Share

Bab 361

Penulis: Hazel
Irene malah menyetujui persyaratan yang begitu tidak adil. Hal ini membuat Afrian tertegun sejenak, lalu menoleh pada Tirta. "Tirta, bagaimana menurutmu?"

Tirta mengangguk. "Aku nggak keberatan. Lagi pula aku nggak akan kalah. Biarkan orang kampungan ini membuka wawasannya." Bisa memenangkan satu triliun dari Putro adalah jumlah besar. Tirta juga tentunya setuju.

Berhubung kedua belah pihak telah sepakat, taruhan mereka pun langsung dijalankan.

"Hahaha ...." Putro dan Aina tertawa terbahak-bahak.

"Baiklah, Afrian, kali ini kamu pasti kalah. Pecundang yang kamu pilih ini bahkan nggak berhak jadi pesuruh Pak Sandy. Saat aku melayani putrimu nanti, akan kukirimkan video padamu. Hahaha ...."

Putro bahkan tidak peduli lagi untuk menjaga martabatnya di depan orang banyak. Melihat Irene yang memiliki aura anggun dan tubuh rampingnya yang tinggi semampai, penampilan ini benar-benar memukau. Sayangnya, wajah Irene saat ini dipenuhi dengan kebencian.

Namun, Putro punya caranya tersendiri untuk m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 362

    Tirta juga tidak terlalu peduli pada Sandy. Afrian dan Gilang yang duduk di sampingnya menimpali, "Tentu saja. Dengan kemampuanmu, bahkan Sandy pun nggak akan jadi masalah bagimu."Gilang menambahkan sambil tertawa, "Sandy memang lumayan terkenal di kalangan ini, tapi dia sangat sombong. Reputasinya lebih besar daripada kemampuannya sesungguhnya. Dengan kemampuan Pak Tirta, nggak perlu pedulikan soal taruhan ini. Lakukan saja seperti biasa."Kedua orang itu merasa sangat percaya diri terhadap Tirta.Irene menoleh pada Tirta. Tirta juga menyadari tatapannya, lalu melemparkan senyuman yang menenangkan. Irene tersenyum tipis, hatinya semakin mantap mendukung Tirta.Putro yang mendengar perkataan mereka itu sontak tergelak. "Hahaha ... yang bakalan nangis itu kalian! Lihat saja nanti."....Setelah menunggu sekitar setengah jam, Larry memegang mikrofon dan mengumumkan di atas panggung, "Pameran pemilihan batu giok tahun ini resmi dimulai."Tirta bangkit dari kursi, lalu meregangkan leherny

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 363

    "Tua bangka, sombong sekali ucapanmu. Jangan nangis kalau kalah nanti," balas Tirta sembari mengangkat alisnya. Sementara itu, Sandy bahkan tidak menggubris ucapannya sama sekali."Pak Putro, ikuti aku!"Sandy yang merasa dirinya seorang ahli, sama sekali tidak berniat melihat batu-batu di zona kelas rendah dan menengah. Dia langsung menuju zona kelas tinggi bersama Putro, Aina, dan yang lainnya. Batu giok dengan harga dasar 260 miliar masih terjangkau oleh Putro dengan kekayaannya.Sementara itu, Gilang yang mengikuti Tirta menyarankan, "Pak Tirta, meskipun sifat Sandy kurang baik, kemampuannya dalam memilih batu sangat hebat dan berpengalaman. Dia hampir nggak pernah salah memilih batu.""Batu giok di zona kelas tinggi nggak terlalu banyak. Dengan keahlian Sandy, dia pasti bisa langsung memilih batu giok yang paling berharga di sana, lalu membelinya dengan harga lebih tinggi," lanjutnya. "Kita harus segera ke zona kelas tinggi untuk memilih batu sebelum Sandy punya kesempatan."Irene

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 364

    "Hahaha ...." Putro tidak segan-segan mengejek keputusan Afrian. Aina juga tidak mungkin melewatkan kesempatan ini untuk mengejek Tirta.Dia menyindir Tirta, "Kalau mau mati, langsung bilang saja. Kenapa malah nyeret orang lain? Kamu ini benar-benar orang baik ya."Bahkan beberapa orang di samping mereka yang memilih batu juga tidak tahan melihat tindakan Tirta yang konyol dan menghujatnya."Kalau nggak pandai milih, nggak usah dilihat lagi. Milih batu giok mentah tentu harus dari zona kelas tinggi. Kalaupun nggak punya uang, nggak mungkin milih di zona kelas rendah begini. Batu di sana cuma mainan untuk orang miskin.""Iya, menurutku, Afrian kali ini malah nyari bocah ingusan yang nggak ngerti apa-apa. Dia pasti bakal sial. Bukan cuma rugi besar, bahkan putrinya juga dipertaruhkan. Ckck ....""Sayang sekali. Irene secantik itu, tapi malah didapatkan orang seperti Putro.""Sayang apanya? Sudahlah, yang jadi ayahnya saja nggak merasa sayang. Untuk apa kita cemas?""Hahaha ...." Bukan ha

