Share

Bab 6

Sesampainya dirumah utama, Arjuna dan Reno disambut hangat oleh orangtuanya. Terlihat oleh Arjuna ada pasangan paruh baya yang seumuran dengan orangtuanya beserta anak perempuannya. Kalau dilihat dari penampilannya, mereka dari kalangan berada.

Tak menunggu lama, Bu Prapti langsung memperkenalkan gadis yang bernama Della itu kepada Arjuna. Meskipun Della memiliki penampilan yang menarik dan latar belakang keluarga terpandang, Arjuna nampak tidak tertarik sama sekali. Ia hanya menanggapi perkenalan itu dengan malas.

Bu Prapti terus memuji muji Della, menyebut bahwa gadis itu memiliki kepribadian yang baik, pendidikan yang tinggi, serta kecantikan yang menawan. Namun sayangnya, Arjuna terlihat tidak terkesan.

Dalam hati, Arjuna enggan untuk dijodohkan lagi. Ia sudah cukup lelah dengan tekanan dari mamanya untuk segera menikah. Kali ini pun, ia merasa bahwa Della bukanlah sosok yang cocok untuknya

Melihat sikap Arjuna yang acuh tak acuh, Della pun merasa sedikit canggung. Ia mencoba untuk memulai obrolan. Namun Arjuna hanya menanggapinya seadanya. Suasana menjadi sedikit kaku dan tegang. Bu Prapti nampak kecewa dengan sikap putranya yang tidak bersahabat. Ia berharap Arjuna dapat memberikan kesempatan untuk mengenal Della lebih jauh.

Arjuna sendiri menyadari bahwa sikapnya mungkin kurang sopan. Namun ia masih belum bisa menyembunyikan rasa enggannya terhadap perjodohan ini. Mungkin ia harus mencari cara untuk menyampaikan penolakan ini tanpa menyakiti perasaan keluarganya.

Dalam pertemuan ini, Arjuna hanya menghabiskan makanannya sedikit sekali. Berada semeja dengan orang-orang yang membuatnya tidak nyaman, membuat nafsu makannya hilang. Sepanjang makan malam, Arjuna hanya mengaduk aduk makanannya tanpa minat. Berkali kali Arjuna mencoba menyuap, namun makanan itu terasa hambar dilidahnya. Della sesekali mencoba mengajak Arjuna berbincang, namun Arjuna hanya menanggapi seadanya.

Suasana menjadi canggung dan kaku. Arjuna ingin segera menyelesaikan acara ini dan segera kembali ke rumahnya.

***

Pukul sepuluh malam, mobil Arjuna memasuki halaman. Dengan lesu Arjuna melangkah menuju pintu utama. Kakinya seketika terhenti saat melihat Ratih berdiri diambang pintu, menyambutnya dengan senyum ramah.

Sejenak Arjuna terpesona melihat Ratih. Hatinya yang tadi terasa panas, seketika mendingin. Ratih dengan mudah bisa mengubah suasana hatinya.

Lamunan Arjuna buyar saat Reno menepuk pundaknya pelan. Segera setelah tersadar, Arjuna dengan cepat mengembalikan ekspresi datarnya, berusaha menutupi rasa malunya karena ketahuan tengah memandangi dan melamunkan Ratih.

Ratih yang masih berdiri ditempat, kembali menyapa tuannya. "Tuan, hidangan makan malam masih ada dimeja makan. Apakah tuan ingin makan malam sekarang?" tanya Ratih lembut.

Arjuna yang merasa perutnya masih lapar, mengangguk sebagai jawaban. Kemudian melangkah menuju ruang makan diikuti oleh Ratih di belakangnya.

Mata Arjuna berbinar saat melihat hidangan yang tersaji dimeja makan. Makanan itu tertata rapi dan tampilannya begitu menggugah selera. Aroma yang menguar membuat perutnya keroncongan.

Setelah Ratih mengambilkan nasi dan lauk yang di inginkannya, Arjuna segera menyuap makanan itu ke dalam mulutnya. Dugaannya benar, masakan Ratih benar-benar lezat. Tekstur dan rasa yang pas membuat Arjuna ingin terus menyuap.

Arjuna makan dengan lahap, suapan demi suapan ia telan dengan nikmat. Tanpa terasa, piring pertamanya telah tandas. Ratih yang melihat itu segera mengambilkan nasi dan lauk tambahan untuk Arjuna.

Arjuna kembali menyuap makanan dipiring kedua. Rasa kenyang mulai terasa, namun ia tak kuasa menghentikan suapannya. Potongan daging yang empuk, serta bumbu yang meresap sempurna membuat Arjuna tak bisa berhenti. Akhirnya piring kedua pun tandas.

Arjuna menyandarkan punggungnya, menepuk-nepuk perut yang terasa begah. "Ini semua salah Ratih, masak terlalu enak hingga membuatku menghabiskan dua piring." omelnya.

Hingga pukul sepuluh malam, Arjuna tidak bisa memejamkan mata meskipun perutnya telah kenyang. Entah mengapa ia sulit untuk tidur.

Rasa haus membawanya ke dapur. Ketika sampai disana, ia terkejut melihat Ratih tengah membersihkan dapur. Ratih tampak berbeda malam ini, ia mengenakan daster bermotif bunga sakura. Rambut panjangnya yang biasanya dikepang dua itu, kini tergerai indah. Membuat Arjuna tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pemandangan yang ada di hadapannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status