Share

BAB 26

Author: Kaagaluh
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi ini, Venus dihebohkan dengan banyaknya karyawan yang sudah siap-siap menjalani Family Gathering. Ya meskipun kecewa karena mereka melakukannya bukan di Singapura melainkan di puncak Bogor. Banyak dari mereka yang membicarakan tentang hal ini, ada yang sangat antusias dan ada juga yang mengeluh.  

Bukan hal yang mudah untuk menaikkan produk secara drastis dalam waktu yang hanya tiga bulan saja, launching kemarin memang cukup sukses daripada produk sebelum

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 27

    Tak ada yang berani lagi untuk berbicara, Angkasa dengan pikirannya dan Amara yang kembali menjadi jiwa melankolis. Telinga mereka hanya mendengar bunyi jangkrik dan binatang malam lainnya.   Tidak menginginkan kecanggungan yang ada, Angkasa berdiri dan mengajak Amara untuk pergi. “Ayo!”   “Mau ke mana?” heran Amara saat dirinya ternyata dibawa Ang

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 28

    Angkasa menggenggam tangan Amara, menikmati udara malam ini yang begitu memesona. Bukan, bukan suasana malam ini yang indah melainkan ada Amara di sisinya. Beberapa hari ini ia seperti ABG labil yang mendapatkan cinta tulus dari sang kekasih. Membuat dunia seakan selalu berpihak padanya. Bunga yang bermekaran di taman kota, binatang yang saling bersahut-sahutan seakan mendukung hubungan mereka.   Andai saja .... 

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 29

    Hari ini Amara sengaja mengambil izin kerjanya dan lebih fokus pada dirinya sendiri. Kepalanya masihsakit karena terlalu banyak menangis kemarin. Untung saja Angkasa tak mempermasalahkan haltersebut. Pria itu mau memberikannya tempat untuk berbagi cerita begitu juga berbagi ranjang dengannya. Ralat, Angkasa tidur di sofa. “Mungkin dalam beberapa minggu bahkan bulan ini saya akan sibuk karena transisi pekerjaan. Tapi kamu tidak perlu khawatir, saya menepati janji untuk selalu menjemput dan juga a

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 30

    Tiba memasuki kantor, Amara dikejutkan oleh semua orang yang memandang sinis ke arahnya. Bukan cuma para karyawan, para penjaga dan jugaofficeboyikut serta memandangnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Melihat hal seperti itu Amara jadi merasa risi sendiri, bahwasanya apakah adaoutfityang salah padanya untuk hari ini? Atau

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 31

    Ponsel Amara terus bergetar sedari tadi. Tapi ia memang sengaja mengabaikannya, bukan karena apa. Ini adalah caranya untuk tidak terlalu dekat lagi dengan pria itu. Amara ingin menyendiri untuk beberapa hari belakang. Sebenarnya tadi pagi dia sudah berhasil untuk tidak bersama Angkasa, dan mungkin sudah membuat pria itu uring-uringan. Ia tak mau Angkasa tahu masalahnya di kantor. Apalagi ini termasuk fitnah yang sangat keji.

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 32

    “CUKUP, DELLA!” Teriakan Angkasa membuat Della yangsudah diambang kewarasan langsung tergugu.Hingga pada akhirnya air mata itu mengalir juga, bak air bah yang sudah tak bisa ditampung, Della meraung hingga membuat siapa saja miris mendengarnya. “Ka—kamu melakukan semua inisa—sama aku, Mas? Jahat kamu ...,” lirih Della sambil&nbs

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 33

    Semua kesedihan danketerpurukansudah tak bisa dibendung lagi. Amara yakin ini adalah titik terendahnya dalam hidup. Semua berakhir seperti ini. Haruskah Tuhan mempermainkan hidupnya di saat ia sudah memiliki sandaran hidup lagi? Kak Guntur sudah berubah dan seharusnya mereka merayakan kebahagiaan itu. Bukan malah menangis dengan air mata kepiluan seperti ini. Ibusudahtidak ada. Ralat! Ada, tapi dalam bayang kenangan sekara

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 34

    Sampai di kantor, ia tak terkejut karena teman-temansedivisimencarinya. Tapi tidak untuk Babe, pria tua itu seakan tahu apa yang akan Amara lakukan hari ini. Ini adalah hari terakhirnya untuk menginjakkan kaki di Venus. Amara mengulum bibirnya yang sedikit pucat, bukan karena polesan yang tidak ia pakai, melainkan kurang tidur yang membuat ia seperti mayat hidup.

