Beranda / Romansa / FALLING FOR THE BEAST / 28. Will You Lead Me to Death or Paradise?

Share

28. Will You Lead Me to Death or Paradise?

Penulis: daasagatha
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-16 22:19:25

"Not now, Princess." Xander berdesis, kemudian  menarik telinga Crystal dengan gigi. Tubuh Crystal goyah dan menegang. Alih-alih menjauh, ia mendekat lebih jauh—menutup mata—menikmati belaian jemari Xander di punggungnya yang terbuka. "Aku masih harus mendengar laporan anjing-anjing ini dulu."

"Tapi—"

"George." Suara Xander memecah kebisuan di ruangan itu, termasuk protes Crystal.

Pria berkulit hitam berumur sekitar tiga puluhan berdiri.  Dilihat dari pin hitam, lelaki itu salah satu pemimpin rahasia. "Salam, Sir." George mengangguk hormat, lalu memandang Crystal. "Salam juga untuk wanita Anda."

"Wanitaku?" Xander menyentuh wajah Crystal sambil memiringkan kepala. "Let's see, apa hubungan kami sepanjang itu untuk membuatnya menjadi wanitaku."

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • FALLING FOR THE BEAST   29. Am I Late?

    LEONARD EXCELSIOR HOTEL, Rome—Italy | 9:12 PM"Tikus sialanmu tertangkap. Apa kau memang tidak becus memilih mata-mata?"Aiden menghisap ganjanya—bersandar santai di sofa, sama sekali tidak terpengaruh dengan suara berat menakutkan dari balik kursi besar yang membelakanginya. Sebelah tangannya yang lain memegang ponsel, memeriksa data-data berikut foto yang berhasil anak buahnya kirimkan. Benar-benar tikus malang.Cekalan Aiden di ponselnya menguat begitu layarnya menampilkan foto Crystal. Aiden sampai mengernyit untuk melihatnya lebih jelas. Namun, seberapa banyak ia melihatnya—itu tetap Crystal. Tunangannya. Terpejam di atas pangkuan Xander dengan ekspresi yang tidak ada bedanya dengan para jalang yang sering ia tiduri.Sialan. Perempuan itu benar-benar jalang!"Lupakan tikus itu. Lagipula, tidak ada info yang bisa mereka dapat."

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   30. The Wedding

    A few hours ago ....Mandarin Oriental Hotel, Barcelona—SPAIN | 07:15 AMCrystal Leonidas : Kenapa kita harus berakhir seperti ini?Xander William : Kita yang mana, Crys? Aku tidak pernah memulai apa pun, kau juga. Xander duduk bergeming di meja bar untuk waktu yang lama. Terus menatap nyalang pesannya yang terakhir pada Crystal. Apa dia terlalu kasar? Kejam? Bagaimana perasaan gadis itu sekarang? Sial. Tawa kasar dan sumbang mulai muncul di tenggorokannya, teredam.Dia memang bajingan egois. Jika dia orang baik, dia sudah menjauhi Crystal Leonidas sejak awal—bukannya menarik gadis itu ke dunianya yang mengerikan. Berengsek. Dia mengacaukan semuanya. Lebih berengsek lagi, sebagian besar bagian dalam dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   31. Ask For It

    LUCERO'S MANSION, Barcelona—SPAIN | 11:15 AMTHE SUCCESSOR OF THE LEONARD CLAN WAS REVEALED!XANDER PETER RAUL LEONARD : WHO IS HE?THE ROYAL WEDDING FROM LEONARD AND LEONIDAS.TWO KINGDOM BECOMES ONE! LEONARD AND LEONIDAS SHARES JUMPED TO THE HIGHEST POINT!Berengsek. Berengsek—berengsek!Aiden menghantamkan botolwineke televisi, tepat ketika layarnya menampilkan adeganwedding kissCrystal dan Xander.Benci melihat senyum bahagia Crystal, terutama senyum selebar samudra Javier. Sontak, layar itu mati sekaligus menjadi benda terakhir yang hancur, mengikuti ruang kerja Aiden yang sudah hancur lebih dulu.Pecahan kaca di mana-mana. Kursi yang terba

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   32. Starving For You

    "Crystal...."Crystal mendengar permohonan sekaligus gairah dari cara Xander memanggil namanya. Napas mereka kompak berderu cepat. Kulit Crystal memanas setiap kali kulitnya bersentuhan dengan kulit Xander. Gairah mereka saling dorong, membujuk Crystal untuk memberikan apa pun yang ada dalam dirinya, dan Crystal rela melakukannya. Segalanya. Membalas tiap hal yang sudah diberikan Xander kepadanya.“Just do it,” kata Crystal dengan suara parau yang dia sendiri tidak bisa kenali. “Aku ingin merasakanmu, Xander. Sekarang.”Bibir Xander menyerbu bibir Crystal. Lidah lelaki itu membelai menenangkan sekaligus membuat gairah Crystal meledak-ledak. Crystal mengerang, kelimpungan—putus asa. Tidak pernah ada lelaki yang menciumnya seperti ini. Membujuk dengan sensual, tetapi lembut dan memuja.Crystal mengerang merasakan jemari Xander melintasi perut, naik ke atas sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   33. Mine

