Beranda / Romansa / GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA / BAB. 77 Pengakuan Tuan Abian

Share

BAB. 77 Pengakuan Tuan Abian

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-11 20:36:01

Karena dilanda rasa panik, salah satu anak buah Tuan Jhon segera berlari untuk mencari dokter dan para suster.

"Sus, tolong ke ruangan Tuan Jhon. Beliau tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri." seru Asisten Toni panik.

Para suster dan dokter pun segera berlari menuju ruang perawatan Tuan Jhon.

Dokter pun segera melakukan pemeriksaaan.

"Dokter, bagaimana keadaan Tuan Jhon?" tanya Asisten Toni khawatir.

"Memangnya tadi Tuan Jhon sedang apa? Kok bisa langsung pingsan?"

Asisten Toni pun menceritakan jika Tuan Jhon mendengar suatu berita tentang perusahaannya.

"Lalu tiba-tiba, beliau pingsan," jawabnya, kepada dokter itu.

"Tidak ada masalah serius kok, Tuan Jhon hanyalah merasa mengantuk berat karena tadi saya menyuntikkan obat tidur kepadanya. Karena tekanan darahnya agak tinggi. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." jelas sang dokter, lalu berlalu dari ruangan itu.

Asisten Toni dan yang lainnya sedikit lega mendengarnya. Mereka pikir tadi ada sesuatu hal buruk yang terjadi kepada Tuann
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 78 Lastri Pingsan

    "Seandainya dulu, aku tidak terjerumus dalam lembah hitam itu! Aku pasti bisa punya keturunan. Walaupun hanya satu orang!" Tuan Jhon semakin sedih meratapi masalah yang bertubi-tubi, menimpanya.Seorang anak buahnya membisikkan sesuatu di telinga Asisten Toni. Lalu menyerahkan sebuah amplop berwarna merah muda di tangan Toni dan hal itu diketahui oleh Tuan Jhon."Amplop itu apa, Toni?" tanyanya."Maaf Tuan, amplop ini dari Nona Lastri untuk Anda," jawabnya lalu menyerahkan amplop itu di tangan Tuan Jhon."Dari mana Lastri mendapatkan amplop ini?" Tuan Jhon pun menerima amplop itu dan merasai wanginya yang semerbak melalui indera penciumannya."Ini kan wangi parfum Lastri," gumamnya."Amplop ini ditemukan dalam ruang kerja Anda, Tuan." jawab Asisten Toni, lalu menyuruh beberapa anak buahnya untuk segera keluar dari ruangan itu. Yang tersisa kini tinggal dia dan Tuan Jhon yang masih berada di dalam ruangan itu.Tuan Jhon pun mulai membuka surat dari Lastri dan membacanya,“Papa, apa k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 79 Noah Mual Muntah

    "Lastri dalam keadaan stabil kok saat ini. Ibu tidak perlu khawatir," ujar dokter Darwin. Lalu dia pun diantar oleh Noah untuk keluar dari kamar Lastri."Bro, kita ngobrol-ngobrol sebentar, boleh tidak?" tawar Noah kepada sahabatnya.Darwin melirik arlojinya, ternyata ada waktu satu jam lagi untuk dirinya kembali memulai pekerjaannya, di rumah sakit."Boleh, Bro." jawabnya.Noah lalu memerintahkan asisten rumah tangga yang dia bawa dari Jakarta untuk menyiapkan makan siang mereka."Kamu, apa kabar? Makin jaya saja kamu, aku lihat!" tanya Noah kepada Darwin."Aku masih biasa aja, Bro masih mengadu nasib di negeri orang demi sesuap nasi." lirihnya."Semangat ya buat kamu!" seru Noah."Oh ya, Lastri kok bisa jadi adikmu? Bukannya setahuku, kamu anak tunggal kan?"“Lastri adalah adik tiri ku, tapi lain Ibu. Akan tetapi satu ayah. Tadi wanita tua yang ada di dalam, adalah ibu kandungnya." jelas, Noah."Maaf nih, jika aku bertanya, suami Lastri kok nggak mendampinginya?" tanyanya."Oh, Las

