Share

Bab 15

Penulis: Vya Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 20:00:55

"Astaga, Hana! Minum pelan-pelan," seru Lauren, meski masih terguncang dengan pernyataan Rey tadi.

Rey, di sisi lain, hanya duduk dengan tenang, sesekali menatap Hana yang mencoba menenangkan diri. "Kau baik-baik saja, Hana?" tanyanya, suaranya terdengar seperti ejekan samar.

Hana hanya bisa menatap Rey dengan mata melebar. Pipinya mulai memerah, baik karena tersedak maupun karena pernyataan Rey yang sama sekali tidak ia duga.

Lauren kembali ke tempat duduknya saat Hana mulai stabil, sementara Hana hanya bisa menunduk, menggigit bibirnya untuk menahan diri agar tidak mengatakan sesuatu yang salah. Di dalam hatinya, ia memaki Rey habis-habisan.

'Apa maksud semua ini, Tuan Rey?!' batin Hana dalam hati, sambil meneguk susu yang tersisa dengan gelisah.

Namun, Rey tetap terlihat tak terganggu, seolah semua berjalan sesuai rencananya.

Setelah sarapan selesai, Rey dan Hana pun berdiri dari meja makan.

“Terima kasih atas sarapannya,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 16

    Rocky memperhatikan kedatangan Hana dan Rey dari kejauhan. Ketika Rey berjalan masuk ke ruangannya tanpa banyak bicara, Rocky langsung mendekati meja Hana dengan membawa setumpuk berkas."Wah, Hana. Kau datang bersama dengan Tuan Rey?" tanyanya, meletakkan dokumen itu di meja Hana dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu.Hana yang masih berusaha menenangkan pikirannya dari kejadian di lift tadi, tersenyum tipis. “Ah, tidak. Hanya kebetulan saja,” jawabnya asal, berharap Rocky tidak menggali lebih jauh.Namun, Rocky bukan tipe yang mudah puas. Ia menarik kursinya dan duduk di sebelah Hana, pandangan matanya penuh rasa penasaran. “Tuan Rey itu tipe pria yang jarang sekali berinteraksi secara pribadi dengan karyawan. Padahal, banyak sekali wanita di kantor ini yang mengidolakannya. Kau benar-benar beruntung bisa dekat dengannya.”Hana terbatuk kecil, merasa semakin canggung. Ia berusaha tertawa ringan untuk meredakan suasana. “Ah, tidak seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 17

    Rey merintih pelan, matanya terpejam sesaat, menahan rasa sakit yang tampak mengganggu."Apa Anda terluka, Tuan?" tanya Hana panik, masih berada di atas tubuh Rey. Matanya memeriksa wajah Rey dengan cemas.Rey menghela napas berat, perlahan bangkit setengah duduk dari lantai, bersamaan dengan suara teriakan kru dan anggota tim lainnya yang bergegas mendekat."Betapa cerobohnya kau...," ucap Rey lirih dengan rintihan kecil, sebelum duduk sepenuhnya sambil menopang Hana hingga mereka sama-sama bisa duduk tegak."Maaf, Tuan...," lirih Hana. Ia menundukkan wajahnya, merasa bersalah, bahkan belum sadar bahwa kakinya terluka.Namun, Rey yang lebih sigap. Tatapannya tertuju ke kaki Hana, memperhatikan luka menganga akibat goresan pecahan kaca yang baru saja ia lindungi.Beberapa kru akhirnya tiba, terengah-engah, diikuti Rocky dan anggota tim lainnya. "Apa ada yang terluka?" tanya Rocky dengan wajah khawatir.Rey perlahan berdi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 18

