Darren sedang melihat orang-orang yang mengerjakan persiapan pesta ulang tahun Caroline yang ia adakan di ballroom sebuah hotel mewah dekat dengan apertemennya. Pesta itu akan akan dimulai sekitar pukul tujuh malam, sedangkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul enam, jadi Darren harus mengecek seluruh persiapan pesta agar terlihat sempurna.
Ayah dan Ibu Darren sudah tiba di Singapura sejak siang tadi dan mereka sedang berbincang dengan orang tua Caroline di salah satu kamar VIP yang Darren pesankan khusus untuk mereka. Daffa dan Shine juga sudah datang sejak kemarin.
Setelah puas dengan hasil dekorasi dan persiapan pesta yang mereka kerjakan, Darren pergi untuk menemui Caroline yang sekarang sedang bersolek di kamarnya.
Darren membuka pintu kamar dan mendapati Caroline sedang mencob
"Jangan pernah menyentuh calon tunanganku."Satu kalimat yang Rendy ucapkan sukses membuat semua orang terkejut dan kemudian saling berbisik satu sama lain. Tidak bisa dipungkiri, nama Rendy memang sudah banyak dikenal orang sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis ayahnya. Begitupun Mikaela, ia pun tidak percaya apa yang baru saja Rendy katakan. Calon tunangannya? Ia menatap Rendy dengan banyak pertanyaan dibenaknya.Raut kebingungan juga terlihat sangat jelas diwajah Daffa."Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti calon tunanganku." tambah Rendy lagi, kemudian menggenggam tangan Mikaela erat dan membawanya berlalu dari hadapan Darren."Kak, tunggu." Mikaela mencoba menghentikan Rendy dan kembali menghampiri Caroline yang juga ta
Selama diperjalanan hingga sekarang mereka sudah sampai di hotel tempat mereka menginap, Mikaela masih terheran-heran, kenapa hari ini Darren sama sekali tidak mengusiknya, dalam artian pria itu hanya diam saja dan tidak memarahi Mikaela seperti biasa.Biasanya dalam sehari paling sedikitnya tiga kali Darren akan membentak dan menyuruh-nyuruh Mikaela. Tapi hari ini pria itu begitu tenang. Di pesawat pun Mikaela perhatikan Darren hanya terus melihat ke arah jendela, dan tidak mengajaknya berbicara sama sekali. Bukan berarti Mikaela berharap Darren akan mengajaknya berbicara, bukan. Bahkan ia tidak pernah memimpikan untuk liburan berdua saja dengan Darren.Demi Tuhan, ia memimpikannya semalam!Betapa bodohnya Mikaela, setelah apa yang Darren lakukan padanya, ia tetap tidak bisa membenci
Pagi ini Darren benar-benar membuat Mikaela shock, baru saja ia selesai berganti pakaian dan akan menelpon bi Salma, pria itu tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dan dengan serta merta menyeret Mikaela untuk pergi menemaninya sarapan.Mikaela harus menanyakan pada resepsionis nanti, bagaimana Darren mendapatkan akses masuk ke dalam kamarnya. Hari ini, harus.Ternyata Darren mengajaknya sarapan bersama dengan sang pemilik hotel, Matt, salah satu teman lawas Darren yang ternyata adalah orang yang mengundang Darren ke Maldives, ia ingin menjalin kerjasama dengan Darren. Mikaela tahu karena kemarin ia baru saja bertemu dengan Matt, untuk meeting kerja.Penampilan Matt benar-benar menipu mata, dengan penampilannya yang sederhana dan terkesan culun itu, ia dapat mengelabui Mi
"Kau benar-benar tidak berubah ya, tetap ceroboh seperti dulu." bisik Darren merapatkan tubuhnya pada Mikaela.Mikaela mundur selangkah dan mencoba melepaskan tangan Darren dari pinggangnya. Darren menurut.Ia melepaskan Mikaela, dan membuang pandangannya ke arah lain."Apa yang kau lakukan?" tanyanya sekali lagi."Tirainya tersangkut, aku hanya mencoba untuk memperbaikinya." jawab Mikaela masih dengan suasana gugup. Ia mencoba menurun-nurunkan celana pendeknya sebisa mungkin agar Darren tidak terus memandanginya.Pria itu melihat apa yang Mikaela lakukan tanpa berkomentar, Mikaela yakin wajahnya terlihat sangat bodoh sekarang karena melakukan hal yang bodoh yang justru menarik perha