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 80 Kehamilan Kembar

    Sementara di Indonesia, Pagi ini Dahlia sedang sarapan dengan lahapnya. Dia sangat menikmati hasil masakan Dita, untuknya. Entah kenapa setelah dirawat di rumah sakit, keadaannya lumayan membaik. Dahlia tidak pernah merasakan mual dan muntah lagi dan dia sangat bersyukur untuk itu."Non, jangan lupa vitamin dari dokter untuk diminum." Dita mengingatkan Dahlia."Ok, Mbak." jawabnya, sambil menghabiskan segelas susu ibu hamil yang juga dibuat oleh Dita, untuknya."Non, apa hari ini Nona ke kampus?""Ke kampus, Mbak. Tapi siangan, kok.""Nanti, Non bareng siapa ke kampusnya?" tanya Dita, khawatir."Aku dijemput sama Pak Andi, Mbak." jawabnya."Oh syukurlah. Oh ya Non, pagi ini aku ada urusan sebentar, jadi toko pagi ini dijaga sama Silvi, ya." tuturnya."Mbak Dita mau ke mana pagi-pagi begini?" tanya Dahlia."Eh, itu. Aku mau ketemu teman lamaku." jawabnya, gugup.Karena sebenarnya, Dita pergi ke rumah tahanan untuk bertemu Tuan Abian. Tadi malam Asisten Taufik menelponnya dan menyampa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 81 Bertemu Dengan Dokter Darwin

    Waktu berkunjung pun telah berakhir. Setelah berpamitan dengan Tuan Abian, Dita pun kembali mengendarai motor maticnya menuju ke Toserba.Hari itu, Toserba dipadati beberapa pelamar kerja. Dahlia telah membuka lowongan kerja dan menerima sekitar lima orang karyawan yang akan membantu di tokonya itu.Semua pelamar kerja itu. Sedang diseleksi oleh Silvi dan setelah itu giliran Dita yang akan mewawancarai mereka.Gadis itu langsung masuk ke dalam kantor setelah menyapa Silvi dan para pelamar kerja itu.Dia mendudukkan badannya di kursi kerjanya. Lalu mengecek keberadaan Dahlia melalui alat pelacak dari ponsel pintarnya. Setelah mengetahui jika sang nona muda sudah berada di kampusnya, perasaannya sangat lega.Setelah Silvi menyeleksi perlengkapan administrasi para pelamar itu, sekarang giliran Dita untuk mewawancarai mereka.Ada sekitar dua belas orang yang diwawancarai olehnya untuk menempati lima orang karyawan di toko tersebut. Hampir dua jam lamanya Dita melakukan wawancara itu. Akhi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 82 Menerima Tawaran Noah

    Lagi-lagi Nyonya Meli eli kagum dengan kegigihan dokter Darwin untuk meraih kesuksesan."Jadi orang tuamu tinggal di Indonesia?""Iya Tante. Tepatnya di Surabaya. Ayah saya sudah lama meninggal. Tinggal ada ibu dan kedua adik saya yang masih sekolah.""Wah, Tante ikut prihatin ya, Nak Darwin.""Terima kasih, Tante." nawabnya.Tak terasa mobil dokter Darwin akhirnya sampai juga di kediaman keluarga Mahesa. Seperti biasa, dia membukakan pintu kepada Lastri."Terima kasih, dok." ucap Lastri.Lalu ketiganya pun masuk ke dalam rumah. Noah sedang asyik sendiri bermain game online di ruang keluarga. "Noah, kamu sudah sembuh?" tanya Tante Meli, kaget."Sudah, Tan." jawabnya."Hei, Bro! Lo main ke sini juga?" tanya Noah."Iya, aku ke sini karena Tante Meli bilang jika Kamu sedang kurang enak badan. Jadi aku sekalian mau periksa, kamu. Tapi sih, kalau aku lihat-lihat kamu sama sekali nggak sakit.""Itu dia masalahnya, Bro. Aku hanya sakit itu pada pagi hari. Tapi menjelang siang begini, aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 83 Mendapatkan Restu