    Di ruang UGD, Hana duduk di ranjang periksa, mengamati perban yang kini melilit kakinya. Dokter telah selesai merawat lukanya, dan ia diberi beberapa resep untuk memastikan tidak ada infeksi. Rey berdiri tak jauh."Sudah selesai, Tuan," ujar dokter sambil mencatat sesuatu di clipboard.Rey mengangguk, lalu mendekat ke Hana."Besok makan malam dengan Kakek," katanya singkat, tanpa emosi.Hana mendongak, sedikit terkejut. Ia hampir lupa soal janji yang sempat terjadi beberapa hari lalu itu. "Oh ... iya," balasnya pelan."Jangan sampai ada masalah," sahutnya datar."Baiklah, Tuan. Saya akan mempersiapkan diri," ujarnya lirih.Rey hanya mengangguk singkat, "Kutunggu kau di mobil." Lalu ia beranjak dari sana untuk menjemput Hana di depan UGD Hana terpaku, menyaksikan sosok Rey yang menjauh. Dalam benaknya, ia sempat mengira bahwa mungkin Rey memiliki sedikit nurani setelah apa yang terjadi. Tapi nyatanya, perhatian

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 19

    Masakan telah selesai ditata dengan rapi di meja makan. Rey, yang dari tadi membantu Lauren, kini dengan cekatan menyiapkan peralatan makan. Sendok, garpu, dan gelas diatur dengan posisi sempurna, membuat Lauren terkesima."Hebat, Nak Rey. Meski bos besar, ternyata pandai juga soal pekerjaan rumah," ujar Lauren, terkagum-kagum sambil mengamati gerakan Rey yang terampil.Rey hanya tersenyum tipis. "Dulu, saya sudah terbiasa membantu kakek di rumah. Beliau mengajarkan saya bahwa seorang pria harus bisa mengurus dirinya sendiri."Lauren mengangguk penuh apresiasi, lalu menoleh ke arah Hana yang masih duduk di sofa. "Hana, ayo ke meja makan. Nak Rey, bisa bantu dia?"Tanpa berkata apa-apa, Rey menghampiri Hana, memegang lengannya dengan lembut, membantunya berdiri. Hana hanya bisa menatap singkat ke arah Rey sebelum akhirnya mereka berjalan bersama menuju meja makan.Setelah semua duduk, Lauren mempersilakan Rey untuk mencicipi masakannya ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 20

    Petang pun tiba, langit berpendar dengan warna oranye keemasan, menambah kesan magis di udara. Di dalam kamarnya, Hana berdiri di depan cermin, merapikan dress merah marun yang membalut tubuhnya dengan elegan.Gaun itu berpotongan asimetris dengan detail lipatan di bagian dada yang menyerupai kelopak bunga mawar. Material kain transparannya menjuntai di salah satu sisi, menciptakan ilusi anggun ketika ia melangkah. Rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai, dengan sedikit gelombang yang memberikan sentuhan natural pada penampilannya. Wajahnya dipulas lembut dengan riasan minimalis yang tetap menonjolkan kecantikan alaminya.Saat Hana ke ruang tamu, ibunya memandangnya dengan penuh haru, lalu berkata, “Kamu cantik sekali, Nak. hati-hati, ya, di jalan.”Hana tersenyum dan mencium pipi ibunya sebelum berjalan keluar rumah. Di depan, Rey sudah menunggu, berdiri tegak di samping mobil hitamnya.Jas hitamnya dipadukan dengan dasi abu-abu tua,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 21

    Sudut bibir Tuan Noh naik sedikit, seolah menyimpan rahasia yang sudah lama terpendam. Namun, ia tidak langsung menjawab pertanyaan Hana yang terlihat kebingungan.Alih-alih, ia bangkit dari sofa dengan tenang, tongkat kayu di tangannya mengetuk lantai dengan ritmis."Mari ikut aku ke ruang kerja," katanya singkat, suaranya mantap namun penuh misteri. Tanpa menunggu jawaban, ia mulai melangkah pelan, dibantu tongkatnya.Hana menatap Rey sejenak, kebingungannya semakin bertambah, tetapi ia memilih untuk mengikuti Tuan Noh. Rey berjalan di sampingnya, dan Hana tak kuasa menahan rasa penasaran yang terus mengusik pikirannya."Apa Anda juga tahu sesuatu, Tuan Rey?" tanyanya dengan suara pelan, nyaris berbisik, berharap mendapatkan petunjuk lebih dari pria di sampingnya.Rey meliriknya sekilas, ekspresinya tetap tenang. "Tidak," jawabnya singkat, tapi sorot matanya menunjukkan bahwa ia juga penasaran dengan apa yang akan terjadi.Mere

