Daniel yang di telepon oleh Eldrian langsung memesan tiket penerbangan ke Korea, pria itu tanpa basa-basi langsung menurut pada bosnya yang hampir mengalami pelecehan di sana. Siang hari setelah sekitar 7 jam perjalanan di udara Daniel langsung sampai ke hotel yang Eldrian pesan. Pria itu langsung menemui Eldrian di kamarnya. Ting Tong! Bel pintu kamar berbunyi, Eldrian membuka pintu dan melihat Daniel di depan pintu. "Uwiihhh! Bodyguard gue datang! Masuk Niel!" tawar Eldrian. "Dasar lo cowok apaan di deketin cewek ngadu!" celetuk Daniel dengan tatapan sinis. "Diih, masalahnya besok aku harus ketemu dia lagi! Kamu aja lah yang atasi semuanya! Aku merinding lihat Hae Yoen! Dia agresif banget, kaya mau makan orang!" jelas Eldrian. "Emmm, masak sih! Kalau Ilona gimana? Misal yang tadi malam itu Ilona gimana? Lu telepon gue ga?" tanya Daniel meledek. "Ga mungkin Ilona kaya gitu! Ilona itu cewek baik-baik, manis, pinter! Ga mungkin kaya gitu!"
Selesai bertugas di Korea Eldrian segera pulang ke Indonesia, dia sampai di siang hari dan sorenya langsung naik motor ke kantor cabang. Dia ingin bertemu Ilona, karena sudah dua minggu dia tak melihat wajah gadis itu secara langsung. Eldrian duduk di lobi kantor cabang tanpa mengabari Ilona yang ternyata sedang ada event di mall hari itu. Gadis itu langsung pulang tanpa perlu kembali ke kantor, alhasil sampai jam pulang Eldrian tak melihat ada Ilona di sana. Seorang pria paruh baya datang menghampiri dan langsung menyalaminya. “Pak Eldrian! Main ke kantor cabang sendirian?” tanya pria yang ternyata salah satu co manager devisi pemasaran kantor pusat yang survei ke kantor cabang. “Ah iya Pak! Tolong jangan berlebihan ya Pak! Saya di sini ga datang sebagai CEO, biar ga ada yang sadar kalau saya ada di sini!” jelasnya. “Iya tapi biarpun pakai baju santai Pak Eldrian tetap ganteng Pak! Ada apa Pak? Dalam rangka audit Pak?” tanya Pak Danu penasaran. “Bukan
Ilona membawa beberapa makanan ke meja makan, dia melihat Ziyan sedang tersenyum menyentuh tanaman sukulen pemberiannya."Masih subur Yan! Makasih ya!" celetuk Ilona."Kamu suka tanaman ini? Besok aku belikan lagi!" jawab Ziyan."Udah ga usah, tempatnya ga ada! Ntar malah ga rapi kalau kebanyakan," jawab Ilona."Oh iya udah sempit ya! Aku carikan raknya aja sekalian," celetuk Ziyan."Rak?""Iya, aku juga habis beli rak untuk tanaman di kamarku! Lucu, bentar kayanya aku simpan gambarnya," jawab Ziyan mengotak atik galery di ponselnya.Ilona mendekat gadis itu penasaran, rak seperti apa yang Ziyan bicarakan."Nah ini! Bagus kan!" ujar Ziyan menujukkan sebuah furniture mahal keluaran toko furniture terkenal.Ilona mengangguk, dia tau betul kalau furniture sejenis itu harganya mahal. Tapi dia heran mengapa Ziyan ingin memberlikan rak mahal untuknya.Ibu Rina datang
Sore hari yang cerah, langit begitu biru dan tidak terlihat mendung sedikitpun ada di sana. Matahari sore yang hangat menyinari Eldrian yang pulang dengan mengendarai motor matic sambil tersenyum-senyum.Pria itu tampak sangat senang, setelah hari ini bertemu dengan Ibu Rina orang tua tunggal Ilona. Wanita paruh baya itu terlihat ramah dan begitu mendukung hubungan Ilona dengannya. Eldrian tampat tak terlaly peduli dengan status pacar palsu, pria tampan itu melakukan semuanya dengan perasaan yang tulus.Eldrian masih saja tersenyum kecil di sepanjang perjalanan pulang. Dia tiba di rumah dan langsung memarkir motornya di halaman. Tanpa memeberi salam, Eldrian tampak berjalan santai langsung naik ke kamarnya.“Ehem...Kayanya lagi seneng nih?” ujar seorang gadis dengan suara yang tidak asing.“Andriana? Wow..! Kapan datang? Sendirian?” tanya Eldrian menyapa gadis yang ternyata adik kandungnya yang selama ini sekolah di Jepang.
