“Kenapa?” tanyanya kebingungan menatap dalam kedua mata Geri yang merah.
“Sialan, jangan gigit bibir gue sakit,” pekiknya seraya mencoba untuk tersenyum.
“Stop!” ucap mereka kemudian bersorak dan bertepuk tangan.
Ketika mereka tengah sibuk sendiri dengan hasil yang sangat maksimal, gadis itu malah meneruuskan pagutan di bibirnya membuat Geri kehilangan akal.
“Lepas,” ujarnya pelan seraya mendorong gadis tersebut.
Ia sudah tak bisa menahan gejolak dalam dada yang membuncah seakan hendak meledak begitu saja. Tatapannya tajam dan dalam melihat netra bundar nan cantik gadis yang tengah memainkannya saat ini.
Gadis itu tersenyum kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga kanan lelaki tersebut.
“Ahhh …” ujarnya membuat lelaki itu sedikit tersenyum seperti melayang mendengar suara seksi milik Hana.
Sontak ia tersadar kemudian bangkit dan melepaskan tubuhnya sebelum ada y
Nazmi bergeming dalam isak tangisnya tak mau menjawab apa yang ditanyakan lelaki itu padanya. Perlahan ia menggelengkan kepala menatap netra Geri yang berair dan berwarna kemerahan.“Lo suka, Naz? Lo masih ada perasaan sama dia?”“Enggak, Ger! Gue gak tahu! Gue gak mau kayak gini!” teriaknya dengan tubuh yang bergetar.“Lo gak bisa rasain sehancur apa hati gue lihat lo dilecehin kayak gitu sama dia?”Gadis itu masih terdiam. Ia mengusap air matanya yang tak henti berjatuhan. Geri menundukkan kepala mengepalkan kedua tangannya di atas meja kemudian mengambil satu botol wine dan menenggaknya hingga habis setengah.“Lo salah paham. Yang culik gue bukan dia!”“Gue tahu, Naz. Tapi apa yang udah lo lakuin sama dia gak bisa bikin gue lupa!”“Huhuhu …”Geri mengembuskan napasnya kasar kemudian kembali menenggak minumannya sampai habis. Tak peduli kekasihnya
“Uhh! Geri!” teriaknya seraya mengacak-acak rambut sang kekasih.Lelaki itu tertawa renyah menjahili gadis cantik itu beberapa kali, baginya menjahili Nazmi sangat menyenangkan karena gadis itu menggemaskan terlebih ketika ia tengah menggembungkan kedua pipinya seperti saat ini.“Bercanda, Sayang!” ujar Geri seraya menahan kedua tangan mungil sang kekasih yang terus mengacak-acak rambutnya yang hampir kering.“Nyebelin banget sih, Ger!”“Biarin dong. Anyway kesayangan gue ini makannya lahap banget, ya?”Nazmi mendelikkan matanya dengan kedua kaki yang terbuka duduk di atas pangkuan lelakinya. Rok mini berwarna hijau neon yang dikenakannya terbuka lebar sehingga kaki jenjangnya terlihat begitu bersih dan putih.“Berat badan gue turun tahu gak?!”“Kok bisa?”“Gak tahu! Mungkin karena lo jarang ajak gue makan lagi!”Mendengar jawaban i
Perhatian! BAB ini mengandung konten dewasa 21+ atau 25+Perhatian! Dalam novel ini beberapa BAB mengandung konten dewasa 21+ atau 25+ Bagi anda yang merasa masih di bawah umur atau belum berkategori usia yang disebut di atas bisa di-skip saja BAB tersebut, harap bijak dalam memilih bahan bacaan.Bagi yang merasa masih di bawah umur atau belum berkategori usia yang disebut di atas, harap bijak dalam memilih bacaan.Sangat tidak disarankan bagi yang di bawah 21 tahun untuk membaca konten dalam BAB ini. Terima kasih sudah menjadi pembaca yang bijak. Happy Reading!!“Dua, gue gak mabuk!” ucapnya kemudian beranjak sedikit untuk menyingkirkan mantel dari tubuh Geri dan melepaskan rok dan celana dalamnya.Lelaki itu menggelengkan kepala, memang benar jawabannya dua hanya saja ini terlalu dini dan malah membuatnya terlalu senang.Nazmi meraih selimut kemudian mematikan lampu sehingga benda