    Bagai mendapatkan angin surga, hati dokter Darwin menjadi lega. Mendengar jika Tante Meli merestui niat baiknya kepada Lastri."Te ... terima kasih Tante," ucapnya gugup."Sama-sama, Nak Darwin." jawab Tante Meli."Oh ya. Kamu kapan mulai PDKT dengan Lastri?" tanyanya, lagi."Secepatnya, Tante. Akan tetapi aku mau pendekatan kami berjalan secara natural. Apalagi Lastri adalah korban kekerasan seksual. Pasti dia ada sedikit rasa trauma jika berdekatan dengan lawan jenis." jelas sang dokter."Tapi, Darwin. Aku maunya, kamu sama Lastri telah menikah sebelum anak itu lahir ke dunia. Aku nggak mau keponakan ku lahir tanpa kehadiran seorang ayah," ujar Noah penuh harap."Tante juga setuju dengan Noah," seru Tante Meli lagi.Bersamaan dengan itu, pintu ruang kerja diketuk dari luar dan terdengar suara Lastri."Kak Noah, Mama. Kalian ngapain di dalam?" tanyanya, dari balik pintu.Noah segera membuka pintu. "Masuklah, Lastri." ujarnya.Lastri pun masuk ke dalam dan mendapati jika di situ ju

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 84 Pak Dosen Yang Baik Hati

    Disaat mata dokter Darwin mulai mengantuk, tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata ada pesan dari Lastri.Lastri : "Halo dok, Anda sudah tidur?"Dokter Darwin : "Hai juga, Lastri. Aku belum tidur kok tapi hendak tidur."Lastri : "Maaf dok, aku baru menjawab pesanmu beberapa hari yang lalu.Dokter Darwin : "Tidak masalah Lastri. Aku sangat bahagia. Kamu akhirnya mau menjawab pesanku. Besok kamu ada waktu luang?"Lastri: "Ada kok, memangnya kenapa?"Dokter Darwin : "Aku ingin mengajakmu jalan-jalan di sekitaran Kota Brussels."Lalu keduanya pun mengakhiri percakapan itu. Keduanya merasa senang. Terutama dokter Darwin. Ternyata kesabarannya tidak sia-sia, Lastri akhirnya mau merespon pendekatannya. Demikian halnya Lastri, untuk pertama kalinya dia merasakan kehangatan dari seorang pria.Sementara di Jakarta, Pagi ini, Dahlia kembali masuk kuliah dan seperti biasa dia diantar jemput oleh Pak Andi.Sebenarnya, Tuan Abian sudah menyediakan satu mobil sport kepada sang menantu untuk mengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 85 Jalan-jalan Di Taman

    Kembali Ke Kota Brussels,Wajah dokter Darwin terlihat berbinar. Saat ini, dia sedang dalam perjalanan menuju ke kediaman Mahesa. Dirinya ingin menjemput Lastri. Rencananya mereka akan makan siang di luar, sesuai kesepakatan keduanya bersama tadi malam.Mobil dokter Darwin tiba di depan rumah, Lastri terlihat sudah menunggu kedatangannya. Dia bersama ibunya sedang duduk di teras."Selamat Siang Tante, Lastri." sapa dokter Darwin, kepada keduanya."Siang, Nak Darwin.”Siang, Pak dokter." jawab keduanya, berbarengan."Bagaimana Lastri, apakah kamu sudah siap? Kita harus cepat, nanti kamu telat makan siangnya," serunya, khawatir.Lastri yang diperhatikan oleh dokter Darwin seperti itu, merasa tersanjung. Dia sedikit menunduk saat ini, menutupi kegugupannya."Ya sudah kalian berangkatlah, sekarang," ujar, Nyonya Meli."Iya deh, Ma." jawab Lastri, sambil menunduk."Tante, kami permisi dulu.""Baiklah, kalian hati-hati ya di jalan." sahut, Nyonya Meli. Dengan telaten, dokter Darwin membu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 96 Meraih Kebahagiaan Bersama

