Beranda / Romansa / Dosen Kampret itu, Suamiku!! / [83] Tidak Sesuai Skenario

Share

[83] Tidak Sesuai Skenario

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-29 20:19:23

“Udin, My Honey Bunny Sweety.. Wake up! Udah waktunya kita beraksi.” Anya menepuk-nepuk pelan kedua pipi Kamarudin. Sesekali mulutnya menguap lebar.

Anya menelungkupkan dirinya di atas tubuh Kamarudin. Ia mengantuk. Semalaman dirinya terjaga karena tak dapat menyusul Kamarudin ke alam mimpi.

“Bangun! Ayo jemput ibu sama yang lain,” ucap Anya sembari menjaga kesadaran dirinya.

Efek terlalu excited dengan penggerebekan membuatnya tak bisa tidur. Padahal tubuhnya sangat lelah karena percintaannya dengan Kamarudin. Namun semua itu rupanya tak cukup untuk membuat dirinya terlelap.

Kamarudin mengeluh. Perlahan pria itu membuka matanya. “Jam berapa, Babe?” tanya Kamarudin. Lengannya lalu memerangkap tubuh Anya dengan pelukan.

Bugh!

“Jangan tidur lagi,” amuk Anya usai memukul dada Kamarudin.

“Udah setengah 4 nih,” timpalnya menjawab pertanyaan sang suami.

“Masih pagi, Babe. Kita tidur lagi aja ya. Grebek merekanya jam 6 aja.”

Kamarudin menjerit. Ia mengusap nipple yang baru saja Anya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [84] Kelakuan Diluar Angkasa

    “KALINGGA HASAN!!” Kamarudin memijat keningnya. Habis sudah riwayat sang kakak. Hari ini pria itu tidak akan bisa selamat. Ibunya tak mungkin meloloskan kakaknya, sama seperti yang terjadi padanya dulu. “Ngapain kalian keluar dari kamar yang sama, hah?!” “Anu, Tante. Kita cuman tidur aja kok.” Miranti mendelik, “cuman kamu bilang, Flo? Mentang-mentang udah tunangan, bobok bareng itu ‘cuman,’ ya?” cerca Miranti menekankan kata yang disepelekan oleh calon menantu ke-dua-nya. “Buk, bukan begitu maksudnya. Kamu nggak ngap..” “Hasyah!” potong Miranti, mengibaskan telapak tangannya. “Diem kamu! Ngapa-ngapain atau nggak, kamu pikir ibu bakalan percaya?!” “Penampilan acak-acakan. Kancing kemeja nggak bener. Dikira Ibu bisa kamu bohongin?! Ibu udah pro-nya abis kejadian adek-mu!” Kamarudin menghela napas. Sesuai dengan dugaannya, namanya pun pada akhirnya ikut terseret. “Nggak ada nunggu wisuda-wisudaan! Siang ini, nikah kalian! Ibu yang panggil orang tua Flo biar ke rumah!” Flora dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [85] Anya Berasa Jadi Ibu Tiri

    “UDDDDIIIIIINN!!!!” “SAYAAAA!!” Kamarudin terkesiap. Ia terjaga dengan posisi langsung terduduk setelah mendengar teriakan maut milik istrinya. Time flies so fast dan tanpa keduanya sadari, anak-anak mereka telah bertumbuh. Dua malaikat menggemaskan itu kini lebih pantas disebut sebagai bocah kecil kematian— setidaknya begitu Anya menjuluki mereka. “Loh! Si kembar kemana?” gumam Kamarudin, mencari keberadaan anak-anaknya. Terakhir sebelum ia menutup mata, ia ingat jika dirinya sudah menidurkan keduanya. Josephin dan Kamasea terlelap sembari memeluk masing-masing tangannya. Lalu, kemana hilangnya dua setan ciliknya itu?! “MASIH NGGAK NYAMPER KAMU, DIN?!” “UDIIIIN!!” “IYAAA!!!” balas Kamarudin tak kalah kencang. Jika ditelusuri, suara istrinya berasal dari balik pintu kamar mandi. Tak ingin mendapati murka sang istri, Kamarudin pun mencoba peruntungannya. Ia mendorong daun pintu yang tak tertutup sempurna. “Ya Tuhan!” pekiknya terkejut kala menemukan Anya lengkap bersama d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [86] Semua Salah Papa Udin, Titik!

