Angga mengerutkan dahinya. Kenapa Amanda bisa tidak peka terhadap kemarah Carlos yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Kalau Amanda tidak segera membujuknya mungkin semua karyawan yang berhubungan dengan Carlos akan mendapatkan kesialan."Amanda, coba kamu pikirkan apa yang barusan kamu lakukan tadi? Kamu menolak di rangkul oleh bos di ruanganmu. Jadi bos marah," jawab Angga."Kenapa seperti itu saja harus marah. Aku hanya menjaga saja agar tidak ada gosip dari orang lain di kantor ini terhadapku," balas Amanda.Angga menghela nafas kasar, dia akan kualahan meladeni bosnya yang sedang merajuk atau suasana hatinya tidak enak hari ini. "Amanda, kalau bos marah tolong kamu bantu kami untuk berbicara ya. karena hanya kamu yang bisa mengatasinya," balas Angga."Aku tidak bisa berjanji, kamu lebih baik pergi saja ke ruannganmu dulu. Jangan ganggu aku kerja," ucap Amanda. Angga sudah kembali ke ruangan kerjanya. Amanda juag sudah mulai mengerjakan tugas-tugasnya. Hari ini Amanda banyak sek
Carlos sangat tidak suka melihat siapa yang datang. Dia adalah Diksa mantan kekasih Amanda yang sudah menjebak dan menyakiti Amanda karena mempunyai selingkuhan. Dia juga membuat Carlos membencinya karena meremehkan dia saat itu. "Amanda lebih biak kita pergi saja memilih tempat makan yang lain," ucap Carlos yang wajahnya menunjukkan ketidaksukaannya. "Apa itu Carlos yang katanya pemilik perusahaan terbesar di kota ini? Apa kamu sudah menurunkan standar tempat makanmu. Atau kamu sudah bangkrut karena hanya bisa mengajak Amanda makan di pinggir jalan seperti ini?" ledek Diksa. Amanda meminta Carlos untuk tidak terpengaruh dengan ocehan Diksa yang tidak berguna. Sebenarnya mungkin dia sedang stres karena hotelnya sedang sepi pengunjung akhir-akhir ini. Atau mungkin hutangnya makin banyak karena uangnya ia pakai foya-foya memanjakan kekasihnya yang bergaya bak selebriti itu padahal ekonominya sulit. "Aku rasa kamu benar Amanda. Mantan kekasihmu itu belum bisa move on darimu dan juga
Herlina mendekati Diksa lalu merangkulnya. Dia ingin terlihat pasangan yang mesra di hadapan Amanda."Diksa, aku mencarimu kemana-kemana ternyata di sini!" seru Herlina."Iya aku bertemu Amanda dan menyapanya," ucap Diksa pelan.Herlina pura-pura keget bertemu Amanda. Dia memang jago berakting padahal di dalam hatinya ingin menyingkirkan Amanda."Amanda, senang bertemu denganmu," sapa Herlina."Tapi aku tidak senang bertemu denganmu," balas Amanda.Herlina memulai aktingnya kembali. Dia memasang wajah sedih di depan Amanda dan Carlos. Bahkan air matanya terurai ke pipinya padahal Amanda tidak mencelakainya."Amanda aku memang pernah bersalah padamu. Tapi kenapa kamu tidak mau memaafkan aku?" tanya Herlina sambil mengusap air matanya."Aku sudah memaafkanmu. Tapi biarlah kehidupan kita jalani masing-masing," ucap Amanda.Amanda duduk kembali ke tempatnya semula dan mulai makan apa yang ia pesan tadi. Carlos mengikuti duduk di sebelahnya dan makan bersama.Herlina yang merasa diabaikan
