Share

Bab 3 Klaim

Penulis: Vivi Cynthia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-29 23:24:19

"Maaf Anna. Kakak sudah ada janji dengan Anze besok siang. Kami sudah berencana pergi ke kebun binatang," Dusta Zeya menyebut tempat rekreasi yang tidak disukai oleh Anna.

Saat Anna menghubungi Zeya sore ini, suasana hati Zeya belum pulih akibat melihat kedekatan Anna dan Andrew saat tadi pagi.

"Oh. Sayang sekali, padahal hari ini aku memiliki waktu luang," Nada suara Anna terdengar sedih.

Zeya menatap wajahnya melalui pantulan cermin di kamar hotel. Dari pantulan cermin, Zeya bisa melihat tubuh Anze yang tengah terbaring di atas ranjang. Anze terlihat tidur nyenyak setelah siang tadi puas bermain di pusat permainan anak di salah satu mall.

Zeya menatap wajahnya yang masih tampak cantik walaupun tanpa riasan kosmetik. Namun sinar matanya tidak terlihat bersinar saat ini.

"Mungkin besok kita bisa bertemu di salah satu restoran," Ucap Zeya sambil mengepalkan tangan.

"Aku tidak bisa Kak. Ada janji sama Andrew."

#See, bahkan Anna lebih memilih orang yang tidak memiliki ikatan darah dengannya dibandingkan aku# Zeya berbicara dalam pikirannya kepada bayangannya di depan cermin.

Perasaan itu kembali hinggap, perasaan itu kembali muncul. Perasaan rendah diri. Perasaan diabaikan. Perasaan tertolak karena tidak diinginkan. 

"Well, kalau begitu kita sepertinya tidak bisa bertemu saat Kak Zeya berada di Dallas," Kekeh Zeya menutupi perasaan dia saat ini.

Anna menghela napas lelah mendengar ucapan Zefanya. Bahkan Anna tidak berani untuk sekadar bertanya mengenai keberadaan kakak tiri dan keponakannya tadi pagi. 

"Andrew menanyakan keberadaan Kak Zeya tadi pagi padaku di area krematorium. Kakak tenang saja karena aku menutup rapat mulutku setiap kali dia bertanya mengenai keberadaan Kakak. Dia sepertinya ingin menemui Kak Zeya. Mungkin dia ingin meminta maaf atas masa lalu."

Zeya tidak pernah sekalipun mengharapkan kata maaf dari Andrew. Zeya tahu bahwa Andrew mencarinya untuk maksud tertentu. 

#Apakah Andrew mulai curiga dengan keberadaan Anze atau dia hanya ingin melihat bagaimana kehidupan orang yang dibencinya yaitu aku# 

"Untuk apa dia meminta maaf pada Kakak. Dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Kak Zeya bahkan sudah melupakan Andrew jika kamu tidak mengungkit nama Andrew. Kakak sudah bahagia dengan hidup Kakak saat ini," Dusta Zeya lagi.

Jika menyangkut Andrew, Zeya terlihat pandai bersilat lidah.

Di apartemen, Anna tentu saja tidak percaya ucapan Zefanya sama sekali. Terlihat jelas bahwa Kak Zeya menghindari Andrew. Bagaimana mungkin Kak Zeya bisa tinggal di dekat kediaman keluarga Park tanpa pernah bersinggungan dengan para anggota keluarga Park. Andrew Park.

"Aku pun tidak tahu alasan Kakak menghindari Andrew jika bukan karena penolakan Andrew atas perasaan Kak Zeya di zaman kuliah dulu. Bahkan Kak Zeya dulu sangat akrab berteman dengan Andrew."

Persetan dengan keakraban palsu dari Andrew. Zeya menolak untuk membela diri. Biarkan saja Anna menganggapnya sebagai manusia dengki karena masih sakit hati untuk hal sepele seperti ditolak cinta oleh lawan jenis di zaman kuliah.

