Aarav terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut kepadanya, “Niatku datang kesini adalah ingin merekrutmu Aarav.” Ujar Bora
“Niat utamaku selalu memberikan perhatian dan selalu ramah kepadamu adalah untuk hal itu.” Ujar Bora
“Maksudmu, Kau mendekatiku karena Kau ingin merekrutku menjadi Pelukis di Galerymu begitu.” Ujar Aarav
Bora terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut, dan Perlahan lahan Bora mengangguk tanda ia membenarkan apa yang Aarav katakana kepadanya. Aarav terdiam dan ia tidak bisa berkata apa apa saat Bora mengatakan hal tersebut kepadanya.
“Jadi… Semua yang kau ceritakan kepadaku adalah sebuah kebohongan.” Ujar Aarav
“Rasa Cintamu, Rasa Sukamu kepadaku adalah Dusta.” Ujar Aarav
“Kau mengejekku karena aku yang jatuh hati kepadamu.” Ujar Aarav
Bora menatap kearah Aarav yang menatap tajam kearahnya, “Selama ini kau tertawa melihat bertapa b
“Walah, Kalian benar benar dekat ya sampai Pak Ade menjemput Bora yang di Jakarta. Orang mengira kalian sedang ada hubungan yang serius.” Ujar Tetangga 3“Benar, Pak Ade kelihatannya perduli dengan Bora ya.Hahahhaa.” ujar Tetangga 2“Saya Pacarnya Bora Bu Dita dan Bu Ningsih.” Ujar Aarav yang memberitahukan kepada Ibu Ibu yang ada di hadapannya bahwa Ia adalah Pacar dari Bora. Bora terkejut bukan main saat Aarav memberitahukan kepada Ibu Ibu tersebut mengenai Status mereka.“Kalau begitu kami permisi dulu.” Ujar Aarav yang merangkul Bora, Bora hanya terdiam sambil melangkah menuju ke rumahnya. Ika yang saat itu sedang asik menonton Televisi tiba tiba menoleh kearah Bora yang baru saja datang bersama dengan Aarav. “Lohhh Om Hot kenapa kau bersama Bora?” tanya IkaBora hanya memandangi Ika yang duduk disana, “Aku pulang dulu, Jagan lupa kau keramas supaya kau tidak masuk angin.” Ujar Aa
Aarav menatap kearah Bora yang hanya berdiri di sana sambil menundukan kepalanya.“Apa kau sudah Sarapan?” Tanya AaravBora menatap kearah Aarav yang menanyakan apa Bora sudah Saraoan Atau belum, “Jika kau belum Sarapan, Bagaimana kalau kita makan bersama sama dirumahku?” Ajak Aarav, Bora terdiam saat Aarav mengajaknya Sarapan bersamanya di kediamannya. Aarav dan Bora memasuki Rumah dan saat itu Bora melihat kearah Lukisan Yang baru saja Aarav selesaikan. Bora melangkah kearah Lukisan tersebut saat Aarav sedang menyiapkan Makanan untuk mereka makan bersama. Bora melihat Lukisan Aarav yang sama persis dengan Tema Kompetisi yang di buat oleh E Malik Art Studio. ‘Apa mungkin Aarav ikut dalam kompetisi itu.’ Ujar Bora dalam hati.Disisi lain Elard masih termenung didalam kamar, Suatu ketika Ponsel Elard berbunyi dan saat itu Elard melihat kearah Ponselnya yang ia letak di atas meja tak jauh dari ia berada. Elard berdiri lalu ia be
Glesa masih terdiam di ruang Keluarga, dimana ia masih teringat dengan apa yang Elard katakana kepadanya. Flashback dimulai saat itu Elard sedang menuruni beberapa anak tangga.“Ahhh dan satu lagi.” Ujar Elard yang berhenti lalu ia memandangi Glesa yang berada di Hadapannya.“Dia Ikut serta dalam Audisi ini loh.” Ujar Elard, Glesa terdiam saat Elard menyebut Kata Dia. ‘Aarav ikut dalam Kompetisi itu, Itu berarti dia.’ Ujar Glesa dalam hati yang terdiam saat tahu apa maksud dari Ucapan Elard.“Apa maksud mu dengan Dia?” Tanya Glesa“Kakak tidak tahu, ya sudah yang penting aku sudah memberitahu kakak mengenai hal ini.” Ujar Elard“Baiklah semoga hari ini kakak bersenang senang, aku dengar dari Kak Owen kakak akan pergi Arisan.” Ujar Elard“Kalau gitu aku pergi dulu.” Ujar Elard, lalu Elard melangkah pergi dari sana. Flashback berakhir dimana Glesa benar benar g