    Xander meringkuk, bocah sembilan tahun itu makin merapatkan tubuhnya ke pojok bawah meja ketika teriakan Charlotte makin menggema—bahkan sampai masuk ke ruang penyimpananwineayahnya. Padahal ruang bawah tanah ini terletak di bagian paling ujung sayap kananmansion,Xander harus menuruni tangga-tangga kayu tua sebelum masuk ke pintu besar dari kayu berisi rak-rak ratusanwineberusia puluhan sampai ratusan tahun."Bocah pintar itu benar-benar masuk kesini?""Iya, Nyonya. Saya sudah memeriksanya lewat CCTV."Suara samar-samar Charlotte danbodyguardterdengar dari balik pintu.Xander makin beringsut ke pojok mendengar suara ibunya yang makin dekat. Apalagi, lima detik setelahnya pintu besar itu terbuka keras—suaranya yang menghantam dinding mengejutkan Xander. Dari kolong meja, Xander melihat 

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   34. Âme sœur

    "Ini sangat jauh dari bayanganku."Sambil merapikan jas abu-abu Xander, Crystal mendongak ke arah Xander yang tersenyum hangat padanya. "Maksudmu?""Menikah denganmu ... aku pernah beberapa kali membayangkannya. Terasa seperti mimpi bodoh yang mustahil." Suara Xander terdengar lembut, senada dengan genggaman di pergelangan tangan Crystal. "Aku pikir aku akan menikahi putri manja yang tidak bisa memakai bajunya sendiri. Sekarang kau malah yang memilihkan pakaianku, memakaikannya.""Kau terlalu meremehkanku, Mr. Leonard." Crystal mengerucutkan bibir. "Di mana tempat dasimu? Aku tidak bisa menemukannya satu pun.""Tidak ada. Aku tidak suka memakai dasi." Lelaki itu mendaratkan ciuman cepat dan keras di kening Crystal, lalu menghampiri laci yang menyimpan kumpulan arloji—mengamati penuh pertimbangan.Crystal tersenyum, memperhatikan Xander yang terlihat menawan dalam balutan celana

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   35. Queen's Order

    Barcelona—SPAIN | 01:02 AM"Nice car. Sayang sekali kecepatannya payah." Crystal mengamati Xander yang mengemudikanBugatti La Voiture Noirehitam metalik melewati gerbang besar mansion Leonard, setelah Xander menolak untuk menginap.Xander menoleh, satu alisnya naik. "Payah?""Apa aku salah? Atau ... jangan-jangan pengemudinya yang payah?"Xander tidak menjawab, kembali menghadap ke depan, tapi Crystal melihat lelaki itu menekan tombol yang ada di roda kemudi. "Tutup semua jalan yang akan aku lalui menuju bandara. Sekarang.""Copy that, Sir!"Suara Samuel Lee menggema di dalam mobil, lalu panggilan terputus dengan cepat."Bandara? Kenapa Bandara? Katamu, kita akan pulang?""Benar, pulang. Pulang ke rumah," jawab Xander misterius."Rumah?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • FALLING FOR THE BEAST   36. One With You

    ELYSIUM'S Mansion. Yonkers, New York City—USA | 09:18 PM Eurocopter Mercedes-Benz EC145 yang mereka naiki mendarat di atas helipad mansion Elysium. Tanpa menunggu Samuel membukakan pintu, Crystal keluar lebih dulu—sengaja meninggalkan Xander di belakang. Di seberang halaman, Xander melihat Theodore dan Lilya di dekat lapangan mini golf sedang meneguk wine. Kening mereka mengernyit ketika berjalan menghampiri Xander.Xander mengerang rendah, bergegas menyusul Crystal."Princess ... we need to talk," panggil Xander yang tidak digubris.Bukan hanya sekarang, tetapi nyaris sepanjang perjalanan Xander sadar Crystal mengabaikannya. Crystal memang tersenyum, tetapi ia sama sekali tidak menanggapi ucapan Xander, lebih memilih berbicara dengan Samuel atau menghadap ke jendela.This is nightmare. Mana