Herlina dan Diksa saling tatap mendengar Carlos meminta memutar cctv. Dia sedikit takut pasti dari cctv akan ketahuan kalau dia berbohong."Bagaimana Diksa?" tanya Amanda."Tenang, aku akan menyuap petugas itu," jawab Diksa sembari mengamati keadaan.Carlos menyeringai tipis dia melihat gelagat Diksa yang mencurigakan dan mendekatinya. Dia sengaja berdiri didekatnya agar dia tidak bisa bergerak sedikitpun melakukan kecurangan."Aku tidak menyangka ada seseorang yang mencoba menghilangkan barang bukti," celetuk Carlos."Maksudmu apa?" bentak Herlina."Aku hanya berkata asal tapi kamu marah. Apa benar kalau kalian mau merusak cctv agar semua orang percaya kata-kata kalian," jawab Carlos sembari tersenyum licik."Tidak," balas Herlina singkat.Carlos menyeringai tipis dia sengaja berada di dekat mereka berdua agar tidak bisa melakukan sesuatu yang buruk. Tak lama petugas pengelola tempat makan datang dia berkata tidak bisa menunjukkan cctv ke sembarang orang karena perintah atasan. Jadi
"Justru aku pulang karena rindu sama mama," balas Carlos sambil menyeringai tipis. Nyonya Wiliam kaget Carlos mengatakan kalau rindu padanya. Nyonya Wiliam mempunyai kesempatan untuk meminta Carlos meninggalkan Amanda jika dia berada di rumah. "Aku tidak percaya dengan apa yang kamu ucapkan kecuali kamu melepaskan wanita miskin itu!" seru Nyonya Wiliam. "Hehe, melepaskan Amanda?" tanya Carlos. Nyonya Wiliam merasa di remehkan oleh Carlos. Dia tertawa saat Mamanya memintanya meninggalkan Amanda. Sepertinya dia pulang bukan karena merindukannya tapi karena ada maksud yang lain. "Kamu mempermainkanku, ya. Kenapa tertawa padahal tidak ada yang lucu," jawab Nyonya Wiliam. "Tentu saja itu adalah permintaan yang lucu. Mama aku tidak akan meninggalkan Amanda sedetikpun," balas Carlos. Nyonya Wiliam melengos dan kesal dengan jawaban Carlos lebih baik dia tidak pernah pulang ke rumah kalau hanya membuatnya hatinya tidak senang. Satu-satunya menantu yang bisa masuk ke dalam keluarga Wilia
Nyonya Wiliam sedikit ketakutan. Tapi Carlos tipe anak yang tidak pernah main-main dengan omongannya. Dia akan melakukan apapun sesuai dengan perkataannya."Carlos, apa kamu tega memenjarakan orang yang telah melahirkanmu?" tanya Nyonya Wiliam."Heh, walau itu Mama kalau menyentuh orangku akan aku penjarakan. Mama telah menyentuh batas kesabaranku," balas Carlos.Mendadak hati Nyonya Wiliam menjadi sakit. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Kekuatannya juga tidak kuat. Walau dia seorang nyonya besar tapi tidak memiliki kuasa apa-apa."Carlos demi wanita itu kamu tega memusuhi Mamamu sendiri," ucap Nyonya Wiliam."Itu salah Mama sendiri. Telah membuat aku tidak senang. Kamu memang orang yang melahirkan aku tapi tidak merawatku dan sibuk dengan arisan dan kumpul-kumpul bersama teman-temanmu," balas Carlos.Carlos menyeringai tipis bisa membuat orang tuanya ketakutan seperti itu. Memang ia sengaja memberi ancaman agar tidak lagi melakukan hal kotor untuk mencelakai orang dan membuat r
Nyonya Wiliam semakin ingin menunjukkan kepada suami dan anaknya kalau tidak ada Amanda perusahaannya akan tetap berjalan."Aku tidak akan memecatnya," ucap Carlos."Kalau tidak di coba mana kamu akan tahu. Perusahaan kita itu besar kehilangan satu orang saja tidak akan bisa memberikan perubahan yang begitu drastis. Operasional tetap akan berjalan," balas Nyonya Wiliam.Memang benar apa yang dikatakan oleh Nyonya Wiliam. Tapi tidak semua orang bisa bekerja dengan baik. Kadang orang yang bisa dipercaya sekalipun akan menikung dari belakang dan mengkianati dari belakang."Ma, kamu memang benar semuanya akan tetap berjalan walau Amanda tidak ada. Tapi klien kita yang biasa pesan desain baju di Amanda akan ikut kemanapun dia pergi. Jadi kita akan kehilangan beberapa klien," ucap Carlos."Hanya beberapa saja. Suruh tim marketing mencari pelanggan baru," balas Nyonya Wliiam.Plak! Tuan Wiliam menampar Istrinya karena kesal. Dia hanya bisa berbicara dan tidak tahu bagaimana keadaan di lapang