    Kamarudin mengatur kedua anaknya untuk berbaris menyamping. Sebelum diungsikan, mereka harus menghadap Anya. Mendengarkan wejangan-wejangan kecil wanita itu. “Jajannya Jo sama Sea ada di Mbak Surti. Susunya juga. Jadi nggak boleh keluar ajakin Nenek buat beli jajan. Ngerti?” “Tiii,” jawab sepasang anak kembar itu kompak. Kemarin saat kedua anak itu diungsikan, mereka membawa pulang berbagai macam makanan ringan. Tak tanggung-tanggung dalam memiskinkan dompet neneknya, tiga ART ibu mertuanya bahkan sampai harus membantu Surti untuk membawakan belanjaan mereka ke rumah. Ibu mertuanya terlalu lemah terhadap cucu-cucunya. Apa yang mereka lirik dan ambil akan dianggap sebagai sesuatu yang wajib untuk dibeli. Saat membongkar tas belanjaan anaknya, Anya tidak hanya menemukan makanan, tapi juga boks celana dalam laki-laki dewasa. Ketika menunjukkannya kepada Kamarudin, bapak dua anak itu terpingkal. “Terus jangan..” “Kakal?” serobot Josephin mendahului Anya, menyebutkan kata nakal sepe

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [87] Anya Mana Tahan!

    “Ya Allah.” Anya— Ibu dua anak yang statusnya masih tergantung di dunia pendidikan itu menghela napas sembari mengingat Tuhannya.Disaat para juniornya mengerjakan tugas akhir dengan keadaan tenang, dirinya justru selalu berada di dalam momen yang berkebalikan dengan mereka.Ia tak bisa leluasa mengerjakan skripsinya karena mempunyai dua bocil kematian. Anak-anak itu menambah tingginya tingkat stress yang sudah ada sehingga memperlambat kinerja otaknya.“Papaaaa!!!”“On the way, Mah!” teriak Kamarudin Hasan, mantan dosen yang seharusnya bisa membuka jalan tol keberhasilan tak terhambat untuk skripsi Anya.Sayang seribu sayang, sebelum Anya berhasil menambahkan mata kuliah skripsi pada KRS-nya, laki-laki itu sudah undur diri dari dunia pengajaran.Pria itu beralih profesi menjadi seorang pengusaha, menggantikan kursi kebesaran yang dulunya diduduki oleh papa Anya— ayah mertuanya.“Kenap..” Seharusnya kalimat itu berbunyi, ‘Kenapa Mah?!’ Sebuah kalimat tanya untuk memastikan apa gerang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [88] MAMA YA!

    “Mama, Jo au is cim!”Josephin langsung meminta, tepat setelah matanya melihat kedai es krim yang mereka lewati.“Mama..” Rengeknya karena tidak mendapatkan respon dari sang mama.“Nanti ya, Jo. Kita beli laptopnya Mama dulu. Kan Jo yang rusakin!”“Dak yeh?” tanya Josephin sembari memasang tampang sedihnya.Anya pun menepuk keningnya. Ia lupa jika yang sedang dirinya hadapi adalah si pentolan setan kecil.Nanti bagi Jo merupakan kata tidak. Entah belajar dari mana sikap tak terpuji itu berasal.“Boleh! After Mama beli laptop!” Ulang Anya, menghapus kata nanti dari statemennya.“Aunya cekayang!”Keras kepala merupakan watak utama Josephin. Anak itu tidak akan pernah berhenti merusuh, sebelum apa yang diinginkan terpenuhi.“Oke! Mama turunin, tapi Jo beli sendiri ya?!” tawar Anya. Mari kita lihat, seberani apa nyali anaknya Papa Udin ini.“Ce! Pi acih wit, ce?”“Babe, jangan!” Protes Kamarudin karena Anya terlihat serius dengan perkataannya. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk menurun

