"Astaga, Mikaela, ada apa dengan bibirmu?" tanya Salma begitu ia membukakan pintu untuk Mikaela.
Mikaela mengerutkan keningnya, ia buru-buru mencari cermin kecil yang selalu ia bawa dalam tasnya, dan ternyata benar, bibir bawahnya pecah, sedikit lebam berwarna merah biru seperti luka gigitan. Terlalu banyak yang ia pikirkan hingga membuatnya tidak sadar Darren menciumnya terlalu kuat.
"Aku baru tahu bi, tadi sewaktu aku mengunyah makananku, tidak sengaja bibirku tergigit."
"Kau terburu-buru sehingga tidak berhati-hati."
"Ya bi, tapi tidak apa, ini tidak sakit sama sekali." Mikaela tersenyum memasukkan kembali cerminnya ke dalam tas. "Bibi masak apa hari ini? Aku lapar." lanjut Mikaela mengalihkan pembicaraan takut Salma akan lebih ban
Darren sedang mengerjakan beberapa paper work di laptopnya, ia memilih untuk mengerjakannya di apertemen daripada harus lembur di kantornya seperti biasa. Sekelebat bayangan air mata Mikaela terus berputar di otaknya, ia merasa marah sekaligus kasihan kepada gadis itu. Gadis yang dulu pernah menjadi orang terdekatnya. Gadis yang membuat hubungannya dengan Daffa semakin merenggang. Gadis yang sudah menghancurkan sebagian hatinya.Darren harus berulang kali memejamkan mata untuk melupakan kenangan buruk itu. Jika ia tidak datang ke kantor Leo, ia pasti sudah benar-benar melupakan Mikaela dan dendamnya karena sekarang ia telah memiliki Caroline. Tetapi Tuhan berkehendak lain dengan mempertemukan mereka kembali, seakan-akan memberi kesempatan untuknya, setelah dulu ia berusaha sekuat tenaga mencari gadis itu dan baru sekarang ia menemukannya. Ia harus membuat gadis itu benar-benar t
Kemacetan sudah menjadi pemandangan yang sangat biasa di kota Jakarta. Bunyi klakson bersahutan dimana-mana. Berharap pada sedikit celah jalan untuk sebuah kendaraan bergerak maju. Darren memijat pelipisnya, karena sudah satu jam lebih ia terjebak macet.Supir ayahnya menjemputnya di bandara tepat ketika ia sampai, tapi apa mau dikata, seharusnya ia tidak heran lagi dengan jalanan macet ini walaupun lebih dari setengah usianya ia habiskan di negeri orang.Darren menyenderkan punggung lelahnya, melihat ke arah luar yang hanya dipenuhi mobil di sebelah kanan dan kiri. Ia menyilangkan tangan ke depan dada dan memilih memejamkan mata.Karena tidak dapat tidur juga, ia membuka matanya kembali, mencari ponsel yang ada di dalam saku, dan menghubungi seseorang.
Satu Minggu sudah berlalu sejak Darren pergi ke Indonesia, tadi malam ia sudah sampai kembali ke apertemennya, dan mendapati Caroline menunggunya hingga tertidur di sofa.Hari ini, pagi-pagi sekali Darren harus datang ke kantornya untuk mengejar beberapa pekerjaannya yang terbengkalai. Ia terpaksa meninggalkan Caroline di apertemennya yang masih tertidur.Kaki panjang Darren yang sempat melangkah lebar-lebar ke arah ruangannya terhenti ketika melihat Mikaela sedang membereskan berkas-berkas yang ada di atas mejanya sambil bersenda gurau dengan Anna. Ini masih sangat pagi untuk merusak mood Darren. Kenapa gadis itu pagi-pagi sudah ada di kantornya?Pemandangan yang sangat tidak mengenakkan bagi Darren, melihat gadis itu tertawa lepas, sangat mengganggunya.