Carlos mengangguk pelan. Tanda ia membenarkan pertanyaan dari Tuan Wiliam. Amanda tidak pernah aji mumpung meminta banyak hal darinya."Ayah aku tidak berbohong pada Ayah. Amanda itu wanita spesial," jawab Carlos."Ayah percaya padamu. Kalau suatu hari terbukti dia membuatmu bangkrut maka kamu harus meninggalkan dia," balas Tuan Wiliam.Carlos mengangguk lagi. Berbicara dengan Ayahnya membuatnya lega. Tidak seperti berbicara dengan mamanya tadi membuatnya emosi dan memilih membenci mamanya."Aku harus pulang Ayah, sampai jumpa esok pagi," ucap Carlos."Ini adalah rumahmu dan kamu belum menikah. Mau pulang kemana?" tanya Tuan Wiliam."Pulang ke rumahku sendiri," balas Carlos seraya masuk mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan cepat.Carlos sudah sampai rumah Amanda. Dia menyelinap masuk dan memeluk Amanda yang sedang berbaring di kasur. Dia merasa nyaman saat ini dan tak mau melepaskan Amanda."Carlos, kamu kah itu? Aku pikir kamu akan menginap di rumah orang tuamu!" seru Amanda."
"Mama sudah perjalanan ke rumahmu untuk menginap, pulanglah tepat waktu kita makan malam bersama," jawab Nyonya William. Carlos mengiyakan apa yang mamanya katakan. Selesai rapat nanti dia mungkin akan segera pulang untuk berkumpul bersama keluarganya. jarang sekali berkumpul makan malam bersama keluarga semenjak pisah rumah. Dia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. "Bos, rapat akan dimulai lima menit lagi," ucap Angga. "Apa semuanya sudah siap, kalau sudah ayo ke ruang rapat dan segera mulai rapatnya," balas Carlos. "Baik," jawab Laila dan Angga bersamaan. Mereka sudah berada di ruang rapat lalu rapatpun dimulai lebih dari satu jam rapat berjalan. Carlos tampak puas dengan hasil laporan keuangan yang ada saat ini. Perusahaannya semakin maju semenjak dia menikah mungkin ini adalah rejeki setelah berkeluarga. "Rapat selesai, aku akan memberikan bonus untuk kalian bulan ini," ucap Carlos. "Terima kasih bos," jawab mereka serempak. Usai rapat Carlos segera menuju rumahnya untu
Amanda mengangguk lalu tersenyum kepada kedua orang tua Carlos. Dia sudah lama tidak serumah dengan orang tua yang lengkap, mungkin dengan adanya mereka dia bisa merasakan kasih sayang yang sempurna dari orang tuanya. "Aku setuju ayah dan mama tinggal di sini beberapa hari," ucap Amanda. "Kalau begitu kami akan datang lagi nanti sore, kami akan mengambil beberapa pakaian dan kebutuhan mandi kami, sekalian pamit dengan adik iparmu kalau akan menginap di sini," balas Tuan William. "Ayo kami antar dulu ke mobil," ajak Carlos. Mereka mengantar kedua orang tua itu ke mobil sebelum pergi meninggalkan rumah Carlos dan Amanda. Pasutri itu kembali ke dalam rumah, usai makan siang Carlos menyodorkan vitamin ibu hamil untuk Amanda. "Minumlah, ini demi kamu dan bayimu agar tetap sehat," pinta Carlos. "Terima kasih, kamu sudah mengingatkanku," balas Amanda. Carlos semakin protektif kepada Amanda saat Dokter mengatakan tekanan darahnya rendah. Dia sangat khawatir kalau akan mempengaruhi jani