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 22

    Tuan Noh tertawa kecil, kali ini terdengar lebih bangga daripada sebelumnya. "Aku suka semangatmu, Hana," katanya dengan tatapan penuh apresiasi. "Jika kau membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk menghubungiku ... atau Rey," lanjutnya, melirik ke arah cucunya yang masih duduk di samping Hana. Hana menatap pria tua itu dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Tuan," jawabnya tulus. "Bantuanmu ini lebih dari apapun yang pernah kuduga. Rasanya tidak cukup hanya mengucapkan terima kasih." Tuan Noh mengangguk pelan, menyadari betapa seriusnya ucapan Hana. Namun, sorot matanya kemudian berubah lebih ringan, seolah ada hal lain yang ingin ia sampaikan. "Oh iya, bulan depan adalah ulang tahun perusahaan First Food," ujarnya tiba-tiba, "Apa kau akan hadir?" Hana termenung sejenak, namun kemudian bibirnya melengkungkan senyum tipis yang penuh arti.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 23

    Hana beranjak dari kursinya, langkahnya perlahan tapi pasti menuju ujung balkon. Punggungnya terlihat tegar, tetapi Rey tahu ada badai yang berkecamuk di dalam dirinya. Ia hanya menyesap kopi tanpa niat mengejarnya, membiarkan Hana menghadapi emosinya sendiri.Kakinya masih perih akibat kejadian sebelumnya, namun kini rasa sakit itu tak ada artinya dibandingkan dengan perih di hatinya. Ucapan Rey barusan, dingin dan tajam, seolah menyiram luka itu dengan air garam, memperburuk keadaan.Hana terpaku menatap malam yang indah di kafe itu. Pemandangan bukit yang membentang di hadapannya dihiasi gemerlap lampu-lampu kecil dari kejauhan.Angin malam yang lembut menyentuh kulitnya, seakan berusaha menghiburnya, namun gagal. Kehangatan dari pemandangan itu tak mampu mencairkan hatinya yang kini membeku.Tangannya menggenggam railing balkon. Semakin lama, genggamannya berubah menjadi remasan yang kuat, meluapkan amarah yang tak bisa ia ungkapkan dengan kat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12

Bab terbaru

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 55. Sesuatu yang Tertahan

    "Cepat! Ke kamar! Dia semakin dekat!" rintih Hana, suaranya hampir bergetar karena gugup.Rey tidak langsung bergerak. Sebaliknya, pria itu justru tersenyum miring, senyum yang membuat Hana merinding bukan karena takut, tetapi karena ada sesuatu yang berbahaya dalam tatapannya.Tanpa sepatah kata pun, Rey menggenggam pergelangan tangannya dan membawanya berbelok ke dalam gedung. Dari tempat mereka bersembunyi, terdapat sebuah pertigaan koridor yang mengarah ke area kamar hotel.Cahaya lampu yang lebih redup membuat jalur itu terlihat lebih sepi dibandingkan ballroom yang masih ramai dengan tamu-tamu di belakang mereka.Rey berjalan cepat, tetap menggenggam tangan Hana dengan erat. Langkah mereka nyaris tak bersuara karena lantai koridor dilapisi karpet tebal berwarna biru tua.Aroma khas hotel yang mewah menyeruak di udara, namun Hana sama sekali tak bisa menikmati itu semua. Napasnya sedikit terengah karena mereka berjalan dengan cepat,

