Share

Bab 3

Author: Irma Dewi
last update Last Updated: 2024-11-25 14:06:40
Imelda mengangkat gelang itu di udara sambil menatapku dengan senyum penuh kebencian. "Semakin kamu peduli, semakin ingin aku menghancurkannya. Siapa suruh kamu jadi pelakor dan menghancurkan keluargaku!"

Begitu kata-katanya selesai, dia melepaskan gelang itu dari tangannya. Aku berteriak, "Jangan!"

Seiring dengan suara benturan, gelang itu jatuh ke tanah dan pecah berkeping-keping. Seluruh tubuhku bergetar karena marah. Yang menyakitkan bukanlah nilai gelang itu, tetapi makna yang tersimpan di baliknya.

Sejak kecil, karena orang tuaku sangat sibuk, aku dibesarkan oleh nenekku. Dua tahun yang lalu, nenek meninggal dan gelang ini adalah pemberiannya di saat-saat terakhirnya. Memakai gelang itu membuatku merasa seperti nenek masih berada di sisiku.

Sekarang gelang itu sudah hancur! Satu-satunya kenanganku pun hilang.

Dengan mata memerah, aku menatap Imelda dan teman-temannya dengan gigi gemeretak saat berkata, "Kalian akan menyesal! Bahkan kalau nanti kalian berlutut memohon ampun padaku sampai kepala kalian berdarah, aku nggak akan pernah memaafkan kalian. Tak satu pun dari kalian akan lolos!"

Imelda menunjukkan ekspresi penuh kebencian.

"Teman-teman, lihatlah si jalang ini masih saja mengeyel. Harus diberi pelajaran sampai dia patuh!"

Karena kejadiannya di pinggir jalan, ada banyak sekali orang yang menonton. Aku meminta bantuan pada mereka, tapi mereka hanya berpangku tangan menyaksikan kejadian ini. Aku merasa sangat putus asa.

Agar bisa lebih puas memukuliku, Imelda dan teman-temannya menyeretku ke gang kecil di samping. Di tempat sepi itu, tindakan mereka semakin brutal dan tak terkendali. Mereka mulai menarik-narik pakaianku.

Aku mencengkeram erat ujung pakaianku. Untungnya, ini musim dingin dan aku mengenakan mantel tebal serta sweter di dalamnya, jadi mereka sulit untuk merobeknya.

"Jangan sentuh aku! Ini tindakan kriminal!"

Salah satu wanita yang bertubuh besar, menunjuk dahiku dengan kasar. "Kamu ini pelakor, masih berani bicara soal hukum sama kami?"

Karena pakaian yang kukenakan tidak bisa dirobek dengan mudah, mereka merasa semakin frustrasi.

"Wanita murahan! Begitu melihat suami orang adalah seorang presdir, kamu langsung mau merebutnya? Akan kuhancurkan wajahmu sekarang juga supaya kamu nggak bisa lagi menggoda pria lainnya!"

Aku menghindari serangannya dengan cepat sehingga wajahku tidak terluka. Namun, sejumput rambutku tercabut hingga membuatku meringis kesakitan.

Gila, sekelompok wanita ini benar-benar keterlaluan!

"Aku akan pastikan kalian menyesal atas semua yang kalian lakukan hari ini."

Mendengar ucapanku, mereka mulai memukuliku tanpa ampun. Imelda bahkan menginjak lenganku dengan keras. Rasa sakitnya membuat wajahku pucat, sementara dia terlihat sangat puas.

"Ayo terus maki kami lagi! Bukannya tadi kamu sombong sekali? Aku mau lihat apa kamu masih bisa bicara sekarang! Jadi pelakor akan mendapat karma buruk!"

Aku mencoba melawan, tapi jumlah mereka terlalu banyak. Aku ditekan kuat-kuat ke tanah hingga tak mampu bergerak. Aku menatap Imelda dan berkata, "Telepon Kent sekarang juga, tanyakan siapa aku sebenarnya!"

Imelda menarik kepalaku dan membenturkannya ke tanah. "Kamu itu siapa? Cuma pelakor sialan!"

