“Lo coba deh! Ini enak banget!” Ujar Hana ketika hidangan penutup baru saja disajikan di atas meja mereka.
Selepas sang writres pergi dari mejanya, Hana langsung menyantap dessert tersebut dengan wajah yang sumringah. Ia menyodorkan satu suap cake miliknya di hadapan mulut Geri kemudian lelaki itu meliriknya sejenak.
Nyam. Ia memakan suapan dari Hana dan sontak gadis itu merasa kegirangan. Wajah tampan Geri ketika mengunyahnya membuat Hana hampir saja lupa kalau dia sudah memiliki kekasih.
“Gimana? Enak banget kan?”
“Iya. Selera lo emang oke.” Jawabnya sembari tersenyum kemudian kembali memakan hidangan penutup miliknya.
“Gue boleh coba punya lo?”
Gadis bermata kecil nan bulat tersebut menatap Geri seraya bersiap-siap untuk disuapi oleh lelaki di hadapannya. Meski ragu, lelaki berbadan tegap tersebut melirik dessert miliknya kemudian mengambilnya satu sendok kecil dan menyuapi Han
Nazmi menyambut pagutan bibir dari sang mantan kekasih. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher Karisma ketika lelaki itu mendekat padanya. Lelaki berambut lebat tersebut membuka mata melihat Nazmi yang tengah menikmati permainan darinya.Perlahan Karisma meraih pinggang ramping Nazmi dan mengusapnya lalu menariknya masuk ke dalam dekapan. Tangan lelaki nakal tersebut menurunkan resleting pakaian bagian belakang Nazmi kemudian mengangkat tubuh gadis tersebut.Ia duduk di bibir tempat tidur ketika Nazmi masih asyik dengan permainan yang diberikan oleh Karisma. Deru napas mereka semakin cepat membuat ia berhasil membuka keseluruhan sleting dress belakang yang Nazmi pakai.“Lo wangi banget.” Lirih Karisma seraya menyesap aroma tubuh Nazmi dari leher hingga ke bahunya.Gadis itu hanya tersenyum kecil seraya mengusap dada bidang Karisma. Ia melepaskan satu demi satu kancing kemeja yang dikenakan sang mantan kekasih membuat dada bidan
“Ukh kok lo malah jadi diemin gue sih, Ger?” Rengeknya yang terdengar manja membuat Geri menoleh padanya.Lelaki itu menatap Hana datar tanpa berkedip, bahkan tersenyum kecil pun tidak. Tangannya masih mengompres pergelangan kaki sang rekan kerja kemudian ia balut supaya tidak bergerak.“Lo istirahat dulu aja bentar. Gue mau samperin atasan barangkali kita bisa istirahat untuk 20 menit ke depan.”“Jangan lama-lama, ya perginya?”Ia hanya mengangguk kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan yang hanya ada dirinya dengan partner kerjanya. Hana melihat punggung Geri yang menghilang di balik pintu kemudian ia sedikit tersenyum.Jantungnya kini berdegup kencang, dalam benaknya slide wajah dingin Geri kembali terlukis membuat ia meleleh.“Nazmi jatuh cinta sama Geri apa karena lihat wajah dinginnya kayak tadi? Astaga, auranya bener-bener cool banget!” Pekiknya sembari memeluk ka
“Really? Itu cuma iklan produk, Bro. Buat apa ekstrem dan hot?” Protes Geri dengan kedua alisnya yang berkerut.Lelaki yang mengenakan kaus polo berwarna hitam mengalihkan pandangannya dari Hana kemudian menoleh pada Geri sembari mengangkat kedua bahu.“Ya mana gue tahu. Lo tanya aja sama atasan kenapa pengen konsep hot hot an kayak gitu.”Ia menyeringai mengangkat kedua alis pada Geri kemudian Hana. Gadis yang tengah salah tingkah membuang wajahnya ke samping sembari membenarkan rambutnya yang berjatuhan ke depan. Wajahnya nampak memerah karena malu digoda seperti itu.Geri menatap Hana yang begitu salah tingkah dengan kedua alisnya masih bertautan. Ia beralih menatap lelaki di depannya yang masih menaruh beberapa barang di atas meja.“Malem-malem gini? Uhh gue gak bisa bayangin.” Rengek Geri seraya mengusap wajahnya yang sudah cukup lelah.Punggungnya bersandar pada bahu sofa panjang dengan
“Apa yang lo pikirin, Ger?” Tanya Hana sembari tersenyum senang melihat ekspresi Geri yang kalap.“Ukh!”Ia bangkit kemudian menghindar dari Hana yang tengah tersenyum padanya. Lelaki itu menggelengkan kepala merasakan miliknya berdenyut-denyut ingin segera dimanjakan. Gadis berambut kecokelatan tersebut menyeringai sembari mengangkat kedua alisnya menatap Geri di seberang sana.“Gue bukan circle bercanda lo, Han. Jangan bercanda kayak gitu sama gue.” Ujar Geri tegas sembari mengusap peluh yang menetes di pelipisnya.“Ahahaha. Iya, iya, Ger. Abisnya lo serius banget dan dingin. Jadi gue pikir enaknya lo gue bercandain.”“Huh, gak lucu.” Imbuhnya kemudian meraih botol minum dan menenggaknya hingga habis.Perasaan bergejolak saat ini sebenarnya masih ada bahkan tidak bisa padam hanya dengan disiram oleh air saja. Nampaknya percikan api yang dimainkan oleh Hana akan seger
