Vika hanya menunduk dan hendak berjalan menuju kelas, walau Semua mata memandang nya dia tidak mau menjelaskan apapun, karena vika bukan tipe yang mau menyusahkan dirinya untuk disukai orang lain, apalagi harus menjelaskan kepribadiannya kepada orang lain itu jauh sekali dari sifatnya, meskipun begitu Bukan berarti Angga bisa seenaknya mempermalukan Vika dihadapan orang banyak.
Mata Vika hanya menatap Angga dengan tatapan jijik walau dia enggan menjawab pertanyaan Angga tapi raut wajahnya jelas menunjukkan kebencian dan amarahnya.
Vika sedikit berlari kearah kelas dan untungnya Angga tidak lagi menghentikan langkahnya, tapi tiba-tiba dia menabrak seseorang,,
" Pak Riki??"
" Kenapa kamu lari-lari ini kan kampus bukan lapangan,,?" Rasanya hati Vika dag dig dug bukan karena dia berseri bertemu Riki tapi kecewa dan amarah yang dia coba tahan rasanya ingin meluap ketika dia bertemu Riki.
ada rasaa
Riki : Vika ada apa?tadi kok nagis?? Riki : saya jadi kepikiran, apa ada hubungannya dengan saya? Dengan mata berkaca-kaca vika membuka ponselnya untuk membaca chat yang masuk. Vika : saya tidak apa-apa pak, biasa cewek kan suka moodnya berubah-ubah Membaca chat vika, perasaan Riki lega Sementara itu Vika mengikuti kelas dengan perasaan marah dan kecewa,dia benar-benar menyesal telah mengenal Angga apalagi pernah menjadi kekasihnya sialnya mereka satu angkatan satu jurusan dan selalu satu kelas mengingat itu Vika benar-benar muram dan rasanya ingin sekali pindah jurusan tapi tentu semakin rumit . Selesai mata kuliah yang pertama Vika mendekati Sari dan menceritakan semua yang terjadi padanya tadi. Sari berekspresi kesal dan rasanya ingin membuat perhitungan pada Angga tapi Vika melaranngnya. Menurut Vika jika kita benar-benar marah itu membuat Angga senang dan mendapatkan apa ya
Riki : saya tidak masalah jika ada teman kampus mu yang mau diundang, saya juga pasti mengundang teman sejawad saya. Riki : saya tidak mau ada yang disembunyikan saya mau jalani hidup wajar-wajar saja. Riki : tapi kalo kamu kurang yakin atau malu kamu boleh pilih beberapa sahabat, teman yang kamu anggap akan aman dari gosip yang kamu takutkan. Vika : iya mas , oke enak gitu kali ya.. Vika : vika bukan malu mas, hanya takut beberapa orang menjadikan kita bahan gosip atau malah bisa jadi fitnah dari sebagian dan memikirkan hal yang buruk tentang mas,, mas kan dosen vika.. Sudah tiga hari semenjak Angga mempermalukan Vika. Tidak ada tegur sapa diantara keduanya, tetapi sesekali mereka saling beradu pandang.. Tentu saja tatapan Vika yang sinis dan penuh kebencian dipahami dengan baik oleh Angga. Sementara Angga dia benar-benar kehabisan ide untuk membuat Vika simpati lagi kepadanya, dia menyesal dengn apa yang ia laku
Vika pulang begitu saja dan tidak menitipkan absen atau ijin terlebih dahulu. Sementara dikelas Riki sudak memulai kelas seperti biasa, awalnya semua berjalan lancar sampai Riki menerima buku absen disitu terlihat nama Vika diberi keterangan A. Lalu Riki mengambil ponselnya dan segera mengchat vika. Riki : Vik, kamu dimana? Sakit? Riki : tadi saya lihat kamu kuliah kenapa jam saya kamu malah absen Karena vika sedang menyetir motor pasti dia tidak membuka ponselnya dan Riki mulai cemas karena Vika tidak langsung membalas chat nya. Lalu Riki tidak sengaja berpapasan dengan pandangan Angga, ya Angga memandangi Riki dari awal Riki masuk kelas sampai pas mata mereka bertemu, lalu Riki menyadari tatapan itu tidak biasa, Angga seperti ingin mengajaknya berduel,menantang sekali dan terlihat sangat tidak sopan untuk seorang mahasiswa kepada dosennya. Lalu Riki menyadari mungkin ini berkaitan dengan tidak masuknya Vika.
