Share

Can't Hide

Penulis: Karen Sanjaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku berjalan ke arah ruang makan, Dina bilang mereka sedang sarapan pagi. Tanganku terkepal rasanya ingin menggebrak meja tempat pria itu makan dengan santai seolah tidak mendengar hentakan sepatuku yang mendekat padanya.

"Selamat pagi dr. Dri.. Ehem.. Dr. Samuel..". Aku tersenyum dan mengangguk pada ketiga orang lain yang membalas sapaanku.

"Pagi bu Alexys. Sudah dengar rupanya ya ..." Dia menjawab sambil acuh dan aku merasa kesal.

"Katanya ada masalah dok? Bisa jelaskan sama saya?" Aku tetap berwajah tenang sambil menekan emosiku dalam-dalam.

"Ya.. saya mengurungkan niat untuk mengadakan acara seminar disini."

Ketiga orang lain di meja itu terlihat terkejut. Rupanya mereka juga belum tahu hal itu.

"Kenapa ya kalau saya boleh tau? Apa ada masalah dok?"

"Ya. Ada. Saya tidak menyangka kalau anda sebagai pimpinan disini bersikap tidak profesional."

Jawabannya membuat atmosper diruangan itu berubah. Beberapa pasang mata me

Karen Sanjaya

Mau aposeh kamu, Driaaaaaaaan??

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Putri Dariel Aji
ya ampun driaaaan jgn gtu donk. kasian lexy
goodnovel comment avatar
Claresta Ayu
Sumpaaaah Drian bikin aku esmosi dech
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • FORBIDDEN INLAWS   Pretending

    "Lex, kenapa kamu?""Mm.." aku berdehem. "Gapapa Ren itu.. mmm.." aku memegang lengan kekar itu dan berusaha menjauhkannya tapi tidak bisa, kini malah tangan satunya juga memelukku.Kak Drian menyenderkan tubuhnya ke meja dan menarikku hingga tubuh kami berbenturan. Aku gelagapan."Mmm.. aku lagi makan." Sahutku asal sambil menoleh ke arahnya. Mataku me

  • FORBIDDEN INLAWS   Seducing

    Setelah di massage selama empat puluh menit, aku merendam tubuhku dibak jacuzzi bulat berisi air susu dan aroma bunga. Biasanya berendam itu hanya lima belas hingga dua puluh menit, tapi aku membiarkan tubuhku tenggelam hingga hampir empat puluh menit. Ada segelas wine alih-alih minuman hangat untuk merilekskan pikiranku.Mataku terpejam saat air hangat itu menyelimuti tubuhku. Alunan instrumental yang terdengar dari speaker kecil diruangan ini membuat pikiranku enteng.Penat yang aku rasakan sedikit menghilang. Aku menatap langit-langit ruangan, tempat ini biasa tempatku bersembunyi. Hampirdua kali dalam sebulan aku menyendiri disini.Reno tahu kebiasaanku selama dua tahun ini, tapi tidak pernah sekalipun dia mengganggu, dia seolah memberiku privasi. Padahal aku tidak akan menolak jika dia ingin bergabung melakukan hal menyenangkan ini. Pria itu memiliki hidup yang teratur, Reno selalu tahu waktu dalam segala hal yang dia lakukan. Padahal bisa dibilang

  • FORBIDDEN INLAWS   His Secret Fiancee

    Satu hal yang aku amati selama tiga hari mereka tinggal di hotel kami, bendahara IDMI dr.Kara sepertinya menyukai kak Drian. Dia selalu berusaha duduk berdekatan atau berjalan beriringan atau berbincang dengan pria itu.Aku akhirnya melanjutkan keterlibatanku dengan proyek ini, semata bukan karena aku takut kehilangan proyek ini, tapi aku merasa tidak enak pada Satria, dia sebenarnya sudahfull job,lagipula aku juga harus menunjukkan profesionalitasku pada pria itu.Hari ini akumeetingdengan bagiankitchen, mengatur jadwal makanan apa saja yang akan disiapkan saat nanti mereka seminar disini selama satu minggu."Apa makan malamnya bisa diganti dengan makanan lain selainbuffet?" Usul kak Drian. "Kalau bisa makan malamnya ada hiburannya gitu." tambahnya."Mm.. kami disini ada barbekiu,seafoodatauwestern. Bisa ju