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [89] Like a Dream

    “Mau kemana kamu? Ke rumah Ibu?”Anya membuang muka. Ia sama sekali tidak memiliki minat untuk menjawab pertanyaan suaminya.“Anya..”‘Bodo amat! Dipanggil seribu kali juga gue nggak bakalan mau berhen..’“Mama..”“APA?” sahut Anya galak. Tubuh dan mulutnya resmi berkhianat. Mereka tidak mau mengikuti apa yang otaknya tengah pikirkan.“Kok jadi Mama yang galakan dari Papa?! Mama yang salah loh.”Kamarudin mendekati Anya. Ia menurunkan telapak tangan Anya yang bertengger di atas knop pintu.“Papa tanya baik-baik loh, Mah.” Kamarudin lantas mengulang kembali pertanyaannya. “Mau ngapain ke tempat Ibu, heum?” kali ini dengan intonasi yang jauh lebih lembut dari sebelumnya.“Ngadu-lah! Apalagi!”Jujur sekali wanita yang satu ini. Dibandingkan mencari-cari alasan, Anya sangat suka berterus terang. Untuk apa juga ditutup-tutupi. Beberapa menit kemudian toh ibu mertuanya akan melabrak suaminya.“Hasil instrospeksi dirinya udah mentok?”“He’em,” anggukkan Anya berikan. Kamarudin tidak salah. B

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [90] Hey, Jenglot!

    “Masuk!” teriak Kamarudin ketika pintu ruang kerjanya diketuk.Pemandangan layaknya penitipan anak menyambut kedatangan asisten pribadi Kamarudin. Citra ruangan Presiden Direktur yang rapi dan elegan tidak akan bisa ditemukan pada kantor ayah dua anak itu. Laptop, berkas dan mainan anak-anak tersebar di atas lantai yang dilapisi karpet.“Kenapa Man? Belum waktunya rapat kan?” tanya Kamarudin. Tangannya menjauhkan berkas yang hendak Kamasea raih.“Anu, Pak. Ada informasi dari lantai bawah, katanya Ibu sedang menuju ke atas.”“Istri saya?”“Betul, Pak.”“Oke,” ucap Kamarudin dengan santainya. Pria itu belum mengetahui bagaimana kondisi sang istri saat ini.“itu, Pak Kamaru. Ibu keliatan emosi dari wajahnya.” Terang Lukman menyampaikan kabar sesuai dengan apa yang Sinta— sekretaris Kamarudin, dapatkan dari bagian resepsionis di bawah.“yang bener kamu, Man?!” sentak Kamarudin. Papa Josephin dan Kamasea itu kontan langsung berdiri.“Anak-anak ungsiin dulu ke ruangan Opanya, Man!”Gawat!I

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [91] Biar Anteng, Hamilin Aja Lagi!

    “Susu anak-anak, Din! Papa kirain ada urusan penting apa, tahunya lagi pacaran sama mamanya si kembar!”“Suudzon aja, Papa. Siapa yang pacaran coba!” sangkal Anya.“itu tadi, sepuluh menit. Dikira Papa nggak pernah muda kali!”“Sebentar, Pah. Kamaru buatin dulu susunya anak-anak.”“Kamu habis nangis, Sayang?” tanya Tanu sembari mengamati wajah putrinya. “Udin bikin kamu kesel?”“Nggak kok. Bukan Udin. Pembimbing aku, Pah! Rese banget udah bau tanah juga.”Sejahat-jahatnya Anya, di depan keluarga sendiri, ia tak pernah lagi membully Kamarudin. Ia ingin Kamarudin sama dicintainya dengan dirinya di keluarga pria itu.“Kan Papa udah bilang, beli aja ijazahnya. Bisa diatur kok itu. Nggak tega Papa liat kamu stress begini. Untung ada Udin. Coba suami kamu bukan dia. Waduh! Papa nggak bisa bayangin deh.”Nilai Kamarudin sangat tinggi di keluarga Anya. Selain karena sosoknya yang patut diacungi jempol, kedekatannya dengan anak-anaknya pun dipuji. Kamarudin selalu bisa diandalkan. Entah itu un

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02

Bab terbaru

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

DMCA.com Protection Status