Aku memalingkan wajah kepada Jason. "Siapa dia?"
Ia menatapku gusar.
"Seseorang mengincar aku dan keluargaku, aku berhak tahu siapa dia," ujarku tak sabaran ketika mereka berdua hanya diam.
Jason menghembuskan napas panjang. "Itu bukan hal yang bisa kukatakan kepadamu," ujarnya enggan.
Aku hendak membuka mulut untuk membantahnya sebelum Phillip menyelaku.
"Kami tidak bisa begitu saja membeberkan nama tersangka sebelum dakwaan tertulis." Phillip menjawab dengan formal. "Ini prosedur standar yang harus dipatuhi, jadi aku harap kau bisa mengerti nona Summers," ujarnya kaku.
"Meski begitu anda tidak perlu khawatir, kami akan memastikan keluarga anda dilindungi."
"Aku akan mengabari anda saat mereka telah bersama anggota kami.""Tapi—"
Jason menekan pegangannya di pinggangku untuk membuatku berhenti bicara. "Thanks, kami akan menunggu kabar darimu." ia buru-buru menyela.
Phillip mengangguk sekilas, ia men
{Mia POV} Jason meraih daguku dan membuatku melihatnya."Kau sama sekali tidak tahu seberapa sulitnya aku menahan diri untuk tidak kembali padamu." ia menelusuri wajahku dengan pandangannya yang intens, membuat jantungku langsung menunjukkan reaksi alaminya dan otakku seketika berhenti berpikir jernih. "Tapi aku perlu memastikan keamananmu di atas segalanya,sweetheart," ia mengusap ringan sisi wajahku dengan ibu jarinya. "Meskipun rasa rindu nyaris membunuhku." Jason menyunggingkan senyum menawan yang paling kusukai itu sebelum perlahan menundukkan wajahnya untuk menciumku.Aku membalasnya sambil mengunci kedua lenganku ke belakang lehernya. Aku menariknya lebih dekat dan memperdalam ciuman kami, tapi Jason menjauhkan wajahnya dengan enggan sambil tertawa pelan tepat sebelum aku kehabisan napas."Mia, kita harus berhenti," bisiknya sambil menangkup wajahku. Kedua mata birunya berkilat-kilat menatapku. "Aku tak akan lama," janjinya.
{Jason POV} “Apa maksudmu Mia hilang?” Namun ponsel Phillip berdering lagi. Ia mengalihkan pandangan lalu kembali berjalan mondar-mondir selagi menjawab telepon itu. “Ya, aku sudah mendengarnya. Ya, mereka tidak tahu kapan gadis itu—” ia berhenti dan melirikku sekilas. “Bawa regumu dan pergilah ke Antonefield, itu jarak terdekat, lokasinya cukup strategis untuk persembunyian. Mungkin kalian akan menemukan sesuatu di sana.” Aku mengubur wajahku di telapak tangan seraya menghembuskan napas frustasi. “Ambillah rute memutar menghindari major highway untuk mencegah kedatangan kalian diketahui bila memang orang yang kita cari berada di tempat itu.” Aku merasakan tatapan mata Phillip di belakang kepalaku. “Jika dia, memang membawa Mia ke salah satu lokasi di sana kau perlu memahami denah area …” Kata-kata Phillip selanjutnya menghilang dari pendengaranku, digantikan oleh bayangan wajah Mia yang ketakuta
“Ada apa ini?” ujarku gugup tatkala melihat sosok Antonio Benitez yang duduk di balik meja di hadapanku. "Selamat datang, Mia." ia mengembangkan senyum. "Silakan duduk." ia memberi isyarat dengan anggukan kepalanya ke arah kursi di dekat meja. "Kau berada di sini untuk meluruskan beberapa hal." ia berkata kembali setelah menyadari bahwa aku tak akan mau beranjak sedikit pun dari tempatku berdiri, apalagi duduk di dekatnya. "Pacarmu sudah mengambil sesuatu yang sangat penting dariku, jadi aku merasa perlu menyeimbangkan keadaan." suaranya dalam dan kedengaran sarat emosi. Apa yang dia bicarakan sebenarnya… Aku menatapnya dengan kening berkerut. "Melihat reaksimu sepertinya Jason tidak menceritakan apa-apa padamu." Aku secara refleks mundur selangkah saat Antonio beranjak dari kursinya dan mulai berjalan mengitari meja. "Saat dia membuat drama murahan di Meksiko, interpol diam-diam telah menangkap putriku." Aku melihatn
{Jason POV} “Dugaan kita benar, Antonio menahan Mia.” Phillip berkata setelah sambungan teleponnya terputus. “Kita harus—” aku beranjak dari sofa seraya mengacak rambutku dengan gusar. “Aku harus pergi kesana,” ujarku kalut. “Jason, tenanglah.” Aku mendongak pada Phillip, “Dia akan melukai Mia, aku harus menyelamatkannya.” “Aku tahu kekhawatiranmu, tapi seperti yang kukatakan, kami punya rencana.” “Kau tidak tahu apa-apa! Rencana kalian berantakan sejak Randall membawa Mia pergi tepat di bawah pengawasan anggota tim-mu.” Phillip memejam sejenak sebelum berbicara kembali.” Ini di luar kewenanganku, kita perlu mengikuti prosedur pembebasan sandera.” “Kami harus menunggu instruksi lebih lanjut.” Mataku melebar memandangnya. Suara tawa tak percaya bergemeresak di rongga dadaku. “Kau tidak mungkin serius…” Aku menyipit marah padanya. “Apa kalian bermaksud menjadikan Mia sebagai umpan?”
