Share

[66] Pret!

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-11 11:00:00

“Mau sampai kapan kamu begini?”

Anya memutar tubuhnya.

Apa maksudnya?! Tiba-tiba datang menghampiri lalu menanyakan sesuatu yang tidak jelas.

Kamarudin ini sedang mencari perkara atau bagaimana?!

“Menggoreng telur adalah hal yang sangat mudah, Anya. Kenapa melakukan hal sesimpel itu saja kamu harus meminta bantuan orang lain?”

What the hell! Ngajak ribut lagi si kampret!

“Aku emang nggak bisa!” Ucap Anya. Ia tidak pernah melakukannya. Sebagai nona muda yang memiliki banyak pelayan, bahkan untuk menyalakan kompor gas saja ia tidak bisa. Memasak bukan keterampilan yang harus dirinya kuasai saat menjadi anak Tanu Handoyo.

“Kalau begitu, kamu harus belajar. Sebentar lagi kamu akan jadi mama, Anya!”

Come on! Buat apa ada ART, Udin?!” Masalah sekecil ini kenapa harus diributkan. Kamarudin memang menyebalkan. Ada saja hal yang pria itu jadikan bahan pertika

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [67] Anya's fear

    “Jadi kamu sudah setuju?”“Ya, Pah. Saya ingin mencobanya,” jawab Kamarudin setelah menganggukkan kepalanya. Ia sudah mempertingkan segala konsekuensi dari pilihannya. Setidaknya, ia tak akan mengusik hasil kerja keras kakaknya jika bergabung di perusahaan milik papa mertuanya.Kamarudin tahu diri. Selama dirinya hidup, ia bahkan tak pernah sekali pun membantu sang ayah. Itulah mengapa dirinya tak memiliki minat untuk menerima tawaran Kalingga selama ini.Perusahaan itu berkembang dibawah kepemimpinan Kalingga. Suatu tubuh tidak mungkin bisa terus berjalan baik jika mempunyai banyak kepala.“Baiklah kalau kamu setuju. Ingat! Papa nggak pernah maksa kamu loh, ya, Din?!”Rongga-rongga dada Kamarudin menyerap udara yang masuk dari kedua lubang hidungnya. Secara teknis memang tidak pernah ada pemaksaan. Tanpa disadari oleh kebanyakan orang, dorongan tersebut tercipta menjadi sebuah tuntutan alamiah, hasil terbe

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [68] Jadi Begitu Ceritanya…

    “Kamu dimana?”Ketika membuka matanya tadi, Anya tak menemukan keberadaan Kamarudin di kamar mereka. Biasanya meski ia tertidur, pria itu akan membangunkannya atau setidaknya meninggalkan pesan melalui asisten rumah tangga.Pria itu juga tidak berada di rumah ibu mertuanya. Ia sudah mengirim asisten rumah tangga untuk mencari Kamarudin disana. Namun ibu mertuanya mengatakan jika Kamarudin tidak berkunjung malam ini.“Kenapa ada suara musik kenceng banget?”Anya meremas bed cover yang melapisi ranjangnya. Mungkin kah Kamarudin kembali pada kebiasaan lamanya?— Sekelumit pemikiran negatif itu bersarang dalam benak Anya.Tak bisa Anya pungkiri, kegiatan panas mereka berawal dari pertemuan tak sengaja keduanya di sebuah kelab malam. Ia tak bisa mengingat kejadian beberapa bulan lalu disaat mereka bertemu. Dirinya terlalu mabuk untuk mengetahui bagaimana cara dosennya dapat membawanya ke apartemen pria itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [69] Poor You, Kamaru!

    “Ud-diin..”Kamarudin bergidik ngeri. Panggilan mendayu dari mulut Anya membuatnya takut. Perempuan itu pasti memiliki keinginan yang sulit untuk dikabulkan.“Din, liat ke aku dong.”“Anya, jangan peluk-peluk. Kamu kenapa sih?!”“Pengen peluk kamu..”Aw— mengerikan! Anya tidak pernah seperti ini sebelumnya.“Anya, ponsel dan dompet saya ada di atas nakas.” Ucap Kamarudin. Lebih baik Anya segera mengambil kedua barang itu agar penyiksaannya cepat berlalu. Perilaku Anya ini membuat jantungnya berdetak tak karuan.“Buat apa? Aku nggak lagi pengen belanja online kok.”“Terus mau apa? Makan? Order dulu saja pake ponsel saya. Saya masih ada pekerjaan.”Sebelum masa liburan kuliah selesai, Kamarudin harga segera dapat bernegosiasi dengan pihak yayasan. Tidak mudah untuk mengundurkan diri ditengah kontrak kerja mengingat d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [70] Jangan Tinggalin Aku