Latest chapter

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   EPILOG

    "Sayang, bangun ...."Tepukan pelan di pipinya membuat Amara mengerang. Ia langsung membuka matanya dengan napas yang terengah-engah. Banyak bulir keringat yang keluar sampai membasahi bantal."Kamu mimpi buruk?" Suara itu memecahkan lamunan Amara. Ia melihat sekeliling ruangan yang dihiasi warna hitam dan juga putih.

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 38

    "Hai, Om. Tumben datang ke kantor pagi-pagi sekali, apa ada jadwal dengan papa?" Sambutan itu seperti tak biasa. Angkasa sebenarnya tak terkejut karena Om Bagas sudah berada di ruangannya padahalinimasih menunjukkan angka delapan pagi. Bahkan karyawan kantorpunbelumseluruhnyamasuk. Kedua tangan Bagas mengetuk-ketuk satu sama lain menandakan jika ada hal yang mampu membuatnya banyak pikiran. "Tidak, Om hanya ingin berkunjung di tempatmu saja."

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 37

    Angkasa memutar-mutar pena yang berada di tangannya. Semua sudah ia lakukan dengan baik. Pertama,ia sudah meyakinkan kedua orang tuanya untuk bisa menerima Amara,terlebih papanya yang masih saja marah terhadapnya. Yang kedua, dia akan meminta bantuan Antariksa untuk sedikit memberikanpengertian pada Nikenagar mengetahui berita ini. Dan BOOM!

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 36

    "Mas Kasa!" teriak Riksa saat mendapati Angkasa yang berkutat di depan laptopnya. Entah apa yang pria itu kerjakan sedari tadi sampai tak tahu jika sang adik sudah jengkel setengah mati karena panggilannya tidak di jawab. "Astagadragon! Aku dari tadi teriak-teriak tidak tahunya Mas di sini pacaran sama laptop?!" Riksa memukul bahu Angkasa sampai sang empunya mengaduh kesakitan.

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 35

    Amara sungguh malu, di saat ia sedang berada di titik rendah, di saat itu pula Angkasa melihat semuanya. Ia tak tahu seberapa banyak pria itu mengetahui hal rahasia antara dirinya dan ayahnya. Ia tak tahu bagaimana tanggapan yang Angkasa berikan saat mengetahui semua ini. "Lan ...," ucap pria itu dengan wajah yang tidak bisa diartikan. Pria yang sedari tadi hanya diam dan menunggu Amara tenang dengan keadaannya. "Y--ya?" Amara hanya memandang ke samp

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 34

    Sampai di kantor, ia tak terkejut karena teman-temansedivisimencarinya. Tapi tidak untuk Babe, pria tua itu seakan tahu apa yang akan Amara lakukan hari ini. Ini adalah hari terakhirnya untuk menginjakkan kaki di Venus. Amara mengulum bibirnya yang sedikit pucat, bukan karena polesan yang tidak ia pakai, melainkan kurang tidur yang membuat ia seperti mayat hidup.

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 33

    Semua kesedihan danketerpurukansudah tak bisa dibendung lagi. Amara yakin ini adalah titik terendahnya dalam hidup. Semua berakhir seperti ini. Haruskah Tuhan mempermainkan hidupnya di saat ia sudah memiliki sandaran hidup lagi? Kak Guntur sudah berubah dan seharusnya mereka merayakan kebahagiaan itu. Bukan malah menangis dengan air mata kepiluan seperti ini. Ibusudahtidak ada. Ralat! Ada, tapi dalam bayang kenangan sekara

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 32

    “CUKUP, DELLA!” Teriakan Angkasa membuat Della yangsudah diambang kewarasan langsung tergugu.Hingga pada akhirnya air mata itu mengalir juga, bak air bah yang sudah tak bisa ditampung, Della meraung hingga membuat siapa saja miris mendengarnya. “Ka—kamu melakukan semua inisa—sama aku, Mas? Jahat kamu ...,” lirih Della sambil&nbs

  • Expect The Glimmer [Indonesia]   BAB 31

    Ponsel Amara terus bergetar sedari tadi. Tapi ia memang sengaja mengabaikannya, bukan karena apa. Ini adalah caranya untuk tidak terlalu dekat lagi dengan pria itu. Amara ingin menyendiri untuk beberapa hari belakang. Sebenarnya tadi pagi dia sudah berhasil untuk tidak bersama Angkasa, dan mungkin sudah membuat pria itu uring-uringan. Ia tak mau Angkasa tahu masalahnya di kantor. Apalagi ini termasuk fitnah yang sangat keji.

DMCA.com Protection Status