Suasana kantor pusat mulai ramai, hari itu putri owner Nona Andriana Jelita Dewangga sedang ada di Indonesia. Pameran kali ini khusus untuk dibuat untuknya dalam rangka memperkenalkan robot hasil risetnya di Jepang. Semua robot sudah di setting sedemikian rupa, kru Andriana yang mayoritas orang jepang juga ada di sana. Eldrian datang bersama Daniel menyapa gadis yang dari tadi mengotak-atik sistem otomatis di softwarenya. “Gimana? Udah siap nih?” tanya Eldrian. “Udah dong!” jawab Andriana menoleh. Gadis itu langsung melihat Daniel, dan langsung tersenyum menyapa. “Bang Daniel apa kabar? Lama ya ga ketemu! Makin ganteng aja nih!” puji Andriana. “Iyalah ganteng, kamu juga makin cakep!” timpal Daniel. “Heh..heh! Kalian jangan bermain di belakangku ya!” ujar Eldrian dengan mata menyalang. “Diiih apaan sih? Bang, Kak Eldrian tuh masih jomblo ga sih Bang?”
Dari kejauhan Jason tampak mengamati Ziyan yang sedang berbincang dengan Ilona. Mereka terlihat sangat akrab, hanya saja Ilona tidak tahu kalau Ziyan adalah Eldrian CEOnya. Pria itu benar-benar menyamar. Memakai baju yang sangat biasa, memakai topi untuk menyamarkan rambutnya. Memang tak banyak yang tau tentang identitas CEO Eldrian termasuk karyawannya sendiri di kantor pusat."Eh, Ilona kamu nanti pulang bareng Pak Jason?" tanya Ziyan. "Iya, aku ga bawa mobil soalnya, tadi Pak Jason ngajakin bareng jadi ya sekalian!" jelasnya. "Pulangnya mau bareng aku ga? Tapi kamu tunggu sebentar ya sampai aku anterin Pak Daniel pulang! Sebentar kok!" ujarnya."Duh, ga usah ngrepotin lah!" jawab Ilona."Ga papa, nanti kita sekalian cari rak yang aku bilang kemarin buat di apartemenmu! Mamamu masih ada di sana kan?" tanya Ziyan."Iya, mama masih ada!" "Nah kan, ya udah ayo sekalian beliin mamamu makanan!" ajaknya lagi. Ilona berpikir, di
Ziyan melihat Ilona, tampaknya gadis itu agak terkejut dengan pertanyaan yang disampaikan Ziyan.“Kok kamu tanya gitu?”“Ya bisa jadi dia suka kamu Ilona! Dia kan sering banget nganter kamu pulang pergi? Mungkin dia ada rasa sama kamu?”“Emm... Entah ya aku ga terlalu yakin!” jawabnya.“Tapi, kalau misal Pak Jason suka kamu gimana?” tanya Ziyan memancing sekali lagi.“Emm... Entah juga ya! Aku anggap dia bosku sih!”“Tapi menurutmu dia cowok yang gimana?”“Baik, sabar, penyayang, tanggung jawab, aku lihat dia juga telaten sama anak-anak! Kasihan istrinya udah meninggal! Ya semoga cepat dapat gantinya!” jawab Ilona santai.Ziyan melirik Ilona, dia kesal karena Ilona memuji Jason tanpa celah dengan wajah tanpa rasa bersalah.“Ya udah kamu pacarin aja! Kenapa harus pura-pura pacaran sama aku?” jawab Ziyan ketus.Ilona mena
Ziyan menghentikan makannya, dia mengambil uang yang disodorkan Ilona dengan perlahan. “Okay, kamu yang traktir! Jangan marah!” ujar Ziyan. Ilona masih terlihat melotot, tapi wajah kesalnya malah membuat Ziyan menahan tawa karena Ilona tampak sangat imut. “Ih, kenapa sih kok marah? Iya kamu yang traktir. Nih duitnya kuambil! Lagian kamu aneh dibayarin malah ga mau!” ujar Ziyan melanjutkan kembali makannya. “Memang gajimu berapa? Kamu sudah belikan barang furniture mahal itu sudah setengah gajiku Ziyan!”ujar Ilona. “Hah, setengah gaji!” Ziyan tampak melonggo dia terlihat baru sadar bahwa gaya hidup dan status yang dia perankan ternyata tidak cocok. “Kayanya kamu terlalu lama bergaul dengan Pak Daniel ya? Kamu boros sekali Ziyan!” ujar Ilona mulai menutupi kecurigaannya. “Ah iya, mungkin,” jawab Ziyan mulai tampak berhati-hati. “Seharian di kantor pusat aku ga kelihatan Pak Eldrian ya? Apa kamu tau dia kemana? Kenapa sela
