91
Beberapa orang baru saja merapikan peralatan pemotretan kemudian meninggalkan lokasi shooting. Nazmi tengah menyapu hamparan lampu kota yang bertebaran di bawah sana. Suara bising kendaraan masih terdengar dari lantai tiga sebuah kafe di pertengahan kota.
Gunung-gunung yang mengelilingi kota tersebut tak terlihat karena gelapnya langit malam meski sedikit bertabur bintang. Tiba-tiba saja sebuah tangan menelungkupkan jaket tepat di punggungnya.
Ia menoleh ke samping kanan dan mendapatkan seorang lelaki bertubuh tegap tengah berdiri di sampingnya. Senyumnya mengembang kemudian membenarkan jaket tersebut untuk menyelimuti tubuhnya.
“Makasih,” gumamnya seraya tersenyum senang.
Kedua tangannya saling meremas di atas balkon dan kembali menatap hamparan lampu kota di kejauhan sana. Lelaki itu hanya mengangguk kemudian meraih jemari lentik putih tersebut dan meremasnya.
“Lo laper, Sayang?”
“Udah
92-Kayaknya paketnya udah mau sampai (love)--Ahh ya? Paket yang waktu itu lo bilang make up limited?--Iya! Kyaa! Lo tahu? Make up itu bener-bener limited cuma ada 10 orang yang punya di dunia!!-Ia tertegun melihat isi percakapan mereka yang begitu akrab. Segera ibu jari Geri menekan profil gadis tersebut dan membandingkan dengan profil Hana yang berada di ponsel miliknya.“Ini beneran Hana yang gue kenal ...” gumam Geri seraya menatap foto profil keduanya yang benar-benar sama.Tiba-tiba saja dering notifikasi pada ponselnya berbunyi, dilihatnya nama tertera yang muncul pada pesan pop up tersebut.“Hana?” gumamnya ketika membaca nama tersebut.Kedua alis Geri saling bertautan, ia tak mengerti mengapa bisa Hana dan Nazmi seakrab itu padahal sebelumnya mereka sempat bersitegang. Apa yang sebenarnya terjadi yang tak ia ketahui?-Geri? Gimana kabar lo? Gue kangen banget! T_T lo lupa
93“Gue belum terpikir sejauh itu,” ucap Nazmi seraya menyunggingkan senyum.Ia berusaha tidak melukai perasaan Geri. Lelaki itu terlihat sangat terburu-buru padahal ia saja baru ingin menikmati masa-masa berdua dengan dirinya. Seketika raut wajah Geri berubah, tersirat kekecewaan dalam sorot matanya namun ia tetap tersenyum.“Ya udah. Gue gak akan paksa lo buat punya baby sebelum lo mau,” jawabnya seraya mengusap kepala Nazmi.“Memangnya kenapa lo pengen cepet punya baby?”“Hmm, gue pengen pensiun dari karier gue. Pengen bawa lo ke Jerman dan menikmati hasil usaha gue selama ini bareng lo.”Satu alis Nazmi terangkat, ia tak tahu usaha apa yang dilakukan oleh kekasihnya itu sehingga ia ingin pensiun dari dunia entertain.“Gue punya Oma yang udah gak sehat lagi. Gue pengen lo ketemu sama dia, dia baik banget dan pengen segera punya cicit sebelum dia meninggal.”
94“Ada apa, Ger?” tanya Nazmi menatap Geri tak sabaran.“Jangan terburu-buru, nikmati dulu aja nanti gue mulai,” jawabnya sembari tersenyum dan mengusap pipi kekasihnya.“Uhhh, iya ...” lirihnya seraya mendorong tubuh Geri untuk lebih menekan tubuhnya yang berada di bawah.Sekali lagi ia tertegun menatap netra Nazmi, gadis itu hanya tersenyum sembari mengusap dada lelakinya. Lelaki itu menarik napas kemudian memulai permainan yang sama sepanjang malam menuju pagi membuat gadis kesayangannya tak henti menjerit lirih.Suara kicau burung terdengar nyaring dari luar jendela. Tidak seperti biasanya, hari ini nyanyian burung itu terdengar begitu jelas di telinga. Perlahan ia membuka mata melirik jendela yang gordennya tidak ditutup. Hari sudah hampir siang terlihat dari matahari yang belum naik ke puncak kepala.Ia menoleh pada tubuh kekar di sampingnya yang masih terlelap dalam. Senyumnya mengemb