"Kami tidak pernah berteman. Teman tidak akan melakukan hal yang Andrew lakukan. Kak Zeya harus memesan makan malam untuk Anze. Kakak sudahi dulu percakapan kita. Bye Anna." 

Zeya menutup sambungan telepon secara sepihak. Zeya sudah muak dengan isi pembicaraannya dan sang adik tiri mengenai Andrew. 

Percakapan unfaedah menurut Zeya. Membuat hari ini terlihat semakin buruk saja. 

&√&√&

Hari kedua di kota Dallas...

Zeya mengajak Anze bermain sampai puas di area kebun binatang publik. 

Sejak jam buka kebun binatang, Zeya dan Anze sudah berada di depan pagar loket pembelian karcis. 

Melihat antusias Anze, Zeya pun menjadi antusias juga untuk menikmati liburan terakhirnya hari ini. Besok siang mereka akan kembali terbang ke kota Jakarta. 

"Kamu suka Nak dengan tempat ini?" Tanya Zeya menarik topinya semakin turun hingga hampir menutupi sebagian wajahnya.

Anze yang sejak awal merasa riang diajak berjalan-jalan menikmati pemandangan hewan, tentu saja mengangguk-angguk.

"Suka Ma. Koleksi di sini lebih lengkap dibanding Rangunan maupun taman safari," Cerocos anak lelaki usia sembilan tahun ini.

"Mama setuju sama kamu. Kita nikmati liburan terakhir kita hari ini. Besok kita harus kembali pulang."

Anze melompat riang saat mendengar ucapan Mama Zeya. Kata "pulang" membuat Anze senang bukan kepalang.

"Kita belikan cinderamata untuk teman sekolahmu dan Kiki."

Zeya tiba-tiba teringat mantan teman sekolahnya yang sering membantunya selama sepuluh tahun terakhir.

"Sayang banget Om Kiki tidak bisa ikut kita," Keluh Anze yang teringat Kiki.

"Om Kiki harus menjaga Tante Lenna yang sedang mengandung, Nak." 

Kiki tentu saja akan menolak ajakan Zeya apabila Zeya mengajaknya. Dia dan istrinya sudah menunggu selama tujuh tahun untuk memiliki momongan. Mana mungkin suami sebucin (budak cinta) seperti Kiki rela berpisah seminggu dengan Lenna. 

"Oh iya. Anze lupa kalau tante Lenna lagi bawa dedek," Kikik Anze.

Zeya meraih tangan anak lelakinya lalu melanjutkan petualangan mereka di area kebun binatang.

&√&√&

Andrew mengajak Anna untuk jalan keluar. Bahkan Andrew rela mengeluarkan uangnya secara royal untuk memberikan Anna hadiah. 

Tujuan Andrew melakukan ini semua adalah untuk mendapat informasi keberadaan Zefanya saat berada di Dallas. 

Andrew tidak menemukan sosok Zeya di apartemen keluarga Anna. Lalu di mana Zefanya tinggal selama di Dallas?

&√&√&

Siang ini Andrew menjemput Anna di apartemen keluarga wanita itu untuk menepati janjinya.

Andrew membawa Anna ke salah pusat perbelanjaan Dallas. Andrew mengajak Anna untuk makan siang bersama di salah satu restoran.

Mereka berdua duduk di salah satu meja dengan posisi saling berhadapan. Sembari menunggu pramusaji mengantar pesanan makanan, Andrew memulai percakapan dengan Anna. 

"Kamu sudah mendapat kabar terbaru dari Zeya?" Andrew mengusap tengkuknya.

Anna sudah merias diri sebelum keluar dari apartemen. Sudah menyemprotkan pewangi parfum ke tubuhnya dan dia juga memilih dengan cermat dress yang dia kenakan saat ini. Tapi sepertinya Andrew, pria yang duduk di seberang, tidak memandangi Anna dengan tatapan pemujaan seperti masa lalu yaitu saat mereka berkencan. 

