Share

Part 51

Penulis: Manda Azzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-03 07:27:48

"No, Kahfi. Bukan itu maksudku." Aku membantah dengan cepat, sambil mengusap air mata. Tak ingin kami kembali salah paham, dan dia bertingkah dan membuatku seperti orang gila. 

Aku menatap wajah yang penuh dengan tanda tanya itu. Kenapa lagi-lagi masalah Erik dan keluarganya selalu saja mengusik dan membuat masalah di antara hubunganku dengan Kahfi. Bukankah sejak saat itu, aku sudah tak peduli lagi dengan urusan mereka? 

Perasaan iba terhadap Elena membuatku secara tidak sadar menceritakan hal itu. Sesuatu yang hampir sama dengan yang pernah kualami. Hanya saja aku punya banyak cara untuk menolak, bahkan dengan cara kasar sekali pun. 

Aku juga pernah terlibat perkelahian. Memukul laki-laki kurang ajar dengan vas bunga di sebuah vila, meski saat itu aku kalah, dan babak belur di buat bajingan itu.

Aku benar-benar mengadu pada Kahfi. Laki-laki berpostur tinggi tegap itu langsung datang begitu aku bercerita, dan memberi pelajara

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 52

    Aku menyempatkan diri untuk singgah ke kamarku. Menghirup udara ruangan, yang sudah beberapa bulan ini kutinggalkan. Aku mengusap halus permukaan ranjang. Begitu nyaman dan jika kau berada di permukaannya. Berbanding terbalik dengan keadaan kamar yang aku tempati sekarang ini bersama Kahfi.Apa aku benar-benar telah jatuh cinta pada pemilik kamar tersebut? Hingga tak lagi menghiraukan apa pun yang kami pergunakan. Bagiku, tempat itu berkali-kali lebih nyaman dari pada kamar ini.Aku mulai membaringkan diri dan memejamkan mata perlahan. Memikirkan apa yang telah Elena katakan tadi. Kahfi memang pantas untuk dicintai wanita mana pun.Sifat dewasa dan bertanggung jawabnya, membuat siapa saja pasti berusaha ingin berdiri di sisinya. Ditambah lagi dengan paras yang rupawan. Ah, kenapa aku baru menyadarinya sekarang. Bahkan Papa langsung menyetujui, tanpa menghiraukan status sosialnya. Itu berarti dia punya pesona tersendiri di mata sem

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-03
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 53

    Oh, man!Laki-laki ini mulai sering bertingkah yang menunjukkan, kalau dia sedang cemburu. Kenapa tak marahi aku saja? Malah mendiamkanku seperti ini. Kekanakan sekali."Hei!" Aku memukul lengannya. "Kenapa membelakangiku? Kau sedang merajuk?" Aku terkekeh. Dia bergeming, tak menjawab.Aku langsung merapatkan diri, dan memeluknya dari belakang. Lihat, siapa sekarang yang bersikap lebih dewasa."Aku mengaku salah, karena tak menyadari perasaanmu sejak dulu. Haruskah kau mengungkit-ngungkitnya lagi?" Aku mulai membujuknya.Dia mengangkat sedikit lengannya, agar tanganku lebih leluasa menggapai hingga menyentuh perutnya. Lalu ia kepit kembali dengan lengan itu."Aku sudah membayar semuanya. Sekarang aku juga merasakan sakitnya rasa cemburu. Kita impas, kan? Kau belum puas juga?" Aku masih berusaha merayunya. Hanya terdengar suara deheman tanpa kata.Oh, shit!"Ayolah! Berhenti bertingkah s

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • GAIRAH ISTRI LIAR    part 54