95Tiba-tiba saja netranya menangkap sebuah komentar dari akun seseorang yang tak tahu milik siapa. Akun itu di privat dan tak memiliki foto profil.-Cewek ganjen, sok cantik menjijikan eohh-Ciutnya pada sebuah laman komentar postingan foto dirinya. Dari sekian banyak komentar, hanya kutipan itu yang membuatnya tak nyaman. Mungkin karena kebanyakan mengomentari positif sedangkan hanya dia yang berargumen negatif padanya.“Huh, gak usah dipikirin. Kan haters pasti ada!” ujarnya mencoba menghibur dirinya sendiri.Ia menutup laman sosial media tak lama setelah Geri selesai membersihkan tubuhnya. Gadis itu menoleh pada lelaki yang nampak begitu segar tengah mematut rambutnya di hadapan cermin.“Cepet juga lo mandinya,” celoteh Nazmi seraya tersenyum dan menghampiri sang kekasih.“Iya dong, gak usah lama-lama. Sebentar juga wangi,” timpalnya seraya menarik tubuh Nazmi masuk ke dalam dekapa
Sontak Geri menoleh pada Nazmi yang tengah memerhatikannya. Gadis itu tengah mengeringkan rambutnya mengenakan hairdryer seraya menatap sang kekasih.“Bu-bukan apa-apa kok, Naz,” jawabnya yang terdengar gelagapan.“Serius? Ada apa?” tanyanya yang semakin penasaran.“Uhh, gue cuma kaget aja lihat video di fyp gue,” jawbanya sambil mencoba untuk tersenyum.Nazmi hanya mengangguk-angguk kemudian kembali menatap wajahnya di pantulan cermin seraya mengeringkan rambut. Apa Geri lihat komentar di postingan foto gue, ya? Tanya batin Nazmi seraya melirik Geri yang tengah terdiam.Ahhh gila, Hana. Kenapa dia foto hot kayak gini? Kenapa dia kirim ke gue? Berabre kalau sampai Nazmi tahu, ucap batinnya seraya menghapus foto yang baru saja Hana kirim.-Hana, apa sih kok lo kirim itu?--Kenapa? Kan gue cuma minta pendapat lo.-Bener juga sih, ucap Geri dalam hatinya kemudian kembali mengetik di atas papan keyboard.-Hmm. Iya, lo oke juga pake itu. Jangan kirim foto gitu lagi ke gue!--Lo gak tahan l
“Gak ada,” ujarnya seraya menggelengkan kepala dan menatap wajah khawatir lelaki yang ada di sampingnya.“Maafin gue karena ninggalin lo sendiri.”“Lo gak salah kok,” ucapnya seraya mencoba untuk tersenyum.Geri mencoba untuk ikut tersenyum meski hatinya merasa tak enak. Tangan besar miliknya mengusap kepala Nazmi kemudian mengecupnya. Gadis itu menunjuk sebuah mobil berwarna biru membuat Geri menoleh.“Tuh ada taksi lewat.”Lelaki yang mengenakan celana panjang hitam langsung menghentikan taksi tersebut. Ia membukakan pintu untuk Nazmi kemudian menyebutkan alamat tujuan. Mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang menuju jalan raya. Malam ini langit nampak begitu indah dengan taburan bintang yang menghiasi gelapnya malam. Tak terasa hampir satu minggu sudah mereka berada di kota tua. Esok hari sepasang kekasih itu kembali ke tempat asal untuk memulai hari yang baru.Setelah makan malam di restoran tadi, Geri dan Nazmi mengemas pakaian mereka. Meski jadwal kepulangan mereka sore ha
Dilihatnya isi pesan dari orang itu yang merupakan seorang gadis. Sontak ia terkejut ketika melihat isi pesan tersebut, gadis itu kembali mengirimkan sebuah foto yang termasuk vulgar padanya.Jantungnya berdegup kencang melihat pemandangan itu. Ia langsung melirik Nazmi sekilas masih asyik dengan makanan pagi yang ia pesan. -Geri! Gue cantik pake ini?--Ger ... jangan abaikan gue lagi T_T--Gue butuh pendapat lo!--Gue cantik gak? Menurut lo gimana? Bagus?-Astaga, cewek ini kenapa sih bikin gue tegang sepagi ini? Gila kenapa dia mau menghancurkan kedaluatan hubungan gue sam Nazmi? Ohh enggak-enggak, dia gak mungkin gitu, dia kan polos. Ucapnya dalam hati seraya mengusap wajah dan sedikit tersenyum.-Hana, lo cocok pake itu. Jangan kirim pap ke gue lagi kayak gini dong ...-Geri kembali menatap foto yang dikirimkan oleh Hana. Sejujurnya gadis itu terlihat sangat cantik dan menggoda namun, sekali lagi ia mengusap wajahnya kemudian menghapus gambar tersebut dari memori ponselnya.Dia t