“Kau memang masih aku anggap sebagai teman, Namun aku tidak bisa berteman begitu dalam denganmu seperti dulu lagi.” Ujar Bora“Maafkan aku karena harus mengatakan hal ini kepadamu. Dan Semoga kau bisa menerima keputusanku ini.” Ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut, Hati Elard seakan hancur mendengar semua perkataan yang terlontar dari mulut Bora. Beberapa hari kemudian, dimana Semua Juri sudah tiba di Galery dan saat itu Elard mengumpulkan semua Juri untuk diberikan pengarahaan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam Galery untuk memberikan penilaian terhadap Lukisan yang akan di Perlombakan. “Terima kasih atas waktu anda semua karena sudah di sempatkan hadir dalam Audisi tahap pertama.” Ujar Elard“Disini saya akan menjelaskan mekanisme penilaian tahap pertama, dimana Lukisan para peserta kompetisi sudah di pajang di Dalam Galery, dan Nantinya para juri akan berkeliling dan memnberikan nilai yang pantas unt
Bela terdiam sejenak dan saat itu Bora masih memandangi Bela“Aku tidak tahu mengapa kau mengatakan hal itu, tapi kau harus tahu bahwa Aku dan Kak Glesa sangat berbeda.” Ujar BoraBela terkejut karena Bora tahu mengenai Glesa, “Kau mengenal Glesa?” Tanya Bela, Bora terdiam dan ia hanya memandangi Bela yang berada di hadapannya.“Aku mengenalnya, dan Aku juga tahu bagaimaana Aarav dimasa lalu.” Ujar BoraBela terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut, “Saat itu Aarav menceritakan semua mengenai Masa lalunya beserta Scandal yang ia terima 10 tahun yang lalu.” Ujar Bora.“Aku terdiam saat pertama kali ia menceritakan semua itu kepada orang yang baru ia temui beberapa bulan.” Ujar Bora“Saat ia menceritakan hal itu aku terdiam bertapa malangnya Pria itu.” Ujar Bora“Dia hanya mencintai wanita itu dengan sepenuh hati dan raganya. Namun, ia dibalas dengan kepediha
Flashback berakhir dimana Bora sedang melihat Berita di Televisi yang membahas mengenai kompetisi yang di adakan oleh E Malik Art Studio yang berlangsung dengan hikmat, dimana Bora kepikiran dengan percakapannya dengan Bela pada saat itu. ‘Jika benar Ayah adalah dalang dari semua ini maka.’ Ujar Bora dalam hati, lalu ia langsung memegang kepalanya yang terasa sakit. Ika berjalan kearahnya “Hei kenapa kau hanya duduk disini.” Ujar Ika“Ahhh tidak apa apa, hanya saja aku sedang tidak enak badan.” Ujar Bora“Oh ya Nanti aku mau bertemu dengan Jina, sepertinya aku akan bermalam disana. Apa kau tidak apa sendirian disini.” Ujar Ika“Tidak apa, lagian sebelum kau disini aku juga sendiri.” Ujar BoraIka berjalan kearah Bora dan ia duduk di sampingnya, “Ada apa.” Ujar Bora“Mengenai apa yang kau tanyakan kepada Om Hot.” Ujar IkaBora langsung memelototi Ika yang masi