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 54

    Veronica masih mempertahankan senyumannya, tetapi sorot matanya tak bisa menyembunyikan kilatan emosi yang terselip di sana.Ia menarik kembali tangannya dengan anggun, lalu melirik sekilas ke arah Rey yang sejak tadi diam, hanya mengamati interaksi mereka dengan ekspresi yang sulit ditebak.Hana tetap tenang. Ia sudah terlalu sering berhadapan dengan orang-orang seperti Veronica, wanita yang merasa lebih unggul, namun sekaligus terancam.Tetapi kali ini, ia tidak akan mundur atau merasa kecil hati. Ia menegakkan bahunya dengan percaya diri, menunjukkan bahwa ia bukan wanita yang bisa digertak hanya dengan kata-kata manis berbalut ancaman halus.“Baguslah.” Veronica tersenyum tipis, lalu sedikit mendekat, menatap Hana dari dekat. “Aku hanya ingin memastikan kita memiliki pemahaman yang sama, Miss Hana.”Hana tak bergeming, malah balas menatap dengan tatapan yang lebih dalam. “Aku juga ingin memastikan hal yang sama, Miss Veronica.”

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 53

    Hana menarik napas perlahan, mencoba mengendalikan debaran jantungnya yang entah kenapa berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia menatap sampagne di tangannya, lalu meneguk sedikit sebelum menoleh pada Rey."Yah, boleh juga ... Aku butuh udara segar," jawabnya dengan suara yang dibuat setenang mungkin, meski dalam hatinya ada sedikit keraguan tentang maksud Rey mengajaknya keluar.Rey tidak segera menanggapinya dengan kata-kata, hanya tersenyum tipis sebelum berdiri dari duduknya, tubuhnya tegap seperti biasa. Dengan gerakan santai, ia mengulurkan tangan ke arah Hana, memberi isyarat agar wanita itu menggenggamnya.Ada sedikit jeda sebelum Hana akhirnya menyambut uluran tangan Rey, dan saat jari-jemari mereka bersentuhan, hawa hangat dari kulit pria itu seketika menjalar ke telapak tangannya.Di seberang meja mereka, Veronica yang sejak tadi memperhatikan interaksi mereka hanya bisa memandang dengan tatapan sinis. Mata tajamnya menelusuri setiap ger

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 52

    Hana menyapu pandangannya ke seluruh penjuru ballroom. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri. Para tamu masih bertepuk tangan, beberapa terlihat kagum, yang lain berbisik-bisik membahas betapa mengejutkannya pengungkapan ini. Namun, mata Hana akhirnya berhenti pada satu orang. Juna. Pria itu masih berdiri membeku di tempatnya, mata cokelatnya masih terpaku pada Hana seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini bukan mimpi. Hana tersenyum. Senyum yang bukan hanya sekadar ekspresi kemenangan, tetapi juga kebanggaan. Ia meninggikan dagunya, menatap Juna dengan sorot mata yang seolah berkata, "Lihatlah aku sekarang." Juna menelan ludah, rahangnya mengeras. Ada sesuatu yang berkecamuk dalam dirinya, perasaan yang berkisar antara keterkejutan, penyesalan, dan kekalahan telak. Bagaimana bisa ia mengira Hana masih sama seperti dulu? Baga

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 51

    Bibir lembab Rey melumat bibir Hana, basah, lembut, dan menguasai. Wangi parfumnya menyelimuti Hana, bercampur dengan hangat napas mereka yang beradu. Dada Hana naik turun, tapi tubuhnya tetap membeku. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Sampai akhirnya, Rey perlahan menarik diri. Jarak di antara mereka masih begitu dekat. Mata gelap Rey menatapnya, mengunci seluruh perhatian Hana. Lalu, tangannya yang besar terangkat, mengelus bibir Hana dengan lembut. "Acara akan segera dimulai, ayo pergi ...," bisik Rey, suaranya rendah dan menggetarkan. Hana menelan ludah. Jantungnya berdebar keras. "A-ayo, Rey ...," katanya, berusaha terdengar natural, meski jelas nada suaranya sedikit bergetar. Tanpa menunggu lagi, Rey menariknya meninggalkan lorong itu. Mereka berjalan beriringan menuju lift, melewati Veronica yang berdiri mematung