Riki mengendarai mobilnya menuju rumah, begitu sampai dirumah lelaki jenjang itu mencari ponselnya untuk menghubungi Vika. Wajah Riki terlihat serius dan saat itu juga aura lelakinya terlihat jelas wajah tampannya memerah karena emosi tapi dia berusaha mengontrolnya karena ponselnya sudah menyambung ke Vika. "Hallo vik,kamu lagi apa? Ada yang saya mau bicara kan." "Ya Mas,, " Tadi kenapa bolos mata kuliah saya? Apa ada hubungannya dengan Angga???" Vika mulai bingung dan berusaha tidak menceritakan masalahnya kepada Riki tetapi sebagian hatinya ingin berkata jujur. Belum sempat vika menjawab Riki melanjutkan. " Tadi Angga ngobrol-ngobrol sama saya, dia tidak terima kamu putuskan,bahkan dia nekat menyerang saya, jadi mulai sekarang kamu harus jujur biar saya bisa bantu kamu vik". "Jangan kamu pendam sendiri,kalo kita mau memulai hubungan baru kita harus hadapi semuanya bersama." "Iya Mas,, sepertinya dia benar-benar tidak terima,
Beberapa hari berlalu tanpa ada yang berubah vika masi kuliah seperti biasa, hanya saja beberapa hari itu Angga tidak terlihat dikampus, dalam benak Vika dia penasaran dan ingin mencari tau keberadaan Angga, Vika menampik dalam hatinya masi ada rasa, menurutnya ini hanya kepedulian sesama teman saja. Vika takut hanya karena urusan cinta Angga menyia-nyiakan kuliahnya, itu kan terlalu berlebih-lebihan. Menurut Vika harusnya Angga bisa dewasa dan menerima semua ini dengan lapang dada lalu melanjutkan kuliahnya dan dia bisa mulai berhubungan baik lagi dengan wanita lain, ya menurut Vika sesedarhana itu. ........ Angga pulang kerumahnya karena ia sudah merasa frustasi dikosannya yang hampa tanpa kehadiran Vika. Jarak rumah dan kampus membutuhkan waktu satu jam perjalanan,dengan pertimbangan itu Angga memutuskan kuliah sambil kos diarea dekat kampus, karena jadwal kuliah yang tidak tentu. Angga bukan lelaki yang kesepian yang seperti Vika b
Pagi ini Angga terlihat dikampus ya dengan gaya senyum-senyum seakan dia sangat bahagia.. Vika melihatnya dengan senyuman kecut, ya vika sama sekali tidak cemburu justru vika merasa Angga kekanakan sekali untung saja hubungannya sudah berakhir. Kuliah hari jadwal pakRiki, ya vika berusaha sebiasa mungkin, hubungan nya dengan Riki juga masi sekedar chat formal. Mungkin karena perbedaan usia atau profesi Vika masi merasa canggung tapi tidak mempengaruhi rasa tertariknyA pada Riki. Membayangkan Riki saja bisa membuat Vika tersenyum girang, entahlah sepertinya Vika benar-benar sudah jatuh cinta pada dosen manis itu. "Hai teman-teman bulan depan datang ya, kalian aku undang semua, undangan nya menyusul,"angga tiba-tiba berbicara dibnagkunya dan menghadap kebelakang dimana teman-teman langsung melihatnya antusias. Ada yang langsung bertanya "Undangan apa ngga?" Yang lain menyauti, "Nikah juga ngga?wah
Vika mengenakan kebaya putih yang anggun dan indah sekali, wajahnya penuh dengan riasan yang sangat pass diwajahnya yang cantik siapapun yang memandangnya pasti akan terpesona. Hari ini hari yang tidak pernah aku lupakan dalam hidupku, banyak doa dan harapan ku didalam pernikahan ini, ucap Vika dalam hatinya. Lalu tiba waktunya Riki mengucapkan janji suci ijab qobul pernikahan didepan orang tua mereka, semua berjalan dengan lancar dan hikmat. Vika menunggu dikamar sampai ia mendengar bunyi orang-orang berkata sah. Hatinya begitu lega dan bahagia, senyuman tulus tampak diwajahnya. Lalu Riki diiringi petugas kua dan orang tua Vika memasuki kamar dimana vika menunggu lalu Vika diminta mencium tangan Riki dan menandatangani dokumen-dokumen. Riki terlihat gagah dan tampan senyuman nya begitu manis, Vika salah tingkah dia benar-benar terlihat tersipu malu. Mereka berdua lalu dipersilakan menduduki kuade dan menemui tamu undangan.
