47
Mata gadis tersebut menatap netra Karisma yang begitu dekat dengannya. Sejenak ia menghentikan jarinya yang tengah mengobati luka sang mantan kekasih.
“Mata lo indah banget, bikin gue terbang setiap kali natap lo.”
“Lo lagi gembel, ya?” ucapnya kemudian menekan salah satu lebam yang ada di wajahnya.
Karisma sedikit merintih namun, tatapannya tetap lekat pada gadis di hadapannya. Tangan besar tersebut meraih kembali jemari sang mantan kekasih kemudian ia taruh di pipinya.
Nazmi sedikit tersenyum diperlakukan seperti itu kemudian ia kembali mengobati Karisma. Lelaki itu menyingkap rok yang dikenakan oleh Nazmi kemudian mengusap kaki halus miliknya.
“Lo beneran gak ngapa-ngapain kan sama Geri?”
“Memangnya kalau gue ngelakuin apa-apa sama dia lo mau apa?”
“Gue mau tebas leher dia karena berani banget nyentuh permata gue.”
48“Lo jahat banget, Naz sama gue,” pekik seorang lelaki yang tengah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Ia tak tahu hendak kemana dan apa yang akan dirinya lakukan setelah pergi begitu saja dari apartemen kekasihnya. Setelah ucapan Nazmi tadi padanya, ia merasa tak nyaman.Memang benar ia merasa bajingan dan seperti sampah yang layak untuk dibuang. Tetapi tetap saja, ia masih lebih baik dari Karisma yang sudah berani melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan.“Persetan! Sialan! Bajingan! Sampah!” teriaknya yang semakin dalam menginjak pedal gasnya.Jalanan cukup lengang saat ini sehingga ia mengemudikan kendaraan beroda dua miliknya dengan kecepatan penuh.“Lo juga sama bajingannya kayak dia, Ger!”Perkataan yang keluar dari mulut kecil gadisnya kembali berputar dalam benak. Hatinya seperti dihujam pedang ribuan kali setiap kata-kata tersebut terniang di telingan
49“Ini minuman yang bakalan bikin lo terbang. Semua masalah lo pasti hilang setelah minum ini.”“Mana ada minuman kayak gitu.”“Ada! Nih lo coba dulu!” ujarnya kemudian semakin menyodorkan segelas besar minuman tersebut.Geri mengambilnya kemudian menyesap aroma dari minuman yang berwarna kuning dengan buih-buih di atasnya. Minuman itu terasa dingin di tangannya dan aromanya pun terasa seperti bir.Ia meminumnya beberapa teguk kemudian memegang gelas yang berukuran besar mengenakan kedua tangannya.“Gimana, enak kan?”“Ya, hampir sama dengan wine yang sering gue minum.”“Lo tertarik buat jodet di lantai dansa sama cewek-cewek itu?”Geri menggelengkan kepala kemudian mengalihkan pandangannya. Ia mengusap gelas yang berada si kedua tangannya kemudian kembali mengenggak isinya.“Memangnya kenapa lo lihat ke sana terus?”
50“Udah lama, Ger?” tanya Hana sembari menatap lelaki berwajah tampan di hadapannya.Ia menggelengkan kepalanya menatap gadis yang tingginya hampir sama dengan telinganya. Sembari tersenyum, wajahnya memerah begitu juga dengan telinga dan matanya.“Han, duduk dulu. Pesen minum dulu lah jangan langsung goyang aja.”“Ahahaha, gila lo. Gue ke sini mau nemenin Geri bukan buat jadi DJ.”“Yah, kok gitu sih? Padahal Geri pengen banget liat penampilan lo.”Lelaki berbadan tegap itu sedikit menyenggol lengan Geri. Lelaki itu hanya tersenyum kemudian mengangguk berusaha setuju dengan apa yang dikatakan oleh Frans.“Really? Oke kalau gitu. Gue pesen minum dulu,” ujarnya kemudian berjalan mendekati kursi tinggi.Frans menarik kursi yang tadi ia tempati kemudian gadis berbadan langsing tersebut duduk di sana.“Thank’s,” ujarnya seraya terseny