Tentu saja Anna merasa heran dengan alasan Andrew mengajaknya bertemu siang ini di luar apartemen. Namun kalimat pertanyaan pertama yang Andrew tanyakan membuat Anna paham dengan tujuan terselubung dari pertemuan hari ini.

"Kak Zeya sudah kembali ke Jakarta," Dusta Anna.

"Apa?" Tanya Andrew dengan mata melotot.

Tidak menduga reaksi Andrew akan seperti saat ini, Anna menahan diri untuk tidak melepaskan tawa.

"Jika kamu lupa maka aku bersedia membantu kamu untuk kembali mengingat. Kak Zeya memang tinggal di Jakarta. Dia hanya datang ke Dallas untuk menghadiri upacara kremasi Daddy."

"Tapi kemarin Zeya tidak hadir di acara kremasi," Ucap Andrew dengan wajah ketus.

Well...Anna pun tidak bisa membalas pernyataan Andrew karena Anna juga tidak bertemu dengan Kak Zeya kemarin.

"Sudah. Kita bahas yang lain saja. Mana oleh-oleh darimu. Kamu itu seorang CEO yang sedang mengunjungi teman lama. Masa menemui teman lama dengan tangan kosong," Ejek Anna bermaksud untuk mengalihkan pembicaraan dengan ucapan canda.

Andrew mengeluarkan kotak dari dalam saku celananya. Menaruh kotak perhiasan itu di atas meja. Mendorong kotak itu pada Anna.

Tanpa membuka untuk mengintip isi hadiah yang Andrew berikan untuknya, Anna membawa kotak itu masuk ke dalam clutch. 

Anna hanya perlu melihat logo G&G di depan kotak tanpa perlu memastikan isinya. 

Pramusaji datang menghampiri meja makan mereka sembari membawa nampan berisi makan siang untuk Andrew dan Anna. 

Pramusaji itu menata makanan di atas meja dengan tangan cekatan.

Selepas pramusaji itu berlalu pergi, Andrew mengutarakan kembali isi pikirannya.

"So, di mana tempat tinggal Zeya. Jakarta itu luas, Anna," Ucap Andrew dengan raut wajah frustrasi.

Lagi-lagi dia gagal mencari keberadaan Zeya-nya.

"Aku tidak tahu. Mungkin bila kamu lebih memperhatikan sekitarmu, kamu akan menemukan jawaban. Try it Andrew," Anna seolah memberikan teka-teki untuk Andrew temukan.

"Jika aku sampai menemukan Zeya, aku tidak akan membiarkan Zeya lepas lagi dari pandanganku."

Anna bergidik ngeri saat mendengar ucapan Andrew yang bahkan terdengar seperti sumpah.

"Dia bukan milikmu," Sahut Anna.

"Yeah, she is," Andrew mengangguk yakin.

&/&/&

Bab terkait

  • Dream come true   Bab 4 Realistis

    Bab 4 realistisPenerbangan pulang dari Dallas, Texas, US menuju ibukota negara Indonesia, Jakarta, mengalami delay.Zeya yang sudah berada di dalam kursi penumpang pesawat kelas ekonomi, hanya bisa mengerucutkan bibirnya sembari menggerutu sebal karena pesawat mengalami keterlambatan penerbangan di saat Zeya sudah berharap akan tiba di rumah sebelum tengah malam menurut waktu Indonesia bagian barat.Dipandanginya wajah putra kesayangannya yang tengah tertidur lelap di kursi sebelah Zeya.Terdengar suara dari lorong di sisi kiri Zeya."Miss... We're so sorry about this delay. This meal for you and your son," Ucap pramugari menyodorkan dua kotak makan siang untuk mereka.Zeya mengangkat wajahnya dan memberikan sedikit cengiran di sudut bibirnya menganggapi ucapan pramugari. Enggan mengobrol basa-basi dengan pramugari yang berdiri di samping kursi Zeya.Zeya mengulurkan jemari tangan kanannya untuk meraih sekaligus dua