Aarav sudah hampir selesai melukis namun saat itu Aarav menoleh kearah Bora yang tanpa ia sadari ketiduran di sana. “Astaga.” Ujar Aarav, lalu Aarav meletakan Kuas dan Paletnya kemudian ia berjalan kearah Bora yang duduk di Bagasi mobilnya. Aarav melihat kearah Bora yang tertidur disana, lalu ia mengambil Selimut yang berada di dalam mobilnya, saat itu Ia langsung menyelimuti Bora. Namun Bora langsung tersadar saat Aarav sedang membenarkan Selimut dibagian leher Bora. “Ya ampun apa aku ketiduran.” Ujar Bora“Tidak masalah, Lagian menunggu orang melukis memang membosankan.” Ujar Aarav. Bora langsung duduk dengan tegak dan melipat Selimut yang ada di badannya.“Aku tidak bosan, hanya saja akhir akhir ini aku kurang tidur karena mempersiapkan Kompetisi itu.” Ujar Bora“Pasti kau lelah mondar mandir dari Jakarta ke Bandung.” Ujar Aarav“Tidak begitu lelah, lagian aku tidak sering juga kes
Audisi Tahap Ketiga telah dimulai dimana 15 Lukisan telah di pajang, dan saat itu Di bawah lukisan tersebut Ada Inisial yang menandai nama pelukis tersebut. Lukisan Aarav diletakan di Urutan nomor 5. Saat itu Salah satu juri melihat kearah Lukisan nomor urut 5 dan mereka melihat Inisial A terpampang di Bawah lukisan. “Apa Pelukisnya inisial A.” ujar Juri 1“Mungkin saja.” Ujar Juri 2“Benar benar kita di buat penasaran oleh Pelukis ini. Oh ya Tuan Elard kapan Babak Final akan di gelar. Saya dengar bahwa nanti yang masuk ke Final hanya 10 Pelukis saja.” Ujar Juri 4“Benar, Nantinya kalian harus memilih 10 Pelukis terbaik yang akan masuk ke Final. Dan nantinya di Final akan di adakan di Ballroom Hotel Jakarta sampai grand Final nantinya.” Ujar Elard“Kau sudah mempersiapkan dengan sangat matang sekali Tuan Elard.” Ujar GlesaElard terdiam dan memandangi Glesa, “Benar, karena kita disin
*******EPILOG******** Aarav Berjalan Kearah Josep dan ia menatap dengan tatapan tajam, Josep hanya diam sambil menatap kearah Aarav yang berdiri dihadapannya,. “Aku dengar kau akan debut di Eropa, Selamat.” Ujar Josep “Kau sudah membuat Putrimu terluka Tuan Josep.” Ujar Aarav, Josep terdiam dan menatap kearah Aarav “Sampai Kapanpun, Kau Akan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupmu.” Ujar Aarav “Kau mengutukku?” Tanya Josep “Bukan, Aku hanya mengingatkanmu.” Ujar Aarav “Aku dengar kau membantu Owen untuk membuat nama baikku rusak 11 Tahun yang lalu.” Ujar Aarav “Dan saat ini aku dengar juga bahwa kau menentang Aku berhubungan dengan Bora.” Ujar Aarav “Kau memisahkan kami, aku yakin sekali.” Ujar Aarav “Bora tidak pantas untuk pria tua sepertimu, Dia pantas dengan Elard. Dan terbukti dia memilih Elard ketimbang dirimu.” Ujar Josep, Aarav terdiam saat Josep mengatakan hal
Sebelum Elard bertemu dengan Bora, dimana Elard sedang bersiap siap hendak ke kantor. Dan saat itu Elard mendapat pesan dari Bora, “Bisa kita bertemu,” Ujar Bora yang mengajak Elard untuk bertemu.Elard sedikit bingung dengan ajakan Bora yang sedikit membuatnya senang. Elard akhirnya pergi ke sebuah Café yang Bora tuju untuk pertemuan mereka. Sesampainya Ia disana, Elard berjalan kearah Bora yang saat itu sedang menelepon seseorang, Sesampainya Elard dihadapan Bora, Elard langsung menyadari bahwa Bora sedang menghubungi Aarav. “Aku juga mencintamu Aarav.” Ujar Bora sambil memandangi Elard yang ada di hadapannya. Bora mengakhiri percakapan manisnya dengan Aarav, lalu ia langsung memasukan Ponselnya kedalam tas yang ia bawa.“Kau sudah sampai, silahkan duduk.” Ujar Bora yang mempersilahkan Elard untuk duduk. Elard pun duduk lalu ia langsung menatap kearah Bora,“Apa kau ingin bicara denganku, tumben sekali kan bisa
