Share

He Always Know

Penulis: Karen Sanjaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Turunin ga?!"

"Berisik Lex! Kamu mau orang liatin kita?" Tutupin muka kamu pake tas kalo ga ada yang mau liat." Dia terus berjalan tanpa peduli aku bergerak terus.

Saat lift tiba di lantai kamarnya aku melotot, aku tahu kemana pikirannya.

"An! Jangan gila ya kamu!! Aku ga mau tidur sama kamu!". Aku memukul dadanya.

Dia menurunkan aku didepan lift. "Lex.. aku tau kamu butuh tidur. Kamu ga pulang kan hari ini? Aku cuma mau kamu tidur dengan nyaman. Itu aja."

"Ya tapi kan....." Mulutku membeku saat aku mendengar derap langkah mendekati kami. Mataku terbuka lebar membayangkan apa yang akan mereka pikirkan jika melihat aku dan kak Drian malam-malam begini.

Kak Drian membuka ikatan rambutku, saat bekerja aku tidak pernah menggerainya. Helaian rambut menutupi samping wajahku dan kak Drian memelukku, membuat wajahku tidak terlihat.

"Hoooo... Dokter Samuel malem-malem selundupin perempuan yaaa...." Terdengar beberapa pria itu bersahutan. Asta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Juniarth
love it drian
goodnovel comment avatar
Claresta Ayu
Ohh....sweat banget sih kamu Drian?? tp kadang² jengkelin juga. haha
goodnovel comment avatar
ummuhamimah89
mantap... lanjut ka semangat terus....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • FORBIDDEN INLAWS   Jealousy Colleague

    Aku melebarkan kupingku. Mendengar suara lebay wanita itu. Aku menggeleng tidak percaya dia mengetuk pintu kak Drian malam-malam."Maaf dok, belum tidur?"Aku melirik, kak Drian masih menahan pintu. Sudut bibirku terangkat."Belum. Ada apa Kar?""Mau ngobrol soal acara malam terakhir nanti. Boleh aku masuk?" Sahutnya dengan suara sok seksi.Gila, berani banget dia!"Silahkan."Aku mengangkat kedua alisku saat kak Drian mempersilahkan wanita itu masuk.Sayangnya aku tidak dapat melihat ekpresi wajah wanita itu karena aku membelakangi mereka. Aku hanya pura-pura bernapas teratur."Mmm, maaf dok, itu siapa?" Tanya dr.Kara yang rupanya melihat ada orang tidur di ranjang."Itu tunangan saya. Gimana? Apa yang mau dibahas?" Kak Drian menjawab dengan sambil lalu membuatku menahan tawa. Rasain lo!"Tu ... tunangan dokter?" Suara wanita itu berubah, seperti ikan dicemplungin ke air sirop gitu.

  • FORBIDDEN INLAWS   Real Theatrics

    Hari ke-enam acara seminar itu di isi dengan acara ramah tamah, perkenalan nama semua dokter yang hadir, dan acara hiburan lainnya.Sore jelang pukul enam aku dan Krista berdiri diluar ruanganmeeting. Kami sedang menunggu acara itu selesai untuk memberitahukan pada peserta bahwa malam ini, makan malam akan di adakan di halaman samping kolam renang.Aku dapat mendengar suara kak Drian yang tengah jadi pembicara. Aku dan Krista sedang berdebat tentang rencana sahabatku itu malam ini ingin mengajak hangoutdokter incarannya. Krista sedang merayuku untuk ikut, sedangkan aku hanya cemberut dan terus menggeleng. Lalu Kenneth membuka pintu dan keluar dengan terburu-buru."Oh, bu Alexys, bu Krista ... maaf permisi bu ..." Dia setengah berlari menjauh sebelum aku sempat bertanya. Sepuluh menit kemudian dia kembali dengan laptop ditangannya."Laptop sayaerrorjadi ambil punya dr. Samuel."Dia langsung kembali