"Terimakasih karena sudah mau bekerjasama denganku Darren. Sekarang urusan kita disini sudah selesai, aku akan datang ke Singapura untuk menjalankan proyek baru kita. Sekarang kau boleh bersenang-senang, aku mengundangmu dan sekretarismu berlibur ke villa pribadiku, tinggal lah disana sesuka hati kalian, itu hadiah dariku."Itu kata-kata yang Matt ucapkan semalam ketika ia memanggil Darren untuk pergi ke ruangannya. Setelah itu Mikaela tidak melihat Matt lagi. Darren mengatakan ia pergi bersenang-senang bersama kekasihnya. Dan sekarang disinilah mereka, di mobil yang dikendarai Darren menuju villa mewah Matt.Kenapa Mikaela mengatakan mewah, karena ia sudah melihatnya di internet. Villa itu sangat luar biasa, sayang sekali jaraknya cukup jauh dari perkotaan, jadi mereka harus menempuh waktu selama empat jam lebih perjalanan untuk sampai
Kebosanan melanda Mikaela.Tadi pagi gadis itu terbangun dan mendapat pesan dari salah satu pelayan jika Darren pergi ke kota karena ada urusan yang mendadak bersama Matt, dan tidak tahu kapan akan kembali.Tinggalah Mikaela sendiri di villa bersama dengan para penghuni villa.Mikaela menguap setelah menyelesaikan makannya, hari ini ia terus saja makan dan tidur, tidak banyak aktivitas yang dapat ia lakukan.Sudah tiga hari lamanya Mikaela dan Darren berada di Villa cantik itu. Rencananya mereka akan menginap sampai dua hari kedepan, dan akan langsung kembali ke Singapura.Mikaela tidak dapat menghubungi bi Salma, Rendy ataupun Tiwi karena Darren belum Menganti ponselnya yang terjatu
"Ada apa pak Darren? Kenapa anda terburu-buru sekali, anda baru saja sampai dan butuh beristirahat."Terlihat detektif sewaan Darren berjalan mengekorinya dengan cepat karena Darren terlihat sangat buru-buru menuju lift untuk pergi ke ruangannya di kantor."Setelah apa yang terjadi, kau pikir aku bisa bersantai sekarang?" Darren tidak menghentikan langkahnya, masih terus berjalan dengan makin cepat."Saya sudah menghubungi pengacara anda dan juga ayah anda, pak Brata. tentang perusahaan pak Sandjaya, anda tidak perlu khawatir lagi. Sahamnya masih stabil."Darren melirik sekilas orang kepercayaannya itu.Pria itu menunduk. Memang sejak kembali dari Maldives Darren terlihat memiliki mo
Ting tong ting tong.Mikaela menekan bel apertemennya berulang-ulang, ia memainkan koper besar yang sedari tadi ia pegang, mengukir-ukir lantai dengan sepatu ketsnya, menunggu Salma membukakan pintu.Tak lama pintu terbuka, wanita yang sudah mempunyai banyak kerutan di wajah itu tersenyum, mengikis sedikit kesedihan Mikaela melihat wajah teduh Salma, satu-satunya keluarga yang ia miliki.Kemudian Mikaela memeluknya erat. Begitu pula Salma."Bi, aku rindu." ungkapnya lelah."Aku juga merindukanmu, kau tidak memberi kabar padaku. Aku pikir kau sudah melupakanku." canda Salma mengelus kepala Mikaela sayang."Mana mungkin bi, kau adalah
"Yang mana yang akan kau kenalkan padaku kak?"Dia bertanya padaku dengan wajah berbinarnya, membuat hatiku terasa sakit.Huh. Aku benar-benar merasa kasihan pada diriku sendiri. Aku tertawa padanya dan juga tertawa pada diriku sendiri.Menertawakan kebodohanku.Bagaimana bisa aku masih mencintainya hingga saat ini?