"hah? Kok aneh? Bukannya dia tidak terima kamu putusin?" " Aku juga gak tau mas, sudah ngapain kita bahas Angga terus,kita doain saja semoga acara nikahan nya lancar seperti kita." Vika menyela pertanyaan Riki agar tidak terlaku ingin tahu urusan itu. Lalu Riki menatap Vika dan tersenyum. "Vik, jangan takut ya,, harusnya kita mencoba yang umumnya suami istri lakukan.". Vika tersenyum dan mengangguk, lalu riki mulai memberanikan mencium bibir kenyal Vika ,Vika sudah sering melakukan itu dengan Angga, jadi terlihat sekali Vika terlatih memainkan lidahnya. Mereka berdua dikuasai nafsu halal sesekali mereka melepas ciumannya dan melanjutkan lagi, hingga akhirnya Riki berhasil membuka piyama Vika dia bermain-main dengan produk Vika yang sensual tak butuh lama Riki segera membuka bagian celana vika lalu mencoba memasukkan benda tumpul milikny.. Vika sedikit meringis kesakitan lalu Riki menenangkan dan berkata "tahan ya sakitnya cuma sebentar
Mereka tiba dikosan lama Angga, mereka memutuskan Vika masuk sendiri, tetapi kedua lelaki itu berjaga didepannya. Tok tok tok "Angga aku tau kamu ada didalem, bukain ya." " Kamu sama siapa?" Suara dari balik pintu. "Aku sendirian." Klek.. pintu dibuka, Vika segera memasuki kamar dan melihat sekeliling kamar, dia terkejut melihat semua dinding yang penuh dengan foto Vika, seingat Vika dulu kamar ini bersih dan nyaman. Kenapa sekarang jadi suram dan semua dinding diisi dengan foto nya, benak Vika. Apakah Angga begitu mencintainya hingga seperti terlihat frustasi berat. Lalu Vika melihat Amira yang sedang tertidur pulas dan dia melangkah ingin mengambil anaknya, lalu tiba-tiba pintu tertutup rapat dan seseorang memeluk nya dari belakang. "Aku kangen kamu sayangku." Itu Angga yang sudah hilang akal. "Angga kamu kenapa jadi gini sih ngga, lepasin aku ini istri orang! " "Sem
Saat Vina perjalanan pulang kerumah Vika tanpa mereka sadari Angga mengikuti dibelakang mobilnya.Tepat saat Rendi turun dan membuka gerbang, Angga mengetuk pintu mobil Vina, Vina dengan polosnya membuka kaca mobilnya, lalu Angga menarik paksa Amira yang ada digendong an Vina.Vina menjerit... tetapi Angga begitu gesit , menggendong Amira dan segera mengemudikan mobilnya lalu Rendi yang panik mendengar teriakkan Vina segera berlari mengejar mobil masnya itu.Tetapi mereka kehilangan jejak, Rendi berusaha menghubungi Angga tetapi tidak ada Jawaban, dia juga berusaha menghubungi mbak iparnya tetapi juga tidak diangkat.Mereka memutuskan mencari ke apartemen Dewi, saat mereka mau berangkat Vika datang dan segera menghentikan jalan mereka lalu bertanya Amira,Vina menangis tak tau lagi mau alasan apa kepada mbaknya.Vina menceritakan detail dari awal dia bertemu Angga, dia jug