Semua orang terkejut bahkan Owen yang tidak percaya bahwa Josep menusuknya dari belakang, dimana Owen tahu bahwa Josep yang berniat membantunya malah justru menjatuhkannya dan juga Glesa didepan semua yang ada disana. “Saya Benar benar minta maaf atas apa yang telah saya lakukan. Sejujurnya saya tidak percaya bahwa saya percaya dengan semua perkataan Owen dan membantunya untuk menjatuhkan seorang yang bertalenta seperti kamu.” Ujar Josep“Paman, Bagaimana kau bisa.” Ujar Owen“Katakan Glesa, apa semua ini benar.” Ujar Juri 1 yang mempertanyakan semua yang di katakana Josep apakah benar atau tidak. Glesa hanya terdiam, perlahan ia melangkah mundur “Tidak, semua itu tidak benar.. tidak benar.” Ujar Glesa yang lari dan ia pergi dari sana“Glesa.” Ujar Owen, yang hanya memandangi Glesa yang keluar dari sana. Owen langsung menatap tajam kearah Elard“Kau bisa bisanya kau mempermalukan aku didepa
Seketika Glesa langsung berdiri dari tempatnya, “APA APA INI.” Ujar Glesa yang tiba tiba marah dan membuat semua orang yang disana terkejut.“Kenapa aku harus melukis, lukisan yang memiliki Kenangan buruk ditambah aku harus melukis dengan orang yang dulu pernah menjiplak Lukisanku.” Ujar Glesa dengan lantang sambil menunjuk kearah Aarav. Aarav hanya terdiam saat Glesa mengatakan hal tersebut. Semua orang terkejut melihat Reaksi Glesa. Lalu Glesa berjalan kearah Lukisan itu dan menunjuk kearah Aarav“Kenapa aku harus melukis lukisan yang membuat aku masih teringat dengan Kenangan buruk yang menjijikan.” Ujar Glesa“Ditambah,” ujar Glesa yang menatap kearah Aarav yang duduk di tempatnya,“Ditambah pria yang dulu menjiplak karya ku sedang duduk disini.” Ujar Glesa“Benar, kenapa harus seperti ini ya kompetisi akhirnya.” Ujar Salah Satu Tamu yang tepat duduk di sebelah Bela. Bela h
Flashback dimulai, saat Itu Elard hendak pulang kerumah, Namun Sebuah Mobil BMW Hitam Berhenti tepat di depan Mobilnya. Elard hanya terdiam saat seorang keluar dari mobil tersebut. “Paman.” UJar Elard yang menyapa Josep.“Apa kau mau pulang, apa paman bisa berbicara denganmu.” Ujar JosepLalu mereka berdua pergi ke sebuah Café yang tak jauh dari Hotel tempat dimana Kompetisi itu berada. Salah seorang pelayan menyuguhkan Kopi untuk Josep dan Elard.“Maaf paman menganggu malammu yang melelahkan ini. Sejujurnya paman ingin menyapamu lebih dahulu.” Ujar Josep“Tidak masalah, aku dengar paman ada urusan sedikit jadi paman tidak bisa hadir.” Ujar Elard“Benar, itu sebabnya paman menemuimu untuk meminta maaf kepadamu. Selaku Sponsor utama, seharusnya paman selalu berada disana dan menyaksikan acara itu berlangsung. Namun karena satu dan lain hal Paman tidak bisa datang kesana.” Ujar Josep