  • FORBIDDEN INLAWS   Attention In Silence

    Dua minggu kemudian acara itu akhirnya tiba juga. Seminggu sebelumnya seluruhstaffhotel kami teramat sangat sibuk. Aku sampai mendatangkan beberapastaffhandal dari Bali untuk membantu selama seminggu kedepan. Aku sudah bilang pada Reno bahwa kak Drian ada dalam acara ini, dialah ketua IDMInya. Reno hanya bilang bahwa dia tidak mempermasalahkan hal itu, justru dia bertanya apakah aku keberatan dengan adanya kakak iparku itu, dan aku bilang tidak masalah. Aku tidak menceritakan apa-apa, ku pikir itu urusanku dengan pria itu. Suamiku tidak perlu tahu. Reno harus berangkat ke Medan, untuk melihat tanah di sekitar Danau Toba. Dan aku tidak ingin dia kepikiran jika aku bilang kak Drian selalu mengusikku. Aku mengkoordinasikan seluruh hal yang diperlukan selama satu minggu mereka disini. Dan berharap semua berjalan lancar. Pukul dua belas siang mulailah berdatangan para tamu. Satu kamar diisi dua orang. Yang diberi k

  • FORBIDDEN INLAWS   He Always Know

    "Turunin ga?!""Berisik Lex! Kamu mau orang liatin kita?" Tutupin muka kamu pake tas kalo ga ada yang mau liat." Dia terus berjalan tanpa peduli aku bergerak terus.Saat lift tiba di lantai kamarnya aku melotot, aku tahu kemana pikirannya."An! Jangan gila ya kamu!! Aku ga mau tidur sama kamu!". Aku memukul dadanya.Dia menurunkan aku didepan lift. "Lex.. aku tau kamu butuh tidur. Kamu ga pulang kan hari ini? Aku cuma mau kamu tidur dengan nyaman. Itu aja.""Ya tapi kan....." Mulutku membeku saat aku mendengar derap langkah mendekati kami. Mataku terbuka lebar membayangkan apa yang akan mereka pikirkan jika melihat aku dan kak Drian malam-malam begini.Kak Drian membuka ikatan rambutku, saat bekerja aku tidak pernah menggerainya. Helaian rambut menutupi samping wajahku dan kak Drian memelukku, membuat wajahku tidak terlihat."Hoooo... Dokter Samuel malem-malem selundupin perempuan yaaa...." Terdengar beberapa pria itu bersahutan. Asta

  • FORBIDDEN INLAWS   Jealousy Colleague

    Aku melebarkan kupingku. Mendengar suara lebay wanita itu. Aku menggeleng tidak percaya dia mengetuk pintu kak Drian malam-malam."Maaf dok, belum tidur?"Aku melirik, kak Drian masih menahan pintu. Sudut bibirku terangkat."Belum. Ada apa Kar?""Mau ngobrol soal acara malam terakhir nanti. Boleh aku masuk?" Sahutnya dengan suara sok seksi.Gila, berani banget dia!"Silahkan."Aku mengangkat kedua alisku saat kak Drian mempersilahkan wanita itu masuk.Sayangnya aku tidak dapat melihat ekpresi wajah wanita itu karena aku membelakangi mereka. Aku hanya pura-pura bernapas teratur."Mmm, maaf dok, itu siapa?" Tanya dr.Kara yang rupanya melihat ada orang tidur di ranjang."Itu tunangan saya. Gimana? Apa yang mau dibahas?" Kak Drian menjawab dengan sambil lalu membuatku menahan tawa. Rasain lo!"Tu ... tunangan dokter?" Suara wanita itu berubah, seperti ikan dicemplungin ke air sirop gitu.