Hari pernikahan, semua kru EO tampak begitu sibuk, meskipun beberapa hari Eldrian tidak bertemu Ilona dia tetap mempersiapkan pernikahan dengan baik. Dia tahu Ilona tak akan datang, tapi dia masih berdandan setampan mungkin dengan setelan jas putih ala pengantin eropa yang membuat Eldrian semakin tampan."Wah ganteng banget!" goda Daniel. "Haha," jawab Eldrian terpaksa tertawa. "Kok wajahmu muram gitu? Bukannya hari ini kamu bakal nikah sama Ilona! Harusnya kamu senang dong!" Hhhh..! Eldrian menghela nafas kasar. "Kenapa tuh? Kok kaya banyak pikiran?" "Udahlah Niel, kamu ga usah ikut acara nikahan gua deh! Lagian ga bakalan datang juga si Ilona," jelas Eldrian. "Hah? Gimana? Kamu ngomong apa?" "Ilona gabakal datang! Gua ditolak sama dia, lalu dia bilang ga mau nikah!" bisik Eldrian jelas di telinga Daniel. "Apaaa?" "Sssttt! Jangan berisik! Cuma kamu yang tau!" "Gila! Terus kalau batal kenapa kamu masih pakai baju tuxedo ganteng gini? Kenapa kamu ga batalkan semuanya?" "Kare
Eldrian yang datang menemui Ilona tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Ilona kaget. "Apa maksudmu?" "Undang saja semua temanmu, saudaramu, kerabatmu, kita menikah! Jangan memikirkan perceraian!" "Hah? Bukankah ini hanya berlaku satu tahun?" "Memang apa bedanya satu tahun atau selamanya? Kita benar-benar melakukan pernikahan!" "Tapi__bukankah kita teman Eldrian! Kau gila!" "Lalu? Apa kau tidak sedih kalau kita memulai pernikahan untuk perceraian? Apa kau sama sekali tidak punya perasaan?" "Sebentar? Apa maksudmu kau mulai memakai perasaan untuk hubungan kita?" "Setidaknya aku menyukainya!" "Menyukai apa?" "Makan bersama, bercanda, berbincang, belanja, aku suka jika aku bersama denganmu!" jawab Eldrian. "Tapi bedakan antara pertemanan dan percintaan! Itu beda Eldrian!" "Lalu apa kau pikir teman akan menikah! Hubungan kita itu tidak normal Ilona! Coba katakan apa kau tidak peduli padaku!" "Aku peduli!" "Apa kau tidak sayang?" "Aku sayang!" "Itu artinya
Sampai di lobi hotel Ilona menelepon Eldrian, entah ada apa tapi tanpa pikir panjang Eldrian langsung mengangkatnya. "Ya, ada apa?" jawab Eldrian. "Kamu lagi apa?" "Belanja! Bukannya kamu minta oleh-oleh!" "Oh ya? Mana lihat!" Edrian langsung mengganti panggilan dengan video call. "Nih!" ucapnya sembari menunjukkan barang-barang saat Ilona menerima ajakan video call. "Wah! Banyak banget! Kamu pasti habisin duit banyak!" "Nggak! Kan di kaki lima! Ini aku juga nawar. Aku beli kaos murah banget masak kena 150 bath per pcs," ujar Eldrian bangga. "Hooo! Ya ya! Bagus!" "Hahaha, kamu lagi apa?" "Ini di rumah, stafmu datang ke rumah Mama antar banyak undangan jadi kami lagi pilih siapa saja yang akan di undang," jawab Ilona. "Ah, sudah siap ya, undang aja semua temanmu, saudaramu, jangan khawatir biayanya," jelas Eldrian. "Ah, aku malah sembunyikan sebagian undangan dari mamaku!" "Kenapa?" "Bukannya kita akan cerai 1 tahun lagi? Kenapa harus aku undang semua?" tany