"Jangan kira aku nggak tahu kamu cuma mau suamiku datang untuk menyelamatkanmu. Kuberi tahu saja, jangan mimpi! Bahkan kalau malaikat turun ke bumi sekalipun, kamu nggak akan selamat."

Di kolom komentar siaran langsung, seseorang bertanya.

[ Apa mukul orang seperti ini nggak terlalu berlebihan? ]

Imelda menambah tekanan pada lenganku yang diinjak, sambil menunjuk wajahku dan berkata, "Wanita ini jelas-jelas nggak tahu diri. Kalau nggak kuberi pelajaran hari ini, dia akan terus menggoda laki-laki lain. Mungkin dia nanti akan goda suami kalian juga! Aku ini sedang melakukan kebaikan untuk kaum wanita."

Komentar-komentar langsung mendukung tindakan Imelda.

[ Wanita begini cuma bisa merusak moral masyarakat. Memang seharusnya dipukul sampai kapok! ]

[ Kalau bukan karena aku lagi kerja sekarang, aku pasti ke sana untuk ikut nampar dia juga! ]

[ Aku jadi teringat dulu suamiku digoda pelakor sampai akhirnya meninggalkanku dan anak kami. Aku nggak bisa toleransi pelakor sama sekali! ]

Imelda yang mendapat dukungan semua orang, menjadi semakin sombong dan memukuliku habis-habisan. Aku belum pernah merasa semarah ini seumur hidupku. Aku menggigit bibirku dan menahan diri, tapi pandanganku perlahan-lahan mulai menggelap.

Sebelum aku benar-benar tak sadarkan diri, samar-samar aku mendengar suara sirene polisi ....
Comments (23)
goodnovel comment avatar
Syifa Riyanti
part berikutnya g bs d buka
goodnovel comment avatar
Maya Sari
hufffss... berdebar menunggu
goodnovel comment avatar
Tini Hasan
mana sambungan nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 4

    Ketika tersadar, aku sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa tubuhku mengalami banyak luka, gegar otak, dan lengan kiriku patah.Aku melihat lenganku yang dibalut perban dan tersenyum dingin, "Sampah-sampah itu ... aku akan mengurus mereka satu per satu."Di ranjang sebelah, seorang wanita tiba-tiba meludah ke arahku. "Kamu pelakor itu, bukan? Memalukan sekali merusak rumah tangga orang lain, pantas saja dihajar."Aku menatapnya sekilas tanpa menjawab. Siaran langsung terputus setelah aku pingsan. Jadi, sampai sekarang belum ada yang tahu identitasku yang sebenarnya. Semua orang hanya menganggapku pelakor seperti yang dikatakan Imelda.Aku meminta dokter untuk memindahkanku ke kamar VIP yang lebih baik. Dokter pun segera melakukannya.Beberapa menit kemudian, aku sudah berada di kamar VIP. Ketika aku meraih ponsel, layarnya terlihat retak akibat diinjak, tapi masih bisa digunakan. Saat hendak menelepon, aku melihat banyak panggilan tak terjawab dari Kent yang te

    Last Updated : 2024-11-25
  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 5

    Saat sedang melamun, telepon dari Kent kembali masuk. Aku menolak panggilannya dan malah menghubungi sekretarisku. Atas instruksiku, dia segera mencetak surat perjanjian cerai.Tak lama kemudian, sekretarisku tiba di rumah sakit membawa surat perjanjian cerai. Sementara itu, Imelda dan sekelompok kerabat serta temannya sudah dibawa ke kantor polisi.Aku turun dari ranjang rumah sakit. Dengan bantuan sekretarisku, aku berjalan keluar menuju kantor polisi. Begitu melihatku, Imelda langsung melontarkan amarahnya. "Kenapa kalian nggak nangkap pelakor ini? Kenapa malah menangkapku!"Aku menatapnya sejenak, lalu berjalan ke arah polisi. "Selamat siang. Saya ingin melaporkan bahwa Imelda dan rekan-rekannya sengaja menganiaya saya, merusak mobil saya, serta menghancurkan barang-barang berharga milik saya yang bernilai ratusan miliar. Saya akan menuntut sampai tuntas, mohon bantuannya."Imelda memaki, "Jalang sialan, kamu mau nipu lagi? Barang-barangmu itu seharga ratusan miliar? Kenapa nggak s