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 365

    "Pak Tirta, kasir nomor 36, Gania, akan menyelesaikan pembayaran Anda," kata Gania dengan profesionalisme tinggi sambil memindai kode batang pada batu giok mentah tersebut dan memasukkannya ke dalam perangkatnya."Pak Tirta, Anda telah memenangkan lelang batu giok nomor 72, 634, dan 1070. Silakan konfirmasi."Tirta mengamati kaki ramping Gania yang dibalut stoking hitam sambil mengangguk. Dalam hati, dia benar-benar merasa kagum terhadap penyelenggara acara ini. Bahkan staf kasir yang bertugas saja berpenampilan secantik ini."Ya, saya konfirmasi."Gania menyadari bahwa Tirta sedang memperhatikan kakinya. Namun, dia tidak merasa terganggu dengan tatapan Tirta dan bahkan merasa agak senang. Diam-diam, dia merasa dirinya cukup menarik. Akan tetapi, itu tidak memengaruhi profesionalismenya."Berhubung nggak ada orang lain yang menawar tiga batu giok ini, berarti harganya dihitung sesuai dengan harga awal. Totalnya 200 miliar.""Silakan selesaikan transaksinya."Harga batu giok mentah di z

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 366

    "Kalau tahu mereka selemah itu, aku pasti sudah maju sejak tadi," ujar Aina yang merangkul lengan Putro dengan ekspresi bangga. Penampilannya menunjukkan seolah-olah dirinya adalah bos besar di sini."Ya, sampah memang sampah. Mau berlagak seperti apa pun, tetap saja rendahan." Meskipun berkata demikian, Sandy tidak akan berani memejamkan matanya sambil memilih batu mentah.Bukannya Sandy menghargai Tirta, melainkan dia harus menjaga reputasinya. Dia harus mendapat barang bagus karena keuntungan adalah yang terpenting.Jika mendapat batu giok yang bagus, Sandy akan memperoleh komisi besar. Namun, jika gagal dan batu mentah yang terpilih tidak bagus, Sandy bukan hanya tidak akan mendapat komisi, bahkan harus menanggung kerugiannya bersama Putro. Ini sudah aturan yang tertera.Yang paling parah adalah prestise yang dibangun Sandy dengan susah payah akan hancur begitu saja. Dia tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi. Sandy tidak membuang-buang waktu lagi. Dia mengamati batu mentah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 367

    Ekspresi Aina tampak sangat centil. Jika tidak ada orang-orang di sekitar, dia mungkin sudah berlutut dan melepaskan celana Putro untuk memuaskan hasratnya.Meskipun karakter Putro memang kurang baik, yang jelas dia kaya raya. Jika tidak, Putro tidak mungkin bisa bersaing dengan Afrian.Orang-orang di sekitar yang menghadiri ekspo batu giok pun bersorak dengan takjub."Pak Putro memang luar biasa. Kekayaannya nggak bisa dibandingkan dengan kita-kita semua.""Benar sekali. Dia membeli batu mentah seharga 1,4 triliun tanpa ragu sedikit pun. Asal tahu saja, jarang ada pembelian setinggi itu di ekspo.""Nggak perlu diherankan lagi. Namanya juga Pak Putro.""Aku rasa Pak Putro sudah pasti menang. Afrian bakal sial kali ini."Sanjungan-sanjungan di sekitar membuat Putro sangat puas. Dia menjadi makin yakin bahwa dirinya adalah pemenang sesungguhnya.Seolah-olah tidak ada siapa pun di sekitar, Putro sontak meremas payudara Aina sambil menatap tubuh Irene. Tindakannya ini seolah-olah menunjukk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 368