    "Aku menyelidikinya sendiri, Kak.""Apa? Kamu menyelidikinya sendiri?""Yap." jawab junot, singkat."Aku pikir Papa sudah jujur kepadamu." "Belum, Kak.""Sepertinya, kita harus membuat Papa buka suara kepada kita! Pokoknya, Papa harus jujur kepada kita." "Iya, Kak. Aku setuju dengan pendapatmu."Sementara di dapur, Lilian dan Dewi terlihat akrab."Jadi kamu masih kuliah?""I-ya, mbak.""Wah Junot dapat gadis muda rupanya."Lilian hanya tersenyum malu."Kamu sabar-sabar ya sama Junot. Walaupun anaknya keras kepala dan suka emosian. Akan tetapi dirinya memiliki hati yang lembut.""I-ya mbak.""Oh ya, Kamu sudah ketemu sama Mama?""Belum, mbak." "Belum ya? Nanti jika kamu ketemu sama Mama, kamu maklum ya bagaimana orang tua kepada anaknya.""Iya, Mbak." Entah kenapa, Dewi memiliki kekhawatiran jika Nyonya Belva tidak menyukai Lilian.Lalu ke empat orang dewasa itu pun memulai makan siangnya. Hampir seharian mereka berada di rumah itu, sekedar bercengkrama atau sekedar berbagi cerita.

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 95 Mengajak Berkenalan Dengan Keluarga

    "Pasti Lilian marah kepadaku, bagaimana caraku untuk merayunya?" Junot merutuki dirinya yang tidak bisa menahan hasratnya, saat di dalam bioskop tadi."Sayang, bagaimana kalau kita makan siang?" tanya Junot, hati-hati."Ok." jawab Lilian singkat.Lalu, Junot pun meraih tangan Lilian dan menggenggamnya dengan erat menuju ke dalam sebuah restoran terkenal di mall itu.Junot mengitari pandangannya. Mencari tempat yang cocok untuk mereka berdua."Sayang, kamu mau pesan apa?""Terserah saja, aku nggak pemilih makanan, kok." ketusnya, lagi."Baiklah, Sayang kita samain saja apa yang kita makan." seru Junot, lalu memanggil salah seorang waiter."Sayang, bolehkah aku memesan makanan pedas?" Mendengar perkataan Junot tersebut, Lilian dengan segera menatapnya dengan sangat tajam."He-he-he, aku hanya bercanda, Sayang!" ucap, Junot. Sementara sang waiter tersenyum melihat tingkah Junot yang sepertinya takut kepada kekasihnya itu.Keduanya pun memulai makan siang mereka berdua dalam diam. Setela

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 94 Tak Sengaja Bertemu

    Setelah urusan di barbershop selesai. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju sebuah mall besar di daerah Jakarta Pusat."Sayang, yuk kita belanja untuk mu." tutur, Junot."Ih ... Mas! Bajuku masih banyak kok, nggak usah deh." sahut, Lilian."Sayang, tolong jangan membantahku kali ini, please ...." ujarnya, memelas.Lilian diam sebentar."Duh ngapain sih, Mas Junot mengajakku belanja? Mubazir nih. Tapi aku juga nggak enak menolak. Sepertinya Mas Junot sangat bahagia dengan kebersamaan kami.""Baiklah, Mas." "Nah gitu, baru pacarku!" Lalu mereka pun memulai belanja mereka siang itu. Ada banyak pakaian yang dibeli oleh Junot untuknya. Semuanya sudah dikirim ke alamat rumah Bu Jayanti.Dan ada beberapa yang Lilian bawa pulang ke apartemen Junot sebagai baju gantinya selama seminggu tinggal bersama Junot.Tanpa keduanya sadari, ada orang yang diam-diam memotret kebersamaan mereka. Padahal, Asisten Taufik mengetahui siapa orang itu.Orang itu ternyata suruhan Nyonya Belva. Untuk