    Last Updated : 2024-11-25
  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 6

    Imelda tertegun, lalu berteriak ke arah Kent, "Sayang, aku di sini!"Namun, Kent mengabaikannya. Meski berusaha tampak tenang, aku bisa melihat jelas punggungnya sudah dibasahi keringat. Cuaca saat ini sangat dingin, seharusnya tidak akan bisa berkeringat. Hal ini menunjukkan bahwa dia sangat gugup sekarang.Dia menatapku dengan lembut, "Sayang, dengarkan aku. Ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan, ya?"Aku tertawa sinis, "Jelaskan bagaimana kamu berselingkuh, menggunakan uangku, dan rumahku untuk menafkahi pelakor dan anaknya?"Melihat hal itu, Imelda segera mendekat dan mencengkeram lengan Kent, "Sayang, kamu salah orang, kan? Istrimu itu aku! Kamu ini kenapa?"Kent melepaskan diri darinya dengan kasar. "Diam kamu!""Yuliana adalah istri sahku. Aku menikah dengannya, bukan denganmu. Pergi dari sini dan jangan buat masalah."Dengan kata lain, akta nikah yang diberikan Kent kepada Imelda adalah barang palsu.Imelda menatap Kent dengan ekspre

    Last Updated : 2024-11-25
  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 7

    Aku tahu bahwa Kent sebenarnya tidak benar-benar menyadari kesalahannya. Dia hanya takut kehilangan segalanya. Bagaimanapun, semua yang dia miliki saat ini adalah hasil dari bantuanku.Setelah perceraian, aku akan mengambil kembali semuanya dan dia akan kembali menjadi pria miskin seperti dulu. Kalaupun dia ingin mendapatkan sebagian hartaku, tetap saja hal itu tidak memungkinkan. Dengan bukti perselingkuhannya saja, tim hukum perusahaan keluargaku bisa menghancurkannya di pengadilan.Kolom komentar di siaran langsung pun meledak.[ Jadi, ternyata yang ngaku-ngaku istri sah itu malah sebenarnya adalah pelakor. ][ Wah, plot twist banget! Lain kali aku harus hati-hati sebelum berpihak. ][ Presdir apanya? Cuma pria yang hidupnya bergantung sama wanita. Istri sahnya ternyata putri raja perhiasan. Orang-orang yang menyerangnya bakal kena batunya. ]Dengan demikian, seluruh kebenaran pun terungkap.Kent masih mencoba mendekatiku, tapi aku mendorongnya pergi dan berjalan keluar. Aku tidak m

    Last Updated : 2024-11-25
  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 8

    Jika aku bukan putri ayahku dan keluargaku tidak kaya, Kent tidak akan pernah bersamaku. Memikirkan hal ini membuatku bergidik, mungkin bahkan sejak sekolah dia sudah tahu latar belakangku dan sengaja mendekatiku."Kent, kamu tahu sendiri bagaimana aku memperlakukanmu!""Omong kosong!" Kent tampak semakin emosional. "Yuliana, jangan pikir aku nggak tahu bahwa kamu cuma memanfaatkanku. Kamu nggak pernah benar-benar mencintaiku."Aku tertegun sejenak dan akhirnya aku mengerti kenapa dia bersama Imelda. Aku sudah melihatnya sebelumnya ... Imelda mencintainya dengan sepenuh hati dan patuh padanya. Bukan hanya karena mengira dia kaya, tapi karena dia benar-benar menyerahkan hatinya pada Kent.Sementara itu, aku dididik untuk menjadi pewaris perusahaan sejak kecil. Sifatku rasional dan mandiri. Dalam pandanganku, hubungan suami-istri adalah hubungan setara yang saling menghormati. Aku menyampaikan perasaanku dengan lebih tersirat.Oleh karena itulah, bahkan jika aku sangat mencintai Kent, ak

    Last Updated : 2024-11-25
  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 1