    "Kalau kalian kalah, suruh wanita murahan itu melepaskan semua pakaiannya dan berlari dalam keadaan telanjang bulat. Dia nggak boleh pakai apa pun. Selain itu, dia harus berteriak mengatakan dirinya adalah wanita murahan. Gimana? Berani nggak?" tantang Tirta.Usul Tirta ini membuat Aina naik pitam. Dia berkata, "Dasar bocah tengik, nyalimu terlalu besar...."Namun, setelah dipikir-pikir, Aina yakin kelompok Tirta akan kalah. Jadi, tidak masalah kalau mereka menambah taruhannya.Aina mendengus dan meneruskan, "Oke, silakan saja. Tapi, kalau kalian yang kalah, Melati harus melakukannya.."Tirta datang sendirian ke ekspo ini. Melati, Ayu, dan Nabila masih tidur di rumah. Sepertinya Aina masih tidak bisa melupakan kejadian hari itu. Melati jelas-jelas tidak ada di sini, tetapi Aina malah melibatkannya.Tirta mengangguk sambil tersenyum, lalu mengiakan, "Oke. Kalau begitu, aku sangat menantikan hasilnya. Untuk wanita sepertimu, taruhan semacam ini seharusnya bukan hukuman, melainkan hadiah.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 369

    "Haha! Bagus, bagus sekali!" Putro tertawa terbahak-bahak. Dia membeli dengan harga 400 miliar, tetapi bisa menjualnya dengan harga 1 triliun. Keuntungan yang diperolehnya sungguh besar.Begitu mendengarnya, banyak bos yang memberi penawaran. "Pak Putro, aku bersedia membelinya dengan harga 500 miliar."Bos lainnya tergelak dan berkata, "Lelucon macam apa ini? Harga yang kamu berikan terlalu rendah. Siapa yang mau menjualnya kepadamu? Pak Putro, aku mau membelinya dengan harga 600 miliar.""Jual kepadaku saja, Pak Putro. Aku akan membelinya dengan harga 700 miliar."Pengerjaan batu giok memang membutuhkan sedikit biaya. Namun, jika mengerjakannya sendiri, Putro akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan menjualnya sekarang.Lagi pula, Putro datang kemari memang untuk mencari keuntungan. Dia tidak mungkin memberikan keuntungan ini kepada orang lain. Dia pantas mendapatkannya."Aku nggak akan menjualnya. Aku akan menyimpannya." Putro melambaikan tangannya. Kemudian, dia m

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1155

    Kimmy tidak berharap kepada Azhar lagi. Dia memohon kepada Tirta hanya karena tidak ingin melihat Azhar mati dibunuh Tirta.Kurnia melihat Tirta sekilas, lalu menggeleng kepada Azhar dan menjelaskan, "Azhar, kamu nggak bisa menyinggung Pak Tirta. Jangankan merebut Kimmy darimu dan melumpuhkanmu, biarpun Pak Tirta membunuhmu di depanku, aku hanya bisa mengabaikannya."Tirta mengingatkan, "Kalau kamu mau hidup, sebaiknya kamu dengar saran Kimmy untuk minta maaf pada Pak Tirta."Nyawa Kurnia dan Kimmy dikendalikan oleh Tirta. Jadi, Kurnia tidak berani melawan Tirta. Berdasarkan ucapan Azhar tadi, Kurnia sudah cukup menghormati ayah dan kakek Azhar karena tidak langsung membunuh Azhar dan memutuskan hubungan dengannya.Hanya saja, Azhar tidak memahami tindakan Kurnia. Dia meninju tanah dan berkata dengan geram, "Apa? Kakek Kurnia, kamu itu temannya kakekku. Ayahku juga sangat menghormatimu!"Azhar meneruskan, "Sekte Aswad dan Sekte Delapan Cakrawala beraliansi. Sekarang kamu malah suruh ak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1154

    Selesai bicara, Azhar langsung mendorong Kimmy dengan kuat karena terbawa emosi. Alhasil, Kimmy jatuh ke tanah.Hanya saja, sebelum Azhar melancarkan serangan, Tirta sudah menendangnya hingga terpental. Kemudian, Tirta menghampiri Azhar dan mencekiknya seraya menegur, "Kamu bilang mau bunuh aku? Apa nyawa orang lain nggak berharga bagimu?"Tirta meneruskan, "Kamu mau melawanku dengan satu tangan? Apa anak dari pemimpin Sekte Aswad begitu hebat?"Tadi Tirta menggunakan Teknik Pengendali Angin sehingga dia bisa bergerak dengan cepat. Sebelum Azhar sempat merespons, Tirta sudah membuatnya tidak bisa berkutik.Kimmy segera bangkit, lalu berlutut kepada Tirta dan memelas, "Pak Tirta, tolong lepaskan dia. Aku mohon, dia nggak sengaja lawan kamu."Azhar yang dicekik Tirta kehilangan akal sehatnya saat melihat kekasihnya tunduk pada Tirta. Dia marah-marah, "Sialan! Aku dilahirkan dengan status yang tinggi. Aku juga pesilat kuno energi internal tahap puncak, nggak ada yang berani menyinggungku.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1153