“Beberapa hal yang belum bisa gue jawab.”Lelaki itu terdiam mendengar ucapan kekasihnya kemudian mengalihkan pembicaraan karena mungkin saja Nazmi tidak nyaman dengan pembahasa seperti ini.“Naz, lo mau kan hari ini seharian sama gue?” tanya lelaki yang kini tengah memandangi sang kekasih yang berada di hadapannya.“Hmm, kan lo bilang gue sakit?” ucapnya seraya tersenyum lebar dan mengusap dada bidang lelaki di hadapannya.“ Ya seenggaknya di sini aja. Gue gak akan kemana-mana. Gue pengen sama lo, ditemenin lo.”Nazmi tersenyum kemudian beranjak dari tempat tidur. Kedua tangannya lihai mengikat rambutnya yang panjang kecokelatan. Geri hanya menatapnya dengan sorot mata berharap sembari tersenyum kemudian menghampiri gadisnya.“Masakin gue sekarang, gue laper banget,” ujarnya seraya memeluk gadis yang kini tengah berada dalam dekapannya.“Lo tahu gue
44Seketika kedua bola mata kekasihnya membulat. Bibirnya mengatup kemudian matanya berpaling tak mau menatap netra Nazmi yang seperti mengintrogasinya.“Ya pemotretan aja kayak biasa, Sayang ...”“Terus kenapa cewek itu sampai DM lo? Emang kalian deket banget?”“Enggak gitu, Sayang. Dia model baru kan kata gue dan minta gue follow balik dia aja.”Satu alisnya terangkat menatap sang kekasih yang kemudian mengembuskan napas. Ia memalingkan matanya karena memang tak ada yang terjadi selain pemotretan dan kecelakaan kecil ketika Hana mencium dirinya.Seketika wajah dan kedua telinganya memerah. Ia mengusap tengkuknya kemudian menatap gadisnya yang masih menunggu kelanjutan cerita.“Kok lihatin gue kayak gitu? Lo gak percaya sama gue?” selidik Geri seraya tersenyum dan berusaha melupakan kejadian kemarin.“Enggak kok! Gue cuma pengen tahu aja!”“
45“Abisin aja kalau bisa!”Lelaki itu tersenyum yang terlihat menyeramkan. Sontak raut wajah Nazmi berubah untuk beberapa detik mematap kedua bola mata kekasihnya.Gadis itu kembali tersenyum kemudian mengusap dada bidang Geri. Ia mendekatkan bibirnya untuk memberikan kiss mark di leher gadisnya sembari tangan kirinya meremas halus benda kesukaannya.“U-uuh! Ger ...”Ia tak mau mendengar rintihan kekasihnya malah semakin bersemangat. Nazmi yang kepanasan mengusap punggung Geri terus menerus merasakan otot-otot punggungnya yang keras.“Geri ...” panggilnya lagi.Lelaki itu mengangkat kepalanya kemudian menatap sang gadis dengan sorot mata yang dalam. Tangannya masih berada di sana membuat Nazmi semakin kepanasan.“Apa? Lo yang nantang gue kan?” desisnya kemudian menyunggingkan senyum.“Uh! Nyebelin.”“Kenapa nyebelin? Memangnya g
46Geri sedikit tersenyum masam dengan apa yang ia dengar. Wajahnya berpaling sekilas menatap Karisma yang tengah tersenyum padanya.Ia menggelengkan kepala menatap Nazmi yang berbicara demikian. Sungguh sebenarnya gadis itu tak berniat mengatakan hal yang menyakiti hati kekasihnya.Nazmi sontak menurunkan kedua matanya tak berani menatap kedua mata merah yang tengah menatapnya saat ini.“Gue emang bajingan sampah, Naz. Tapi gue gak pernah lakuin hal rendahan yang dia lakuin ke lo,” ucapnya sambil tersenyum menahan pedang yang menghujam dadanya ribuan kali.“Mending sekarang lo diem aja, Ger. Lo gak bisa kalau gak pukul dia?”“Terserah lo, Naz. Biar si keparat itu yang lo bela terus. Bahkan lo gak lihat wajah gue yang dia pukul juga,” ucapnya dengan mata yang memicing.Nazmi mengangkat wajahnya menatap lebam di sudut bibir sang kekasih. Jantungnya berdegup kencang melihat hal itu
47Mata gadis tersebut menatap netra Karisma yang begitu dekat dengannya. Sejenak ia menghentikan jarinya yang tengah mengobati luka sang mantan kekasih.“Mata lo indah banget, bikin gue terbang setiap kali natap lo.”“Lo lagi gembel, ya?” ucapnya kemudian menekan salah satu lebam yang ada di wajahnya.Karisma sedikit merintih namun, tatapannya tetap lekat pada gadis di hadapannya. Tangan besar tersebut meraih kembali jemari sang mantan kekasih kemudian ia taruh di pipinya.Nazmi sedikit tersenyum diperlakukan seperti itu kemudian ia kembali mengobati Karisma. Lelaki itu menyingkap rok yang dikenakan oleh Nazmi kemudian mengusap kaki halus miliknya.“Lo beneran gak ngapa-ngapain kan sama Geri?”“Memangnya kalau gue ngelakuin apa-apa sama dia lo mau apa?”“Gue mau tebas leher dia karena berani banget nyentuh permata gue.”
“Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge
Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce
Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na
“Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F
-Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo
Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos
Karisma terdiam mendengar jawaban Nea. Entah perempuan itu tengah merayunya saja atau memang kenyataan dari hatinya mengatakan hal seperti itu.“Memang apa yang bikin lo pengen dapetin gue lagi?”“Ya lo tahu, gak ada cowok di luar sana yang bisa bikin gue puas selain lo.”“Huh? Lo tidur sama cowok lain lagi?”Tawa renyah Nea memenuhi indra pendengarannya membuat Karisma sedikit terkejut mengapa perempuan itu tertawa. Ya, sebelumnya Nea memang pernah tidur dengan beberapa pria namun, setelah dengannya perempuan itu berterus terang hanya ‘melayani’ kekasihnya saja.“Gak lah. Makanya gue cari lo.”“Lo emang terlalu jujur.”“Mau pesen sesuatu?”“Hmm gimana kalau kita nge-club. Udah lama juga gak ke sana bareng lo, ya untuk merayakan pertemuan kita lagi aja.”Nea memgangguk cepat mendengar ajakan Karisma. Menurutnya itu adalah ide yang sangat bagus. Dengan begitu mungkin ia bisa perlahan mengambil hati lelaki yang dulu sempat meninggalkannya.Di sisi lain, hujan yang sedari tadi turun deng
“Huft. Lo butuh waktu berapa lama lagi sih, Naz? Lo berharap gue kasih lo waktu lagi terus lo lupa lagi gitu?”“Bukan gitu, Ka ... tapi emang akhir-akhir ini bikin gue mikir dan bingung banget.”“Apa sih yang lo pertimbangin? Geri? Laki-laki itu bahkan sekarang udah gak peduli sama lo kan?”Nazmi menggelengkan kepala, perasaannya resah meski sebenarnya ia berpikir demikian juga. Mengapa Karisma seperti membaca pikirannya saat ini? Apa lelaki itu tahu sesuatu tentang kekasihnya?“Jangan ngomong sembarangan tentang Geri, Ka. Dia gak seperti apa yang ada dalam benak lo.”“Really? Lo tahu dia lebih dari apa yang terlihat, huh?”“Ka ... kalau emang semua ini ada hubungannya sama Geri, terus apa salah gue kalau gue minta waktu buat mikirin lagi?”“Naz, realistis dong. Kapan terakhir kali lelaki bajingan itu kabarin lo? Sedangkan gue tiap hari chat lo meski respons lo dingin. Lo gak lihat perjuangan gue?”Gadis yang semakin resah kini menatap Karisma dengan netra yang terasa panas. Memang be
Selang beberapa minggu dari putusnya Fauzan dengan sang kekasih, Nazmi yang tengah asyik berselancar di akun sosial media miliknya sedikit terkejut karena mendapati postingan dari lelaki tersebut.-Indahnya bersamamu, kekasihku (love) (hug) (kiss)-Setelah membaca caption dari foto Fauzan yang tengah merangkul seorang gadis dan gadis itu memberikan kecupan di pipinya ia kembali menatap gambar tersebut. Banyak sekali komentar pada gambar yang baru saja beberapa menit lalu ia unggah. Ada yang pro dan juga kontra ada juga yang membandingkannya dengan mantannya terdahulu.Segera Nazmi menangkap layar postingan beserta captionnya untuk ia bagikan pada gadis dalam foto tersebut. Ia masuk pada room chat dirinya dengan seseorang beranama Hana. Ya, gadis di postingan itu adalah Hana, sahabat dekatnya.Ia mengirimkan tangkapan layar tersebut sembari mengetik beberapa kata untuknya.-Astaga! Hana lo jadian sama Fauzan? Kok bisa sih? Lo gak kasih tahu gue! T_T-Hana yang tengah online sontak saja