    “ANYA!”Kamarudin terbangun dengan peluh membasahi tubuhnya. Deru napasnya bergerak sangat cepat, seolah seluruh emosi yang dirinya rasakan di dalam mimpi, merupakan suatu kejadian yang nyata terjadi.Kamarudin bahkan hampir tak bisa membedakan mimpi atau kenyataan jika saja tak melihat foto pernikahan mereka tergantung di dinding kamar.“Hanya mimpi,” monolog Kamarudin. Salah satu tangannya menyugar rambut ke belakang.Sungguh mimpi yang sangat mengerikan. Baru semalam Anya membicarakan tentang karakternya yang perempuan itu nilai buruk, lalu ketika terlelap mimpi menyeramkan menghampirinya.Kamarudin bermimpi keduanya mengalami cekcok besar. Sikap dan sifatnya yang katanya menyebalkan itu menjadi dalang mengapa Anya memutuskan ingin berpisah darinya. Hal yang begitu Kamarudin sayangkan, disana, Anya sama sekali tak mau memberikan dirinya kesempatan ke-2 untuk berubah. Pintu maaf istrinya ditutup rapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [71] Lucky Charms

    “Pulang! Nggak mau tau, pokoknya pulang!”‘Ya nanti saya pulang Anya. Saya belum juga sampai di kampus..’“Sekarang Udin! Maunya kamu pulang sekarang!” Ucap Anya, penuh penekanan. Ia tetap merasa tidak tenang, walau ibu mertuanya sudah berkata jika perempuan itu hanya asal bicara.“Sini biar Ibu yang ngomong ke dia.”Anya memberikan telepon genggamnya ke tangan ibu mertuanya. Mungkin jika perempuan itu yang berbicara, Kamarudin akan mau menurut.“Din.. Eh, maksud Ibu, Kamaru.” Saking paniknya melihat kondisi menantunya, Miranti sampai salah berucap.“Kamu mending pulang dulu aja. Ini salah Ibu, Kam. Pulang dulu aja ya. Kasihan Anya.” Bujuk Miranti agar Kamarudin mau bergegas putar arah. “Nggak berhenti ini nangisnya dia, Kam.”Di ujung sana Kamarudin mengalah. Pria itu mengatakan akan segera kembali pulang ke rumah— membuat Miranti merasa lega me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [72] Bersatunya Sepasang Insan [End S-1]

    “Babe..” Anya berulang kali mengerjapkan kelopak matanya. “Barusan kamu manggil aku apa?” tanyanya untuk mengkonfirmasi sesuatu. Jika indera pendengarannya tidak sedang bermasalah, Kamarudin baru saja memanggilnya dengan panggilan lain— panggilan yang ditujukan untuk seorang pasangan. “Babe,” ucap Kamarudin. “Ulang!” Merasa belum yakin, Anya meminta Kamarudin mengulanginya sekali lagi. “Babe,” dan lucunya, Kamarudin juga menurut-menurut saja. “Kamu abis bikin kesalahan apa, Din?!” Sentak Anya bangkit dari kursi malasnya. “Hah?!” Ada perihal yang tidak Kamarudin pelajari dari hubungannya di masa lalu. Kamarudin yang hanya tahu mencinta tidak benar-benar mengenal pola pikir lawan jenisnya. Mungkin semua itu terjadi akibat laki-laki itu salah memilih pasangan. Michelin tidak akan marah ketika Kamarudin berubah-ubah, karena yang ditujunya adalah kehidupan nyaman, yang dirinya dapatkan dari kemurahan hati Kamarudin. Selagi Kamarudin dapat memenuhi seluruh keinginannya, Michelin tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [73] Born with a Bang

    “Babe, are you okay? Mana yang sakit?”Andai saja sanggup, Anya ingin menyumpal mulut Kamarudin. At least kalau tidak bisa, tangannya ingin menguncir moncong suaminya.Sayangnya untuk menggerakkan anggota tubuhnya saja, Anya tak mampu. Seluruh tulangnya dihantam rasa nyeri yang tak berkesudahan. Punggungnya sakit, perutnya mulas dan kejamnya, pria itu justru menambahkan sakit pada kedua lubang telinganya.“Please, jangan diam aja, Babe. Say something. Saya takut.”“Wif..”“Shut your fucking mouth, Din! I swear, it hurts! Jadi jangan bikin aku nambah emosi!” Hardik Anya. Napasnya terdengar tak beraturan, seolah berpacu dengan rasa sakit yang hilang timbul menyerang tubuhnya.Suami yang mencintai istrinya itu tutup mulut. Ia tak berani lagi mengganggu Anya. Kekhawatirannya ia pendam sendiri, tapi semua itu tak lepas dari pengamatan suster yang dikhususkan untuk memantau persalinan Anya.Wanita itu tersenyum. Mungkin pasangan muda yang baru memiliki anak pertama mereka— batin si suster.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [74] Balada Orang Tua Baru