Eldrian yang malam itu datang ke apartemen Ilona cukup membuat Ilona kaget dengan informasi kalau mereka akan menikah dua minggu lagi. "Jangan gila! Dua minggu lagi itu masih bulan ini!" protes Ilona."Ya memang, lebih tepatnya 14 hari lagi, tapi aku rasa 10 hari lagi pernikahan kita akan dilaksanakan! Astaga sungguh tak disangka ya Ilona!" ujar Eldrian terlihat santai. "Tapi aku bahkan belum melakukan apapun! Ini pernikahan Eldrian!" "Kenapa kau begitu serius, bukannya kamu tahu ini hanya sebuah kerjasama? Jangan terlalu menjiwai kalau tidak mau jatuh cinta dan tergila-gila padaku!" ucapnya. "Huh! Semakin kau banyak bicara kau semakin terdengar menyebalkan! Sudah sana pergi ke Thailand!" "Hahaha, hei jangan galak kita akan tinggal bersama satu tahun ke depan!" "Astaga mimpi buruk!""Hahaha, apa kau mau oleh-oleh? Di Thailand banyak yang unik!" tawar Eldrian. "Emm, aku mau coklat saja!" "Coklat? Hei, kenapa cuma coklat? Apa kamu ga mau mau oleh-oleh yang lain?" Eldrian heran.
Ilona yang tidak bisa menemukanEldrian di kantor segera duduk di lobi kantor pusat dan mulai membuat panggilan. Dia tak menyangka pria itu bahkan tidak sedang di Indonesia saat menerima semua panggilannya. "Halo? Ada apa lagi?" jawabnya. "Di mana kamu?" tanya Ilona. "Aku__sedang kerja! Kenapa?" "Kerja di mana? Aku sedang di kantormu tapi kamu tak ada!" keluh Ilona. "Hah? Kamu ke kantorku? Oh, ya aku memang sedang tidak di tempat. Ada masalah apa?" tanya Eldrian. "Aku menarik semua kesepakatan kita! Lebih baik aku di marahi oleh Mamaku dari pada aku terjebak masalah besar denganmu!" ucap Ilona to the point. "Apa? Kamu berubah pikiran? Tapi kenapa? Bukankah menikahi pria kaya adalah impian semua wanita?" tanya Eldrian bingung. "Kata siapa? Aku tidak!" jawab Ilona. "Kenapa?" "Karena kekayaanmu bukan segalanya! Kenapa kamu malah terdengar sombong! Aku lebih suka kau saat menjadi Ziyan!" keluh Ilona. "Tapi Ilona, coba tanyakan ke ibumu apa dia mau membatalkan pernikahan kita? An
Ilona dan Eldrian melakukan kesepakatan, mereka akan menikah satu tahun dengan perjanjian bermaterai. Sebuah tindakan bodoh yang malah membuat hubungan mereka semakin jauh meskipun secara fisik mereka berdekatan. Ilona berpikir kalau Eldrian hanyalah pria yang suka bermain-main, sementara Eldian juga merasa kalau Ilona mulai sama gilanya dengan wanita lain yang dikencaninya karena mengajukan syarat harta sebagai hukuman. Tapi, setelah Ilona turun dari mobil dan Eldrian juga pergi mereka sama-sama berharap kalau sebenarnya mereka bisa bersama dalam hubungan yang sebenarnya. "Gila! Aku gila!" gerutu Eldrian memaki dirinya sendiri. "Apa yang kamu pikirkan Eldrian, pernikahan! Dengan Ilona? Huh! Bagaimana kamu bisa sepakat secepat itu? Pernikahan itu sah secara hukum dan agama! Itu artinya kau akan segera berstatus suami orang!" gerutunya lagi. Fyuuuh..! Pria itu menghela nafas, mengendarai mobilnya dengan tidak semangat. "Tapi, Ilona! Ya__ dia Ilona, aku yakin Ilona berbeda dengan