  • FORBIDDEN INLAWS   Real Theatrics

    Hari ke-enam acara seminar itu di isi dengan acara ramah tamah, perkenalan nama semua dokter yang hadir, dan acara hiburan lainnya.Sore jelang pukul enam aku dan Krista berdiri diluar ruanganmeeting. Kami sedang menunggu acara itu selesai untuk memberitahukan pada peserta bahwa malam ini, makan malam akan di adakan di halaman samping kolam renang.Aku dapat mendengar suara kak Drian yang tengah jadi pembicara. Aku dan Krista sedang berdebat tentang rencana sahabatku itu malam ini ingin mengajak hangoutdokter incarannya. Krista sedang merayuku untuk ikut, sedangkan aku hanya cemberut dan terus menggeleng. Lalu Kenneth membuka pintu dan keluar dengan terburu-buru."Oh, bu Alexys, bu Krista ... maaf permisi bu ..." Dia setengah berlari menjauh sebelum aku sempat bertanya. Sepuluh menit kemudian dia kembali dengan laptop ditangannya."Laptop sayaerrorjadi ambil punya dr. Samuel."Dia langsung kembali

  • FORBIDDEN INLAWS   Untold Memory

    Aku mengerjap pelan merasa silau dengan cahaya lampu. Tanganku terangkat dan sesuatu ikut tertarik. Terlihat selang infus dengan jarum tertancap di punggung tanganku. Aku berusaha bangun tapi sepasang tangan menahan bahuku."Jangan bangun dulu."Aku menatap kak Drian yang duduk disamping ranjang. Kepalaku terasa berputar saat aku mencoba dengan penuh menyadarkan diri."Aku dimana?""Dikamarku. Kamu pingsan semalam diruangan kamu."Pingsan? Aku tidak merasakan apa-apa, aku pikir aku tertidur.Kak Drian menghembuskan napas sambil mengarahkan gelas berisi teh manis hangat. "Kamu anemia Lex ..."Aku meminumnya sedikit lalu kembali memejamkan mata."Krista lagi on the way abis dari rumah kamu, dia bawain baju kamu. Sementara kamu tidur disini sama aku untuk beberapa hari."Aku membasahi bibirku yang terasa kering. "An ... kamu ga perlu ..." Tapi kemudian segera ku katupkan mulut melihat tatapannya yang tajam. Pria it

Bab terbaru

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 8

    A YEAR AFTER part 2Alexys pov"So, gimana seminarnya?" tanyaku mencoba mengalihkan gairah kami."Mmm ... lumayan menguras waktu supaya ga terus inget kamu." jawabnya sambil meletakkan tangannya di pinggiran bathub. Dia mengetuk jarinya membuat aku mengigit bibirku sendiri ingin disentuh dengan jari piawai itu.Aku menggumam sambil mengangguk. Aku rasa cukup mengulur waktunya, aku berdiri, membuat aliran air menetes dari tubuhku dan itu berhasil membuatnya tercengang kemudian menelusuri tubuhku dengan matanya sambil menelan salivanya berkali-kali."Lex, lima hari Lex ... lima hari!" desisnya."Baru lima hari kan." Aku melangkah keluar dan masuk ke dalam shower, melepas ikatan rambutku dan membiarkan air mengalir membersihkan tubuhku dari gelembung sabun.Dia bergeming ditempatnya, hanya memandangku. "Kamu tau, sepanjang aku di Makassar, aku selalu membayangkan kamu ada dikamar mandi hotelku. Seperti ini ..."Aku tersenyum, mengangkat satu kakiku dan membersihkan bagian kewanitaanku. Su

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 7

    A YEAR AFTER part 1Alexys povPresent day..Mataku menyusuri daftar acara yang tertera di laptop dan menyamakannya dengan lembaran kertas di tanganku. Aku memeriksa kembali semua event yang ku handle selama satu bulan kedepan. Sesekali tanganku mengangkat cangkir berisi chai latte kesukaanku. Tinggal setengah jam lagi sampai jam pulang kerja.Beberapa notifikasi masuk ke ponselku dan aku juga menghubungi beberapa anak buahku sambil menugaskan kerjaan untuk hari senin.Di penghujung minggu seperti ini, saat libur aku tidak ingin terganggu dengan pekerjaan. Makanya sebelum jam kerja di hari jumat itu berakhir, aku sudah menyiapkan pekerjaan untuk hari seninnya. Aku juga tidak ingin karyawanku terbebani dengan pekerjaan saat mereka libur.Aku mengunci pintu ruangan, dan menyapa beberapa pegawai lainnya lalu berjalan ke mobilku. Mengendarai jalanan yang cukup padat saat jam pulang kantor menuju tempat tinggalku, untungnya tidak terl