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Dream come true   Bab 5 Pengangguran

    Bab 5Sudah dua minggu Zeya menjadi pengangguran. Untung saja mendiang neneknya mewariskan rumah untuk Zeya hingga Zeya tidak perlu mengkhawatirkan mengenai atap rumah. Zeya memang bukan berasal dari kalangan menengah ke bawah namun hidupnya yang sederhana, seringkali membuat orang menyangka kalau Zeya bukan anak orang kaya.Seperti saat ini...."Zeya ... Zeya ... untuk apa kamu masih sibuk mengumpulkan kaleng bekas," Decak Lenna saat bertandang ke rumah Zeya.Kehilangan pekerjaan membuat Zeya pun memilih meninggalkan apartemen tipe studio yang dia sewa selama ini.Zeya juga terpaksa merumahkan nanny (pengasuh) Anze sedari kecil karena Zeya sudah tidak sanggup membayar gaji sang pengasuh.Tengah berjongkok di dekat pintu belakang rumah, sembari sibuk memilah kaleng bekas makanan bertepatan sekali dengan kehadiran Lenna di kediaman Zeya.Lenna, Zeya, dan Kiki adalah teman baik semasa putih abu-abu. M

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Dream come true   Bab 5 Extra SKSD Sok kenal sok dekat

    "Hei..." Sapa Arleen Park menepuk punggung Zeya dari arah belakang.Respons spontan tubuh Zeya adalah mundur ke belakang dengan suara pekikan."Hehehe... Sorry Kak Zeya. Alin pasti sudah membuat Kakak terkejut," Canda Arleen Park.Arleen Park, adik perempuan dari Andrew Park."Ish...kamu kagetin Kakak." Zeya memutar tubuhnya dengan tangan mengusap dadanya.Arleen yang usil namun ramah terhadap siapa saja. Berbanding terbalik dengan Andrew."Kakak mau kerja di Maxima ya?" Tanya Arleen dengan mimik wajah serius.Melihat raut wajah serius Arleen tentu saja membuat Zeya menjadi waspada."Kamu pasti menguping kan?" Tuduh Zeya langsung dengan pertanyaan Arleen.Arleen tertawa terpingkal mendengar tuduhan Zeya."Siapa juga yang mencuri dengar. Sedari tadi Arleen berdiri di belakang punggung Kak Zeya. Kak Zeya sih caper sama Mami," Ejek Arleen.Kesal dan malas menjawab ucapan usil Arleen, Ze

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Dream come true   Bab 6 Maxima Corporation

    [21/6 22amu yakinma bekerja di sini tanpa koneksi?" Tanya Sekar, salah satu staf HRD yang saat ini menginterview Zefanya di kantor Maxima.Entah alasan apa hingga Sekar, wanita muda yang tengah duduk di balik meja menanyakan pertanyaan ini pada Zeya."Saya juga kaget saat menerima panggilan telepon dari Ibu Sekar," Ucap Zeya dengan tersenyum ramah.Sekar bertanya seperti ini pada Zeya bukan tanpa maksud.Salah satu pemimpin di Maxima meminta Sekar untuk menghubungi Zefanya guna interview (wawancara) pekerjaan.Melihat wajah cantik dan tubuh molek Zefanya, membuat Sekar yakin kalau Zefanya adalah simpanan salah satu pemimpin di Maxima."Kamu tidak kenal sama sekali dengan para pemilik Maxima?" Tanya Sekar lagi."Para pemilik perusahaan ini? Tidak sama sekali. Saya mendaftar di tempat ini karena melihat lowongan dari media koran," Ungkap Zeya dengan kenyataan.Sekar masih tidak percaya dengan ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Dream come true   Bab 7 Berjumpa kembali