Hana bergeming, ia asyik mewarnai bibirnya dan merias wajah yang hampir terlihat mengantuk. Geri sudah selesai berganti pakaian. Setelah merapikan baju miliknya, ia bergegas untuk keluar dari ruangan tersebut.Tiba-tiba saja Hana menghadangnya membuat kedua alis Geri saling bertautan. Lelaki itu menatap tajam gadis di depannya yang tingginya tak melebihi dagu jika tak memakai heels. Hana malah tersenyum kemudian kepalanya ia miringkan sedikit sembari memerhatikan wajah Geri yang datar.“Apa?” Tanya Geri dingin.“Mau kemana?”“Ya keluar lah. Kita kan harus shooting sekarang.”“Lo gak lupa sesuatu memangnya?”Geri memutarkan bola mata merasa jengah dengan gadis di hadapannya saat ini. Ia benar-benar tak tahu apa yang hendak Hana lakukan dan apa yang mau ia katakan padanya.“Lupa apa?”Mata gadis tersebut melirik sesuatu di bagian bawah dan langsung diikuti
“Gue duluan ya, Liv?”“Ohh ya. Good luck!” Ujarnya sembari mengangkat kedua tangan menyemangati Nazmi.Gadis itu melenggang pergi meninggalkan Olivia di mejanya. Sang model mulai menghapus senyum perlahan setelah Nazmi menjauh.“Gue gak salah tempat kan? Lo pasti dateng ke sini karena ada adek lo.” Gumamnya sembari tersenyum kemudian membenarkan rambutnya ke belakang dengan sapuan jemari.Sedari tadi mata gadis itu sudah mengunci benda yang hendak ia jadikan ‘alat’ untuk memancing seseorang datang menemuinya. Sebelum ia meraih benda persegi panjang tipis tersebut, dirinya memastikan tak ada siapa pun yang melihatnya.“Naz, gue pinjem hape lo sebentar, ya?” Ujarnya kemudian meraih gawai dengan casing berwarna merah muda.Beberapa menit jemarinya mengutak-atik ponsel Nazmi, akhirnya ia berhasil membuka kata sandi ponsel tersebut. Dengan satu senyum manis di wajahnya yang
Mulutnya berdecak ketika ia mengingat kejadian beberapa hari lalu. Tak disangka pikirnya rencana itu akan berhasil meluluhkan hati Dewa yang selama ini keras terhadapnya.Olivia mengembuskan napas lembut sembari menggoyangkan segelas sampanye di tangan kanan. Tubuhnya yang hanya dibalut oleh mantel berbahan sutera duduk dengan kaki bersilangan di atas ayunan. Ia menatap air yang turun dari langit mengguyur atap rumahnya.Malam itu hujan turun deras di luar, percikkan airnya jatuh ke permukaan air kolam renang sehingga membuat lingkaran kecil. Seseorang tiba-tiba saja menghampirinya yang mengenakan kostum maid. Rambutnya disempol mengenakan hairnet tanpa poni yang menutupi wajah.“Selamat malam, Nyonya, sebaiknya anda segera tidur karena sudah larut malam. Sudah hampir dua hari anda tidak tidur sama sekali.” Ucapnya sopan sembari kepala menunduk dan kedua tangan yang bersilangan di depan.Perempuan berdarah ‘bangsawan&
“Apakah saya mati saja?” Lanjut Olivia dan membuat ketiga maid di sana tercenang termasuk kepala maid.“Ya Tuhan, sebaiknya anda tidak berbicara seperti itu dan tidak melakukan hal seperti itu, Nyonya. Akan sangat sedih dan hancur perasaan saya jika Nyonya pergi dari dunia ini.”“Benarkah? Lalu bagaimana saya bisa bernapas jika separuh milik saya tak berada di sisi saya?”Sara menatap Olivia yang terlihat jelas dari sorot matanya tengah gelisah. Perempuan itu sepertinya sudah hampir putus harapan. Lelaki seperti apa sebenarnya yang dicintai oleh majikannya hingga perempuan itu tergila-gila seperti ini.“Jika anda dengannya berjodoh, pasti akan dipertemukan kembali dengan cara-Nya. Tidak usah terlalu mengejarnya biar saya yang turun tangan Nyonya.”“Jangan melakukan sesuatu hal buruk padanya, Sara. Biarkan saya yang meraih kembali hatinya atas kesadaran dia sendiri.”&l
“Kok lo ada di sini?” Tanyanya di sela isak tangis.“Apa itu penting?”“Uhhh, Kak ...” Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.“Hmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?”Ia menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.“Dia menghilang udah dua minggu ...”“Hah? Emang awalnya ada masalah apa?”“Dia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...” Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge
Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.“Gimana perasaan lo sekarang?”“Uhm, gue haus ...”Segera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.“Makasih.” Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.“Apa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.”Seketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.“Gue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...”“Uhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?”“Geri ninggalin gue sama ce
Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.“Lo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?”“Ahahahaha. Akhirnya gue ketahuan?”“Apa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?”“Na
“Gue di apartemen.”Tiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F
-Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.“Apa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?” Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo
Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos
Karisma terdiam mendengar jawaban Nea. Entah perempuan itu tengah merayunya saja atau memang kenyataan dari hatinya mengatakan hal seperti itu.“Memang apa yang bikin lo pengen dapetin gue lagi?”“Ya lo tahu, gak ada cowok di luar sana yang bisa bikin gue puas selain lo.”“Huh? Lo tidur sama cowok lain lagi?”Tawa renyah Nea memenuhi indra pendengarannya membuat Karisma sedikit terkejut mengapa perempuan itu tertawa. Ya, sebelumnya Nea memang pernah tidur dengan beberapa pria namun, setelah dengannya perempuan itu berterus terang hanya ‘melayani’ kekasihnya saja.“Gak lah. Makanya gue cari lo.”“Lo emang terlalu jujur.”“Mau pesen sesuatu?”“Hmm gimana kalau kita nge-club. Udah lama juga gak ke sana bareng lo, ya untuk merayakan pertemuan kita lagi aja.”Nea memgangguk cepat mendengar ajakan Karisma. Menurutnya itu adalah ide yang sangat bagus. Dengan begitu mungkin ia bisa perlahan mengambil hati lelaki yang dulu sempat meninggalkannya.Di sisi lain, hujan yang sedari tadi turun deng
“Huft. Lo butuh waktu berapa lama lagi sih, Naz? Lo berharap gue kasih lo waktu lagi terus lo lupa lagi gitu?”“Bukan gitu, Ka ... tapi emang akhir-akhir ini bikin gue mikir dan bingung banget.”“Apa sih yang lo pertimbangin? Geri? Laki-laki itu bahkan sekarang udah gak peduli sama lo kan?”Nazmi menggelengkan kepala, perasaannya resah meski sebenarnya ia berpikir demikian juga. Mengapa Karisma seperti membaca pikirannya saat ini? Apa lelaki itu tahu sesuatu tentang kekasihnya?“Jangan ngomong sembarangan tentang Geri, Ka. Dia gak seperti apa yang ada dalam benak lo.”“Really? Lo tahu dia lebih dari apa yang terlihat, huh?”“Ka ... kalau emang semua ini ada hubungannya sama Geri, terus apa salah gue kalau gue minta waktu buat mikirin lagi?”“Naz, realistis dong. Kapan terakhir kali lelaki bajingan itu kabarin lo? Sedangkan gue tiap hari chat lo meski respons lo dingin. Lo gak lihat perjuangan gue?”Gadis yang semakin resah kini menatap Karisma dengan netra yang terasa panas. Memang be
Selang beberapa minggu dari putusnya Fauzan dengan sang kekasih, Nazmi yang tengah asyik berselancar di akun sosial media miliknya sedikit terkejut karena mendapati postingan dari lelaki tersebut.-Indahnya bersamamu, kekasihku (love) (hug) (kiss)-Setelah membaca caption dari foto Fauzan yang tengah merangkul seorang gadis dan gadis itu memberikan kecupan di pipinya ia kembali menatap gambar tersebut. Banyak sekali komentar pada gambar yang baru saja beberapa menit lalu ia unggah. Ada yang pro dan juga kontra ada juga yang membandingkannya dengan mantannya terdahulu.Segera Nazmi menangkap layar postingan beserta captionnya untuk ia bagikan pada gadis dalam foto tersebut. Ia masuk pada room chat dirinya dengan seseorang beranama Hana. Ya, gadis di postingan itu adalah Hana, sahabat dekatnya.Ia mengirimkan tangkapan layar tersebut sembari mengetik beberapa kata untuknya.-Astaga! Hana lo jadian sama Fauzan? Kok bisa sih? Lo gak kasih tahu gue! T_T-Hana yang tengah online sontak saja