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 6

    SAN FRANCISCO part 2Drian pov"Dia terlihat normal, Mama bilang Lexy sedih pas awal-awal aku pindah. Tapi Mama baru cerita setelah kamu pergi, Lexy jadi sedikit pendiam. Mama pikir, karena kita semua jauh dari dia, yang bikin anak itu sedih, tapi feelingku bilang bukan karena itu. Aku sering teleponan sama dia, dan dia biasa aja. Tapi kalau aku sebutin nama kamu, dia mendadak seperti menghilang. Aku kadang merasa kalau dia sudah ga ada diseberang telepon. Dia hanya diam."Aku menengadah menatap foto gadis itu."Aku tau Dri, adikku sudah jatuh hati sama kamu, cuma ya ... terhalang berbagai hal, salah satunya status kita sebagai suami istri, dia pasti berpikir dia gila punya perasaan sama kamu. Jadi Dri, kapan kamu balik ke Indonesia? Aku ga bisa terus jagain dia. Ditambah cowok itu." Wajah Elle berubah sedikit kesal.Dadaku berubah tidak nyaman."Reno maksud kamu?" tanya Brian."Iya! Dia ngekorin Alexys terus kan .... Tempo lalu Mama ulangtahun, Mama

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 5

    SAN FRANCISCO part 1Drian povAku terus mengecek ponselku, mataku berpendar ke segala penjuru di terminal kedatangan bandara Internasional Boston itu tapi sama sekali tidak sedikit pun terlihat batang hidung orang yang aku cari. Aku mendekat lagi ke papan informasi dan yakin bahwa pesawat Cathay dari Hongkong sudah mendarat satu jam empat puluh lima menit lalu. Tapi kemana mereka?Aku kembali mendekat di pintu kedatangan dan menunggu selama sepuluh menit, mataku berputar ke sekitaran ruangan sambil terus mengecek ponselku menunggu panggilan masuk tapi nihil. Apakah mereka tersesat? Astaga, sudah ku bilang untuk segera mengabari tapi kenapa tidak ada notifikasi apapun? Aku berjalan sedikit ke arah keramaian dan akhirnya menangkap dua siluet yang aku kenal tengah menyantap makanan.Aku merasa lega dan kesal sekaligus, aku mencari kesana kemari sedangkan mereka berdua sedang asik melahap burger dan kentang, bahkan mereka sama sekali tidak melihatku

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 4

    The Secret part 2Author POVSuara Brian menginterupsi lamunan Drian, menunjuk ke arah luar dan melihat Alexys turun dari sebuah mobil. Mereka bertiga melihat Alexys melambaikan tangannya pada seseorang yang duduk di kursi kemudi, masih terlihat muda, teman sekolahnya tebak Drian.Alexys tersenyum sambil berjalan masuk tapi kemudian melambat saat melihat tatapan tajam kakaknya. "Dari mana kamu? Masih pake baju seragam." tanya Elle galak. "Mmm, abis kerja kelompok kak." jawab gadis itu takut-takut."Ampe malem gini? Jangan bohong ya, Dek ..."Wajah Alexys berubah takut kemudian dia menunduk. Drian yang tersengat cemburu menarik napas berusaha menguasai diri. "Kamu pasti capek, naik gih ..." sahutnya pelan pada Alexys."Eh, jangan bela ..."Drian mendorong bahu Alexys untuk segera menghilang dari hadapan mereka, lalu berbalik menatap Elle. "Jangan begitu Elle, nanti malah bohong beneran dia."