  • FORBIDDEN INLAWS   Untold Memory

    Aku mengerjap pelan merasa silau dengan cahaya lampu. Tanganku terangkat dan sesuatu ikut tertarik. Terlihat selang infus dengan jarum tertancap di punggung tanganku. Aku berusaha bangun tapi sepasang tangan menahan bahuku."Jangan bangun dulu."Aku menatap kak Drian yang duduk disamping ranjang. Kepalaku terasa berputar saat aku mencoba dengan penuh menyadarkan diri."Aku dimana?""Dikamarku. Kamu pingsan semalam diruangan kamu."Pingsan? Aku tidak merasakan apa-apa, aku pikir aku tertidur.Kak Drian menghembuskan napas sambil mengarahkan gelas berisi teh manis hangat. "Kamu anemia Lex ..."Aku meminumnya sedikit lalu kembali memejamkan mata."Krista lagi on the way abis dari rumah kamu, dia bawain baju kamu. Sementara kamu tidur disini sama aku untuk beberapa hari."Aku membasahi bibirku yang terasa kering. "An ... kamu ga perlu ..." Tapi kemudian segera ku katupkan mulut melihat tatapannya yang tajam. Pria it

  • FORBIDDEN INLAWS   Reconciliation

    Suara berisik membuat aku membuka mata yang terasa lengket. Pastinya aku menangis terlalu lama. Kepalaku terasa berat, dan aku mulai sadar spenuhnya, aku melihat kak Drian tengah bolak balik membereskan seluruh barang-barangnya dan memasukannya ke dalam koper.Aku menggigit bibirku. "Kamu mau pergi?"Kak Drian mengacuhkanku. Dia masuk ke kamar mandi dan keluar lagi membawa perlengkapan mandinya dan dilempar begitu saja ke dalam koper. Lalu mengambil pakaian yang ada di dalam lemari dan memasukannya asal-asalan."An ..." Aku mengerahkan tenagaku hanya untuk memanggilnya. Tapi dia seolah tidak peduli.Saat dia mengunci kopernya, hatiku seperti ditikam pisau tajam."Ini mau kamu kan? Kamu selalu mendorong aku menjauh! Padahal jelas kamu ga pernah lupain aku! Kamu jelas masih cinta sama aku! Tapi kamu selalu menolak. Sekarang tanpa kamu minta aku akan pergi!"Dia menurunkan kopernya ke lantai, lalu mengambil tas kerjanya dan beranjak keluar.

  • FORBIDDEN INLAWS   He's Here

    "Lex, tugasku pada Elle dan Brielle hanya sebatas tugas seorang suami dan seorang Papa." Kak Drian menatapku, meyakinkan dengan matanya."Tapi kamu sama kak Elle ...""Waktu kamu liat dia cium aku, dia bilang mau mastiin kalau dia tetap ga ada perasaan sama aku. Kami biasa berendam bareng kalau lagi penat. Tapi hanya sebatas itu, Lex. Cuma yang kakakmu ga perhitungkan, yaitu kamu yang tiba-tiba nongol.""Tapi kenapa dia ga pernah bilang apa-apa sama aku, seolah hubungan kalian memang sudah seperti suami istri?""Elle pernah bilang, dia mau menjaga kenangan baik tentang Brian. Terutama didepan orang tua kamu. Tapi aku bilang, saat dia bisa kembali membuka hati dan mulai mencintai orang lain, jangan ragu untuk minta pisah sama aku, karena saat itu juga aku akan berusaha dapetin kamu lagi. Aku bakal tunggu kamu sampai kapan pun. Walau kamu akhirnya punya anak sama Reno dan kalian bahagia, aku hanya akan jaga kamu dari jauh."Mataku basah mendengar per

  • FORBIDDEN INLAWS   Still Waiting For You

    "Beneran gapapa aku tinggal?" Reno menatapku cemas.Aku mengangguk sambil tersenyum, "Gapapa. Aku udah sehat kok. Aku malah pengen ke kantor kalau kamu ga ngelarang."Seharian kemarin aku beristirahat bak putri raja. Reno tidak membiarkan aku melakukan apapun, padahal aku sudah bisa beraktifitas normal. Tapi aku juga tidak bisa memegang ponselku, Reno menyimpannya agar aku tidak terganggu dengan urusan kantor katanya, padahal aku ingin menghubungi kak Drian.Dan hari ini dia melarangku berangkat ke hotel, dia bilang satu hari lagi aku perlu beristirahat. Padahal aku sudah bosan berbaring dan duduk terus.Aku mengantarnya ke pintu, dan melambaikan tangan saat mobilnya menjauh. Aku duduk di ruang tengah, tidak tahu harus berbuat apa. Aku mengambil ponselku, dan menatap kecewa karena tidak ada satu pun notifikasi dari kak Drian. Aku jadi bingung apa aku harus menghubunginya terlebih dahulu, aku tidak tahu apakah dia marah atau bagaimana saat melihat Reno kem