"Hey bangun!"Samar-samar Mikaela mendengar suara bariton seorang pria ada di dekatnya, seperti sedang membangunkannya. Mikaela mengucek mata, mengumpulkan serpihan-serpihan kesadarannya."Cepat bangun!" Pria itu menendangi sofa tempat ia berbaring dengan cukup keras, hingga Mikaela benar-benar terbangun karena kelakuan pria itu.Gadis itu menguap, merentangkan tangannya.Tunggu dulu. Sofa? Dan...Darren sedang berdiri di depannya, sambil menyilangkan tangannya ke depan dada dengan memakai kimono mandi warna hitamnya, rambutnya yang basah serta rambut-rambut halus di sekitar rahangnya benar-benar menyadarkan Mikaela jika di depannya sekarang adalah Darren.
"Datanglah ke pesta ulang tahunku." Caroline menyerahkan kertas bercetak tebal bertuliskan tinta emas cantik berwarna pink dengan pita yang terikat berwarna merah gelap pada Mikaela. "Dan kau juga." Caroline juga menyerahkan satu pada Tiwi.Tadi pagi Caroline menghubungi Mikaela untuk mengajak gadis itu dan Tiwi bertemu, sekaligus makan siang di hari libur mereka. Caroline berencana mengundang Mikaela datang ke pesta ulang tahunnya. Berhubung Tiwi adalah sahabat dekat Mikaela, jadi Caroline memang sengaja ikut mengundang Tiwi agar keduanya datang bersama-sama.Tiwi merasa takjub sekaligus senang melihat undangan mewah yang sekarang berada ditangannya. Ia sempat tidak percaya bahwa Caroline akan mengundangnya. Ini adalah Caroline, dokter muda cantik dengan segudang prestasi yang sering dibicarakan orang di internet, Caroline yang juga tu
Darren sedang melihat orang-orang yang mengerjakan persiapan pesta ulang tahun Caroline yang ia adakan di ballroom sebuah hotel mewah dekat dengan apertemennya. Pesta itu akan akan dimulai sekitar pukul tujuh malam, sedangkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul enam, jadi Darren harus mengecek seluruh persiapan pesta agar terlihat sempurna.Ayah dan Ibu Darren sudah tiba di Singapura sejak siang tadi dan mereka sedang berbincang dengan orang tua Caroline di salah satu kamar VIP yang Darren pesankan khusus untuk mereka. Daffa dan Shine juga sudah datang sejak kemarin.Setelah puas dengan hasil dekorasi dan persiapan pesta yang mereka kerjakan, Darren pergi untuk menemui Caroline yang sekarang sedang bersolek di kamarnya.Darren membuka pintu kamar dan mendapati Caroline sedang mencob
"Jangan pernah menyentuh calon tunanganku."Satu kalimat yang Rendy ucapkan sukses membuat semua orang terkejut dan kemudian saling berbisik satu sama lain. Tidak bisa dipungkiri, nama Rendy memang sudah banyak dikenal orang sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis ayahnya. Begitupun Mikaela, ia pun tidak percaya apa yang baru saja Rendy katakan. Calon tunangannya? Ia menatap Rendy dengan banyak pertanyaan dibenaknya.Raut kebingungan juga terlihat sangat jelas diwajah Daffa."Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti calon tunanganku." tambah Rendy lagi, kemudian menggenggam tangan Mikaela erat dan membawanya berlalu dari hadapan Darren."Kak, tunggu." Mikaela mencoba menghentikan Rendy dan kembali menghampiri Caroline yang juga ta
Selama diperjalanan hingga sekarang mereka sudah sampai di hotel tempat mereka menginap, Mikaela masih terheran-heran, kenapa hari ini Darren sama sekali tidak mengusiknya, dalam artian pria itu hanya diam saja dan tidak memarahi Mikaela seperti biasa.Biasanya dalam sehari paling sedikitnya tiga kali Darren akan membentak dan menyuruh-nyuruh Mikaela. Tapi hari ini pria itu begitu tenang. Di pesawat pun Mikaela perhatikan Darren hanya terus melihat ke arah jendela, dan tidak mengajaknya berbicara sama sekali. Bukan berarti Mikaela berharap Darren akan mengajaknya berbicara, bukan. Bahkan ia tidak pernah memimpikan untuk liburan berdua saja dengan Darren.Demi Tuhan, ia memimpikannya semalam!Betapa bodohnya Mikaela, setelah apa yang Darren lakukan padanya, ia tetap tidak bisa membenci
"Yang mana yang akan kau kenalkan padaku kak?"Dia bertanya padaku dengan wajah berbinarnya, membuat hatiku terasa sakit.Huh. Aku benar-benar merasa kasihan pada diriku sendiri. Aku tertawa padanya dan juga tertawa pada diriku sendiri.Menertawakan kebodohanku.Bagaimana bisa aku masih mencintainya hingga saat ini?