{Mia POV} Sebelum memikirkan apa yang kulakukan, aku sudah berlari sekuat tenaga melesat ke arah Jason. Satu-satunya yang ada di otakku hanyalah mencegah Antonio melukainya. Melihatku berlari padanya Jason meronta dari cengkeraman dua orang yang memegangi lengannya. Ia menyikut, menendang dan bergumul sengit dengan orang-orang itu sementara dia terus meneriakkan namaku dengan khawatir. Kemudian semua berlangsung begitu cepat ketika kudengar bunyi letusan yang menggelegar di udara tepat saat aku mencapai Jason dan menghambur kepadanya. Kilatan berwarna merah terang memercik ke segala arah, dan sengatan rasa sakit yang amat sangat menghujam punggungku, seolah seseorang baru saja menusukkan pisau yang merobek kulitku.Ledakan rasa sakit pada punggungku menimbulkan panas tak terkira yang membakar dagingku. Jason menatapku dengan pandangan ngeri.Dia menyentakkan tangan satu orang yang masih memeganginya dan men
# Memory Lane — Jejak Kenangan {Mia} Saat membuka mata aku menyadari bahwa aku sedang berada di rumahku yang lama. Sutter Creek. Berbaring di dalam kamar lamaku, di ranjang yang di cat sendiri oleh ayahku dengan warna biru laut kesukaanku. Semuanya tampak sama bahkan setelah bertahun-tahun, seolah tak pernah tersentuh. Meja belajarku, yang kini kelihatan terlalu mungil untuk kugunakan. Lemari baju ukiran yang kudapat dariGrams, gitar akustik pemberian ayahku, serta tas ransel yang dulu selalu kubawa-bawa sejak kelas tujuh tergantung di ujung kursi putar.Seolah kami tak pernah pindah dari sini. Aku bangkit dari tempat tidur lalu berjalan keluar dari kamar, menyusuri lorong yang mengarah ke ruang makan. Mendadak dadaku terasa sesak oleh kerinduan saat melihat tempat ini kembali.Seolah dalam sekejap semua kenangan membanjiri benakku. Kami berempat biasa duduk memutari meja makan itu, l
{Jason POV} Ketika kami sampai di rumah sakit, Mia dibawa ke ruang Instalasi Gawat Darurat di bagian unit trauma dan dua orang dokter langsung menanganinya. Mereka menganjurkan tindakan operasi sesegera mungkin begitu tekanan darah Mia telah stabil, sebagai satu-satunya upaya terakhir untuk menyelamatkannya. Setengah jam setelahnya aku masih duduk di luar ruang operasi, tenggelam dalam kekalutan pikiranku ketika seorang dokter pria berkacamata dengan setelan hijau serta penutup kepala menghampiriku. "Di mana keluarganya?" "Mereka—" aku menelan ludah gumpalan menyakitkan di tenggorokanku dengan susah payah."Kukira sedang dalam perjalanan, polisi yang menjemput akan memastikan mereka diantar kemari segera setelah mendengar kabar ini." "Dia membutuhkan transfusi darah lagi, sedangkan kami kekurangan O negatif, jadi sebaiknya kau memberitahu supaya mereka bergegas," ujarnya sebelum berbalik menuju ke kamar operasi. "Dokter!"
{Jason POV} “Pergilah beristirahat, aku akan menjaga Mia.” aku mendengar Karen berbicara di belakangku, mencoba membujukku untuk yang kesekian kalinya sejak semalam agar mau beranjak dari sisi ranjang Mia. Karen datang setelah Grams dan kakekku pergi. Ia membawakan baju serta beberapa barang yang kuminta padanya, dan berkata dengan nada khawatir bila aku pasti juga butuh ditemani. Aku hanya membutuhkan satu hal. Aku menggenggam jemari Mia dengan kedua tangan dan menyurukkannya ke bawah dagu, mengamati matanya yang terpejam. “Apa yang terjadi setelah berita kecelakaanku di Meksiko waktu itu?” “Menurutmu?” sahut Karen heran. “Mia menunggumu pulang, Jason. Dia berharap kau akan datang, dan memberinya pelukan hangat di hari ulang tahunnya.” “Tapi kau memberinya bom, menghancurkannya berkeping-keping karena berita kematianmu,” ujarnya murung. Aku mengulurkan tangan untuk menyapu sejumput r