  • FORBIDDEN INLAWS   Thinking Of You

    "Aah ..." Aku mendesah sambil menjilat bibirku sambil terus menggerakan pinggulku mencari sengatan yang akan membuatku melayang. Tanganku memeluk erat bahunya berpegangan agar aku tidak hilang arah. Tangannya terus mengikuti gerakanku, sesekali bibirnya mengulum puncak dadaku dan menghisapnya membuat pening dan semakin mengejar kepuasanku. Kalimat cinta yang dia bisikan ditelingaku membuatku merasa dipuja. Aku meremas rambutnya saat gelombang itu datang dan dia mendekapku erat, mengerang dalam saat aku mencapai puncak, dan dia juga mencapai pelepasannya. Erangannya dalam, berat dan terdengar seksi membuatku bangga bahwa akulah yang membuatnya seperti itu. Peluh kami berdua bercampur saat dia rebah dan aku ambruk di atasnya. Napas kami berdua masih memburu dan bersahutan. Lalu aku bangkit menahan tubuhku

  • FORBIDDEN INLAWS   His Mistress

    Tok. Tok. Tok.Suara ketukan pintu membuatku berhenti mengaduk supcreamyang ku buat untuk makan malam hari ini. Aku menyernyitkan dahi, jarang sekali aku menerima tamu di rumah, biasanya tetangga sebelah tapi mereka pun selalu mengabariku via ponsel sebelum berkunjung.Aku berjalan ke depan setelah mengecilkan kompor. Dan mengintip di jendela, seorang wanita berdiri didepan dan aku membuka pintu sedikit karena aku tidak mengenalnya."Iya. Cari siapa ya?" tanyaku. Wanita yang berdiri menggunakan terusan floral dan tas selempang mahal juga koper kecil dibelakang tubuhnya."Bu Alexys kan?" Dia bertanya dengan wajah ragu.Aku mengangguk. "Betul saya, siapa ya?""Saya Karina, klien yang pernahgatheringdi Rilex Anyer." jawabnya.Aku mencoba mengingat nama itu dan mengangguk ragu sambil mempersilahkan wanita itu masuk dan duduk."Maaf mengganggu waktu liburnya Bu." katanya saat aku mengambilka

Bab terbaru

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 8

    A YEAR AFTER part 2Alexys pov"So, gimana seminarnya?" tanyaku mencoba mengalihkan gairah kami."Mmm ... lumayan menguras waktu supaya ga terus inget kamu." jawabnya sambil meletakkan tangannya di pinggiran bathub. Dia mengetuk jarinya membuat aku mengigit bibirku sendiri ingin disentuh dengan jari piawai itu.Aku menggumam sambil mengangguk. Aku rasa cukup mengulur waktunya, aku berdiri, membuat aliran air menetes dari tubuhku dan itu berhasil membuatnya tercengang kemudian menelusuri tubuhku dengan matanya sambil menelan salivanya berkali-kali."Lex, lima hari Lex ... lima hari!" desisnya."Baru lima hari kan." Aku melangkah keluar dan masuk ke dalam shower, melepas ikatan rambutku dan membiarkan air mengalir membersihkan tubuhku dari gelembung sabun.Dia bergeming ditempatnya, hanya memandangku. "Kamu tau, sepanjang aku di Makassar, aku selalu membayangkan kamu ada dikamar mandi hotelku. Seperti ini ..."Aku tersenyum, mengangkat satu kakiku dan membersihkan bagian kewanitaanku. Su

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 7

    A YEAR AFTER part 1Alexys povPresent day..Mataku menyusuri daftar acara yang tertera di laptop dan menyamakannya dengan lembaran kertas di tanganku. Aku memeriksa kembali semua event yang ku handle selama satu bulan kedepan. Sesekali tanganku mengangkat cangkir berisi chai latte kesukaanku. Tinggal setengah jam lagi sampai jam pulang kerja.Beberapa notifikasi masuk ke ponselku dan aku juga menghubungi beberapa anak buahku sambil menugaskan kerjaan untuk hari senin.Di penghujung minggu seperti ini, saat libur aku tidak ingin terganggu dengan pekerjaan. Makanya sebelum jam kerja di hari jumat itu berakhir, aku sudah menyiapkan pekerjaan untuk hari seninnya. Aku juga tidak ingin karyawanku terbebani dengan pekerjaan saat mereka libur.Aku mengunci pintu ruangan, dan menyapa beberapa pegawai lainnya lalu berjalan ke mobilku. Mengendarai jalanan yang cukup padat saat jam pulang kantor menuju tempat tinggalku, untungnya tidak terl

