Ke khawatiran Panglima Arkun bukan tanpa alasan, karena mereka adalah bangsa yang menginvasi Bangsa Han, bangsa yang penduduknya sangat besar dan itu bisa menjadi bumerang jika mereka salah dan tidak bertindak hati-hati seperti sekarang ini, karena rasa patriotik rakyat yang negerinya di jajah pasti akan bangkit melawan.Walau negeri Tayli adalah negeri yang kecil dan sebagian besar penduduk serta asal pemimpin mereka bukan dari Han, tetapi keberadaan Tayli dapat di terima dan menjadi bagian dari rakyat Han.Panglima Arkun sesudah menyiapkan apa yang harus ia lakukan untuk esok hari, kemudian beranjak menunju ke arah tempat tidur untuk istirahat, karena besok adalah hari dimana ia harus bekerja keras mengeluarkan tenaga serta pikiran untuk menaklukan Tayli.~Matahari pagi mulai menampakan sinar nya, prajurit dari kedua belah pihak mulai bersiap untuk menyerang dan bertahan.Pagi-pagi sekali Thian Sin sudah bangun untuk melihat kesiapan para prajuritnya, Thian Sin bergerak seorang dir
Kali ini Panglima Arkun langsung memimpin penyerangan dan fokus yang di tuju oleh prajurit Yuan sesuai instruksi adalah menghancurkan gerbang kota Tayli serta bagaimana caranya pasukan bisa masuk ke dalam kota.Prajurit pendobrak pintu terus bergerak di bawah hujan ratusan panah, sedangkan prajurit yang berada di sisi mereka selalu melindungi dengan tameng, beberapa panah yang masuk melalui celah tameng berhasi melukai bahkan membunuh puluhan prajurit, tetapi hal itu tidak berarti karena pertahanan yang ketat dari prajurit Yuan.Iblis Putih dan Sepasang Badai Utara sesuai dengan petunjuk dari Panglima Arkun, mereka naik ke arah pelontar batu untuk bisa masuk ke dalam benteng kota, setelah mereka masuk dan mengacau di dalam kota Tayli, prajurit pendobrak pintu akan bekerja dengan cepat karena tidak ada gangguan berarti dari Prajurit Tayli.Ketiganya naik sesudah mendapat isyarat dari Panglima Arkun, setelah ketiganya naik, tali di tarik dan langsung di lepaskan secara bersamaan, ketiga
“Bagaimana caranya aku menarik jiwa dalam pedang? Tanya Thian Sin.“Kau pikir saja sendiri,” jawab pedang racun merah.Shenjin melihat Thian Sin diam, langsung bergerak menyerang, sementara Bi Hai mengawasi karena menurutnya iya belum perlu untuk ikut menyerang pemuda yang umurnya jauh di bawah mereka.Melihat musuh menyerang, Thian Sin tanpa pikir panjang langsung bergerak mengibaskan pedang pusaka racun merah tanpa menghiraukan lagi saran dari jiwa yang berada di dalam pedang.Shenjin melihat hawa pedang mengarah tubuhnya langsung bergerak ke samping kiri sambil kibaskan tangan ke arah Thian Sin.Whus!Serangkum angin menderu ke arah Thian Sin, Thian Sin melihat serangan lawan langsung membalas dengan menebas angin yang menuju ke arah nya.Sinar merah melesat menebas angin yang di kibaskan tangan kiri Shenjin.Blast!Angin seperti terbelah setelah terkena tebasan pedang pusaka racun merah, sesudah menebas. Tangan kiri Thian Sin langsung lancarkan serangan dengan jari sakti Budha ke
Karena Thian Sin, Yok Kwi dan putri Lie Hwa sibuk dengan musuh yang berada di dalam benteng, Panglima Arkun terus memerintahkan prajurit nya mendobrak gerbang kota Tayli.Hujan anak panah yang di lesatkan tidak membuat prajurit pendobrak pintu gentar, karena pasukan tameng selalu melindungi mereka, jika ada panah yang lolos dan berhasil menewaskan prajurit pendobrak pintu gerbang, langsung di gantikan oleh yang lain.Prajurit pemanah kota Tayli juga tidak terlalu fokus memanah, karena pelontar batu terus menghujani mereka, belum lagi para pemanah berkuda.Komandan Gurma terus teriak memberi semangat anak buahnya membalas hujan panah lawan.Jendral Zhou Chu melihat pintu gerbang mulai goyah langsung turun dan memerintahkan prajurit untuk melapisi pintu gerbang dengan kayu serta batu untuk menahan dobrakan pihak prajurit Yuan.Siapkan anak tangga serta tali untuk naik!? Teriak panglima Arkun melihat pintu gerbang kota masih belum berhasil di runtuhkan.Komandan Gurma mendengar perintah