    Saat baru turun dari mobil dan bersiap untuk masuk ke dalam mal untuk berbelanja, aku melihat sekelompok orang berwajah garang yang mendekatiku dari seberang jalan. Mereka membawa ponsel dan pengeras suara, tampaknya sedang melakukan siaran langsung. Pengeras suara itu terus-menerus mengatakan bahwa mereka akan memberikan pelajaran pada seorang pelakor.Aku menggelengkan kepala. Sekarang ini siaran langsung benar-benar tidak ada batasnya, tak heran jika penontonnya banyak. Tiba-tiba, aku memfokuskan pandangan dan melihat wanita yang sedang menggendong bayi di tengah kerumunan. Aku mengenalnya.Imelda, dia adalah mahasiswi yang disponsori oleh suamiku. Kondisi ekonomi keluarga suamiku tidak terlalu baik. Beberapa tahun yang lalu dia mengatakan padaku bahwa dia ingin mensponsori beberapa mahasiswa untuk berkuliah. Aku mengira bahwa dia mau membantu orang lain karena dia sendiri juga pernah mengalami kesulitan, sehingga aku pun mendukung keputusannya ini.Imelda adalah salah satu mahasisw

    Last Updated : 2024-11-25
  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 2

    Melihat perhiasan yang kukenakan, Imelda kembali mengulurkan tangannya dan menarik anting dari telingaku dengan paksa. Aku meringis kesakitan dan telingaku sudah pasti berdarah."Imelda, kamu sudah gila? Sudah kubilang, aku nggak kenal suamimu!"Imelda baru hendak bicara ketika ponsel di tangannya berbunyi. Dia melihat nomor peneleponnya, lalu tersenyum manis. "Pasti suamiku yang menelepon untuk memastikan aku baik-baik saja."Salah satu temannya berkata, "Aktifkan speaker-nya, biar perempuan ini dengar seberapa sayangnya suamimu padamu.""Oke."Begitu panggilan tersambung, Imelda yang tadinya berwajah garang langsung berubah menjadi lembut dan manja. "Sayang, aku lagi gendong bayi dan belanja sama teman-teman."Di ujung telepon, suara laki-laki itu terdengar, "Jangan pulang terlalu malam, jaga anak baik-baik."Aku tertegun. Aku dan Kent sudah saling mengenal bertahun-tahun dan aku langsung bisa mengenali suara itu. Sebelum mendengar suara ini, aku berpikir bahwa semua ini hanyalah kes

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 8

    Jika aku bukan putri ayahku dan keluargaku tidak kaya, Kent tidak akan pernah bersamaku. Memikirkan hal ini membuatku bergidik, mungkin bahkan sejak sekolah dia sudah tahu latar belakangku dan sengaja mendekatiku."Kent, kamu tahu sendiri bagaimana aku memperlakukanmu!""Omong kosong!" Kent tampak semakin emosional. "Yuliana, jangan pikir aku nggak tahu bahwa kamu cuma memanfaatkanku. Kamu nggak pernah benar-benar mencintaiku."Aku tertegun sejenak dan akhirnya aku mengerti kenapa dia bersama Imelda. Aku sudah melihatnya sebelumnya ... Imelda mencintainya dengan sepenuh hati dan patuh padanya. Bukan hanya karena mengira dia kaya, tapi karena dia benar-benar menyerahkan hatinya pada Kent.Sementara itu, aku dididik untuk menjadi pewaris perusahaan sejak kecil. Sifatku rasional dan mandiri. Dalam pandanganku, hubungan suami-istri adalah hubungan setara yang saling menghormati. Aku menyampaikan perasaanku dengan lebih tersirat.Oleh karena itulah, bahkan jika aku sangat mencintai Kent, ak