    Kamarudin menelan salivanya. Jakunnya bergerak naik-turun, menyaksikan pemandangan indah dihadapannya saat ini. Air liurnya seakan sulit untuk ditelan masuk ke dalam kerongkongan.“Heh! Biasa aja liatnya! Kamu kayak nggak pernah ngerasain aja!” Sembur Miranti sembari meraup wajah putra ke-2-nya itu.Tingkah Kamarudin saat ini sangat memalukan. Bisa-bisanya anak itu memasang wajah mesum di depan ibu mertuanya. Miranti yang tengah menggendong cucu lelakinya saja sampai ilfeel sendiri.“Mungkin Udin terpesona liat Anya nge-asiin baby Kamasea, Mbak.” Ucap Sasmita, maklum. Mama Anya itu duduk disamping putrinya, menunggu cucu perempuannya menyelesaikan jatah minumnya.“Jadi tambah keliatan cantiknya kan, Din?” Goda Sasmita sembari mengerlingkan sebelah matanya.“Iy—iya, Mah.”Sial!Sejujurnya ini bukan kali pertama Kamarudin melihat Anya memberikan asi pada kedua anak mereka. Ia sudah pernah melihatnya di rumah sakit, usai anak-anak mereka dipindahkan ke ruang perawatan.Mungkin saat itu i

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19

Bab terbaru

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   TAMAT

    Kegagalan Josephin dalam menikahi Jesika secara dadakan akhirnya terbalas. Dikarenakan dirinya yang merupakan kakak Kamasea, ijab qobulnya pun dilaksanakan terlebih dahulu. Tak seperti biasa, Josephin benar-benar tidak mau mengalah pada saudara kembarnya. Untuk pertama kalinya ia bersikap egois, memprioritaskan dirinya di atas kemauan sang adik. “Hi, Wife..” Sapa Josephin dengan senyuman sehangat mentari kala penghulu telah mengesahkan pernikahan mereka. “Hello, Jo..” Pada meja yang bersebelahan dengan prosesi ijab qobul Josephin, Kamasea berseru. “Cih! Abang shut up! Gilirannya Ceya ini!!” Seruannya itu terdengar oleh seluruh tamu undangan mengingat adanya alat pengeras yang terpasang di atas meja ijabnya. “Ya Tuhan.. Punya anak pada ngebet kawin.. Dikira kawin enak kali ya..” gumam Anya, menepuk keningnya. Setelah Michellion yang biang kerok itu ia lepaskan dengan segenap keikhlasan hati, kini tibalah pada momen yang menurut Anya paling berat. Sebagai seorang ibu yang mencintai

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [237] Michellion Kena Usir

    Duka mendalam sedang dirasakan oleh Alexiz. Sejak penghulu yang menikahkan putrinya pulang, pria tampan itu terus saja menangis. Kenyataan dimana putrinya telah dipersunting oleh anak sahabatnya semakin terasa nyata.“Tell me! It was a dream, right? Tadi mereka cuman simulasi ijab aja kan?!” Ucap lirih Alexiz yang belum dapat menerima kenyataan.Melepaskan putri kesayangannya ke tangan pria lain merupakan mimpi terburuk Alexiz. Apalagi kepada orang seperti Michellion Hasan yang ia kenal baik kebobrokannya.“Alexiz, wake up! ini nyata! Lexa kita udah nikah, Lex. Dia akhirnya bisa raih cita-citanya..”Alexiz pun terhenyak. ‘Cita-Cita sampah sialan!’ maki pria itu dalam hati.Sejak kapan tepatnya menikah menjadi cita-cita? Putrinya sungguh abnormal. Disaat anak lain mencita-citakan pekerjaan setinggi langit, putrinya yang cantik dan sedikit tidak baik hati justru mengidam-idamkan lelaki bermasa depan suram seperti Michellion.Ngenes.. Ngenes! Mana anak satu-satunya lagi ah!“Stop crying