Memang terlihat biasa saja sesudah kepala Thian Sin di tepak oleh Yok Kwi, kemudian aura hitam keluar dari pedang dan masuk ke dalam tubuh Thian Sin, tetapi yang terjadi di dalam tubuh Thian Sin berbeda, karena aliran darah di meridian ( urat yang menyalurkan tenaga dalam ) Thian Sin terus bergejolak, penghuni lama serta pendatang baru yang tidak lain dari dua jiwa saling hantam berebut untuk menguasai tubuh.Sepasang badai utara memang menyerang dengan dua pusaran angin, tetapi sesaat serangan menuju ke arah Thian Sin, kedua jiwa bersatu dan membuat serangan sepasang badai utara tidak berarti.Di sisi lain, Lie Hwa di perintahkan oleh Yok Kwi untuk membawa Kim Mi pergi, begitu pula dengan Jendral Zhou Chu. Yok Kwi memerintahkan sang Jendral untuk menarik pasukannya dan mundur dari gerbang kota Tayli, karena gerbang kota sudah tidak bisa di pertahankan lagi.Seiring dengan berkurangnya penjagaan dari prajurit Tayli, tentara Yuan mulai masuk dari benteng kota, gerbang kota juga perlaha
Pertempuran hebat terjadi di dekat gerbang kota Tayli antara Thian Sin dan Sepasang Badai Utara, sepasang pendekar tua tersebut walau tidak berada di atas angin, tetapi berkat pengalaman bertempur sepasang suami istri tersebut mampu menahan serangan serangan yang di lakukan oleh Thian Sin.Sementara pasukan yang di pimpin oleh Yok Kwi perlahan keluar dari kota dan mulai bergerak menjauh dari kota Tayli walau terus di buru oleh pasukan Yuan pimpinan panglima Arkun.Jurus andalan Pemecah Gelombang dari Sepasang Badai utara hanya bisa mendorong tubuh Thian Sin tanpa dapat melukai, itu pun jika keduanya menggabungkan pukulan dengan tenaga dalam mereka berdua.Shenjin dan Bi Hai sudah putus asa melawan Thian Sin, karena setiap tangan mereka hendak menyentuh tubuh lawan, tangan mereka seperti melenceng.“Kepung dan serang dia!?” Teriak Shenjin kepada puluhan prajurit Yuan yang tidak ikut mengejar rombongan prajurit Tayli.Walau gentar melihat pertempuran antara Thian Sin serta Sepasang Bada
Shenjin terus menyedot tenaga dalam Bi Hai melalui telapak tangan, kemudian tenaga dalam yang berhasil di tarik, di keluarkan kembali melalui tangan kanan Shenjin, untuk menambah kedasyatan ilmu topan mengguncang lautan.Tubuh Thian Sin terus naik dan berputar putar terbawa oleh pusaran angin topan cipataan Shenjin.“Aku rasa pemuda itu sudah tewas oleh angin topan hasil gabungan tenaga dalam kita.“Cukup Bi Moi! Tarik kembali tenaga dalammu, sebelum terlambat,” ucap Shenjin.Bi Hai anggukan kepala, kemudian tangan nya menotok satu urat di dada serta bahu untuk menutup tenaga dalamnya agar tidak tersedot oleh Shenjin.Shenjin lepaskan telapak tangan kiri dari telapak Bi Hai, kemudian kedua tangannya di dorong kedepan untuk menambah tenaga dalam jurus Topan mengguncang lautan, tetapi kali ini hanya tenaga dalam Shenjin yang di gunakan.Shenjin melihat Thian Sin tidak berdaya dan terombang ambing oleh ilmu topan pengguncang lautan, itu sebabnya Shenjin menyuruh Bi Hai untuk melepaskan s
Hutan di pegunungan Liu sangat lebat, jika satu rombongan besar melewati hutan Liu, jangan harap rombongan tersebut dapat bergerak dengan cepat.Hal itu pula yang di alami oleh rombongan Yok Kwi, mereka berjalan perlahan dan terus memasuki hutan di pegunungan Liu, keuntungan Yok Kwi melewati hutan Liu atas saran Kim Hwa adalah rombongan bisa cepat bersembunyi serta menghindar dari serangan cepat pasukan yang di pimpin oleh Panglima Arkun.Tetapi Kim Hwa tidak tahu kalau Jendral Gurma sudah mengetahui hutan tersebut dan berusaha mencegat jalan keluar yang akan di ambil oleh prajurit Tayli, sementara Panglima Arkun terus bergerak mendorong pasukan Tayli agar segera keluar dari hutan Liu.Jendral Zhou Chu membagi dua prajurit pilihan, satu rombongan di depan untuk membuka jalan dan rombongan lain bergerak di belakang untuk menahan serangan musuh yang datang.“Cepat….cepat! Nanti kita tersusul oleh mereka jika kita bergerak lambat,” ucap Jendral Zhou Chu kepada anak buahnya.“Untuk saat i
