Ratih mendekap erat selimut yang menutupi tubuh polosnya. Ah, sekarang ia sudah bukan lagi seorang gadis, melainkan sudah menjadi wanita seutuhnya. Teringat kejadian beberapa jam yang lalu, membuat pipi Ratih merona. Sebenarnya Ratih belum siap untuk menjalankan tugas sebagai istri. Namun Ratih tak mungkin menolak keinginan Arjuna yang saat ini sudah sah menjadi suaminya. Hingga terjadilah malam pertama. Malam panas yang penuh debar dan penuh gelora. Lelaki tampan yang bergelar sebagai suaminya itu kini tidur pulas disampingnya. Tangan kekarnya melingkar diperut Ratih. *** Bunyi alarm membangunkan Ratih dari tidur nyenyaknya. Ratih berniat bangkit setelah sejenak mengumpulkan nyawa, namun sepasang tangan kekar yang melingkar diperutnya membuatnya tidak bisa bergerak. Perlahan Ratih menyingkirkan tangan kekar itu, lalu menggeser tubuhnya. Baru saja kakinya menapak dilantai, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang. Sehingga tubuhnya jatuh ke ranjang dan kembali mereba
Hari berganti bulan, tak terasa usia kandungan Ratih sudah 7 bulan. Arjuna si calon ayah, kini menjelma menjadi suami siaga yang penuh perhatian. Ratih tak boleh ini tak boleh itu, tak boleh begini tak boleh begitu, bahkan makan saja ia yang suapi. Ratih yang dalam kesehariannya biasa bergerak, merasa tersiksa dengan aturan yang Arjuna buat. Ditambah lagi dengan keberadaan Bu Prapti yang menetap dirumah Arjuna sampai cucunya lahir ke dunia. Sebagai calon nenek yang baik, Bu Prapti begitu protektif dengan asupan makanan dan gizi untuk perkembangan janin dalam kandungan Ratih. Bu Prapti dan Arjuna begitu antusias menantikan kehadiran anggota baru dikeluarga Nayendra. *** Tak tahan hanya berdiam diri dikamar, Ratih mengambil kemoceng untuk membersihkan kaca jendela kamarnya yang kotor karna debu. Namun baru sebentar, teriakan Arjuna membuat tangannya berhenti bergerak. "Apa yang kau lakukan, Ratih?"Arjuna berjalan cepat menghampiri istrinya yang berdiri didepan jendela. "I-i
Sudah 30 menit Ratih berjalan mengelilingi taman dirumah besar Arjuna. Walaupun tidak full jalan, 5 menit jalan 5 menit berhenti, begitu seterusnya. Maklumlah, kandungan Ratih sudah besar dan ia keberatan membawa beban tubuhnya. "Mas Juna duduk disana saja, tidak usah ngikutin aku terus."seru Ratih menunjuk ke arah kursi yang ada ditaman. Pasalnya, Arjuna yang ada disampingnya itu malah membuat jalannya jadi lambat karna bergelayut padanya. "Tidak sayang, mas harus siap sedia disampingmu."tolak Arjuna cepat. Ratih mendesah kesal, suaminya itu keras kepala sekali. Dari tadi selalu saja mengikutinya, bahkan saat Ratih ke kamar mandipun juga ikut masuk ke dalam. Dengan dalih takut jika nanti Ratih terpeleset. Ah, terlalu lebay calon bapak yang satu itu. Kesal namun takut dosa kalau memarahi suami, akhirnya Ratih hanya bisa merengut sebal. "Pipinya minta digigit ya sayang?"goda Arjuna mengerling nakal, membuat Ratih bertambah kesal. Istrinya yang sejak hamil berubah sexy itu
Arjuna Nayendra adalah seorang pria yang memiliki kekayaan dan pesona yang luar biasa. Wajahnya yang tampan membuat banyak wanita terpikat padanya. Namun dibalik itu, Arjuna memiliki sifat yang dingin dan kaku.Meskipun banyak wanita yang mencoba menarik perhatiannya, namun Arjuna nampak acuh tak acuh. Ia seakan tidak tertarik dengan segala upaya yang dilakukan oleh mereka. Sosoknya yang misterius dan sulit dijangkau membuat banyak orang penasaran dan berlomba untuk menaklukkannya. Kedinginan dan kekakuan Arjuna seolah olah menjadi tantangan bagi para wanita yang mengejarnya. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka mampu meluluhkan hati yang sedingin es itu. *** Reno, asisten pribadi Arjuna, segera meninggalkan ruangan setelah mendapat perintah dari Arjuna. Tuannya itu memintanya untuk mencari pelayan baru yang akan dipekerjakan dirumah Arjuna.Tiga tahun bekerja pada Arjuna, membuat Reno sangat paham dengan sifat tuannya. Selain galak, tuannya itu juga tidak sabaran. Oleh karena