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [236] Gagal Kawin

    “Saya terima nikah dan kawinnya, Alexa Sasongko bin..” “Bin.. Bin-tiiii..” Plak! “Argh, Mama!!” erang Michellion kesakitan. “Satu tarikan napas, Ichell!! Satu tarikan!” berang Anya tak mengindahkan protes kesakitan bungsunya. “Serius dong! Jangan salah-salah mulu! Sekali salah lagi, nggak bisa kawin selamanya kamu!” timpal Anya, menakut-nakuti Michellion. Putranya sudah dua kali mengacaukan ijab qobulnya. Anya kan gemas jadinya. Kalau memang tidak niat menikah, anak itu seharusnya bersikap gentle, berani mengakui ketidaksiapannya di depan Alexa dan keluarganya. Memang dasar Michellion! Otaknya hanya berkembang jika menyangkut uang, selebihnya mah nol besar. Michellion yang ragu dengan pernyataan Anya pun bertanya, “masa sih, Mah? Masa gitu doang Ichell terus harus jadi jomblo seumur hidup?” “Dih, nggak percaya-an! Auto blacklist kamu tuh. Iya kan Pak Penghulu?” “Ng..” Melihat pelototan maut Anya, penghulu yang tadinya hendak menyangkal pun merubah jawabannya. “Iya, Mas! Mas h

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [235] Balada Mahar dari Uang Haram

    “Gundulmu!” Sembur Alexiz, ngegas.Calon menantunya memang minta ditendang sampai ke Afrika. Ya mengapatidak– disaat suasana sedang panas-panasnya, anak itu tetap bisa mengelantur.Padahal ia sedang panas dingin karena mendeteksi adanya sinyal permusuhan dariorang-orang rumahnya.Anya menjentikan jari. “Woi! Jadinya gimana? Kaki gue pegel nih berdiri mulu!” tanya perempuan itu tak santai.“...”“Mah, Mah!!” sela Josephin karena omnya tak kunjung menanggapi pertanyaan sang mama. “Nikahin sekarang aja sekalian, Mah. Itung-itung jagain Om Lexiz kalau berubah pikiran lagi ntarnya..”“What?!”Siapa sangka jika usul Josephin itu mengagetkan dua pria disana.Iya, kalian tidak salah jika menebak pekikan tersebut berasal dari mulut Michellion dan calon papa mertuanya.Kali ini keduanya terlihat sangat kompak. Karena kekompakan yang jarang terlihat itu, keduanya bahkan sampai bertatapan mesra.Respon kaget yang mengisyaratkan ketidaksetujuan itu berbanding terbalik dengan Alexa.Alexa yang te

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [234] It's My Dream, Pah!

    ‘Anjing lah! Perasaan gue jadi anak udah sholeh, kenapa ada aja sih ujiannya!’Ditengah umpatan yang Michellion pendam, bibir anak itu berkedut dikarenakan senyuman yang terpaksa harus dirinya hadirkan.“Kamu, bla-bla-bla..”Dengan wajah datarnya— bungsu kamarudin itu berpura-pura fokus mendengarkan. Setiap kali nada papa Alexa berubah, ia menganggukkan kepala. Padahal ia sendiri tidak menyimak serius kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh omnya.“Gara-gara kamu masa depan Lexa jadi kacau gini! Kalau sampai kamu nanti nggak bisa bahagiain Lexa... Siap-siap aja ya kamu.. Om bakal kirim kamu ke neraka jahanam!”“Heum..” gumam Michellion lemah sebagai jawaban.“Jalur express!!”“Via darat apa laut, Om?” celetuk Michellion. Ia paling tidak betah jika harus terus dalam mode serius. Menjadi orang serius bukanlah bakatnya. Melakukan itu hanya membuatnya lelah jiwa dan raga.“What the..”“Uhuk!! Banyak anak dibawah umur disini, Lex!” tegur Kalingga. Setelah tak bisa menghadiri acara lamaran ke

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [323] Dasar Manusia Durjana!