Dua bayangan memakai tutup kepala melesat cepat menembus kegelapan malam menuju ke arah tenda tempat di mana pasukan Yuan.Kedua bayangan tersebut tidak lain adalah Thian Sin dan Qin Qin.Thian Sin memutuskan hanya mereka berdua yang berangkat menuju tenda pasukan Yuan, walau di tentang oleh jenderal Zhou Chu karena sang jenderal menyarankan agar sang pemimpin membawa beberapa orang dari perkumpulan topeng merah, jenderal Zhou Chu khawatir karena misi yang di jalankan oleh sang pemimpin sangat berbahaya, menyelinap ke sarang musuh hanya di temani oleh Qin Qin, tetapi Thian Sin tetap dengan keputusannya bahwa mereka lebih baik berdua, karena jika banyak orang yang bergerak akan lebih berbahaya dan pergerakan mereka mudah tercium oleh prajurit Yuan.Setibanya di tenda pasukan Panglima Arkun, Thian Sin memberi isyarat tangan kepada Qin Qin agar hati-hati dan tidak menimbulkan suara.Qin Qin anggukan kepala dan langsung merapat kepada sang kekasih ketika mendapat isyarat tangan.Thian Sin
Tanpa di ketahui oleh Thian Sin, semua pasukan yang berkumpul di dekat telaga, kini mulai bergerak di pimpin oleh sang ibu.Di sisi lain hati panglima Arkun mulai cemas karena Iblis putih bersama anak buahnya belum juga kembali, begitu pula dengan Gurma yang belum juga memberi kabar, apa misinya berhasil menyergap pasukan lawan.“Panglima….Panglima! Mata-mata musuh yang tertangkap sudah kita habisi, apa langkah kita selanjutnya? Tanya seorang perwira ketika melihat Panglima Arkun tengah melamun.Pertanyaan sang anak buah membuyarkan lamunan Panglima Arkun.“Sebelum di habisi, apa kau sudah mendapat informasi dari mata-mata tersebut? Panglima Arkun balik bertanya kepada anak buahnya.“Menurut informasi yang di dapat, ada satu kelompok pasukan berada di dekat pasukan kita dan kelompok tersebut di pimpin oleh Raja muda Thian sin sendiri, Panglima,” si perwira menjawab pertanyaan Panglima Arkun.Panglima Arkun anggukan kepala mendengar perkataan anak buahnya, kemudian membalas.“Apa Iblis
Thian Sin merasakan hawa dingin yang mengelilingi tubuhnya perlahan mulai hilang dan di gantikan hawa panas, mengetahui keadaan tersebut, Thian Sin semakin bersemangat.Apalagi di tambah pedang pusaka racun merah terus bergetar di genggamannya serta gejolak tenaga dalam yang ia rasakan di dalam tubuh, membuat Thian Sin semakin yakin bahwa tenaga dalam racun api yang di maksud oleh Jiwa pedang mulai bangkit.Tanpa ragu Thian Sin langsung melesat ke arah Iblis putih sambil sabetkan pedang pusaka racun merah ke arah tubuh lawan.Shing!Walau terkejut dengan perubahan yang terjadi Iblis putih tetap waspada, melihat serangan Thian Sin, sang Iblis langsung kibaskan tangan kanan ke arah pedang.Sinar putih berhawa sangat dingin melesat berusaha menahan tebasan.Tetapi sebelum pukulan inti es mengenai pedang, sinar putih berhawa dingin lenyap terhisap oleh aura api yang keluar dari dalam tubuh Thian Sin.Kejut bukan kepalang sang Iblis melihat pukulan andalannya lenyap tak berbekas, tanpa pik