    Bab 7 Berjumpa kembaliSenin pagi, di mana merupakan hari pertama Zeya mulai bekerja di perusahaan Maxima sebagai manager pemasaran.Setiap pagi, sudah menjadi tugas Zeya mengantar Anze ke sekolah. Namun pagi ini nampak berbeda, Zeya ditemani Lenna mengantar Anze ke sekolah."Len, aku titip Anze ya. Tolong bantu diawasi," Ucap Zeya saat ini berada di balik kemudi mobil.Anze yang tengah berdiri di halaman sekolah, melambaikan tangan ke arah Zeya. Lenna, yang berdiri di sisi pintu mobil, menganggukkan kepalanya.Setelah menyelesaikan tugas rutinnya sebagai orangtua, mata Zeya melirik ke arah jam kecil yang di taruh di atas dashboard mobil. Jam digital itu menampilkan angka delapan lewat sepuluh menit. Sudah waktunya Zeya berangkat ke gedung Maxima.Dengan tangan sigap, Zeya memundurkan kemudi mobil hingga mobil meluncur kembali ke jalan raya untuk bergabung dengan mobil-mobil lain yang sedang melintasi jalan yang sama.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Dream come true   Bab 8 Kepergok

    Dua anak manusia tengah dilanda hasrat membara membuat mereka tidak sadar akan keadaan sekeliling mereka.Mereka saling mereguk kenikmatan dari ciuman kasar mereka. Sesekali mereka berhenti untuk sekadar mengambil napas panjang sebelum melanjutkan aktivitas mereka.Andrew memang pandai dalam mencium perempuan. Berkat pengalaman masa lalunya bersama Anna. Bahkan Zeya yang tidak memiliki pengalaman bersama pria saja sampai terbuai.Perlahan, Andrew merebahkan tubuh Zeya di atas karpet ruang kerja.Masih saling memanggut, baik Zeya maupun Andrew tidak menyadari ada sosok yang mengawasi kegiatan mesum mereka di tempat kerja. Sosok Anna sedang berdiri di depan pintu masuk ruangan.Anna memandang geli melihat gerakan tak sabar tangan Andrew saat melucuti kancing kemeja Zeya.Mata Anna pun semakin membelalak lebar saat melihat Zeya menarik turun bra miliknya. Memberikan akses untuk Andrew menjamah tubuh Zeya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Dream come true   Bab 9 Kunjungan

    Saat Zeya pulang ke rumah setelah mengalami pengalaman memalukan di ruangan Andrew, Zeya mendapati sosok Anna tengah duduk santai di ruang tamu rumahnya."Anna..." Sapa Zeya dengan mata membelalak lebar.Zeya tidak menyangka akan melihat Anna di rumah ini.Anna yang memakai gaun santai sedang duduk di samping Andrew.Sementara itu, mata Zeya menatap sekelilingnya saat tidak menemukan sosok keberadaan anak lelakinya di ruang tamu rumah."Hai, Kak Zeya. Kejutan..." Ucap Anna dengan nada suara manja.Lenna yang tahu bahwa Zeya sedang berada di posisi terjepit, tidak punya kuasa untuk membantu Zeya menghindari pertemuan antara Zeya, Anna, dan Andrew.Lenna menyangka bahwa Andrew adalah calon suami Anna.Sehingga Lenna menyembunyikan keberadaan Anze di dalam kamar.Lagi-lagi Zeya melirik ke arah samping Anna, tempat di mana Andrew sedang duduk tapi matanya tampak mengawasi gerak gerik Zeya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Dream come true   Bab 10 salah tingkah