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 7

    Aku tahu bahwa Kent sebenarnya tidak benar-benar menyadari kesalahannya. Dia hanya takut kehilangan segalanya. Bagaimanapun, semua yang dia miliki saat ini adalah hasil dari bantuanku.Setelah perceraian, aku akan mengambil kembali semuanya dan dia akan kembali menjadi pria miskin seperti dulu. Kalaupun dia ingin mendapatkan sebagian hartaku, tetap saja hal itu tidak memungkinkan. Dengan bukti perselingkuhannya saja, tim hukum perusahaan keluargaku bisa menghancurkannya di pengadilan.Kolom komentar di siaran langsung pun meledak.[ Jadi, ternyata yang ngaku-ngaku istri sah itu malah sebenarnya adalah pelakor. ][ Wah, plot twist banget! Lain kali aku harus hati-hati sebelum berpihak. ][ Presdir apanya? Cuma pria yang hidupnya bergantung sama wanita. Istri sahnya ternyata putri raja perhiasan. Orang-orang yang menyerangnya bakal kena batunya. ]Dengan demikian, seluruh kebenaran pun terungkap.Kent masih mencoba mendekatiku, tapi aku mendorongnya pergi dan berjalan keluar. Aku tidak m

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 6

    Imelda tertegun, lalu berteriak ke arah Kent, "Sayang, aku di sini!"Namun, Kent mengabaikannya. Meski berusaha tampak tenang, aku bisa melihat jelas punggungnya sudah dibasahi keringat. Cuaca saat ini sangat dingin, seharusnya tidak akan bisa berkeringat. Hal ini menunjukkan bahwa dia sangat gugup sekarang.Dia menatapku dengan lembut, "Sayang, dengarkan aku. Ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan, ya?"Aku tertawa sinis, "Jelaskan bagaimana kamu berselingkuh, menggunakan uangku, dan rumahku untuk menafkahi pelakor dan anaknya?"Melihat hal itu, Imelda segera mendekat dan mencengkeram lengan Kent, "Sayang, kamu salah orang, kan? Istrimu itu aku! Kamu ini kenapa?"Kent melepaskan diri darinya dengan kasar. "Diam kamu!""Yuliana adalah istri sahku. Aku menikah dengannya, bukan denganmu. Pergi dari sini dan jangan buat masalah."Dengan kata lain, akta nikah yang diberikan Kent kepada Imelda adalah barang palsu.Imelda menatap Kent dengan ekspre

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 5

    Saat sedang melamun, telepon dari Kent kembali masuk. Aku menolak panggilannya dan malah menghubungi sekretarisku. Atas instruksiku, dia segera mencetak surat perjanjian cerai.Tak lama kemudian, sekretarisku tiba di rumah sakit membawa surat perjanjian cerai. Sementara itu, Imelda dan sekelompok kerabat serta temannya sudah dibawa ke kantor polisi.Aku turun dari ranjang rumah sakit. Dengan bantuan sekretarisku, aku berjalan keluar menuju kantor polisi. Begitu melihatku, Imelda langsung melontarkan amarahnya. "Kenapa kalian nggak nangkap pelakor ini? Kenapa malah menangkapku!"Aku menatapnya sejenak, lalu berjalan ke arah polisi. "Selamat siang. Saya ingin melaporkan bahwa Imelda dan rekan-rekannya sengaja menganiaya saya, merusak mobil saya, serta menghancurkan barang-barang berharga milik saya yang bernilai ratusan miliar. Saya akan menuntut sampai tuntas, mohon bantuannya."Imelda memaki, "Jalang sialan, kamu mau nipu lagi? Barang-barangmu itu seharga ratusan miliar? Kenapa nggak s

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 4

    Ketika tersadar, aku sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa tubuhku mengalami banyak luka, gegar otak, dan lengan kiriku patah.Aku melihat lenganku yang dibalut perban dan tersenyum dingin, "Sampah-sampah itu ... aku akan mengurus mereka satu per satu."Di ranjang sebelah, seorang wanita tiba-tiba meludah ke arahku. "Kamu pelakor itu, bukan? Memalukan sekali merusak rumah tangga orang lain, pantas saja dihajar."Aku menatapnya sekilas tanpa menjawab. Siaran langsung terputus setelah aku pingsan. Jadi, sampai sekarang belum ada yang tahu identitasku yang sebenarnya. Semua orang hanya menganggapku pelakor seperti yang dikatakan Imelda.Aku meminta dokter untuk memindahkanku ke kamar VIP yang lebih baik. Dokter pun segera melakukannya.Beberapa menit kemudian, aku sudah berada di kamar VIP. Ketika aku meraih ponsel, layarnya terlihat retak akibat diinjak, tapi masih bisa digunakan. Saat hendak menelepon, aku melihat banyak panggilan tak terjawab dari Kent yang te