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 50

    Di saat Hana menghadapi ketegangannya dengan Juna, di lobby, Rey mendapati dirinya berhadapan dengan sosok yang kemarin sempat membuat suasana menegang pula.Veronica.Wanita itu melangkah anggun ke arahnya, mengenakan gaun berpotongan elegan yang menonjolkan aura percaya dirinya. Senyum puas terukir di bibirnya, seolah ia telah menantikan pertemuan ini.“Kita bertemu lagi, Rey …,” sapa Veronica dengan suara lembut, namun sarat dengan sesuatu yang sulit diartikan.Rey hanya menarik napas panjang, tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Ia tidak tertarik terlibat dalam percakapan basa-basi dengan wanita itu.Sebagai gantinya, matanya tetap terarah ke lorong di belakang lobi, tempat toilet berada. Ia sedang menunggu Hana, berharap wanita itu segera datang.Namun, Veronica bukan wanita yang mudah diabaikan. Saat Rey tetap bungkam, ia beralih pada sosok yang lebih tua di sampingnya, Tuan Noh.“Apa kabar, Tuan Noh? Lama tak berju

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 49

    Di dalam kamar kecilnya yang sederhana, Hana berdiri di depan cermin panjang, menatap pantulan dirinya dengan tatapan tajam dan penuh tekad.Perlahan, ia meraih gaun yang tergantung rapi di sisi ranjangnya, gaun krem elegan dengan potongan A-line yang sempurna, menonjolkan siluet tubuhnya dengan garis vertikal yang memberi kesan jenjang.Bagian atasnya dihiasi dengan kain transparan yang membalut satu bahunya, memberi sentuhan anggun namun tetap berkarakter.Ia mengenakannya dengan gerakan tenang, menikmati setiap detik saat dirinya bertransformasi. Tak ada lagi gadis yang dulu dipandang sebelah mata. Hari ini, ia akan menjadi pusat perhatian.Jemarinya yang ramping mengambil kuas bedak, memoles wajahnya dengan riasan lembut namun elegan. Bibirnya dipoles warna nude dengan sedikit kilau, sementara eyeliner tipis menegaskan matanya yang tajam. Ia ingin tampil sempurna, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mereka yang telah

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 48

    Genap satu bulan setelah investasi akhirnya di tarik ...Di dalam ruang kantornya yang megah, suara benturan keras menggema. Sebuah vas kristal jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping. Dokumen-dokumen berhamburan di udara, lembaran laporan keuangan beterbangan seperti daun kering dihempas badai.Juna mengamuk.Meja besar yang biasa menjadi simbol kekuasaannya kini berantakan. Laptop yang sebelumnya tertata rapi kini tergeletak miring di tepi meja, nyaris jatuh. Kursinya terjungkal ke belakang, menciptakan kekacauan total.Napas Juna memburu, dadanya naik turun dengan liar. Ia meraih satu lembar laporan yang tercecer di lantai, mencengkeramnya erat seolah ingin merobek kertas itu dengan tangannya sendiri.Laporan resmi dari First Food.[Penarikan investasi tahap akhir telah selesai dilakukan. Dengan ini, PT.First Food tidak lagi memiliki hubungan finansial dengan BG.TV]Tangannya mengepal, meremas kertas itu hingg

  • Ditinggal Suami, Dinikahi CEO   Bab 47

    Tok tok! Pintu ruangan Rey diketuk pelan, lalu terbuka. Bastian masuk dengan langkah ragu, wajahnya menyiratkan kegelisahan yang tidak biasa. "Tu-Tuan …," panggilnya, suaranya terdengar sedikit goyah. Rey yang sedang fokus membaca dokumen di tangannya mendongak, alisnya berkerut melihat ekspresi asistennya. "Ada apa?" tanyanya datar. Bastian membuka mulut, hendak bicara, "Di luar ada_" Tetapi suara lain lebih dulu terdengar. "Hai, Rey!" Seseorang menerobos masuk begitu saja, melewati Bastian yang masih berdiri di ambang pintu. Rey mendongak lebih tinggi, matanya melebar seketika. Namun, hanya dalam hitungan detik, rahangnya mengeras, dan sorot matanya berubah tajam. Wanita itu berdiri di hadapannya dengan percaya diri, mengenakan gaun berpotongan elegan yang membungkus tubuh semampainya dengan sempurna. Rambut coklatnya dita

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status