    Pada hari berikutnya, kediaman Anya kembali ramai. Kali ini lamaran datang dari pihak orang kepercayaan Kamarudin.“Apaan nih, Man? Pake repot-repot segala.”“Sogokan biar lamarannya nanti diterima, Bu.” Kekeh Lukman dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.“Aigo! Mana ada Kenan ditolak.. Bawa diri aja udah pasti diterima lamarannya.” Sahut Anya, membalas.Anya tak mungkin mempersulit masuknya Kenan ke dalam keluarga besar mereka. Selain dikarenakan putrinya yang terlanjur cinta mati, Kenan sendiri sudah dirinya incar sejak keduanya baru mendekatkan diri.Andaikan Kamarudin tidak bertindak sebagai ayah yang terlewat posesif kepada putrinya, pembicaraan tentang pernikahan Kamaseda dan Kenan pasti sudah lama terealisasikan.“Masuk, yuk.. Kita kirain nggak jadi kesini.. Abisnya lama banget nggak nyampe-nyampe kaliannya.” Ujar Kamarudin, mempersilahkan.“Iya, nih!! Ceya sampe udah mau banjir air mata itu..” pungkas Anya, menimpali perkataan Kamarudin.Kenan pun meminta maaf karena telah me

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [322] Drama Lamaran Josephin

    Sudah diputuskan!! Demi menghargai silsilah persaudaraan diantara anak-anaknya, Kamarudin dan Anya pun akhirnya menentukan hari yang berbeda untuk prosesi lamaran ketiganya. Ya, hanya 3 karena Josephin tidak dihitung.. Menjelang hari lamarannya, Josephin untuk sementara waktu diungsikan ke rumah orang tua Anya. Anak itu akan mengetuk pintu rumah mereka dengan didampingi opa dan kedua omanya. Terdengar rempong kan?! Namun bagi Anya, alur seperti itu, hukumnya wajib untuk dijalankan. Anya tidak ingin melepas putri pertamanya dengan asal-asalan. Ia ingin putrinya dilepaskan dengan alur yang semestinya, seperti para anak perempuan milik orang lain. Untuk itu, Josephin pun harus melakukannya sesuai prosedur, dengan bertindak seolah-olah dia merupakan pihak luar yang hendak meminang putri dari keluarganya. Yah, salah sendiri ngebet nikahnya sama dengan angota keluarga sendiri. Coba saja anak itu memilih gadis lain, pendampingan pada lamarannya pasti akan ditemani Anya dan Kamarudin se

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [321] Poor Michellion

    “Ya Tuhan,” desah Kamarudin.Pria itu meletakkan ponselnya ke atas meja kerja.“Sialan lo, Lex!”Beberapa detik yang lalu Kamarudin baru saja mendapatkan laporan. Ia akhirnya mengetahui jika sahabat baiknya lah yang menjadi dalang dari meledaknya tagihan putra bungsunya.Sungguh sahabat yang baik. Pria itu sangat tahu cara untuk membalaskan dendamnya. Dengan begini, ia jadi tak bisa berkutik, termasuk memarahi putranya agar Michellion dapat belajar artinya bertanggung jawab dalam menggunakan uang.Yah, mereka juga tak mungkin mengambil kembali barang-barang yang telah diberikan. Hal itu sangat tidak etis. Sebesar apa pun mereka merugi, apa yang mereka hadiahkan jelas sudah menjadi hak si penerima, terlepas dari seberapa liciknya Alexiz dalam memanfaatkan momentum lamaran putrinya.“Man, buat lamaran Ceya nanti, kalian udah nyiapin apa?” tanya Kamarudin, mengangkat kepalanya dan memandang Lukman yang saat ini tengah membaca berkas di meja tamu ruangan kerjanya.“Standar saja sih, Pak..

  • Dosen Kampret itu, Suamiku!!   [320] Warisan Ichell Terancam Dipotong

    Michellion berjalan mengendap setelah melewati pintu utama rumahnya.Kepalanya celingukan, memastikan jika dirinya aman, tak berpapasan dengan sang mama.Gila, Gila!Seharian berkeliling mencari hadiah benar-benar membuatnya ingin mati berdiri.Ia tidak tahu pasti berapa uang yang telah dirinya gelontorkan, tapi mengingat banyaknya perhiasan dan hal-hal lain yang calon papa mertuanya beli, sudah dipastikan ia akan tinggal nama ditangan mamanya.“Chell..”“Ssst, Kak, jangan kenceng-kenceng!” hardik Michellion, pelan. Ia kan tengah menghindari pertemuan dengan mamanya. Kalau sampai mamanya tahu ia sudah pulang, habis sudah telinga dan kewarasannya.Di Balik tembok yang memisahkan ruang tamu dengan keluarga, Michellion melambaikan tangan, mengundang sang kakak untuk mendekat ke arahnya.“Apaan sih? Kamu yang kesini lah!”Mendengar jawaban kakaknya, Michellion pun menghentakkan kaki-kakinya.“Cepetan ih!!” pinta Michellion, setengah mengerang.Rumahnya mungkin terlihat sepi, tapi dibalik

DMCA.com Protection Status