Melihat Elena demikian, MC tidak bisa tahan lagi untuk menunggu. Dia mengambil inisiatif dengan menghampiri Elena.“Mari saya bantu, Nona Stuart.” MC mengulurkan tangannya, seolah Elena tidak mampu naik ke atas panggung sendiri.Sejujurnya, sejak awal pemuda itu ingin sekali menjemput dan menarik Elena supaya lebih cepat tiba di podium. Hanya saja, dia menahan keinginannya itu karena masih berusaha hormat pada Elena.‘Sialan! Apa dia pikir aku ini sudah tua! Awas saja, aku tidak akan melepaskanmu nanti. Dasar mahasiswa melarat!’Biarpun dalam hatinya Elena berbicara sangat kasar, yang dia tunjukkan hanyalah sebuah senyum. Dia tidak mungkin berteriak-teriak memaki pemuda di hadapannya itu ketika ada Tuan Muda Roodenburg di sana. Dia tidak ingin Jack mengira bahwa dia tidak menyesali sikap buruknya dan masih saja bersikap seperti itu saat berhadapan dengan orang lain.Elena ingin meyakinkan Jack, bahwa dirinya telah berubah menjadi lebih baik. Dengan demikian dia masih memiliki harapan
Tepat sekali, suara wanita yang berteriak memberi semangat itu memang bukan Nyonya Sarah lagi, melainkan Claire. Tentu saja apa yang dikatakan Claire membuat orang-orang terbelalak. “Mengakui kesalahan? Jadi, Nona Stuart naik ke atas panggung bukan untuk memberikan pidato motivasi atau laporan kegiatan? Dia di sana untuk mengakui kesalahan?” kata salah seorang wisudawan. Biarpun dia mengatakan dengan suara biasa saja, cukup untuk terdengar oleh telinga banyak orang karena tempat itu begitu hening. Seorang pemuda menimpali, “Aku jadi khawatir acara ini akan terus berlanjut hingga satu pekan.” Wajahnya menjadi sangat masam. “Kenapa kamu berpikir seperti itu?” Ibunya bertanya. “Karena Nona Stuart memiliki banyak sekali kesalahan, Mama. Dari semua mahasiswa yang pernah dia ajar, aku yakin banyak di antaranya yang pernah sakit hati atas ucapan dan tindakan, Nona Stuart.” Para audiens tertawa. Sedangkan mereka yang tidak mendengar ucapan pemuda itu bertanya pada ornag di sampingnya. Dem
Air mata Elena semakin deras menetes. Dia menangis tersedu-sedu di atas podium, di hadapan semua orang. Tidak ada lagi kesombongan yang tersisa darinya. Dia terlihat begitu menyedihkan.Hal paling buruk adalah tidak ada satu pun di antara hadirin yang merasakan kesedihannya. Tidak ada orang yang iba atau prihatin atas apa yang menimpa Elena, bahkan termasuk Nyonya Sarah.Nyonya Sarah sepenuhnya sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan juga karena sempat membela orang yang salah. Dia tentu tidak ingin orang-orang memandangnya sebelah mata karena menjadi teman dan pendukung dari Elena.Kesalahan yang dilakukan Elena terlalu besar untuk dilupakan. Para dosen dan staf pasti akan membicarakannya di kemudian hari. Biarpun seandainya Tuan Muda memberikan maaf untuk Elena, hal itu hanya akan menambah citra positif Tuan Muda, dan tidak akan mengubah pandangan buruk orang-orang terhadap Elena. Dan, Nyonya Sarah tidak ingin namanya dihubung-hubungkan lagi dengan Elena Stuart.“Aku sungguh menye
"Saya dan dewan kampus telah membicarakan masalah ini. Biar bagaimanapun, kesalahan anda tidak bisa diabaikan. Adapun Tuan Muda Roodenburg dan Profesor Jim memberikan maaf pada anda, itu adalah karena kebesaran hati mereka."Sungguh, apa yang dikatakan oleh rektor itu terdengar tidak enak. Perasaan Elena pun menjadi tidak tenang.Dengan suara terbata Elena bertanya lagi, "Ma-maksud anda apa, Tuan?" Elena meringis kecut."Nona Stuart, mulai hari ini, anda dipecat dari University of Carnaby. Mohon untuk segera mengemasi barang-barang anda dan pergi dari kampus ini secepatnya." Rektor berbicara dengan suara tegas dan tanpa ampun.Claire menutup mulutnya dengan tangan. Matanya membesar karena terkejut. Biarpun dia mengharapkan hal ini terjadi sebagai bentuk dari hukuman tegas kepada Elena, dia tidak menyangka jika pemecatan itu dilakukan di atas panggung juga. Claire pikir, jika pihak kampus memberhentikan Elena, mereka akan meminta Elena untuk menemui mereka di ruang tertentu.'I-ini ...