Semangat tempur Thian Sin langsung berkobar ketika mendapat petunjuk dari jiwa pedang, perlahan semua tenaga dalam yang terkumpul di perut langsung di salurkan keseluruh tubuh.Iblis putih kini lebih berhati hati menghadapi serangan Thian Sin, tubuhnya bergerak menjauh sambil kibaskan tangan kanan saat pedang bergerak menyerang.Shing!Jurus inti es bergerak cepat menyerang Thian Sin, dengan cepat Thian Sin memutar kedua tangan berusaha menahan jurus lawan.Blar!Suara ledakan terdengar saat kedua tenaga dalam tingkat tinggi bertemu.“Kenapa hawa dingin masih saja terasa olehku? Padahal aku sudah mengerahkan semua tenaga dalam yang kumiliki,” batin Thian Sin bertanya tanya dalam hati.“Pakai pedang dengan tanganmu untuk menyerang, kalau kau gunakan tehnik pedang terbang, bagaimana jurus racun api bisa kau gunakan?” Jiwa pedang berkata seakan tahu apa yang terkandung dalam isi hati Thian Sin.Mendengar perkataan Jiwa pedang, dua jari Thian Sin bergerak menarik pedang yang berputar puta
Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s
“Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep
Setelah Ban Tok Kui Bo bersama Tabib Yok pergi, Thian Sin langsung mengambil alih pimpinan anggota topeng merah yang menunggu pasukan Panglima Arkun di pintu masuk hutan Liu.Tidak ada satu pun dari anggota topeng merah yang menolak kepemimpinan Thian Sin, karena mereka tahu kapasitas dari anak Pek I Siancu.Maling sakti di perintahkan oleh Thian Sin pergi ke telaga Liu dan memberitahu kalau mereka akan menyerang Pasukan Panglima Arkun, Thian Sin juga menyampaikan pesan agar semua pasukan berkumpul untuk menghabisi pasukan Yuan dan membebaskan Tayli dari ancaman.Maling sakti bersama Mi Xue tanpa banyak bicara langsung bergerak menuju telaga dimana sang ketua berada untuk menyampaikan pesan Thian Sin.Setelah Maling sakti serta cucunya pergi, Qin Qin tidak mau jauh dari Thian Sin sehingga membuat Jendral Zhou Chu bertanya tanya siapa sebenarnya Qin Qin dan ada hubungan apa antara gadis itu dengan suami dari putri Lie Hwa, untuk bertanya Jendral Zhou Chu tidak berani, akhirnya sang Jen
Thian Sin hentikan larinya ketika melihat dan mendengar suara yang ia kenal.“Nek! Mana ibuku? Tanya Thian Sin ketika sudah berhadapan dengan Ban Tok Kui Bo.“Ibumu sedang berada di telaga Liu bersama kedua orang istri mu,” jawab Ban Tok Kui Bo.Thian Sin tersenyum mendengar perkataan sang nenek.“Apa kau tahu dimana Yok Kwi gege? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin menjawab dengan gelengkan kepala.“Sesudah menewaskan Sepasang Badai Utara aku langsung pergi mengambil jalan lain agar tidak di ketahui oleh pasukan Panglima Arkun, jadi aku tidak tahu dimana kakek Yok, karena beliau berangkat lebih dulu bersama pasukan Tayli,” jawab Thian Sin.“Aku tahu itu dari cerita salah seorang istrimu, tetapi menurut mertua mu, Yok Kwi gege pergi bersama Jendral Zhou Chu mengawasi pergerakan pasukan Panglima Arkun,” balas Ban Tok Kui Bo.“Rupanya begitu,” ucap Thian Sin mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, kemudian lanjut berkata.“Apa di telaga Liu, Ibu bersama anggota Topeng merah?“Tidak, hanya aku
“Tidak peduli kau Dewi berbaju putih, hitam atau merah, kau harus mati karena telah membunuh prajurit Tayli,” Lie Hwa berkata dengan raut wajah penuh nafsu membunuh.“Kurang ajar! Anak masih ingusan berani memaki, kau ingin mati dengan cara apa? Tanya Ban Tok Kui Bo dengan nada gusar sambil melotot ke arah Lie Hwa.“Nenek peot! Aku lihat wajah serta penampilan mu seram, tetapi apa ilmu yang kau miliki sama menyeramkan? Balas Lie Hwa sambil tersenyum mengejek.Raut wajah Ban Tok Kui Bo berubah kelam mendengar ejekan Lie Hwa, tongkat kepala setan di tangan kanan terangkat naik dan siap menyerang.Kim Hwa yang diam karena berusaha mengingat tokoh bergelar Pek I Siancu, ketika teringat kembali kalau anak buahnya sering berkata bahwa ketua kelompok topeng merah adalah wanita yang selalu memakai pakaian putih, langsung bergerak maju dan berkata.“Anak Lie, jaga bahasamu!“Maaf kan kami yang tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan,” ucap Kim Hwa sambil memberi hormat, kemudian lanjut