    "Aku mencintaimu," bisiknya, dengan napas yang kian menderu. "Aku begitu mencintaimu, hingga mendengarmu menyebut nama Erik saja sudah membuatku hampir gila. Kau tahu? Betapa menderitanya aku, tiap kali menahan perasaan itu?""Ya, aku tahu, Fi. Karena kini, aku pun juga merasakan hal yang sama. Apa sekarang kau berencana membalas dendam padaku?""Kenapa kau berpikir seperti itu? Kapan aku pernah dengan sengaja menyakitimu, hem?" Dia mulai menggigit kecil indera pendengaranku itu. Membuatku terlena hingga terpejam menikmati aksinya."No, Kahfi. Kurasa aku pun telah menggila karena terlalu cemburu. Begitu banyak wanita yang telah kau buat jatuh hati. Bagaimana caramu melakukannya, hem?" Aku balas menyindirnya. "Apa hanya dengan mengedipkan sebelah matamu? Semudah itu?"Terdengar suara tawa lirih dari mulutnya. Membuat telingaku berdenging, dan sekujur tubuhku merinding."Aku bahkan tak pernah menatap wajah mereka seperti aku menatap

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 55

    Aku duduk bersandar pada kursi kafe yang sudah dipesankan oleh Mama. Memenuhi janjiku untuk kembali bertemu dengannya, setelah insiden Elena tempo hari.Secangkir es americano sudah hampir tandas, hingga akhirnya wanita yang masih terlihat seksi itu, muncul begitu saja di hadapanku."Mama terlambat. Aku tak punya banyak waktu," sinisku, merasa kecewa."Come on, sweety. Mama punya sedikit masalah dengan Papanya Elena," ucapnya tanpa berbasa-basi.Oh, shit! Apa-apaan ini? Apa mereka main gila lagi?Setahuku mereka sudah lama berpisah. Bahkan sebelum Papa dan istrinya yang sekarang menikah. Entah terjadi masalah apa di antara mereka, aku tak pernah berniat mencari tahunya.Perpisahan memang terjadi pada mereka. Tapi, bukan berarti Mama berharap kembali pada Papa, atau berusaha untuk dekat denganku. Dia kembali mengencani pria lain, dan kemudian menetap di Bali untuk tinggal bersama.Oh, my God. Aku bah

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 56

    Wanita bergaya elegan itu, pasti merasa marah, karena nyatanya kehidupan kami, perlahan mulai membaik. Sejak aku menikah, aku hampir tak pernah mengulah lagi. Bahkan suara Papa tak pernah lagi terdengar keras saat berbicara, apalagi sampai memukulku.Entah aku, atau pun dia yang berubah, aku sama sekali tak peduli. Yang jelas pernikahanku dengan Kahfi, membawa hal positif bagi keluarga kami."Kenapa, Mom? Bukankah hal itu tidak penting buat Mama?" Giliranku yang mentertawakannya."Kau sudah kelewatan, Key. Seharusnya ini kesempatanmu untuk menyingkirkan keluarga parasit itu. Mereka hanya ingin mengeruk harta Papamu saja. Kau tidak menyadari itu?""Sudah kubilang aku tak peduli. Aku hanya mementingkan kebahagiaanku saja saat ini. Mama sudah selesai? Mama sudah membuang banyak waktuku!" Aku bangkit, dan mengambil tas genggamku di atas meja."Mama belum selesai, Key." Wanita yang mengenakan blazer navy itu terlihat semakin bera

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 57

    "No, Kahfi. I'm fine. Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu." Aku berusaha menghilangkan rasa cemas di wajahnya."Benarkah?" Matanya masih mencari-cari di setiap inci wajahku."Kau bisa lihat sendiri, kan?" Aku meyakinkan. Lalu membingkai wajahnya dengan kedua telapak tanganku."Lain kali kalau ingin bertemu, kau bisa mengajakku." Kami masih dalam posisi saling memandang. Dan itu cukup membuatku bergairah."Kupikir kau tak mau lagi bertemu dengan Mama.""Aku akan mengawasimu dari jauh. Kau keberatan?""Course not. Kurasa aku juga harus berpikir ulang untuk menemuinya." Aku mengusap pipinya dengan ibu jariku."Baguslah! Jangan lagi menemuinya tanpa seizinku, kau bisa?""Sure. Itu hal yang mudah." Aku menarik wajahnya, lalu melepaskannya setelah basah. Dia tersenyum puas."Baguslah," ucapnya kemudian. "Lalu bagaimana dengan perkembangan kasus Elena?"Oh, shit. Meski