Teriakan histeris dari mulut Elena menjadi suara yang mendominasi di dalam auditorium. Wanita itu benar-benar terlihat menyedihkan. Segala keangkuhan dan kesombongannya berubah menjadi hal memalukan seperti ini.Banyak orang menghela napas setelah pihak keamanan berhasil membawanya keluar dari auditorium. Sejak tadi napas mereka memang terasa sesak karena keberadaan Elena. Sekarang mereka bisa duduk dengan lega dan tenang.Terlihat Rektor sedang berbicara kepada Jack. Wajah pria itu tampak sangat menyesal. Sepertinya dia meminta maaf dengan sangat atas kerusuhan yang terjadi."Tidak semestinya anda menyaksikan ini semua. Kami sangat menyesal." Rektor membungkuk sangat rendah kepada Jack, kemudian kepada Claire, serta pada Matthew.Jack tersenyum dan menepuk-nepuk pundak rektor. "Tidak masalah. Kami akan senang untuk mengikuti acara berikutnya."Rektor bersyukur mendengar respons positif dari sang tuan muda. Dia pun memerintahkan MC untuk kembali memimpin jalannya acara. Dan setelah ke
Tidak dipungkiri, melihat rasa penasaran teman-temannya tentang identitas Tuan Muda Roodenburg yang begitu besar, Mary menjadi tergerak hatinya. Dia tidak tega menyembunyikan hal itu lagi. Lagipula, harapannya untuk menjadi wanita satu-satunya Jack telah lama pupus."Kenapa dengan Tuan Muda Roodenburg? Apa kamu mengetahui sesuatu tentangnya?" Lady memberikan tanggapan paling cepat. Belum sampai teman-temannya memberikan tanggapan juga, dia telah mengambil alih pembicaraan dengan berkata lagi, "Jangan-jangan kamu tahu siapa Tuan Muda Roodenburg sebenarnya?" Kedua mata Lady membesar saat mengatakan itu.Mary yang mendapat pertanyaan, tetapi Sophie yang menjadi tegang. Dia menahan napas dengan pandangan menatap lekat ke arah Mary. 'Apa benar di antara kami, bukan hanya aku yang tahu tentang hal itu? Apa Mary tahu kebenarannya?' Sophie bertanya-tanya dalam diam. Dalam ingatan Sophie, terlintas saat pertama dia bertemu Tuan Muda Roodenburg di ruang rapat sebagai karyawan baru di Big Rood
Satu minggu setelah Sophie dan teman-temannya memperbincangkan tentang identitas asli sang tuan muda di restoran, kabar menggemparkan terdengar. Banyak orang mengaku mendapatkan undangan pernikahan atas nama Tuan Muda Roodenburg dengan seorang wanita yang identitasnya masih dirahasiakan.Tentu saja hal itu membuat orang-orang bertanya-tanya. Apakah undangan yang mereka terima itu asli atau palsu. Mungkinkah seseorang memanfaatkan nama besar sang tuan muda untuk melakukan tindakan kejahatan, misalnya penipuan.Namun, jika hal itu hanya isu atau kebohongan belaka, tidak mungkin jika para awak media juga mendapatkan undangan. Bahkan orang yang memberikan undangan itu adalah asisten kepercayaan tuan muda, yakni Matthew Devall.Benar, Matthew memang mengundang para awak media untuk datang ke kantornya. Keperluannya adalah untuk menginformasikan bahwa sang tuan muda menginginkan agar pesta pernikahannya disiarkan secara langsung di seluruh media televisi, baik milik pemerintah maupun swasta
Greenroad Villa hari ini terlihat sangat ramai. Para pelayan begitu sibuk ke sana ke mari mengurus segala keperluan, apalagi sejak tadi para tamu sudah mulai datang.Banyak tamu istimewa yang datang ke acara pernikahan paling mewah dan fenomenal ini, misalnya para pejabat, artis, konglomerat, dan lain sebagainya. Mereka sangat antusias mengingat ini adalah pernikahan pewaris tunggal keluarga Roodenburg, keluarga dengan kekayaan, popularitas, dan pengaruh paling besar.Memangnya siapa yang mau melewatkan undangan pernikahan pewaris tunggal dari keluarga nomor satu dari orang-orang kelas atas?"Sebenarnya, aku masih trauma dengan kejadian di malam amal itu." Lady menggandeng lengan Sophie. "Aku tidak menyangka jika undangan pernikahan itu asli. Rasanya ini terlalu ... mendadak, super mendadak. Untung saja kalian memaksaku ikut, jika tidak, aku akan lebih menyesal lagi karena tidak hadir di acara berbahagia idolaku, meski mungkin tidak lama lagi aku akan menangisinya." Lady melanjutkan.