Drtt drtMas Angga : Sudah sampai? bagaimana anakku?Mas Angga : Aku kangen banget bisa gak aku ketemu, usahain ya ren,Mas Angga : Mas percaya sama kamu.Rendi : siap mas tunggu kabar yaRendi mendapat chat dari Angga, dan segera membalasnya, Vina yang sudah sangat curiga tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak bertanya."Mas, chatting an sama siapa? Mas Angga??""Kok kamu tau Vin, ngintip ya, " goda Rendi kepada Vina yang terlihat serius" Mas deket banget ya sama mas Angga,kemarin aku tidak sengaja baca notifikasi dari Mas Angga, apa Sekarang juga chat dari mas Angga?"" Iya, Mas Angga kan sodaraku satu-satunya, ya pasti kita deket banget, oiya mas Angga dan mbak Dewi suka banget loh sama Amira, kira-kira bisa nggak ya kamu ijin ajak amira jalan-jalan sebentar terus kita mampir apartemen mbak Dewi, gimana? Pasti mereka seneng banget, kasian mbak sama mas pengen banget cepet punyak baby.""Ad
"Amira ini kok gak mirip kamu sama Riki ya Vik," celetuk Angga."Mungkin mirip kakek neneknya mas," ucap dewi yang sudah disamping Amira dengan mengelus-elus pipi Amira yang gembul."Oiya mungkin aja, ya udah kami pamit ya terimakasih." Ucap angga."Doain cepet nular ya, sambil mencubit pipi Amira, "semoga kita bisa jadi keluarga yang baik dan melupakan salah paham dimasalalu ya" ucap dewi sambil menyalami Vika."Aamiin ." Jawaban Vika singkat dengan senyum ringan.Setelah mereka menghilang dari pandangan nya Riki menepuk bahu Vika."Sabar ya sayang, jangan terlalu dipikirin, kamu udah berhasil sabar, aku bangga."" Sabar apanya mas,dia bilang kesalah pahaman dimasalalu, kesian banget isterinya percaya sama lelaki bejat gitu.""Mungkin dia hanya cari topik obrolan biar bisa ngobrol sama kamu."" Hadeh, liat mukanya aja aku males apalagi ngobrol, harusnya mereka menghindar aja gak usah ajak omong aku."" Ya udah-ud
Setelah prosesi lamaran kemarin, kedua keluarga setuju untuk segera melangsungkan pernikahan.Kedua belah pihak setuju melangsungkan pernikahan nya dibulan ini bulan yang sama dengan lamaran hanya berjarak tiga minggu.Walaupun terlihat seperti sangat terburu-buru, mengingat Vina yang telah mengandung duluan Ibunya takut perutnya semakin membesar , khawatir omongan tetangga.Acaranya juga dibuat seringkas mungkin, acara akad dan resepsi sederhana untuk mengundang para kerabat, teman-teman sekolah dan tetangga saja.Setiap hari Vika menyempatkan mampir ke rumah ibunya untuk sekedar membantu keperluan pernikahan, walaupun tak banyak yang bisa dia bantu karena sudah repot dengan si mungil Amira.Sedangkan Angga tetap saja mengganggu Vika, ada saja yang dia mau tanyakan seputar urusan adik mereka yang akan segera menikah, setiap hari dia menelepon Vika seolah-olah ada masalah y
Tamu yang dinanti akhirnya tiba, tak banyak rombongannya hanya 2 mobil , mereka hanya membawa keluarga inti dan sodara dari ibu dan bapaknya saja, sepupu ataupun keponakan jauh tidak ada yang ikut menghadiri, mungkin menunggu hari pernikahan baru semua keluarga besarnya akan hadir.Vika gemetar melihat Angga yang datang dengan istrinya tersenyum seperti pasangan serasi, Riki menggenggam tangan Vika dan membisikkan kata-kata agar Vika tenang.Vika berusaha tegar dan juga memberikan senyum palsunya kepada semua tamu, sehingga suasana jadi hangat, walaupun semua keluarga Vika yang tau akan perbuatan Angga melihatnya sedikit kesal, tetapi demi Vina semua orang berpura-pura seakan tidak ada apa-apa.Acara berjalan lancar , sampai Amira yang sedang tertidur menangis, lalu Vika membawanya menyalami tamu yang sedang berpamitan pulang." Ya Ampun lucu banget anaknya, ucap dewi istri Angga yang sudah mendambakan kehadiran anak. Anggapun menoleh