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 58

    "Apa yang kau lakukan?" Aku langsung berang, karena nyatanya dia tak menepati janji."Sebentar saja. Aku ingin bicara padamu.""Tak ada lagi yang harus dibicarakan. Urusan kita sudah selesai."Dia tak lagi menjawab, malah semakin menyeretku ke sebuah ruangan. Apa ini? Gudang? Aku bahkan tak tahu ada ruangan seperti ini di hotel milik Papa. Apa tadi dia sengaja, menekan tombol ke lantai ini untuk menjebakku?Oh, shit! Seharusnya aku tahu dimana kantornya berada. Kenapa aku tidak menghindar sebelumnya, untuk menepati janjiku pada Kahfi."Kau mau apa lagi? Tidakkah kau merasa sedang menghianati Kahfi dari belakang?" rutukku, saat ia melepaskanku dari tangannya. "Dia bahkan sudah menganggapmu sebagai temannya. Tidakkah sedikit saja kau bisa menghargainya sebagai laki-laki yang sudah menikahiku?" Aku berteriak histeris.Dia terlihat gusar, sembari mengusap rambutnya yang di sisir rapi ke belakang."Maafkan aku, Key. Aku tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 59

    "Elena tidak bersalah, Erik. Dia diperkosa dan hampir gila. Kau ingin aku bernasib sama seperti itu? Kau ingin balas dendam padaku?" Aku masih berusaha untuk membebaskan diri.Dia melepaskan wajahnya dari tubuhku, lalu memandangku dengan tatapan tak menentu. Tangan besar itu masih setia menggenggamku dengan tekanan, tak memberiku ruang gerak lagi tuk melepaskan diri."Apa maksudmu?""Laki-laki yang menghamili Elena, aku tahu siapa dia. Kau bisa lepaskan aku sekarang?" Aku menarik tanganku sekuat tenaga."Siapa?" Kulihat dia menelan salivanya, masih dengan napas yang memburu."Lepaskan saja aku. Akan kukatakan semuanya padamu.""Pembohong!" Dia kembali menghentakkan tubuhku. "Kau hanya beralasan.""Kalau begitu bunuh saja aku, Erik. Aku lebih baik mati, daripada menerima perlakuan kejimu seperti ini. Itu yang kau inginkan, kan?""Keji? Kau dulu menikmatinya, Key. Kita begitu saling mencintai.""Sem

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06

Bab terbaru

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 88 (Ending)

    Tak jauh berbeda dengan Erik. Ia sudah mengakui perbuatannya dulu pada Papa. Mengakhiri hubungannya denganku begitu saja, hanya agar tak ada halangan yang membuat Papa membatalkan niat untuk menikahi Mamanya.Ia mengakui, saat itu hidup mereka benar-benar sedang terpuruk. Papanya mengusir mereka dari rumah dan tak mendapatkan apapun karena Tante Winda tetap bersikukuh meminta cerai.Ya, wanita mana yang sanggup hidup seperti itu. Selalu diperlakukan kasar dan juga di khianati. Dan keputusan Papa untuk menikahi dan kembali mengangkat derajat mereka, benar-benar perbuatan yang mulia. Sayangnya, aku baru menyadari hal itu sekarang.Erik mengakui semua penyesalannya. Bahwa ia telah mengorbankan rasa cintanya dan juga telah melukai perasaanku. Hubungan yang kami jalin sejak masa pubertas harus hancur karena takutnya ia akan kemiskinan. Dan itu sangat menyakitiku hatiku saat itu.Penyesalan? Ya. Dia begitu menyesal karena a

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 87

    Huek... huek...Aku mengeluarkan semua isi perutku. Kegiatan rutin yang selalu menyiksaku setiap pagi. Ouch... ini menyebalkan. Aku kembali ke kamar dan berbaring. Menghirup aroma minyak kayu putih yang tak bisa lepas dari genggamanku."Minumlah." Kahfi membawakan segelas air hangat seperti biasa. Aku bangkit dan meraih pemberiannya."Sampai kapan aku seperti ini, Fi?" rintihku, meneguk air yang dibawanya."Sabarlah. Paling lama hanya tiga bulan. Setelah itu kau akan baik-baik saja," ucapnya lembut sembari memijat keningku."Tiga bulan? Itu terlalu lama, Fi. Ini bahkan baru beberapa minggu saja," rengekku manja, menjatuhkan kepala di bahunya.Dia tertawa kecil."Memangnya apa yang ingin kau lakukan? Kau bisa minta padaku. Nanti aku yang bawakan." Ia merangkul dan mengusap bahuku."Aku ingin jalan-jalan keluar. Tapi setiap aku berdiri, rumah ini terasa seperti berputar. Apa semua

