantik.""Apaan sih." Ucap Mikha tersipu sambil mencubit pelan pinggang Awan.Setelah Mikha tertidur pulas disampingnya, Awan bergegas mencari informasi tentang geng Kapak Merah melalu jaringannya di Klan Atmaja. Bukan hal yang sulit untuk mencari informasi tentang gengster manapun dalam Negeri, karena Ia sendiri sudah punya kendaraan besar Klan

DMCA.com Protection Status