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16

Bab terbaru

  • FALLING FOR THE BEAST   55. Epilog

    “Do you think this is the end? Poor of your delusional heart, Asshole. I’ll be back and show you the real nightmare. I swear!” – Persephone.FALLING for THE BEAST | EPILOGX A N D E R TYGERWELL’s Hidden Quarters, Rome—Italy Hanya butuh beberapa detik bagi Xander melewati sistem keamaan bunker Tygerwell dengan mudah. Membiarkan alat-alat canggih itu menganalisis dan mencocokkan profilnya dengan database secara otomatis.Suara ‘AUTHORIZED’ dan ‘WELCOME ELYSIUM’ dengan aksen robotik bergema di sepanjang lorong—sebelum dinding besi di ujung lorong itu terbuka. Sebuah ruanga

  • FALLING FOR THE BEAST   54. Falling For The Beast

    Crystal menggeleng pelan, terkekeh. Tubuhnya membeku. Pandangannya mengarah pada Aiden yang mendekat. Selama ini ternyata dia bekerja sama dengan Lukas.“Pengkhianat!” Lilya menggeram—menatap Rhysand dengan tatapan seganas binatang. “Berengsek kau, Rhysand!” Theodore tidak berbeda jauh, bersama Samuel, ia mengawasi sekitar lewat lirikan mata. Mencoba mencari-cari celah. Sialan. Mereka terjebak, walau bagaimana pun mereka kalah jumlah.Rhysand menyeringai, ia menggeser posisi ke sebelah Lukas, menggantikan posisi Aiden, sementara lelaki itu berhenti sepuluh kaki dari Crystal. Sangat dekat—seakan bisa Crystal raih dengan mudah. Aidennya. Lelaki yang pernah sangat ia cintai dan sekarang ia benci setengah mati.Aiden masih sangat tampan seperti yang terakhir Crystal ingat. Wajahnya memang sedikit lebih cekung, lelah juga membayangi bawah matanya. Namun, tatapan lelaki itu masih sama&mdas

  • FALLING FOR THE BEAST   53. The Revenge

    “Aiden....?” Dengan kaki lunglai, Crystal melepaskan diri dari Rhysand. Namun, tidak sedikit pun pandangannya lepas. “What do you mean?” “Sama seperti keterlibatan Mr. Leonidas dengan kecelakaannya. Aku mendapatkan misi dari Mr. Leonidas utuk melakukannya.” Xavier. Tuan Rhysand adalah Xavier. Entah apa yang melatar belakangi kontrak mereka hingga lelaki ini sangat setia—Rhysand bahkan nyaris tidak pernah menyebut nama Kakaknya. Napas Crystal tersekat dalam satu detakan jantung, dia memang pernah menduga Xavier terlibat dengan kecelakaan Aiden, tapi mendengar fakta itu sendiri membuat jantungnya terasa sesak.Angeline benar, mungkin kematian Xander memang karma untuk mereka. Untuknya.Mata Crystal terasa terbakar. “Kau membunuh Aiden?”Rhysand menggeleng. “Setelah mengetahui apa yang sudah Aiden lakukan padamu, Mr.

  • FALLING FOR THE BEAST   52. I Need You

    ELYSIUM’s Mansion, Yonkers, New York City—USA | 07:15 PM “Aku akan mengumumkan kematian Xander tujuh hari dari sekarang.” Suara dingin Ares Rikkard Leonard memecah suasana makan malam yang hening. Semua orang di meja makan itu; Crystal, Javier, Anggy, Charlotte, Xavier, Aurora, Lilya, Quinn dan Andres—langsung menghentikan kegiatan makan mereka. Charlotte bahkan terang-terangan menatap Rikkard tidak percaya, sedangkan Crystal hanya diam—menatap piring makannya. “Setelah itu aku akan melakukan pemilihan CEO dan pewaris Leonard.”“What did you say?!” Charlotte mendesis rendah. “Anak kita belum ditemukan, dan yang kau pikirkan hanya—““Kau suka atau tidak, aku butuh pewaris. Leonard butuh pewaris. Karena itu pengumuman kematiannya diperlukan. Apa masalahnya? Bukankah kita juga sudah melarungkan bunga unt

  • FALLING FOR THE BEAST   51. The Losses

    Hari-hari berganti dengan samar.Setelah tertidur hari itu, Crystal mengalami demam tinggi, kondisinya juga tidak kunjung membaik bahkan setelah lewat seminggu. Selama itu pula tidak ada informasi berarti terkait private jet Xander. Hanya ada info rute beserta titik radar terakhir sebelum pesawat itu menghilang. Dari rekaman komunikasi Pilot dengan Air traffic Controller yang terakhir, juga tidak ditemukan tanda-tanda pesawat itu mengalami masalah. Jejaknya bersih, seakan private jet itu menghilang begitu saja.Nyaris semua headline berita dipenuhi kecelakaan pesawat pewaris Leonard, beberapa ahli bahkan memprediksi pesawat itu terjatuh karena turbulance mesin akibat cuaca buruk. Karena itu, pencarian dilakukan dengan menyisir di sekitar titik terakhir keberadaan pesawat di radar, berusaha mencari titik terang.Crystal berharap sebaliknya. Sedikit pun, ia tidak berharap bang