Vika terus kepikiran dengan kata-kata ibunya sebelum ibunya pulang ke rumahnya sendiri."Kamu harus legowo nak, kamu harus bisa memaafkan ,mencoba melupakan masa kelam, orang yang mau memaafkan kesalahan itu adalah orang yang mulia, meskipun ini berat tetapi kamu harus berusaha, untuk dirimu sendiri, untuk adikmu Vina, agar semua berjalan seperti seharusnya."Sore itu Vika dan Riki berdiskusi tentang nasehat ibunya, Riki setuju walaupun dia sendiri terluka dengan kejadian yang menimpa isterinya, tetapi dia berpikir lebih tentang masa depan Vina, kasian Vina jika harus membesarkan anak seorang diri."Aku akan jaga kamu terus, kamu jangan takut aku tau kamu kuat sayang, ayo kita perbaiki semuanya kita harus berdamai dengan diri kita sendiri."Vika yang sudah bersiap dengan ponsel ditangannya, menjadi yakin untuk segera menghubungi Angga."Assalamualaikum Vik, ada apa?""Bisa-bisanya kamu bilang a
Vina segera menghubungi Rendi dan memintanya untuk datang kerumah Vika.Tetapi Rendi bilang dia tidak bisa karena ada keperluan.Vina merasa ada yang aneh, kemarin-kemarin Rendi begitu perhatian bahkan dia yang menawarkan diri untuk datang kerumah tetapi justru Vina yang belum siap, tetapi kenapa sekarang seperti menghindar."Gimana, dia bilang apa? Lelaki yang kamu bilang baik itu bilang apa? " Nada Vika menjadi meninggi, ibunya menepuk bahu Vika mengingat kan untuk lebih sabar."Dia bilang gak bisa mbak, ""Telepon lagi mbak mau ngomong."Vina menekan telepon dan memberikan nya ke Vika."Hallo saya Vika kakakny Vina, Saya minta kamu datang kerumah ada yang mau saya bicarakan,""Maaf mbak, kalau mbak mau saya datang mbak minta ijin dulu sama kakak saya, karena saya dilarang berhubungan lagi sama Vina , jika ada yang memaksa saya, kakak saya bilang ,orang itu harus hubungi kakak sendiri.""Bag
Waktu begitu cepat berlalu, sudah satu bulan Riki bersama keluarga kecilnya berkumpul dirumah mereka, hari ini 40hari lahirnya Amira, sesuai tradisi diadakan acara.Mereka tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga dan beberapa sahabat yang sangat dipilih untuk menghindari acara itu,Orang tua Riki yang baru saja melihat cucunya menangis haru, Amira adalah cucu pertama dari keluarga Riki, karena Riki anak tertua dan baru menikah.Sedangkan ibu Vika menangis teringat mendiang Ayah Vika yang sangat ingin Vika cepat menikah karena ingin cepat punya cucu, sayang Allah lebih mencintainya.Acara berlangsung hikmat dan semua orang berbahagia, lalu ada yang menarik perhatian tiba-tiba Sari membisikkan sesuatu kepada Vika.Vika terlihat panik dan segera menuju kamar mandi, Vika diberi tahu Vina mual-mual parah, sudah lama di kamar mandi tidak keluar, Vika panik."Kamu kena