99“Ahahahaha apaan sih,” elaknya seraya mengusap tengkuknya.Hana hanya tersenyum kemudian memberikan kecupan di pipi Geri membuat lelaki itu tertegun. Lembut bibir Hana berbekas di pipinya, ia merasa jantungnya berhenti untuk beberapa detik.Geri mencoba untuk tersenyum dalam situasi yang membuatnya canggung. Ia tahu ini salah dan tak seharusnya membuat debar jantungnya semakin cepat.“Oh ya, gue bawa oleh-oleh buat lo.”“Really? Ahhh seneng banget dibeliin oleh-oleh sama lo!”“Lo ambil aja di tas belakang.”Segera Hana berbalik dan meraih tas berwarna biru tua di belakang dekat koper milik Geri. Ia membuka bungkusan tersebut dan dilihatnya sebuah gaun malam berwarna cream yang begitu menggemaskan.“Astaga ... gaunnya bagus banget, Ger. Warnanya juga imut!”“Lo suka?”“Suka banget!” pekiknya seraya memeluk gaun mini tersebut kemudian kembali memasukkannya ke dalam tas.Gadis tersebut menyibakkan rambut panjangnya ke belakang kemudian memeluk erat lengan Geri yang tengah memegang kem
“Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge
Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce
Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na
“Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F
-Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo
Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos
Karisma terdiam mendengar jawaban Nea. Entah perempuan itu tengah merayunya saja atau memang kenyataan dari hatinya mengatakan hal seperti itu.“Memang apa yang bikin lo pengen dapetin gue lagi?”“Ya lo tahu, gak ada cowok di luar sana yang bisa bikin gue puas selain lo.”“Huh? Lo tidur sama cowok lain lagi?”Tawa renyah Nea memenuhi indra pendengarannya membuat Karisma sedikit terkejut mengapa perempuan itu tertawa. Ya, sebelumnya Nea memang pernah tidur dengan beberapa pria namun, setelah dengannya perempuan itu berterus terang hanya ‘melayani’ kekasihnya saja.“Gak lah. Makanya gue cari lo.”“Lo emang terlalu jujur.”“Mau pesen sesuatu?”“Hmm gimana kalau kita nge-club. Udah lama juga gak ke sana bareng lo, ya untuk merayakan pertemuan kita lagi aja.”Nea memgangguk cepat mendengar ajakan Karisma. Menurutnya itu adalah ide yang sangat bagus. Dengan begitu mungkin ia bisa perlahan mengambil hati lelaki yang dulu sempat meninggalkannya.Di sisi lain, hujan yang sedari tadi turun deng
“Huft. Lo butuh waktu berapa lama lagi sih, Naz? Lo berharap gue kasih lo waktu lagi terus lo lupa lagi gitu?”“Bukan gitu, Ka ... tapi emang akhir-akhir ini bikin gue mikir dan bingung banget.”“Apa sih yang lo pertimbangin? Geri? Laki-laki itu bahkan sekarang udah gak peduli sama lo kan?”Nazmi menggelengkan kepala, perasaannya resah meski sebenarnya ia berpikir demikian juga. Mengapa Karisma seperti membaca pikirannya saat ini? Apa lelaki itu tahu sesuatu tentang kekasihnya?“Jangan ngomong sembarangan tentang Geri, Ka. Dia gak seperti apa yang ada dalam benak lo.”“Really? Lo tahu dia lebih dari apa yang terlihat, huh?”“Ka ... kalau emang semua ini ada hubungannya sama Geri, terus apa salah gue kalau gue minta waktu buat mikirin lagi?”“Naz, realistis dong. Kapan terakhir kali lelaki bajingan itu kabarin lo? Sedangkan gue tiap hari chat lo meski respons lo dingin. Lo gak lihat perjuangan gue?”Gadis yang semakin resah kini menatap Karisma dengan netra yang terasa panas. Memang be
Selang beberapa minggu dari putusnya Fauzan dengan sang kekasih, Nazmi yang tengah asyik berselancar di akun sosial media miliknya sedikit terkejut karena mendapati postingan dari lelaki tersebut.-Indahnya bersamamu, kekasihku (love) (hug) (kiss)-Setelah membaca caption dari foto Fauzan yang tengah merangkul seorang gadis dan gadis itu memberikan kecupan di pipinya ia kembali menatap gambar tersebut. Banyak sekali komentar pada gambar yang baru saja beberapa menit lalu ia unggah. Ada yang pro dan juga kontra ada juga yang membandingkannya dengan mantannya terdahulu.Segera Nazmi menangkap layar postingan beserta captionnya untuk ia bagikan pada gadis dalam foto tersebut. Ia masuk pada room chat dirinya dengan seseorang beranama Hana. Ya, gadis di postingan itu adalah Hana, sahabat dekatnya.Ia mengirimkan tangkapan layar tersebut sembari mengetik beberapa kata untuknya.-Astaga! Hana lo jadian sama Fauzan? Kok bisa sih? Lo gak kasih tahu gue! T_T-Hana yang tengah online sontak saja