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 86

    "Apa yang kau lakukan dengan pakaian seperti ini?" geramnya, dengan setengah berbisik."Mengantarkanmu makan siang," sahutku, sembari menepis pegangannya."Pulanglah! Ada banyak pria di sini."" Memangnya kenapa, Fi?" Aku pura-pura tak mengerti."Kau tidak lihat cara mereka memandangmu?""Tentu saja. Aku memang cantik, bukan? Wajar kalau mereka tertarik melihatku.""Aku bilang pulang!" perintahnya lagi."Tidak mau!"Aku menjauh dan duduk di kursi bambu di antara kedua pria yang sedang menunggu giliran untuk dieksekusi."Punya rokok?" tanyaku dengan suara menggoda.Mereka tersenyum. Lalu keduanya bergerak cepat merogoh kantong masing-masing. Aku tersenyum lebar, saat kedua bungkus rokok berbeda merek itu kini berada di hadapanku. Tanganku mulai menyentuh benda itu, sampai sebuah tangan besar menyambar, dan mengambil keduanya."Kami akan tutup. Kalian pulanglah!" ucap Kahfi ket

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 85

    Aku berjalan gontai keluar dari Rumah Sakit. Pembicaraan dengan dokter Satya bagai suatu hal yang tak masuk di akal bagiku. Apa dia sudah tahu selama ini, jika Elena telah mengalami gangguan. Itukah yang ia dapat dari konsultasi mereka beberapa waktu yang lalu?Kupikir semua baik-baik saja, dan berjalan dengan lancar. Tanpa kutahu, Dokter muda itu telah menangkap gelagat aneh dari dirinya. Ditambah lagi dengan pengakuanku yang tak sengaja didengarnya waktu itu.Oh my God, ini benar-benar gila. Si jalang itu benar-benar gila telah berani merayu suami orang, dan tak ingin melepaskannya begitu saja.Bitchi!Aku terduduk lemas begitu sampai di balik kemudi mobil. Menyandarkan punggung demi merenggangkan urat syarafku yang dari tadi menegang. Teringat apa yang dikatakan Dokter Satya di ruangan tadi."Awalnya memang benar ini soal hutang piutang. Papaku menangguhkan pinjaman karena Elena memohon. Papa tak tega melihatnya,

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 84

    "Yes, Dokter?" jawabku tanpa berbasa-basi."Bisa kita bertemu?" pintanya dari kejauhan.Oh, shit. Kenapa dia harus memanggilku di saat yang tidak tepat. Membuatku merasa dilema, antara mengantarkan makan siang Kahfi atau mengurus Elena.Aku segera mengganti pakaian dan mengambil tasku. Aku harus tahu bagaimana nasib Elena selanjutnya. Jika Dokter itu tak bisa mengatasi bajingan itu, aku sendiri yang akan datang mengancamnya.Baru saja aku hendak keluar menuju teras depan, saat kulihat Kahfi sudah masuk dan kembali menutup pintu. Sudah hampir jam dua. Dan ini terlalu lambat untuk makan siang.Kedua mata kami saling bertemu. Membuatku rindu dan ingin sekali memeluknya. Lalu bagaimana jika tiba-tiba ia menolak dan mendorongku? Tidakkah hal itu sangat memalukan untuk wanita sepertiku?"Aku keluar sebentar," ucapku memberi tahu. "Hanya sebentar saja.""Bukankah sudah kubilang lakukan sesukamu?" s