    Ruang makan rumah Zeya.....Anze menatap bingung melihat suasana makan malam ini. Tidak biasanya Mama Zeya menutup mulut tanpa bertanya mengenai aktivitas Anze di sekolah.Bila kebiasaan di keluarga lain adalah menutup mulut saat makan, berbeda dengan kebiasaan di rumah ini.Zeya memang sengaja menghabiskan waktu untuk berbincang dengan Anze di saat makan malam supaya Zeya mempunyai waktu untuk "me time" saat malam tiba."Ma, kenapa Aunty Anna tidak mau menginap di rumah ini?" Tanya Anze.Zeya tahu pasti Anze akan menanyakan pertanyaan ini. Zeya pun tidak tahu alasan pasti Anna menolak untuk menginap di rumah ini."Mungkin Aunty Anna menginap di rumah temannya," Ucap Zeya menyebutkan salah satu kemungkinan yang paling masuk akal di kepalanya.Sayang sekali dugaan Zeya tidak terbukti benar. Saat ini Anna sedang berada di kediaman keluarga Andrew karena Andrew mengundang Anna untuk menginap.&+&+&A

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05

Bab terbaru

  • Dream come true   Bab 50

    Malam pertama Zeya bukan merupakan malam pengantin namun sensasi perasaan dag dig dug masih dialami Zeya. Jantungnya tidak bisa berdetak normal hingga dia terus menerus menegak air putih dari gelas yang ada di atas nakas. Dia berpikir setelah meminum air putih, perasaannya menjadi tenang kembali.Dia telah duduk di pinggir ranjang kamar hotel menunggu suaminya kembali dari acara resepsi. Putranya, Anze dia titip untuk dijaga oleh Wilona.Tangan Zeya saling bertautan di pangkuannya. Matanya memperhatikan gerak jarum jam dari layar ponselnya.-Ke mana Andrew pergi. Kenapa belum kembali juga- batin Zeya duduk gelisah.Ceklek, daun pintu didorong terbentang lebar. Melihat keadaan Andrew di ambang pintu membuat Zeya bergegas menghampiri suaminya."Kamu mabuk?" tanya Zeya jelas masih tidak percaya melihat suaminya sempoyongan."Istriku," ujar Andrew berusaha bergelayut di bahu Zeya.Dengan tangan sigap, Zeya memapah

  • Dream come true   Bab 49

    Perhelatan akbar pernikahan pengusaha Park berlangsung megah dan meriah. Dua sosok manusia berdiri di atas podium panggung acara menjadi sosok sorotan para tamu hadirin.Zeya tampil begitu memukau dengan gaun pengantin berwarna putih gading. Kepalanya juga dihiasi tiara bertabur berlian kecil yang memang sengaja dipesan oleh Wilona ke pengrajin perhiasan untuk dipakai Zeya malam ini. Lihatlah, betapa memukau penampilan Zeya menjadi ratu di hari bahagianya.Senyum tidak lepas dari bibirnya kendati rahangnya sudah mulai kaku. Dia ingin menunjukkan pada semua orang bahwa dia bahagia.Penampilan Andrew juga tampak tampan dengan tuxedo putih dan kemeja putih. Untuk celana, dia juga memakai warna putih. Rambutnya disisir begitu rapi dengan bantuan gel rambut. Senyum juga tidak lepas dari bibir Andrew sepanjang hari."Lihatlah Anna belum sempat makan. Tubuhnya sudah mulai limbung," omel Andrew mencondongkan tubuhnya berbisik di telinga Zeya.M

  • Dream come true   Bab 48

    Anze menghabiskan akhir pekan bersama Andrew atas keinginan Zeya.Minggu depan mereka akan menikah jadi Zeya ingin Anze lebih akrab lagi bersama Andrew.Andrew membawa Anze pergi ke salah satu tempat wisata terbuka. Pantai Ancol di sabtu pagi ini.Bukan tanpa alasan Andrew membawa Anze kemari. Andrew ingin bersantai menghilangkan penat beban kerjanya sekaligus ingin mengenal dekat calon anaknya.Zeya memilih tidak ikut serta acara ayah dan anak. Zeya mempercayai Andrew mampu menjaga Anze tanpa kehadirannya."Om, ayo kita main di pasir. Anze mau buat istana dari pasir. Anze pengin coba kayak mereka," tunjuk Anze pada satu keluarga yang posisinya tidak jauh dari mereka.Andrew mengangguk setuju. Dia akan memenuhi apa pun keinginan Anze."Ayo, kita bikin seperti itu juga."Mereka berdua mengambil peralatan yang sengaja Andrew bawa didalam bagasi mobil. Satu sekop plastik dan dua ember plastik. Hanya itu yan