    "Oke," sahut Tirta seraya mengangguk. Dia tidak bertanya lagi. Tirta menggunakan Janji Darah untuk mengendalikan nyawa Kurnia dan Kimmy, seharusnya Kimmy tidak berani berbohong.Tiba-tiba, Tirta mendengar suara orang asing yang membentaknya, "Hei, apa hubunganmu dengan Kimmy? Kenapa dia kelihatan takut padamu? Apa kamu melakukan hal yang keterlaluan padanya?"Azhar mencengkeram bahu Tirta dan memandangnya dengan ekspresi garang. Tirta merasa kesal saat melihat sikap Azhar yang buruk.Tirta memukul tangan Azhar dan membalas sambil mengernyit, "Memangnya apa hubungannya denganmu? Siapa kamu? Cepat minggir! Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Azhar sudah mencapai energi internal tahap puncak. Dia tidak menyangka Tirta masih baik-baik saja setelah dirinya mencengkeram bahu Tirta dengan kuat. Bahkan, Tirta bisa memukul tangan Azhar.Azhar juga tahu Tirta merupakan seorang pesilat kuno energi internal tahap puncak. Dia menanggapi, "Aku ini tunangannya Kimmy dan anak dari pemim

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1152

    Sesudah Kurnia masuk ke hotel, Azhar bertanya kepada Kimmy, "Kimmy, sikap Kakek Kurnia sangat serius. Apa identitas orang yang kalian tunggu? Kamu bisa beri tahu aku?"Kimmy tidak berani melihat Azhar. Dia memandang ke tempat lain sambil menggigit bibirnya. Kimmy mendesah dan menyahut, "Kak Azhar, aku ... juga nggak tahu bagaimana caranya beri tahu kamu. Sebaiknya kamu jangan tanya lagi, ya?"Bagaimanapun, Kimmy tidak tahu bagaimana caranya memberi tahu Azhar bahwa dirinya dan Kurnia menjadi budak Tirta. Dia juga takut Azhar akan meremehkan dan mencampakkannya setelah mengetahui hal ini.Bahkan Kimmy takut Azhar yang marah akan membalas Tirta. Dia tahu Azhar tidak mungkin mampu melawan Tirta.Sebagai tunangan yang tulus menyukai Kimmy, Azhar tentu bisa merasakan sekarang Kimmy sangat terpuruk. Azhar mengernyit, dia mengira Kimmy ditindas.Azhar meraih tangan Kimmy dan bertanya dengan ekspresi khawatir, "Kimmy, sebenarnya apa yang terjadi? Apa kamu ditindas? Kamu harus bicara jujur pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1151

    Bella merapikan rambutnya, lalu buru-buru keluar. Sementara itu, Tirta melihat jam. Sekarang hampir pukul 9 pagi. Masih ada 1 jam lagi sebelum turnamen bela diri dimulai.Tirta segera mandi dan memakai baju. Dia menggunakan alasan yang sama, yaitu membantu Mauri mengurus kasus. Setelah berpamitan dengan Ayu, Tirta keluar dari vila Keluarga Purnomo.Kemarin Tirta sudah berpesan kepada Yusril dan Chiko untuk melindungi Bella dan Ayu. Dengan begitu, Tirta bisa mengikuti turnamen bela diri dengan tenang.Kala ini, Yasmin juga berada di kamar Ayu. Dia mengusap matanya dan menguap. Yasmin bertanya kepada Ayu yang sedang melihat ke luar, "Bibi, apa semalam aku mimpi buruk?"Mendengar ucapan Yasmin, Ayu segera menutup pintu kamar. Jantungnya berdegup kencang. Dia menggigit bibir dan bertanya balik, "Nggak, Yasmin. Apa semalam kamu mendengar sesuatu?"Yasmin memandang Ayu dengan ekspresi polos sembari menjelaskan, "Iya, semalam aku dengar Bibi terus memanggil nama Kakak Guru waktu tidur. Kamu j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1150