51Gadis itu sempat terdiam kemudian kedua tangannya mengusap dada bidang Geri. Kedua mata lelaki itu menutup sembari memeluk tubuh gadis di hadapannya.Hana membalas pagutan itu tak lama kemudian Geri melepaskannya. Ia menjatuhkan kepalanya ke bahu Hana sembari bergumam terus menerus.“Naz, gue sayang lo.”“Ger? Lo udah gak sadar?”“Gue gak mabuk, Naz.”Ia memanggil Frans yang berada tak jauh darinya kemudian membantu Geri untuk beristirahat di sebuah kamar.“Udah di dalem?” tanya Hana kepada Frans yang baru saja keluar dari sebuah kamar.“Udah. Dia mabuk berat.”“Ugh. Pasti lagi ada masalah. Dari tadi dia gumamin nama Nazmi terus.”Frans hanya tersenyum sembari mengangkat kedua alisnya. Hana menatapnya kemudian turut tersenyum mengerti apa yang dimaksud oleh lelaki itu.“Lo udah tentuin target, Han?” tanyanya
52“Tanya apa?”Lelaki itu menatap lekat-lekat wajah mantan kekasihnya. Netra bundar yang tengah ditatapnya menelisik jawaban dari sorot mata Karisma namun tak menemukan apa pun.“Lo sayang sama Geri?”“Umm, i-iya. Gue sayang sama dia. Ta-tapi gue gak suka sifat dia yang selalu kasar sama lo. Dia mukulin lo terus padahal lo gak salah apa-apa!” ucap Nazmi yang terdengar gugup dengan wajahnya yang merona merah.Mendengar itu, sontak Karisma sedikit tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Ia kembali menyuapi gadis cantik di hadapannya.Perempuan itu makan dengan sangat lahap menghabiskan semua makanan yang dibeli Karisma untuknya.Seharian ini, mereka menonton film kesukaan mereka berdua dan terus makan camilan juga makanan berat.“Manajer lo gak akan marah lo makan sebanyak ini dalam sehari?”Nazmi menggelengkan kepala sembari tersenyum.&l
53“Karisma sialan! Brengsek!”Ia berteriak kencang memenuhi seisi ruangan membuat Hana yang berada di sampingnya terkejut.Gadis itu menatap Geri yang berada di sampingnya.Tut!“Hallo! Hallo!” teriak lelaki itu kemudian menatap layar ponselnya yang mati.Sambungan telah diputus dari sana. Tubuh Geri bergetar halus, puncak kepalanya mendidih mendengar suara mereka berdua.“Ger? Ada apa?”“Han, maafin gue. Gue ada urusan. Biar gue panggil Frans buat anter lo pulang.”Tanpa basa basi Geri langsung beringsut dari kamar tersebut. Tubuhnya yang tinggi tegap melenggang keluar dari club kemudian menaiki mobilnya.Ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, tak peduli jalanan yang cukup ramai suara mereka masih terniang di telinganya.“Sialan! Brengsek!” umpatnya ketika teringat suara itu.Suara serak nan seksi milik kekasih
54“Gue gak ngapa-ngapain sama dia, Ger.”“Lo bohong, Naz! Tatap mata gue kalau lagi ngomong!”Nazmi malah menundukkan kepalanya. Tubuhnya bergetar halus dengan sikap Geri yang seperti itu.“Lo sayang sama gue gak sih, Naz?”“Maafin gue ... huhuhuhu ...”Jleb! Bagaikan ditusuk pisau tajam yang menghunus tepat di jantungnya lelaki itu terdiam seribu bahasa.Ia menatap gadisnya dengan mata merah dan berair. Geri sudah tak tahu harus mengatakan apa, jika gadisnya meminta maaf berarti apa yang terjadi tadi memang kenyataan.Rahangnya mengeras, ia menutup matanya sekilas kemudian menatap langit-langit menahan air mata yang hendak turun.“Bunuh gue sekarang, Naz!” pekiknya dengan suara tercekat.Dadanya sesak mendengar hal itu dari mulut Nazmi seperti benda berat menekan dadanya. Ia meraih kedua bahu kekasihnya me
55Tubuh tinggi tegap berjalan cepat di lorong apartemen menuju lift. Napasnya naik turun tidak beraturan dengan kedua tangan mengepal.Tatapannya tajam, merah bagai api yang berkobar. Ia memencet tombol lift tak berapa lama kemudian pintu terbuka.“Tinggalin gue sekarang, Ger! Gue gak mau lihat wajah lo! Gue benci sama lo! Mending kita break dulu aja! Lo urusi aja hidup lo, gak usah urusi gue!” teriaknya sembari menepis kedua tangan Geri dari bahunya.“Argh! Sialan!” teriak Geri ketika kata-kata Nazmi kembali terniang dalam telinganya.Ia mengusap wajahnya sembari menatap langit-langit lift yang tengah ia naiki. Perlahan ia memijat pelipisnya yang terasa berat sembari menarik napas dalam dan mengembuskannya.Netranya terasa perih kemudian menutup kedua kelopak mata tersebut. Perih menjalar di hatinya memenuhi setiap sudut relung terdalam.“Gimana bisa lo ngomong kayak gitu sama gue, Naz?”Ti
“Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge
Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce
Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na
“Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F
-Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo
Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos
Karisma terdiam mendengar jawaban Nea. Entah perempuan itu tengah merayunya saja atau memang kenyataan dari hatinya mengatakan hal seperti itu.“Memang apa yang bikin lo pengen dapetin gue lagi?”“Ya lo tahu, gak ada cowok di luar sana yang bisa bikin gue puas selain lo.”“Huh? Lo tidur sama cowok lain lagi?”Tawa renyah Nea memenuhi indra pendengarannya membuat Karisma sedikit terkejut mengapa perempuan itu tertawa. Ya, sebelumnya Nea memang pernah tidur dengan beberapa pria namun, setelah dengannya perempuan itu berterus terang hanya ‘melayani’ kekasihnya saja.“Gak lah. Makanya gue cari lo.”“Lo emang terlalu jujur.”“Mau pesen sesuatu?”“Hmm gimana kalau kita nge-club. Udah lama juga gak ke sana bareng lo, ya untuk merayakan pertemuan kita lagi aja.”Nea memgangguk cepat mendengar ajakan Karisma. Menurutnya itu adalah ide yang sangat bagus. Dengan begitu mungkin ia bisa perlahan mengambil hati lelaki yang dulu sempat meninggalkannya.Di sisi lain, hujan yang sedari tadi turun deng
“Huft. Lo butuh waktu berapa lama lagi sih, Naz? Lo berharap gue kasih lo waktu lagi terus lo lupa lagi gitu?”“Bukan gitu, Ka ... tapi emang akhir-akhir ini bikin gue mikir dan bingung banget.”“Apa sih yang lo pertimbangin? Geri? Laki-laki itu bahkan sekarang udah gak peduli sama lo kan?”Nazmi menggelengkan kepala, perasaannya resah meski sebenarnya ia berpikir demikian juga. Mengapa Karisma seperti membaca pikirannya saat ini? Apa lelaki itu tahu sesuatu tentang kekasihnya?“Jangan ngomong sembarangan tentang Geri, Ka. Dia gak seperti apa yang ada dalam benak lo.”“Really? Lo tahu dia lebih dari apa yang terlihat, huh?”“Ka ... kalau emang semua ini ada hubungannya sama Geri, terus apa salah gue kalau gue minta waktu buat mikirin lagi?”“Naz, realistis dong. Kapan terakhir kali lelaki bajingan itu kabarin lo? Sedangkan gue tiap hari chat lo meski respons lo dingin. Lo gak lihat perjuangan gue?”Gadis yang semakin resah kini menatap Karisma dengan netra yang terasa panas. Memang be
Selang beberapa minggu dari putusnya Fauzan dengan sang kekasih, Nazmi yang tengah asyik berselancar di akun sosial media miliknya sedikit terkejut karena mendapati postingan dari lelaki tersebut.-Indahnya bersamamu, kekasihku (love) (hug) (kiss)-Setelah membaca caption dari foto Fauzan yang tengah merangkul seorang gadis dan gadis itu memberikan kecupan di pipinya ia kembali menatap gambar tersebut. Banyak sekali komentar pada gambar yang baru saja beberapa menit lalu ia unggah. Ada yang pro dan juga kontra ada juga yang membandingkannya dengan mantannya terdahulu.Segera Nazmi menangkap layar postingan beserta captionnya untuk ia bagikan pada gadis dalam foto tersebut. Ia masuk pada room chat dirinya dengan seseorang beranama Hana. Ya, gadis di postingan itu adalah Hana, sahabat dekatnya.Ia mengirimkan tangkapan layar tersebut sembari mengetik beberapa kata untuknya.-Astaga! Hana lo jadian sama Fauzan? Kok bisa sih? Lo gak kasih tahu gue! T_T-Hana yang tengah online sontak saja