  • Dream come true   Bab 47

    "Kalian mau menikah secepatnya?" Pekik Alin menatap tak percaya dua orang yang duduk di seberang meja.Mereka bertiga duduk di salah satu meja restoran favorit Alin untuk menyantap makan siang.Alin duduk berhadapan dengan Zeya dan Andrew.Mata Alin sedari tadi tak mengalihkan pandangan dari pasangan bucin di depannya. Tangan Andrew yang terus menggenggam tangan Zeya tentu tidak luput dari mata jeli Alin.Alin cukup heran melihat Zeya begitu mudah memaafkan Andrew. Alin malah menduga bakal ada drama sebelum hubungan kakak lelakinya dan Zeya kembali membaik. Ternyata yang terjadi malah diluar prasangkanya."Wajahmu terlihat bodoh, Alin. Tentu saja kakak mau menikah dengan Zeya secepatnya. Kamu setuju dengan usulku kan, Zeya?" Tanya Andrew memandang Zeya penuh sorot pemujaan.Alin saja sampai meleleh melihat sikap mesra Andrew yang baru kali ini dia lihat.-Dari tadi kamu tidak menanyakan pendapatku, Andrew- batin Zeya.

  • Dream come true   Bab 46

    Sebulan telah berlalu. Zeya sudah kembali menjalani rutinitas harian bersama orang-orang terkasih. Sosok Andrew lenyap begitu saja sejak kejadian kecelakaan yang Zeya alami.Zeya mengira dia bisa berjumpa dengan Andrew di tempat kerja. Ternyata dia juga tidak menemukan sosok Andrew di Maxima.Menahan rindu itu berat. Zeya sama sekali tidak menaruh benci terhadap apa yang sudah dia alami. Awal mula dia memang merasakan kebencian namun perlahan rasa itu hilang. Rasa cinta kembali mendominasi di hati Zeya.Cinta memang terkadang tidak masuk logika. Hingga Zeya menurunkan harga dirinya mencari Andrew lewat panggilan telepon.'Nomor yang Anda panggil sedang berada di luar jangkauan. Silahkan hubungi beberapa saat lagi'Suara operator yang menyambut Zeya. Zeya langsung memutuskan panggilan telepon dan memilih menunggu jam istirahat makan siang. Dia berencana mengorek informasi keberadaan Andrew dari Alin."Kenapa lirik jam tangan

  • Dream come true   Bab 45

    Perlahan mata Zeya terbuka. Silau cahaya lampu menusuk masuk matanya. Dia berusaha menyesuaikan matanya dengan pencahayaan di sekitar.Zeya mengamati sekelilingnya untuk mengetahui di mana dirinya berada. Satu pemahaman masuk saat melihat selang infus tertancap di punggung tangan kirinya.Zeya mengingat dirinya mengalami kecelakaan di depan rumah Andrew karena sikap gegabahnya.-Apa anakku selamat- batin Zeya.Pintu ruangan Zeya terdorong ke dalam dan tubuh Alin berjalan memasuki ruangan. Zeya menatap lurus ke arah Alin. Alin yang masih belum menyadari tengah diperhatikan, menutup pintu dan berjalan dengan fokus menatap layar ponselnya.Bahkan sampai duduk di sofa, tatapan Alin tak beralih dari layar ponselnya.Zeya menggerutu kesal melihat tingkah Alin yang mengabaikannya."Hei," panggil Zeya melambaikan tangan.Sayangnya Alin tak melihat lambaian Zeya. Tapi Alin mendengar suara Zeya yang memanggi