    Di tengah tidurnya, Ayu merasakan sepasang tangan besar yang panas menjamah tubuhnya. Teknik tangan yang familier itu sontak membangunkannya, membuatnya terus menginginkannya."Tirta, Yasmin ada di sini ...." Karena gelap, Ayu tidak bisa melihat Tirta. Namun, dia bisa merasakan Tirta berada di atasnya.Suhu yang panas membuat napas Ayu memburu. Kedua tangannya memeluk Tirta, menyuruhnya berhenti dengan tidak berdaya.Ayu mengira Tirta tidak akan menginginkannya lagi karena telah melakukannya di siang hari. Siapa sangka, Tirta masih kemari malam-malam begini. Energinya sungguh tak ada habisnya!"Nggak apa-apa, Bi. Dia sudah tidur. Aku akan lebih pelan. Kamu sudah basah lho. Aku tahu kamu menginginkannya, biar aku memuaskanmu." Tirta terkekeh-kekeh, menjulurkan tangan untuk melepaskan pakaian Ayu.Meskipun gelap gulita, di mata Tirta, dia bisa melihat semuanya dengan jelas. Wajah Ayu merah, tatapannya tidak fokus. Wanita ini seperti terkena obat perangsang, membuat Tirta ingin sekali men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1149

    Mereka ingin menggali lebih banyak rahasia tentang dunia misterius dari para pesilat tersebut.Sementara itu, perempuan yang memimpin kelompok ini adalah seorang praktisi ilmu mistis yang paling dihormati di seluruh Negara Yumai, baik oleh pejabat tinggi maupun rakyat biasa.Dia adalah Yara dari Keluarga Gomies, seorang wanita dengan kedudukan tinggi yang mampu mengendalikan kekuatan roh!"Meskipun tubuhnya sudah mengalami kerusakan, kebenciannya sangat mendalam. Dia memang bahan yang sangat cocok untuk dijadikan boneka mayat. Kalian berdua bawa dia ke sini."Mendengar perkataan pria di belakangnya, Yara menyipitkan matanya yang panjang dan indah. Suaranya terdengar menggoda tanpa dibuat-buat sedikit pun."Baik, Master!" Segera, dua pria berbaju hitam maju, mengangkat tubuh Bryan dari dalam kolam, membawanya ke hadapan Yara.Yara berjongkok, mengamati tubuh Bryan tanpa merasa takut atau jijik sedikit pun. Sepertinya, dia sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Tanpa mendongak, d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1148

    "Karena Paman yang memintanya, mana mungkin aku berani menolak? Apa yang membuatmu gelisah? Mungkin kalau diceritakan, aku bisa membantu meringankan beban di hatimu."Saat ini, Bryan masih bergantung pada Kurnia karena dia masih membutuhkan bantuannya untuk kembali ke dunia misterius. Tentu saja, dia tidak berani menolak ajakan Kurnia.Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Kita bicara setelah keluar dari hotel. Di sini terlalu banyak orang, pasti nggak nyaman bicara di sini."Kurnia tidak berbasa-basi, hanya berbalik dan berjalan di depan untuk memimpin jalan. Bryan mengikuti Kurnia keluar dari hotel hingga sampai di kaki Gunung Tisatun, lalu berhenti di depan sebuah kolam dalam yang tak terlihat dasarnya."Paman, bukannya kamu menyuruh Kak Fasahat dan Kak Lior membelikan obat untukku? Tapi, kenapa dua hari ini aku nggak melihat mereka. Ke mana mereka?" tanya Bryan penasaran."Oh, dua bocah itu memang nggak berguna. Entah ke mana mereka pergi. Hari ini aku juga pergi mencari mereka,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1147

    "Memangnya apa yang bisa terjadi padaku, Bella? Jangan pikir yang aneh-aneh. Kamu sudah bekerja seharian. Pasti capek, 'kan? Mau aku pijat bahumu atau kakimu?"Merasa diperhatikan oleh Bella, Tirta tidak bisa menahan senyuman. Dia menarik Bella duduk di atas tempat tidur, menunjukkan sikap manisnya."Hah, seharian ke sana ke sini, bahkan makan pun nggak tenang. Menurutmu, aku capek nggak? Untung kamu masih punya hati, bisa peduli padaku. Pijatnya yang pelan ya. Aku takut kamu meremukkan bahuku." Bella bercanda sambil membalikkan badan membelakangi Tirta."Hehehe, tenang saja. Aku janji bakal pelan-pelan!" Tirta berlari ke kamar mandi untuk mencuci tangan, lalu segera kembali.Tangannya diletakkan di atas bahu Bella, lalu perlahan-lahan turun ke kerah bajunya. Merasakan kulitnya begitu lembut, Tirta langsung menyelinapkan tangannya masuk, memijat, meremas, dan menggoda dengan nakal.Bella sampai mengeluarkan erangan manja. "Mmmh ... dasar kamu ini! Aku sudah capek setengah mati, tapi ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status