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 93 Penampilan Baru Junot

    "Asisten Taufik, apakah kalian menyembunyikan sesuatu dari saya?" tanya Lilian."Kenapa Nona berpikiran seperti itu?""Soalnya tadi juga Mas Junot berkata agar saya tidak meninggalkannya, memangnya ada apa sebenarnya?" selidik Lilian semakin curiga."Tidak ada apa-apa kok, Nona. Saya hanya berharap saja semoga Tuan Muda dan Nona bisa berbahagia selalu. Kalau begitu, saya permisi dulu," seru Asisten Taufik, segera berlalu dari tempat itu. Dia takut salah ngomong dan membuat semua menjadi kacau lagi.Junot selesai mandi, lalu berkata, "Yang datang siapa, Sayang?" Penampilan Junot sangat keren pagi ini, Lilian sedikit gugup karena melihat sang kekasih yang sangat gagah pagi ini."Asisten Taufik, Mas. Dia memberiku ini." Lilian pun menunjukkan sebuah paper bag yang ada di tangannya."Segeralah mandi, baru kita sarapan. Kamu temani aku untuk ke barbershop. Setelah itu kita jalan-jalan.""Iya, Mas.""Eh, tunggu dulu Sayang. Kamu ada kuliah nggak hari ini?""Kebetulan hari ini, aku nggak ad

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 92 Menghabiskan Waktu Bersama

    "Iya, Sayang. Kamu bisa pegang kata-kataku ini." jawab Junot, tegas.Jadilah kedua sejoli yang baru jadian itu tidur seranjang malam itu.Lilian juga tidak lupa mengabari, kepada Bu Jayanti jika dirinya menginap di rumah temannya.Keduanya masuk ke dalam kamar. Junot memberi sebuah paper bag di tangan Lilian."Ini apa, Mas?""Ini baju ganti untukmu, mandilah.""Eh, iya Mas." Lalu Lilian pun segera meraih paper bag itu di tangan Junot dan segera masuk ke dalam toilet.Di dalam toilet, Lilian melihat penampilannya. Dia senyum-senyum sendiri di depan cermin karena baju tidur yang dipilih oleh Junot untuknya menutupi seluruh bagian tubuhnya.Dia pun keluar dari toilet, dan melihat jika Junot juga sudah berganti dengan baju tidur yang sama dengannya."Surprise!" ucap, Junot."Bagaimana penampilan kita, Sayang?""He-he-he, keren Mas.""Kamu suka, nggak?""Suka banget, Mas. Terima kasih ya, Mas.""Okay, Sayangku." jawab Junot, senang."Ih, Mas junot kok terkesan genit gitu, sih?" gumamnya, h

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 91 Memilih Berdamai

    "Dikit saja dong, Lilian. Please ..." ujar Junot memelas."Maaf Mas, nggak boleh. Tolong kamu tuh, jangan keras kepala gitu, ya?" "Tapi bagaimana aku bisa berselera makan jika nggak ada sambelnya, Lilian.""Pokoknya, nggak boleh! Mas ikutin aturan dong, ya?"Junot diam, dia pastikan dirinya pasti tidak akan punya selera makan, karena tidak ada rasa pedas sedikit pun."Kok wajah kamu cemberut gitu, Mas?" tanyanya."Habis, aku rasa aku tidak berselera makan nih." ujarnya, tak bersemangat."Mas coba dulu masakanku," ucap Lilian, lalu mulai menyusun semua hasil masakannya di atas meja.Junot dari tadi hanya mengaduk-aduk nasi dan beberapa lauk di piringnya. Sementara Lilian yang kelaparan, tidak memperhatikan Junot sama sekali.Setelah piringnya kosong, barulah gadis itu menegakkan kepalanya.Dirinya pun kaget dengan apa yang dilakukan oleh Junot."Mas Junot ! Ya ampun Mas, kamu ngapain sih dari tadi? Bukannya makan!" kesalnya lalu menatap tajam ke arah pria itu. Sedangkan Junot yang me