Sebelumnya, Dimana Aarav baru saja sampai di depan rumah Bora. “Baiklah kita sudah sampai.” Ujar Aarav“Makasih sudah antar aku, apa kau tidak apa mengemudi sampai Bandung?” Tanya Bora“Aku tidak masalah, asal Kekasihku sampai dirumah aku sudah tenang.” Ujar Aarav“Baiklah sampai jumpa besok.” Ujar Bora“Hmmm sampai Jumpa.” Ujar Aarav, lalu Bora hendak turun dari mobil, namun saat ia baru membuka Pintu mobil ia langsung menutup pintunya. Aarav hanya terdiam dan saat itu Bora langsung mencium Bibir Aarav sebelum ia benar benar pergi. Aarav menerima Ciuman Hangat Bora sambil membelai kepala Bora. Mereka saling memandang satu sama lain setelah selesai berciuman. “Aku mencintaimu.” Ujar Bora“Aku juga.” Ujar Aarav, lalu Bora langsung pergi dari sana. Aarav terus memperhatikan Bora yang terus melangkah masuk kedalam rumahnya. Aarav hanya tersenyum saat melihat Bora, bert
Sementara itu, Bora, Aarav dan Tira makan malam di Restoran De Lovely yang berada di Lobby Hotel dimana tempat Kompetisi itu di adakan. Salah seorang pelayan menghidangkan makanan yang Mereka pesan, “Aku tidak tahu apa yang kau sukai, aku hanya memilih menu terlezat di Restoran ini. Apa tidak jadi masalah?” Tanya Tira“Tidak masalah, aku suka apa yang kau pesan.” Ujar AaravBora tidak enak dengan situasi yang Tira ciptakan, Bora menyadari bahwa saat ini Aarav benar benar dalam mode Tegang saat bertemu dengan salah satu keluarga Bora.“Aku senang melihat mu secara langsung. Mengapa kau bisa memiluh Adikku dari sekian banyak wanita yang ada di dunia ini?” Tanya Tira sambil melirik kearah Bora“Apa adikku seperti Seorang anak kecil yang polos makanya kau memilihnya.” Ujar Tira“Apa maksud dari pertanyaanmu?” Ujar Bora“Bora, Tidak apa apa.” Ujar Aarav yang memegang tangan B
Bora mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Josep, “Dan percakapan kita disini sudah aku rekam di ponselku.” Ujar Bora yang menunjukan Ponsel yang ia taruh di saku depannya. Josep tidak bisa mengelak dengan apa yang sekarang mereka lakukan, “Ayah mau membuat perjanjian untuk ku.” Ujar Bora“Ayah mendapatkan apa yang ayah mau dengan menikahkan aku dengan Elard, lalu Aku juga mendapatkan apa yang aku mau dimana aku harus menghantarkan Aarav ke posisinya.” Ujar Bora sambil menatap kearah Josep. Josep hanya terdiam saat melihat uluran tangan Bora. “Ternyata anak ku jauh lebih pintar dari yang ayah kira, kau datang kesini ternyata memiliki persiapan yang matang.” Ujar Josep“Aku menghadapi seorang pebisnis yang bisa saja mengingkari janjinya. Aku tidak bodoh, aku tahu siapa yang aku hadapi saat ini.” Ujar Bora“Bagiku, yang ada di hadapanku saat ini adalah Seorang Josep pemilik J Town, b
Sebelum Bora bertemu dengan Josep di sebuah taman, 1 Hari sebelumnya Bora berencana untuk bertemu dengan Aarav karena hari ini merupakan hari Minggu dan ia ingin berkencan dengan Aarav.“Apa kau sudah siap siap?” Tanya Bora yang sedang memasukan tisu basah dan juga Lip Bam ke Tas mininya.“Aku sudah siap sedari tadi,” Ujar Aarav, lalu Saat Bora Hendak keluar dari Rumahnya, ia terkejut karena Elard sudah berdiri di depan pintu rumahnya. “Elard.” Ujar BoraElard hanya terdiam sambil memandangi Bora. Lalu Elard langsung masuk dan Bora pun memberikan minuman kepadanya. “Tumben sekali kau kesini di akhir pekan?” Tanya Bora“Ada hal yang ingin aku tanya kepadamu dan ini mengenai Aarav.” Ujar ElardSeketika Bora langsung terdiam mendengar perkataan Elard. Elard langsung memberikan data yang ia bawa kepada Bora, Bora hanya melihat kearah sebuah Amplop Coklat besar yang Elard sengaja letakan disana