{Jason POV}
“Apa maksudmu Mia hilang?”
Namun ponsel Phillip berdering lagi. Ia mengalihkan pandangan lalu kembali berjalan mondar-mondir selagi menjawab telepon itu.
“Ya, aku sudah mendengarnya. Ya, mereka tidak tahu kapan gadis itu—” ia berhenti dan melirikku sekilas. “Bawa regumu dan pergilah ke Antonefield, itu jarak terdekat, lokasinya cukup strategis untuk persembunyian. Mungkin kalian akan menemukan sesuatu di sana.”
Aku mengubur wajahku di telapak tangan seraya menghembuskan napas frustasi.
“Ambillah rute memutar menghindari major highway untuk mencegah kedatangan kalian diketahui bila memang orang yang kita cari berada di tempat itu.”
Aku merasakan tatapan mata Phillip di belakang kepalaku.
“Jika dia, memang membawa Mia ke salah satu lokasi di sana kau perlu memahami denah area …”
Kata-kata Phillip selanjutnya menghilang dari pendengaranku, digantikan oleh bayangan wajah Mia yang ketakuta
“Ada apa ini?” ujarku gugup tatkala melihat sosok Antonio Benitez yang duduk di balik meja di hadapanku. "Selamat datang, Mia." ia mengembangkan senyum. "Silakan duduk." ia memberi isyarat dengan anggukan kepalanya ke arah kursi di dekat meja. "Kau berada di sini untuk meluruskan beberapa hal." ia berkata kembali setelah menyadari bahwa aku tak akan mau beranjak sedikit pun dari tempatku berdiri, apalagi duduk di dekatnya. "Pacarmu sudah mengambil sesuatu yang sangat penting dariku, jadi aku merasa perlu menyeimbangkan keadaan." suaranya dalam dan kedengaran sarat emosi. Apa yang dia bicarakan sebenarnya… Aku menatapnya dengan kening berkerut. "Melihat reaksimu sepertinya Jason tidak menceritakan apa-apa padamu." Aku secara refleks mundur selangkah saat Antonio beranjak dari kursinya dan mulai berjalan mengitari meja. "Saat dia membuat drama murahan di Meksiko, interpol diam-diam telah menangkap putriku." Aku melihatn
{Jason POV} “Dugaan kita benar, Antonio menahan Mia.” Phillip berkata setelah sambungan teleponnya terputus. “Kita harus—” aku beranjak dari sofa seraya mengacak rambutku dengan gusar. “Aku harus pergi kesana,” ujarku kalut. “Jason, tenanglah.” Aku mendongak pada Phillip, “Dia akan melukai Mia, aku harus menyelamatkannya.” “Aku tahu kekhawatiranmu, tapi seperti yang kukatakan, kami punya rencana.” “Kau tidak tahu apa-apa! Rencana kalian berantakan sejak Randall membawa Mia pergi tepat di bawah pengawasan anggota tim-mu.” Phillip memejam sejenak sebelum berbicara kembali.” Ini di luar kewenanganku, kita perlu mengikuti prosedur pembebasan sandera.” “Kami harus menunggu instruksi lebih lanjut.” Mataku melebar memandangnya. Suara tawa tak percaya bergemeresak di rongga dadaku. “Kau tidak mungkin serius…” Aku menyipit marah padanya. “Apa kalian bermaksud menjadikan Mia sebagai umpan?”
{Mia POV} Sebelum memikirkan apa yang kulakukan, aku sudah berlari sekuat tenaga melesat ke arah Jason. Satu-satunya yang ada di otakku hanyalah mencegah Antonio melukainya. Melihatku berlari padanya Jason meronta dari cengkeraman dua orang yang memegangi lengannya. Ia menyikut, menendang dan bergumul sengit dengan orang-orang itu sementara dia terus meneriakkan namaku dengan khawatir. Kemudian semua berlangsung begitu cepat ketika kudengar bunyi letusan yang menggelegar di udara tepat saat aku mencapai Jason dan menghambur kepadanya. Kilatan berwarna merah terang memercik ke segala arah, dan sengatan rasa sakit yang amat sangat menghujam punggungku, seolah seseorang baru saja menusukkan pisau yang merobek kulitku.Ledakan rasa sakit pada punggungku menimbulkan panas tak terkira yang membakar dagingku. Jason menatapku dengan pandangan ngeri.Dia menyentakkan tangan satu orang yang masih memeganginya dan men