  • FALLING FOR THE BEAST   50. The Nightmare

    ELYSIUM’s Mansion, Yonkers, New York City—USA | 11:55 PM Xander masih belum datang.Crystal melirik jam dinding dan pintu bergantian. Hari ulang tahunnya hanya bersisa beberapa menit lagi, lilin yang Crystal nyalakan di meja makan juga sudah terbakar separuh. Namun, belum ada tanda-tanda kemunculan lelaki itu. Kegelisahan mulai memenuhi Crystal hingga jemarinya berkali-kali gemetar.Where are you?Satu pesan lagi Crystal kirimkan ke ponsel Xander. Namun, tetap tidak ada jawaban. Padahal itu cara komunikasi satu-satunya setelah Xander memutuskan koneksi micro chip mereka. Sialan. Jika lelaki itu berniat muncul di detik-detik terakhir sembari mengatakan ‘Am I late, Princess?’ dengan cengiran khasnya—maka lelaki itu akan mati. Crystal tidak akan me

  • FALLING FOR THE BEAST   49. Hades

    TYGERWELL DOME, Yonkers, New York City—USA | 04:05 PM “Get up!” Napas Crystal terengah, ia terbaring di atas lantai keras dengan kulit dibasahi keringat. Jemarinya bahkan gemetar parah. Crystal baru saja menutupi wajahnya dengan sebelah lengan ketika Theodore melangkah mendekat. “Kau kesakitan karena cara memukulmu salah. Telunjuk dan jari tengah—itu harusnya yang menjadi tumpuanmu,” ucap Theodore, matanya menunjuk memar-memar di telapak tangan Crystal.“Kita sudah berlatih seharian! Bagaimana aku bisa memikirkan itu?!”“Kau pikir tidak akan ada kemungkinan pertarungan sebenarnya berakhir lebih lama dari ini?” Theodore mengulurkan tangannya untuk membantu Crystal bangun, menunjukkan sedikit kebaikan hati setelah melatih Crystal bak pembunuh berdarah dingin—persis seperti yang dikatakan Xander.

  • FALLING FOR THE BEAST   48. Beautiful Torture

    ELYSIUMs Mansion, Yonkers, New York City—USA | 11:57 PM “Theo, aku memintamu menjaga Crystal.” Xander berkata di depan perapian, tepat di tengah malam yang pekat. Di sekitarnya, Theodore, Rex, Lilya—bahkan Samuel sudah berkumpul. Theodore bersandar di salah satu dinding, Samuel berdiri tegap di samping Rex, sementara Lilya duduk di sofa bersama Crystal. Setelah apa yang terjadi hari ini, kaki Crystal masih terasa lumpuh. “Buat semua agent bayanganku menjaganya juga. Untuk Samuel, kembalikan dia ke markas Tygerwell.”Crystal terbelalak. “Ini bukan salah Samuel. Tidak mau. Aku tidak mau berganti penjaga!”“Kau harus.”“Sam tidak salah!”“Benar, itu kesalahan tuan Putri kita yang terlalu naif.” Sekalipun perkataan Lilya benar, Crystal tetap menatap kes

  • FALLING FOR THE BEAST   47. Storm and Silence

    LEONARD Center, New York—USA | 12:14 AM “Akan lebih baik jika pemilihan CEO Leonard yang baru dilakukan secara terbuka. Tanpa ditunjuk—semuanya bebas mencalonkan diri dengan persetujuan dewan direksi sekalian.” Suara berat dan rendah Liam Leonard memenuhi ruang rapat besar pimpinan sekaligus dewan direksi Leonard. Lelaki tiga puluh tahun bermata coklat, tubuh tegap dengan jambang tipis itu duduk di sisi kursi sebelah kanan, bersebelahan dengan Lukas Leonard—yang terlihat tampan dengan setelan hitam resmi.Penampilan Lukas tidak berbeda jauh darinya, kecuali tubuh tegap yang lebih besar khas lelaki Italia dan wajah yang lebih tua. Xander sendiri duduk di sisi sebelah kiri, tepat di sebelah Ares Rikkard Leonard yang kursinya berada di tempat terujung meja. Pusat dari semuanya.Suara deheman mengudara, diikuti tatapan memicing Rikkard. “Apa kau sedang

DMCA.com Protection Status