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 6

    SAN FRANCISCO part 2Drian pov"Dia terlihat normal, Mama bilang Lexy sedih pas awal-awal aku pindah. Tapi Mama baru cerita setelah kamu pergi, Lexy jadi sedikit pendiam. Mama pikir, karena kita semua jauh dari dia, yang bikin anak itu sedih, tapi feelingku bilang bukan karena itu. Aku sering teleponan sama dia, dan dia biasa aja. Tapi kalau aku sebutin nama kamu, dia mendadak seperti menghilang. Aku kadang merasa kalau dia sudah ga ada diseberang telepon. Dia hanya diam."Aku menengadah menatap foto gadis itu."Aku tau Dri, adikku sudah jatuh hati sama kamu, cuma ya ... terhalang berbagai hal, salah satunya status kita sebagai suami istri, dia pasti berpikir dia gila punya perasaan sama kamu. Jadi Dri, kapan kamu balik ke Indonesia? Aku ga bisa terus jagain dia. Ditambah cowok itu." Wajah Elle berubah sedikit kesal.Dadaku berubah tidak nyaman."Reno maksud kamu?" tanya Brian."Iya! Dia ngekorin Alexys terus kan .... Tempo lalu Mama ulangtahun, Mama

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 5

    SAN FRANCISCO part 1Drian povAku terus mengecek ponselku, mataku berpendar ke segala penjuru di terminal kedatangan bandara Internasional Boston itu tapi sama sekali tidak sedikit pun terlihat batang hidung orang yang aku cari. Aku mendekat lagi ke papan informasi dan yakin bahwa pesawat Cathay dari Hongkong sudah mendarat satu jam empat puluh lima menit lalu. Tapi kemana mereka?Aku kembali mendekat di pintu kedatangan dan menunggu selama sepuluh menit, mataku berputar ke sekitaran ruangan sambil terus mengecek ponselku menunggu panggilan masuk tapi nihil. Apakah mereka tersesat? Astaga, sudah ku bilang untuk segera mengabari tapi kenapa tidak ada notifikasi apapun? Aku berjalan sedikit ke arah keramaian dan akhirnya menangkap dua siluet yang aku kenal tengah menyantap makanan.Aku merasa lega dan kesal sekaligus, aku mencari kesana kemari sedangkan mereka berdua sedang asik melahap burger dan kentang, bahkan mereka sama sekali tidak melihatku

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 4

    The Secret part 2Author POVSuara Brian menginterupsi lamunan Drian, menunjuk ke arah luar dan melihat Alexys turun dari sebuah mobil. Mereka bertiga melihat Alexys melambaikan tangannya pada seseorang yang duduk di kursi kemudi, masih terlihat muda, teman sekolahnya tebak Drian.Alexys tersenyum sambil berjalan masuk tapi kemudian melambat saat melihat tatapan tajam kakaknya. "Dari mana kamu? Masih pake baju seragam." tanya Elle galak. "Mmm, abis kerja kelompok kak." jawab gadis itu takut-takut."Ampe malem gini? Jangan bohong ya, Dek ..."Wajah Alexys berubah takut kemudian dia menunduk. Drian yang tersengat cemburu menarik napas berusaha menguasai diri. "Kamu pasti capek, naik gih ..." sahutnya pelan pada Alexys."Eh, jangan bela ..."Drian mendorong bahu Alexys untuk segera menghilang dari hadapan mereka, lalu berbalik menatap Elle. "Jangan begitu Elle, nanti malah bohong beneran dia."