# Memory Lane — Jejak Kenangan {Mia} Saat membuka mata aku menyadari bahwa aku sedang berada di rumahku yang lama. Sutter Creek. Berbaring di dalam kamar lamaku, di ranjang yang di cat sendiri oleh ayahku dengan warna biru laut kesukaanku. Semuanya tampak sama bahkan setelah bertahun-tahun, seolah tak pernah tersentuh. Meja belajarku, yang kini kelihatan terlalu mungil untuk kugunakan. Lemari baju ukiran yang kudapat dariGrams, gitar akustik pemberian ayahku, serta tas ransel yang dulu selalu kubawa-bawa sejak kelas tujuh tergantung di ujung kursi putar.Seolah kami tak pernah pindah dari sini. Aku bangkit dari tempat tidur lalu berjalan keluar dari kamar, menyusuri lorong yang mengarah ke ruang makan. Mendadak dadaku terasa sesak oleh kerinduan saat melihat tempat ini kembali.Seolah dalam sekejap semua kenangan membanjiri benakku. Kami berempat biasa duduk memutari meja makan itu, l
{Jason POV} Ketika kami sampai di rumah sakit, Mia dibawa ke ruang Instalasi Gawat Darurat di bagian unit trauma dan dua orang dokter langsung menanganinya. Mereka menganjurkan tindakan operasi sesegera mungkin begitu tekanan darah Mia telah stabil, sebagai satu-satunya upaya terakhir untuk menyelamatkannya. Setengah jam setelahnya aku masih duduk di luar ruang operasi, tenggelam dalam kekalutan pikiranku ketika seorang dokter pria berkacamata dengan setelan hijau serta penutup kepala menghampiriku. "Di mana keluarganya?" "Mereka—" aku menelan ludah gumpalan menyakitkan di tenggorokanku dengan susah payah."Kukira sedang dalam perjalanan, polisi yang menjemput akan memastikan mereka diantar kemari segera setelah mendengar kabar ini." "Dia membutuhkan transfusi darah lagi, sedangkan kami kekurangan O negatif, jadi sebaiknya kau memberitahu supaya mereka bergegas," ujarnya sebelum berbalik menuju ke kamar operasi. "Dokter!"
{Jason POV} “Pergilah beristirahat, aku akan menjaga Mia.” aku mendengar Karen berbicara di belakangku, mencoba membujukku untuk yang kesekian kalinya sejak semalam agar mau beranjak dari sisi ranjang Mia. Karen datang setelah Grams dan kakekku pergi. Ia membawakan baju serta beberapa barang yang kuminta padanya, dan berkata dengan nada khawatir bila aku pasti juga butuh ditemani. Aku hanya membutuhkan satu hal. Aku menggenggam jemari Mia dengan kedua tangan dan menyurukkannya ke bawah dagu, mengamati matanya yang terpejam. “Apa yang terjadi setelah berita kecelakaanku di Meksiko waktu itu?” “Menurutmu?” sahut Karen heran. “Mia menunggumu pulang, Jason. Dia berharap kau akan datang, dan memberinya pelukan hangat di hari ulang tahunnya.” “Tapi kau memberinya bom, menghancurkannya berkeping-keping karena berita kematianmu,” ujarnya murung. Aku mengulurkan tangan untuk menyapu sejumput r
{Jason POV} Malam itu kondisi Mia kembali menurun. Obat-obatan yang diberikan kepadanya tidak bekerja dan luka di punggungnya mengalami pembengkakan. Dia tidak sadarkan diri dan demam tinggi membuatnya mengigau nyaris sepanjang malam. Saat sedang cemas menunggui di luar kamar rawat Mia sementara para dokter menanganinya dalam ruangan isolasi untuk mencegah infeksi yang lebih parah, Emma Summers, ibu Mia menghampiri dan duduk di sampingku. “Transfusi darah baru saja selesai, mereka ingin mengetes Joe juga tapi kukatakan itu tidak perlu, mereka bisa mengambil jumlah darah yang mereka butuhkan diriku.” Aku mengangguk muram. Dia menghela napas panjang. “Saat para polisi menjemputku di bandara dan mengatakan apa yang telah terjadi pada putriku, aku tak bisa memercayainya.” Emma berkata tanpa menatapku. “Waktu itu kupikir mereka pasti salah orang. Bagaimana mungkin Mia, putri kecilku—” kata-katanya tersekat. Wajahnya e
{Mia POV} Aku mengerenyit membayangkan wajah Jason yang muram dilanda kecemasan tatkala menungguiku tidak sadarkan diri berkali-kali. Apa yang dia rasakan saat itu ketika mengira aku mungkin tidak akan selamat. Dan betapa kelamnya perasaan Jason saat itu. "Kupikir aku tak bisa membantahnya," gumamku pelan sambil memeluknya lebih erat."Dalam hal itu kita memiliki pikiran yang sama, Jason." Aku merasakan ia mengangguk di puncak kepalaku. "Bagus, kalau begitu kau tahu, kau tidak akan tampil dalam pertunjukan itu." ia berkata singkat. Aku melepaskan diri lalu mendongak melihatnya. "Apa? Tidak. Ibuku akhirnya tidak lagi menentangku dan dokter bilang aku punya peluang, kau tak bisa mencegahku." “Lagipula aku hanya … hanya bernyanyi, dan melakukan sedikit tarian di atas panggung, itu saja!” Jason memejamkan mata dan mendesah. “Ya Tuhan, “katanya letih. “Sebaiknya kita bicarakan masalah ini lagi nanti