Ratih memandang takjub rumah besar yang ada didepannya. Ratih tidak menyangka ternyata majikan Reno sangat kaya raya. Ratih membayangkan betapa indah dan megahnya interior dirumah ini. Namun lamunannya buyar saat Reno berseru memanggilnya. Ratih merasa malu karena sempat melamun sambil memandangi rumah ini. Reno meminta Ratih untuk menunggunya diruang tamu, sementara ia memanggil tuannya. Suara langkah kaki mendekat membuat jantung Ratih berdebar. Ia yakin bahwa yang datang adalah Reno bersama calon majikannya. Arjuna melangkah menghampiri Ratih yang berdiri diruang tamu dengan kepala menunduk. Ratih dapat merasakan tatapan Arjuna padanya, membuat perasaannya semakin gugup. Ia berharap dapat memberikan kesan yang baik pada calon majikannya, dan bisa diterima bekerja dirumah ini. Arjuna mengamati gadis itu dengan seksama lalu bertanya. "Siapa namamu?" "Nama saya Ratih, tuan." jawab Ratih sopan. "Berapa umurmu?" lanjut Arjuna. "Umur saya 18 tahun, tuan." "Ckck Reno Reno,
Arjuna uring-uringan karna dasi yang ia cari belum juga ia temukan. Waktu sudah sangat mepet dan ia harus segera berangkat ke kantor. Tiga puluh menit lagi ada rapat yang harus ia hadiri. Salahnya sendiri hingga diusianya yang hampir menginjak kepala empat belum juga menikah. Seandainya sudah menikah tentu segala keperluannya sudah diurus oleh istrinya, dan ia tidak perlu pusing lagi mencari barang yang ia butuhkan. Semua orang pasti memiliki impian untuk menikah, begitu pun dengan Arjuna. Namun sayangnya, hingga saat ini Arjuna belum menemukan seseorang yang benar-benar cocok untuknya. Arjuna turun ke lantai bawah dengan langkah tergesa gesa. Satu tangannya menjinjing tas kerja, dan satunya lagi memegang ponsel yang sedari tadi berdering. Ratih dan Bu Siti menunduk hormat saat Arjuna melintas didepan mereka. "Selamat pagi tuan, sarapan anda telah sudah siap dimeja makan." ucap Bu Siti sopan. "Aku harus berangkat ke kantor sekarang, sebentar lagi ada rapat penting yang ha
Arjuna terdiam, memandangi pintu dengan tatapan menerawang. Perasaan asing itu masih memenuhi dadanya, membuat jantungnya berdebar tak karuan. Biasanya Arjuna selalu menjaga jarak dengan wanita, karna tidak nyaman dengan cara mereka mendekatinya. Namun berbeda dengan kali ini, entah apa yang ada pada diri gadis itu, mampu membuat Arjuna nyaman dalam sekali pandang. Mungkin karena sikapnya yang lembut dan tulus, atau mungkin karena cara bicaranya yang menenangkan. Entahlah, Arjuna tidak tau pasti. Namun satu hal yang ia tau, Ia ingin lebih mengenal gadis itu. Wajah polos Ratih dan senyum ceria gadis itu terus membayangi Arjuna. Membuatnya sulit berkonsentrasi dalam bekerja. "Diantara jutaan wanita didunia, kenapa malah wajah Ratih yang selalu terbayang? Apa mungkin aku tertarik dengannya?" batin Arjuna resah. "Aku ini tampan dan kaya raya, tidak mungkin tertarik dengan gadis desa yang masih ingusan!" gumam Arjuna menyangkal. *** Tubuh Arjuna terasa segar setelah mand
Reno memutuskan untuk segera menyusul Arjuna ke kantor. Karna mobil sudah dikemudikan sendiri oleh Arjuna, terpaksa Reno memesan taxi online. Begitu sampai dikantor, Reno bergegas menemui Arjuna di ruangannya. "Tuan Arjuna, bolehkah saya berbicara sebentar?" tanya Reno sopan. "Bicaralah" jawab Arjuna tanpa mengalihkan pandangan dari laptop didepannya. "Maaf tuan, apakah saya ada salah pada tuan?" lanjut Reno lagi. "Tidak" sahut Arjuna singkat. "Maaf jika saya lancang, apa tuan sedang ada masalah?" tanya reno hati-hati. "Masalahku adalah aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan Ratih." batin Arjuna. Namun bibirnya berkata sebaliknya. "Tidak ada." *** Reno kembali ke ruangannya dengan menyisakan tanya. Seperti masih ada yang mengganjal dalam hatinya. Arjuna menikmati makan siang yang ia pesan dari restoran mahal. Namun makanan yang biasanya terasa lezat dilidahnya itu kini terasa biasa saja. Entah kenapa, Arjuna merasa bahwa masakan Ratih jauh lebih lezat dan me