Makan malam Eldrian dan Ilona malah berakhir dengan rencana pernikahan untuk mereka. Dalam perjalanan pulang Ilona langsung protes pada Eldrian. "Ian! Apa kamu mulai gila? Orang tuamu berencana menikahkan kita!" protes Ilona. "Ya aku tahu, tapi sudahlah jangan kau anggap itu serius," "Begitu? Baiklah, aku tak akan peduli lagi dan langsung menolak saat ada tawaran pernikahan. "Hemm, ya lakukan apa yang kamu mau," jawab Eldrian kesannya seperti bermain-main. Sebenarnya pria itu merasa malu, dia tak menyangka kalau orang tuanya malah berbicara seperti itu pada Ilona. "Ya, pria kaya memang selalu bermain dengan pernikahan," gerutu Ilona. "Tidak seperti itu, aku bahkan belum pernah menikah," "Ya, tapi kau sudah berencana mengacaukannya! Jangan libatkan aku lagi!" "Ya, ya. Aku akan mengarang alasan yang mengatakan kalau kita sudah putus," jawab Eldrian. "Ya, kita putus malam ini! Hahaha," ucap Ilona tertawa seperti tidak ada beban. Eldrian sangat yakin wanita di sebela
Ilona yang menyetujui rencana Eldrian untuk berpura-pura menjadi pacar Eldrian, mulai merasa kalau akan ada masalah yang cukup serius menimpanya. Keringat dinginnya mulai keluar ketika mata tegas Pak Dewangga melihatnya, dari atas sampai ke bawah."Silahkan duduk!" ucapnya pada Ilona."Terima kasih," sahutnya.Eldrian tersenyum, nampak dia sama sekali tidak merasa grogi. "Kenapa lambat sekali!" protes Pak Dewangga."Biasa Yah, macet! Ini bukan Jepang, ini Jakarta!" jelasnya."Alasan saja! Ayah sudah pesan menu seafood, apa ada alergi?" tanya Pak Dewangga bertanya ke arah Ilona."Oh nggak Pak! Saya suka Seafood," jelas Ilona."Bagus!"Ilona melirik ke arah Eldrian, sementara Eldian menatap Ilona tanpa ragu dengan senyuman yang sangat manis."Jadi kalian pacaran?" tanya pria paruh baya itu."Ya begitulah! Cantikkan pacarku!" ujar Eldrian spontan memuji Ilona.Wajah Ilona merah, dia tak menyangka Eldrian sama sekali tidak grogi di depan ayahnya."Apa pekerjaanmu Nona?" tanya Pak Dewangg
Mendengar perkataan Ilona sepanjang perjalanan Eldrian diam. Dia merasa sedih karena Ilona bahkan terlihat sama sekali tidak tertarik menjalin hubungan sesungguhnya dengannya. Dia menyetir dengan wajah cemberut seperti tidak semangat dengan apa yang akan dia lakukan hari itu.“Kenapa mukamu gitu amat?” tanya Ilona yang mulai sadar kalau lawan bicaranya terlihat berbeda.“Emang kenapa kalau pacaran sama gua bisa jadi masalah?” tanya Eldrian menanggapi pernyataan Ilona sebelumnya.“Haha, gua bercanda! Jangan diambil hati! Aku cuma mikir kaya di sinetron gitu aja sih Ian! Orang kaya biasanya lebih suka memilihkan jodoh yang selevel sama mereka. Kalau tahu anaknya pacaran sama orang biasa, kebanyakan sih ga setuju! Trus sekarang aku pura-pura jadi siapa? Pasti nanti ayahmu tanya, aku kerjanya apa, anaknya siapa? Lulusan apa?” ujar Ilona menebak apa yang akan dia hadapi saat nanti bertemu dengan Pak Dewangga.“Bilang aja apa adanya, Ilona staf marketing! Kerja di kantor cabang, ga usah dib