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 3

    The Secret part 1Author POV"Ini apa?" Mata Elle menatap ke arah Drian tajam. Bukan hanya laki-laki itu yang menoleh, tetapi saudaranya juga. Mereka bertiga ada di kamar kedua pemuda kembar itu, kedekatan ketiganya membuat Elle dapat dengan leluasa masuk ke kamar Drian dan Brian. Mereka sudah sekian lama bersahabat dan dekat, bahkan Elle saat ini sedang menjalin hubungan asmara dengan Brian.Respon mereka diluar dugaan Elle, saling menatap, menandakan jika ada yang mereka sembunyikan dengan tersimpannya foto Alexys, adik kesayangan Elle di laci meja belajar Drian."Mm, itu ..." Brian mencoba berdalih."Diam kamu! Aku tanyanya ke Drian!" sahut Elle galak yang langsung membuat mulut Brian terkatup rapat."Itu privasiku." Drian berjalan mengambil selembar foto gadis impiannya dan menyimpannya kembali ke dalam laci."Privasiku juga kalau menyangkut Alexys!"Drian menghela napas, dia sudah memperkirakan cepat atau l

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 2

    TWELVE YEARS AGO part 2Drian POVSetelah itu selama dua bulan berikutnya, aku selalu menemaninya kemana pun. Lebih tepatnya memperhatikan apa yang dia makan. Tenyata gadis kecil itu penggila makanan pedas, dan pecinta bakmi. Pantas saja!Dan satu hal lagi yang membuatku mau tidak mau selalu membantunya, dia cukup ceroboh untuk bocah berumur tiga belas tahun. Ada saja keteledoran yang dia lakukan, tak jarang juga membuat dia melukai dirinya sendiri. Ck.. ck.. ck..Suatu saat ketika kami sedang berenang bersama, gadis itu merengut karena Elle tidak mau mengajarinya berenang."Sini ... kakak ajarin!" tawarku sambil mengulurkan tangan. Dia memandangku ragu, tapi kemudian dia memegang tanganku.Setengah jam berikutnya aku terus mengajarinya untuk mengambang, satu hal yang aku tahu, Lexy cukup gigih untuk bisa berenang. Dan akhirnya setiap weekend dengan sukarela aku mengosongkan waktu untuk mengajarinya, membiarkan buku bacaanku ters

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 1

    TWELVE YEARS AGO part 1Drian FlashbackAku duduk di pinggir kolam sambil membaca buku menatap saudaraku dan Elle sedang lomba berenang. Suara kecipak air dan tawa mereka membuat konsentrasiku sedikit terganggu. Aku menghela napas melihat kelakuan kedua anak manusia itu, sudah mau di bangku akhir SMA tapi mereka seperti anak-anak TK baru pertama kali berenang."Hahahahahha! Wait ... wait ..." Elle melongok ke arah pintu teras belakang yang mengarah ke dapur rumahnya. "Lexy lama amat yak bikin es jeruk. Dri, bantu cek dong ..."Aku menurunkan bukuku menatapnya heran, ini rumahnya tetapi dia justru menyuruhku ... Ck, ck, ck ...Well, sejak kami kembali ke Jakarta lima tahun lalu dan akrab dengan keluarga teman Mamaku ini, hampir setiap weekend kami menghabiskan waktu di kediaman Om Julius dan Tante Karin atau pergi keluar dengan anak tertua mereka, Ellectra. Tante Karin itu sahabat baik Mama, akhirnya mereka kembali bertemu setelah sekian l

  • FORBIDDEN INLAWS   Ours ... Togethers ...

    Ketukan di pintu membuat tidurku terganggu. Aku mengerang merasa kehilangan tangan hangat yang memelukku sepanjang malam. Aku mengerjap menyesuaikan mataku dengan sinar matahari yang mulai masuk ke sela-sela kamar. Aku melihat kak Drian memakai celananya lalu berjalan membukakan pintu. "Pagi Lexy Say ... Astaga!" pekikan Mama membuatku langsung duduk tegak. "Na ... kal ... ka ... mu ... ya ...!" Mama memukul bahu telanjang kak Drian. Lalu tidak segan menjewer telinga pria itu. Aku hanya bisa menunduk malu sambil memegang erat selimut di dadaku. Kak Drian mengaduh, telinganya merah. Tidak lama aku melihat kakakku masuk sambil tertawa. "Udah aku bilang tar ketahuan. Masih aja ..." sahutnya mencibir. Sejak malam itu, setiap hari kak Drian memanjat jendela kamarku. "Drian, Mama tau kamu mau selalu sama Lexy, tapi sabar dong! Malam ini kan pernikahan kalian ..." Mama meletakkan piring makanan di meja nakas disamping ranjang. "Astag

DMCA.com Protection Status