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 3

    Imelda mengangkat gelang itu di udara sambil menatapku dengan senyum penuh kebencian. "Semakin kamu peduli, semakin ingin aku menghancurkannya. Siapa suruh kamu jadi pelakor dan menghancurkan keluargaku!"Begitu kata-katanya selesai, dia melepaskan gelang itu dari tangannya. Aku berteriak, "Jangan!"Seiring dengan suara benturan, gelang itu jatuh ke tanah dan pecah berkeping-keping. Seluruh tubuhku bergetar karena marah. Yang menyakitkan bukanlah nilai gelang itu, tetapi makna yang tersimpan di baliknya.Sejak kecil, karena orang tuaku sangat sibuk, aku dibesarkan oleh nenekku. Dua tahun yang lalu, nenek meninggal dan gelang ini adalah pemberiannya di saat-saat terakhirnya. Memakai gelang itu membuatku merasa seperti nenek masih berada di sisiku.Sekarang gelang itu sudah hancur! Satu-satunya kenanganku pun hilang.Dengan mata memerah, aku menatap Imelda dan teman-temannya dengan gigi gemeretak saat berkata, "Kalian akan menyesal! Bahkan kalau nanti kalian berlutut memohon ampun padaku

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 2

    Melihat perhiasan yang kukenakan, Imelda kembali mengulurkan tangannya dan menarik anting dari telingaku dengan paksa. Aku meringis kesakitan dan telingaku sudah pasti berdarah."Imelda, kamu sudah gila? Sudah kubilang, aku nggak kenal suamimu!"Imelda baru hendak bicara ketika ponsel di tangannya berbunyi. Dia melihat nomor peneleponnya, lalu tersenyum manis. "Pasti suamiku yang menelepon untuk memastikan aku baik-baik saja."Salah satu temannya berkata, "Aktifkan speaker-nya, biar perempuan ini dengar seberapa sayangnya suamimu padamu.""Oke."Begitu panggilan tersambung, Imelda yang tadinya berwajah garang langsung berubah menjadi lembut dan manja. "Sayang, aku lagi gendong bayi dan belanja sama teman-teman."Di ujung telepon, suara laki-laki itu terdengar, "Jangan pulang terlalu malam, jaga anak baik-baik."Aku tertegun. Aku dan Kent sudah saling mengenal bertahun-tahun dan aku langsung bisa mengenali suara itu. Sebelum mendengar suara ini, aku berpikir bahwa semua ini hanyalah kes

  • Fitnah Pelakor Membuatku Babak Belur   Bab 1

    Saat baru turun dari mobil dan bersiap untuk masuk ke dalam mal untuk berbelanja, aku melihat sekelompok orang berwajah garang yang mendekatiku dari seberang jalan. Mereka membawa ponsel dan pengeras suara, tampaknya sedang melakukan siaran langsung. Pengeras suara itu terus-menerus mengatakan bahwa mereka akan memberikan pelajaran pada seorang pelakor.Aku menggelengkan kepala. Sekarang ini siaran langsung benar-benar tidak ada batasnya, tak heran jika penontonnya banyak. Tiba-tiba, aku memfokuskan pandangan dan melihat wanita yang sedang menggendong bayi di tengah kerumunan. Aku mengenalnya.Imelda, dia adalah mahasiswi yang disponsori oleh suamiku. Kondisi ekonomi keluarga suamiku tidak terlalu baik. Beberapa tahun yang lalu dia mengatakan padaku bahwa dia ingin mensponsori beberapa mahasiswa untuk berkuliah. Aku mengira bahwa dia mau membantu orang lain karena dia sendiri juga pernah mengalami kesulitan, sehingga aku pun mendukung keputusannya ini.Imelda adalah salah satu mahasisw

DMCA.com Protection Status