  • Dream come true   Bab 44

    Brankar didorong oleh salah satu petugas menuju ruang ICU, Andrew dan Alin mengikuti dari arah belakang. Begitu tiba di depan pintu ruang ICU, langkah Andrew dan Alin terhenti."Mohon tunggu di sini. Kalian tidak bisa ikut masuk ke dalam. Para dokter dan suster akan menangani pasien," ucap si petugas pendorong brankar yang terbaring Zeya di atasnya.Pintu ruangan terbuka lalu tertutup didepan Andrew. Pria itu hanya menanggapi ucapan petugas dengan anggukan dan berdiri di depan pintu yang telah menutup."Ini semua salahmu Kak. Kenapa Kakak tidak bisa menerima kehadiran bayi yang Kak Zeya kandung padahal bayi itu anakmu juga."Terdengar suara isak tangis dari sisi samping Andrew. Namun Andrew tidak mau menghibur adiknya yang tengah bersedih.Dia sendiri merasa sedih. Merasa berdosa karena menyakiti Zeya. Merasa bodoh karena membentak Zeya hingga Zeya kabur dan berakhir ditabrak oleh mobil yang lewat didepan kompleks perumahan. Andrew membenci dirinya

  • Dream come true   Bab 43

    "Zeya, kamu baik-baik saja?" Wilona bangkit dari tempat duduknya dan memeluk tubuh Zeya.Tangis Zeya pecah saat tubuhnya sudah dalam pelukan Wilona. Tangan Wilona mengusap punggung Zeya penuh kasih sayang. Wilona ikut merasakan kesedihan Zeya."Sssh. Kamu baik-baik saja kan?" Wilona mengulang pertanyaannya.William bertukar pesan dengan istrinya melalui tatapan mata. Pesan yang meminta istrinya menghibur Zeya.Butuh beberapa menit hingga tangis Zeya usai. Secara perlahan, Wilona melepas pelukannya. Zeya menarik tubuhnya menjauh. Tangannya sibuk membersit hidungnya yang tersumbat dengan sapu tangan.Tangan Wilona mengusap-usap kepala Zeya dan tersenyum lembut.Setelah merasa tenang, pipi Zeya merona malu. Dia sadar sudah mempermalukan dirinya di hadapan keluarga Andrew."Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengganggu acara sarapan kalian," Zeya mengucapkan penyesalannya."Kamu tidak menganggu kami. Kami memang belum

  • Dream come true   Bab 42

    Setelah Andrew meminta Zeya menunggu selama sebulan untuk menunggu kepulangan Anna, Zeya melakukan aksi 'ngambek' yang dimulai dari mengabaikan panggilan masuk serta pesan masuk yang dikirim oleh Andrew padanya.Bahkan saat bertemu Andrew di tempat kerja, Zeya bersikap profesional. Entah apa yang ada di otak Andrew hingga membiarkan aksi 'ngambek' Zeya terus berlanjut."Kak, apa hubungan Kakak dan Kak Zeya telah berakhir?" Alin sengaja bertanya karena melihat sikap acuh Zeya serta sikap cuek Andrew saat mereka bertemu.Tentu saja Alin merasa heran dan menduga hal buruk telah terjadi."Kami baik-baik saja. Biasalah mood wanita hamil yang kadang tak jelas," sahut Andrew membolak-balik kertas laporan yang diserahkan Alin padanya."Hah? Kak Zeya hamil? wow," Alin berlonjak gembira sambil bertepuk tangan. Tawa bahagia terdengar dari mulut Alin."Aku bakal jadi aunty sebentar lagi. Aku tidak sangka ternyata Kak Andrew tokcer juga. Aku kira K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status