"Selamat atas pernikahanmu kak."Itu ucapan darinya saat mendengar kabar pernikahanku. Ucapan dari cinta pertamaku Mikaela.Aku termenung menatap hamparan pemandangan kota disepinya malam.Baru saja pesta pernikahanku usai dan menyisakan perasaan yang bercampur aduk didalam hatiku.Aku memutuskan untuk minum-minum dengan mengajak sahabatku, Rendy. Tapi ia justru meninggalkanku sendiri.
"Jangan menemuinya, atau kau akan aku seret meninggalkan negara ini, dan aku akan mengasingkanmu di kutub utara."Aku menutup ponselku begitu mengatakan hal yang akan benar-benar aku lakukan pada tunanganku itu jika ia tidak mendengarkan ucapanku.Mikaela Cindy. Gadis yang ntah sejak kapan membuatku gila.She driving me crazy.
Jangan menemuinya, atau kau akan aku seret meninggalkan negara ini, dan aku akan mengasingkanmu di kutub utara."Begitulah kira-kira ucapannya sebelum mematikan ponsel, menutup panggilan secara sepihak.Tunanganku yang sangat posesif dan egois. Dia Darren Revano Abrata.Sebulan yang lalu kami resmi bertunangan. Tentu saja kisahku tidak mudah seperti yang kalian bayangkan. Penuh air mata dan pengorbanan. Aku
"Aku tidak bisa menjemputnya, aku sedang membantu bi Salma menyiapkan pesanan, kau tahu ini project besar pertamanya dan supir ada bersama kami untuk membantu keperluan lain-lain, jadi hari ini kau yang menjemputnya ya?""Aku ada meeting siang ini.""Darrenku sayang, uangmu sudah sangat banyak, bisa kau batalkan saja meetingmu itu demi anakmu?"
Dering jam waker berbunyi nyaring memecah keheningan gelap suatu ruangan yang didominasi warna hitam dan putih.Mikaela menyingkirkan tangan besar yang menindih tubuhnya secara perlahan, dia bangkit dari ranjangnya sambil merentangkan satu tangan dan menguap, punggung tangan yang lain menutup mulutnya yang terbuka.Mikaela mematikan alarm jam tersebut, kemudian menengok buah hatinya yang sedang terlelap sambil tersenyum.
Ema menata perabot-perabot rumah tangga yang terkumpul acak dan menumpuk di salah satu ruangan yang lebar, itu adalah ruang tengah rumah baru Darren. Ia baru saja membeli rumah mewah tak jauh dari apertemennya yang dulu.Berkat usaha, dan kerjasamanya dengan Sandjaya, seseorang yang sudah tidak diragukan lagi dalam dunia bisnis. Kini bisnis Darren menjadi berkembang pesat dan perusahaan Sandjaya terselamatkan dari kebangkrutan juga berkat dirinya.Sungguh kerjasama yang menguntungkan.Dibantu be
"Apa?" Caroline terkejut setelah mendengar berita yang baru saja Daffa sampaikan.Mikaela dan Rendy kecelakaan? Bagaimana mungkin? Baru saja rencana mereka akan terwujud. Tapi....Caroline mengumpat dalam hati. Ia berpikir keras, memutar otaknya."Cepat tolong mereka."gusar Daffa tidak sabar di seberang.
Darren ingat ketika pertama kalinya ia mengatakan dengan jelas jika ia merindukan Mikaela...Setelahnya ia akan kembali ketus kepada gadis itu, bukan karena apa, tetapi karena Darren malu ia harus mengakui jika ia merindukan Mikaela.Ia ingat ketika pertama kali Daffa mengatakan apa yang membuatnya mencintai Mikaela...Dan secara terang-terangan Darren menantangnya, ia juga ingin memiliki Mikaela sama seperti Daffa.