Amanda menyunggingkan senyuman kepada mertuanya yang baru sampai. Dia menyambutnya dengan hangat karena akan mengantar pergi kontrol kandungan. Mereka sangat antusias mungkin karena ini adalah cucu pertama mereka yang akan dijaga dengan penuh perhatian. "Aku sampai lupa kalau hari ini harus kontrol kandungan," keluh Carlos. "Ma, pa, silahkan duduk dulu, saya konfirmasi ke Dokter dulu jam berapa jadwal hari ini," balas Amanda. "Baiklah, Carlos kamu bisa bekerja dulu, biarkan Amanda bersama kami," pinta Nyonya William."Istriku akan kontrol kandungan untuk apa aku bekerja hari ini," ucap Carlos. Seperti biasa mereka akan berdebat tak mau kalah, Siapa yang mengandung siapa pula yang heboh mau ikut periksa memilih barang ini dan itu untuk calon buah hati. Amanda selesai menelpon adminitrasi rumah sakit, dia mendapatkan kabar kalau Dokter akan praktek jam dua siang nanti. "Baiklah kalau begitu aku akan bekerja dulu, nanti jam dua belas akan pulang," ucap Carlos. "Ayah dan mama juga a
Amanda pernah mengingat bahwa suaminya itu pernah mengatakan kalau dia memilih Amanda karena ada hal yang berbeda dari dirinya. Amanda sangat percaya diri pada kemampuannya sendiri untuk mencari uang dan tidak mau mengandalakan lelaki. "Apa itu sebuah kelebihan. Itu bukan kelebihan tapi keterpaksaan karena tidak ada orang yang menopangku," jawab Amanda."Tapi bahkan saat kamu sudah mempunyai suami kaya sepertiku kamu masih saja mencari orang dari membuat konten," ucap carlos. "Itu karena aku sudah terbiasa, aku tidak mau bergantung lebih padamu untuk mengantisipasi kalau kamu akan tergoda dengan wanita lain dan melupakanku," balas Amanda. Carlos jadi terkekeh sendiri karena mendengar istrinya yang masih saja tidak mempercayainya soal pernikahan mungkin karena memang pernikahannya baru seumur jagung jadi Amanda masih waspada jika terjadi hal yang buruk dikemudian hari. Itu hal yang bagus karena dia pandai melihat peluang bisnis. "Aku sangat senang mempunyai istri yang pintar sepert
Carlos agak kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Amanda, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Bukankah barusan Dokter sudah memperbolehkannya untuk melakukan hubungan suami istri kenapa harus menunggu lagi. Lima bulah itu waktu yang lama tidak menyentuh istrinya. "Aku tidak sanggup lagi Amanda, sebentar saja ya," ucap Carlos. "Lakukan pelan saja ya," balas Amanda.Mereka akhirnya melepas puasa selama lima bulah, bagaikan menahan kerinduan akhirnya Carlos melepas semua kerinduan yang ada di dalam hatinya untuk Amanda."Terima kasih ya, Amanda," ucapnya sembari memeluk Amanda erat setelah melakukan itu. "Aku mau tidur dulu ya, aku lelah," balas Amanda. "Baiklah, aku akan ke perusahaan karena ada rapat penting," ucap Carlos lalu mengecup kening Amanda. Carlos usai mandi langsung bergegas ke perusahaan, melihat Amanda yang masih terlelap tidur dia tidak membangunkannya. Dia hanya berpesan pada pelayan kalau saat Amanda bangun harus menyediakan makanan sehat untuknya. ***"Bos, par
Amanda mengernyitkan dahinya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Carlos barusan. Dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba pandangannya menjadi sayu seperti itu. "Melakukan ritual malam pengantinkah maksudmu, aku tidak berani untuk saat ini," jawab Amanda seraya menyilangkan kedua tangannya. "Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku ingin melakukan itu," ucap Carlos. "Bersabarlah, aku tidak ingin menyakiti calon buah hatiku saat ini," balas Amanda seraya mengelus perut yang ada janinnya. Carlos terlihat sayu dan lesu dia langsung memeluk Amanda karena sudah merindukan dapat menyalurkan hasrat seperti biasanya. Tapi tidak untuk saat ini dia harus menahannya karena ada sang buah hati di dalam perut Amanda. "Aku harus mampu bersabar, aku sendiri yang menanam benih di perutmu jadi aku harus sabar menerima kenyataan ini," ucap Carlos. "Aku tahu perasaanmu, ayo kita tidur besok kamu harus bekerja," ajak Amanda. Carlos menahan rindu, baginya tidak menjamah tubuh Amanda membuatnya ada yang