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 83

    "No, Kahfi. Kau tidak bisa bicara seperti itu padaku. Kau sudah berjanji. Kau tidak boleh memperlakukan aku seperti ini."Dia langsung membuang pandangan. Membuat hatiku terasa begitu perih. Tidak. Ini tidak nyata. Kahfi pasti sedang bercanda."Pulanglah! Aku tak ingin kita saling menyakiti lagi," ucapnya tanpa berbalik."Aku tidak mau. Itu rumahku. Kau tidak punya hak mengusirku," ucapku dengan bibir bergetar.Dia kemudian berbalik dan memandangku. Menatapku dengan tatapan kosong."Jangan lagi bohongi dirimu sendiri, Key. Sandiwara ini tak akan pernah berhasil. Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Pulanglah, aku melepasmu.""Tutup mulutmu, sialan! Aku tak mau mendengar kata-kata itu lagi. Kau jahat. Aku membencimu. Kalau kau tak ingin bersamaku lagi, kau saja yang pergi. Aku akan tetap tinggal di rumah itu." Dadaku kembang kempis menahan sesak."Hentikan omong kosongmu, Key. Untuk apa kau

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 82

    Aku mengangkat pelan tangan ke udara. Bergerak perlahan mendekati kembali untuk mengusap wajahnya."Maaf," ucapku setengah berbisik. Ia mundur selangkah, sebelum tangan ini berhasil menyentuhnya.Aku tertunduk dengan tangis yang tak dapat lagi kutahan. Menjatuhkan kembali tanganku dan mengepalnya dengan kuat. Apa yang telah kulakukan? Bukan hanya hatinya yang kini telah kulukai. Ia berlalu pergi. Meninggalkanku yang kini terduduk lemas menangisi diri..Malam telah larut. Namun mata masih belum dapat terpejam. Aku berbaring di atas karpet, menanti suamiku yang belum juga pulang. Berharap ia mulai tenang, dan melupakan semua kejadian ini. Bahkan aku berharap ini semua bagian dari sebuah mimpi.Kulirik jam analog di dinding kamar. Sudah hampir tengah malam. Apa yang ia lakukan di luaran sana. Mungkin dia sedang berada di kiosnya. Ini sudah terlalu malam. Aku harus menyusul dan mengajaknya pulang.Baru sa

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 81

    Aku bergegas menghubunginya kembali. Dan sekarang ponselnya benar-benar tidak aktif sama sekali. Ada apa lagi dengannya? Aku bergegas masuk dan menemui Papa di ruang kerjanya. Ia harus menjelaskan semuanya padaku saat ini juga."Apa yang Papa bicarakan dengan Kahfi?" Aku langsung bertanya begitu melihat Papa bersandar di kursi kerjanya. Tempat dimana aku dan dia baru saja berdamai pagi tadi.Kulirik kunci mobil Kahfi terletak begitu saja di atas meja. Apa ini? Perasaanku benar-benar terasa kacau."Papa hanya menuruti apa yang membuatmu bahagia, Key. Tak akan pernah lagi membuatmu kehilangan orang yang kau cintai.""What?""Ada apa? Apa Papa telah membuat kesalahan lagi?"Oh my God!Tentu saja Papa telah membuat kesalahan besar. Ia sangat berterima kasih pada Kahfi karena telah rela mengorbankan kebebasannya untuk menikahiku.Papa juga menceritakan apa yang diucapkan Erik saat mabuk, dan semua perca

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 80

    Mereka berdua sesenggukan menahan tangis. Kulihat Tante Winda tertunduk dengan isakan yang juga tertahan. Tak perlu lagi aku bertanya, apakah sikapnya tulus atau tidak. Aku tak butuh jawaban. Aku tak harus tahu. Dan aku sama sekali tak peduli."Jangan ikut campur urusan keluargaku, Key!" Erik kembali berbalik dan menantangku."Mereka juga bagian dari keluargaku," balasku, ikut menantang ucapannya. Dia berdecih."Drama apalagi kali ini? Bukankah seharusnya kau senang? Akhirnya kau bisa bebas dari benalu seperti kami.""Seharusnya memang seperti itu. Tapi sudah terlambat. Kalau ingin menyingkir kenapa tak dari dulu saja? Begitu ada masalah, kau langsung melarikan diri. Kau sama sekali tak pernah berubah. Pengecut. Dasar lemah!" sinisku.Matanya menyipit memandangku. Mungkin merasa terhina karena aku benar-benar telah merendahkannya. Ya, sama seperti waktu itu. Mundur teratur dan melarikan diri dari hubungan kami.

DMCA.com Protection Status