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 3

    The Secret part 1Author POV"Ini apa?" Mata Elle menatap ke arah Drian tajam. Bukan hanya laki-laki itu yang menoleh, tetapi saudaranya juga. Mereka bertiga ada di kamar kedua pemuda kembar itu, kedekatan ketiganya membuat Elle dapat dengan leluasa masuk ke kamar Drian dan Brian. Mereka sudah sekian lama bersahabat dan dekat, bahkan Elle saat ini sedang menjalin hubungan asmara dengan Brian.Respon mereka diluar dugaan Elle, saling menatap, menandakan jika ada yang mereka sembunyikan dengan tersimpannya foto Alexys, adik kesayangan Elle di laci meja belajar Drian."Mm, itu ..." Brian mencoba berdalih."Diam kamu! Aku tanyanya ke Drian!" sahut Elle galak yang langsung membuat mulut Brian terkatup rapat."Itu privasiku." Drian berjalan mengambil selembar foto gadis impiannya dan menyimpannya kembali ke dalam laci."Privasiku juga kalau menyangkut Alexys!"Drian menghela napas, dia sudah memperkirakan cepat atau l

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 2

    TWELVE YEARS AGO part 2Drian POVSetelah itu selama dua bulan berikutnya, aku selalu menemaninya kemana pun. Lebih tepatnya memperhatikan apa yang dia makan. Tenyata gadis kecil itu penggila makanan pedas, dan pecinta bakmi. Pantas saja!Dan satu hal lagi yang membuatku mau tidak mau selalu membantunya, dia cukup ceroboh untuk bocah berumur tiga belas tahun. Ada saja keteledoran yang dia lakukan, tak jarang juga membuat dia melukai dirinya sendiri. Ck.. ck.. ck..Suatu saat ketika kami sedang berenang bersama, gadis itu merengut karena Elle tidak mau mengajarinya berenang."Sini ... kakak ajarin!" tawarku sambil mengulurkan tangan. Dia memandangku ragu, tapi kemudian dia memegang tanganku.Setengah jam berikutnya aku terus mengajarinya untuk mengambang, satu hal yang aku tahu, Lexy cukup gigih untuk bisa berenang. Dan akhirnya setiap weekend dengan sukarela aku mengosongkan waktu untuk mengajarinya, membiarkan buku bacaanku ters

  • FORBIDDEN INLAWS   XtraPart 1

    TWELVE YEARS AGO part 1Drian FlashbackAku duduk di pinggir kolam sambil membaca buku menatap saudaraku dan Elle sedang lomba berenang. Suara kecipak air dan tawa mereka membuat konsentrasiku sedikit terganggu. Aku menghela napas melihat kelakuan kedua anak manusia itu, sudah mau di bangku akhir SMA tapi mereka seperti anak-anak TK baru pertama kali berenang."Hahahahahha! Wait ... wait ..." Elle melongok ke arah pintu teras belakang yang mengarah ke dapur rumahnya. "Lexy lama amat yak bikin es jeruk. Dri, bantu cek dong ..."Aku menurunkan bukuku menatapnya heran, ini rumahnya tetapi dia justru menyuruhku ... Ck, ck, ck ...Well, sejak kami kembali ke Jakarta lima tahun lalu dan akrab dengan keluarga teman Mamaku ini, hampir setiap weekend kami menghabiskan waktu di kediaman Om Julius dan Tante Karin atau pergi keluar dengan anak tertua mereka, Ellectra. Tante Karin itu sahabat baik Mama, akhirnya mereka kembali bertemu setelah sekian l

  • FORBIDDEN INLAWS   Ours ... Togethers ...

    Ketukan di pintu membuat tidurku terganggu. Aku mengerang merasa kehilangan tangan hangat yang memelukku sepanjang malam. Aku mengerjap menyesuaikan mataku dengan sinar matahari yang mulai masuk ke sela-sela kamar. Aku melihat kak Drian memakai celananya lalu berjalan membukakan pintu. "Pagi Lexy Say ... Astaga!" pekikan Mama membuatku langsung duduk tegak. "Na ... kal ... ka ... mu ... ya ...!" Mama memukul bahu telanjang kak Drian. Lalu tidak segan menjewer telinga pria itu. Aku hanya bisa menunduk malu sambil memegang erat selimut di dadaku. Kak Drian mengaduh, telinganya merah. Tidak lama aku melihat kakakku masuk sambil tertawa. "Udah aku bilang tar ketahuan. Masih aja ..." sahutnya mencibir. Sejak malam itu, setiap hari kak Drian memanjat jendela kamarku. "Drian, Mama tau kamu mau selalu sama Lexy, tapi sabar dong! Malam ini kan pernikahan kalian ..." Mama meletakkan piring makanan di meja nakas disamping ranjang. "Astag

DMCA.com Protection Status