"Selamat atas pernikahanmu kak."Itu ucapan darinya saat mendengar kabar pernikahanku. Ucapan dari cinta pertamaku Mikaela.Aku termenung menatap hamparan pemandangan kota disepinya malam.Baru saja pesta pernikahanku usai dan menyisakan perasaan yang bercampur aduk didalam hatiku.Aku memutuskan untuk minum-minum dengan mengajak sahabatku, Rendy. Tapi ia justru meninggalkanku sendiri.
"Jangan menemuinya, atau kau akan aku seret meninggalkan negara ini, dan aku akan mengasingkanmu di kutub utara."Aku menutup ponselku begitu mengatakan hal yang akan benar-benar aku lakukan pada tunanganku itu jika ia tidak mendengarkan ucapanku.Mikaela Cindy. Gadis yang ntah sejak kapan membuatku gila.She driving me crazy.
Jangan menemuinya, atau kau akan aku seret meninggalkan negara ini, dan aku akan mengasingkanmu di kutub utara."Begitulah kira-kira ucapannya sebelum mematikan ponsel, menutup panggilan secara sepihak.Tunanganku yang sangat posesif dan egois. Dia Darren Revano Abrata.Sebulan yang lalu kami resmi bertunangan. Tentu saja kisahku tidak mudah seperti yang kalian bayangkan. Penuh air mata dan pengorbanan. Aku
"Aku tidak bisa menjemputnya, aku sedang membantu bi Salma menyiapkan pesanan, kau tahu ini project besar pertamanya dan supir ada bersama kami untuk membantu keperluan lain-lain, jadi hari ini kau yang menjemputnya ya?""Aku ada meeting siang ini.""Darrenku sayang, uangmu sudah sangat banyak, bisa kau batalkan saja meetingmu itu demi anakmu?"
Dering jam waker berbunyi nyaring memecah keheningan gelap suatu ruangan yang didominasi warna hitam dan putih.Mikaela menyingkirkan tangan besar yang menindih tubuhnya secara perlahan, dia bangkit dari ranjangnya sambil merentangkan satu tangan dan menguap, punggung tangan yang lain menutup mulutnya yang terbuka.Mikaela mematikan alarm jam tersebut, kemudian menengok buah hatinya yang sedang terlelap sambil tersenyum.
Ema menata perabot-perabot rumah tangga yang terkumpul acak dan menumpuk di salah satu ruangan yang lebar, itu adalah ruang tengah rumah baru Darren. Ia baru saja membeli rumah mewah tak jauh dari apertemennya yang dulu.Berkat usaha, dan kerjasamanya dengan Sandjaya, seseorang yang sudah tidak diragukan lagi dalam dunia bisnis. Kini bisnis Darren menjadi berkembang pesat dan perusahaan Sandjaya terselamatkan dari kebangkrutan juga berkat dirinya.Sungguh kerjasama yang menguntungkan.Dibantu be
"Apa?" Caroline terkejut setelah mendengar berita yang baru saja Daffa sampaikan.Mikaela dan Rendy kecelakaan? Bagaimana mungkin? Baru saja rencana mereka akan terwujud. Tapi....Caroline mengumpat dalam hati. Ia berpikir keras, memutar otaknya."Cepat tolong mereka."gusar Daffa tidak sabar di seberang.
Darren ingat ketika pertama kalinya ia mengatakan dengan jelas jika ia merindukan Mikaela...Setelahnya ia akan kembali ketus kepada gadis itu, bukan karena apa, tetapi karena Darren malu ia harus mengakui jika ia merindukan Mikaela.Ia ingat ketika pertama kali Daffa mengatakan apa yang membuatnya mencintai Mikaela...Dan secara terang-terangan Darren menantangnya, ia juga ingin memiliki Mikaela sama seperti Daffa.