Amanda merasakan ada yang menendang di perutnya dia hanya kaget saja tadi. Tapi saat Carlos mendekat tidak ada lagi tendangan dari perutnya. Maklum baru pertama kali Amanda hamil jadi ya wajar saja dia kaget seperti itu. "Aku hanya kaget saja ada yang bergerak di dalam perutku," ucap Amanda. "Benaran tidak apa-apa. Kita ke Dokter sekarang periksa," ajak Carlos. "Tidak perlu, dua hari lagi kita 'kan akan ke Dokter jadi besok saja," balas Amanda, Carlos memeluk Amanda, jantungnya masih berdebar hebat karena dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Amanda. Dia akan sangat menyesal kalau terjadi sesuatu pada sang istri dan dia tidak bisa menyelamatkan hidup sang istri. "Jangan cemas berlebihan Carlos, aku tidak apa-apa," ucap Amanda. "Aku tetap saja khawatir, kamu adalah bintang di hatiku kalau aku kehilanganmu aku tidak tahu harus seperti apa menjalani hidup," balas Carlos. Amanda tersenyum karena baru kali ini ada orang yang sangat mengkhawatirkannya sampai seperti ini. Dia sangat ba
Amanda mencoba mengingat kapan dia harus pergi ke Dokter, dia hampir saja melupakan hal yang harus rutin ia lakukan kalau mertuanya tidak mengingatkan."Tanggal dua puluh setiap bulannya," jawab Amanda. "Berarti dua hari lagi, mama ikut ya saat kalian periksa ke Dokter kandungan," ucap Nyonya William."Tentu saja, kami akan mengabari saat kami akan berangkat ke Dokter kandungan," balas Carlos. Selesai berbincang sedikit, Amanda pamit pulang bersama mereka diantar sampai mobil dan dibekali dengan makanan yang bernutrisi bagi ibu hamil. "Banyak sekali yang mama bawakan, perasaan saat aku memilih tinggal di rumah sendiri saat berkunjung ke sini tidak pernah dispesialkan seperti ini," keluh Carlos melihat dua kantong paper bag yang dibawakan oleh mamanya penuh dengan makanan. "Memangnya pernah kamu makan kalau mama bawakan makanan untukmu?" tanya Nyonya William. "Hehe ... tidak sih," balas Carlos sambil menggaruk kepalanya. "Jangan protes makanya, menantuku butuh banyak nutrisi taku
Amanda dan nyonya William sedang asyik mengobrol masalah kandungan. Bagaimana mengatasi mual dan muntah saat hamil juga nenjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat sedang hamil."Kamu sudah mengerti 'kan Amanda apa maksud mama?" tanya Nyonya William."Saya sudah mengerti, terima kasih sudah perhatian padaku," jawab Amanda sambil mengangguk."Aku akan memasak sendiri khusus untukmu, makan sianglah di sini sebelum pulang atau kamu bisa menginap di sini," pinta Nyonya William."Besok kerja, jadi kita harus pulang habis makan siang kita langsung pulang ma," jawab Carlos.Nyonya William mengangguk dia bergegas pergi ke dapur. Amanda ikut dengannya sambil membantu memotong sayuran yang akan dimasak."Jangan capek-capek Amanda. Kamu sedang hamil duduklah," ucap Nyonya William."Aku ingin membantu mama," balas Amanda."Ada banyak pelayan di sini. Kalau kamu capek Carlos akan marah padaku," ucap Nyonya William.Akhirnya Amanda hanya duduk di meja makan memandangi mertua masak dan sedikit mengo