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 90 Kembali Akrab

    Di dalam kamar,Lilian akhirnya terbangun. Dia terlihat mulai menggeliatkan tubuhnya lalu melihat sekelilingnya, mencoba mengingat kembali, dia sedang berada di mana."Tadi bukannya aku sedang berada di di kamar Mas junot? Aku kan tadi sedang menjaganya karena dia masih belum siuman. Tapi sekarang, kok jadi aku yang terbaring di atas ranjang?" serunya, bingung sendiri.Lilian lalu meraih ponselnya, dan melihat jika ada sebuah pesan dari nomor baru, dia lalu membuka pesan itu.Asisten Taufik : "Nona, ini saya Asisten Taufik, asisten Tuan Junot. Maaf jika saya lancang mengirim pesan kepada Anda. Akan tetapi sepertinya, hal ini sangat penting. Saya rasa Anda patut mengetahuinya. Ini mengenai kondisi Tuan Muda. Sudah beberapa bulan terakhir ini Tuan Junot menderita penyakit maag akut. Hal itu terjadi, karena Tuan Junot tidak teratur makan. Dokter sudah memperingatkannya namun Tuan Muda, tidak pernah mau mendengar perkataan saya maupun perkataan dokter Adi. Akan tetapi saya sangat yakin j

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 89 Lilian Hampir Di Tabrak

    Lilian berjalan keluar dari kafe itu dengan langkah santai. Dirinya sedang menunggu taksi online yang tadi baru saja dia pesan.Junot yang juga baru selesai meeting melihat Lilian yang berada di depan sebuah kafe tepat di sebelah restoran tempat dirinya meeting.Junot yang ingin masuk ke dalam mobilnya dan mencoba untuk tidak mempedulikan Lilian, namun tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Karena Junot melihat ada sebuah motor gede yang telah siap-siap ingin menabrak wanita kesayangannya, itu.Namun dengan cepat, Junot berlari menuju ke tempat di mana gadis favorit sedang berdiri. Lalu pria itu pun berteriak,"Lilian, Awas!" Bersamaan dengan itu, Junot segera menghadang tubuh Lilian sehingga dia terlepas dari pemotor yang ingin menabraknya. Alhasil yang jatuh ke tanah dan terkena senggolan pemotor itu adalah Junot."Tuan Muda!" teriak, Asisten Taufik. Dia segera menelpon anak buahnya untuk mengejar pemotor tersebut.Asisten Taufik :"Segera kejar orang itu!"Anak buah :"Siap, Tuan."Se

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 88 Rasa Kangen Dan Cemburu

    "Hei! Kamu kok melamun terus, sih? Udah bosan belajarnya? Kalau memang iya, jangan dipaksain." tutur Doan, kepada Lilian. Saat ini keduanya sedang berada di sebuah kafe. Seperti biasa, disela-sela kesibukannya Doan membantu Lilian mengerjakan tugas-tugas kuliahnya."Enggak kok, Kak." lirihnya."Hei, kamu jangan bohong. Kakak tahu sifatmu! Biasanya kamu periang dan semangat gitu. Tapi sekarang kok berbeda?""Aku nggak apa-apa kok, Kak." ujarnya, menutupi kegalauan hatinya."Kamu sudah tonton video yang Kakak kirim kemarin?" selidik, Doan. Dia curiga perubahan sikap Lilian gara-gara video itu."Su ... sudah," jawabnya, singkat."Terus setelah kamu menonton video itu, makanya sikapmu berubah seperti ini, benar nggak tebakan, Kakak?""Aku tidak mau membahasnya, Kak." "Lil, kakak mau tanya sama kamu. Apakah kamu masih mencintai Junot?""Aku tidak mau membahasnya, Kak. Please ..." serunya, memelas."Baiklah." sahut, Doan.Namun Doan masih bisa merasakan kesedihan hati adik angkatnya itu.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status