Share

Bab 15 # Tunangan Dokter Andre

Penulis: De Lilah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-26 17:03:48
Lara tak menoleh sedikit pun, sebaliknya, ia malah mempercepat langkahnya.

"Mohon maaf, Anda bisa menunggu di luar," ucap dokter Miriam dengan senyuman. Jika saja yang melontarkan kalimat tersebut adalah dokter Andre, niscaya Seno tidak akan menurut. Namun, dokter Miriam berbeda. Wanita itu memiliki aura dominan yang elegan, membuat pria dapat dihipnotis dengan suaranya tanpa sadar.

"Ta—tapi, dok…"

"Agar pasien nyaman, Pak," lanjut sang dokter sambil mengantar Seno pergi dari kamar perawatan.

Seno hanya menelan ludah, tak ingin lagi berdebat, atau semakin menjauhkan Lara darinya. Ia menurut meski dengan hati yang berat. Suara sepatu Seno terdengar lirih dan seketika hilang dalam beberapa saat kemudian. Pria itu benar-benar sedang berada di luar kamar Lara.

Dokter Miriam kembali ke ranjang Lara—lagi-lagi sambil melemparkan senyuman—dan memeriksa keadaan pasien itu dengan seksama secara lebih nyaman.

"Ibu, lain kali tolong beritahu perawat jika ingin mencopot kabel-kabel monitor ini
De Lilah

Suka cerita ini? Kirimkan Gem 💎 untuk mendukung penulis. Terima kasih telah membaca!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 16 # Kenikmatan Terlarang

    Suasana ruangan yang hening itu tiba-tiba menjadi tegang, dengan sindiran dari Miriam. Andre yang sempat tertidur, kini membeliak dan menatap Miriam lekat. Wanita berambut sebahu itu hanya terlihat mengatupnya bibirnya dengan jengkel, atau malah… cemburu? "Untuk apa kau menanyakannya?" tanya Andre malas. Ia tidak merasa harus menjelaskan semuanya, terutama kepada tunangan yang tidak diakui olehnya. "A—aku….""Sudahlah, kembali lah bekerja, dokter. Kita harus membedakan hal-hal profesional dan personal. Ini bukan saat yang tepat untuk membahasnya," tukas Andre dingin sambil membelakangi Miriam yang masih terpaku menatapnya. Dada Andre bergemuruh ketika Miriam mengungkit-ungkit tentang Lara. Ia bahkan telah diusir dan kini? Topik tentang gadis itu seakan dikorek paksa atas dasar rasa penasaran Miriam yang tidak mengetahui apa-apa. "Aku tunanganmu, Andre! Aku seharusnya mengetahui masa lalumu," ucap Miriam dengan suara lirih. Wanita itu memang seakan tak pernah bisa menggapai cinta An

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 17 # Tiga Hati Yang Tersakiti

    Lara tidak akan pernah menyangka bahwa Seno—suami yang konon telah berubah itu—kembali bermain api di belakangnya. Lara masih beristirahat di rumah sakit, ketika Seno pamit pulang untuk kembali bekerja. Lara tersenyum ketika melepas kepergian Seno, setelah sore panas yang mereka habiskan berdua. Hanya tinggal menunggu hari, Lara akan diperbolehkan pulang kembali ke rumahnya, setelah observasi terakhir dari dokter berakhir baik dan Lara telah pulih seperti sedia kala. ***"Selamat pagi, Bu. Bagaimana perasaanmu?" tanya Dokter Miriam ketika melakukan pemeriksaan pagi ini. Ia dan seorang asisten serta dua orang perawat tampak masuk ke dalam kamarku pada jam yang sama, pukul 9 pagi. Aku tersenyum cerah. Aku merasa berkali-kali lipat lebih baik daripada sebelumnya. Tidak ada rasa sakit yang kurasakan dan secara umum, aku merasa bugar. "Saya merasa baik-baik saja, Dok," sahutku dengan cepat.Mentari pagi sudah meninggi, bahkan semburat sinarnya membuat jendela yang ada di sisiku mengant

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 18 # Ancaman Kosong Miriam

    Langit semakin menggelap, sedangkan Seno belum tampak akan datang untuk menjemputku. Bagaimana mungkin ia akan menjemput? Jika panggilanku saja tertolak oleh kotak suara yang mengundang untuk meninggalkan sebuah pesan. Aku tidak tahu harus menghubungi siapa lagi. "Hhh …" Aku menghela napas panjang. Aku benar-benar kebingungan. Semburat jingga menambah rasa cemas di dadaku. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku menatap nanar air mancur yang ada di taman. Untuk sesaat, aku tiba-tiba teringat ibu. Dulu, ketika aku masih kecil, aku juga pernah dalam fase bimbang seperti ini. Sepulang sekolah, ibuku tak kunjung menjemput. Aku terus saja meneleponnya namun Ibu tak bisa dihubungi, beruntung aku masih memiliki ayah—sebelum pria itu kabur dengan wanita lain. Aku kemudian menelepon ayah dan pria gagah itu dengan sigap menjemputku. Siapa lagi yang bisa diandalkan di waktu sulit seperti itu, jika bukan ayah dan ibu? Aku merasa sangat beruntung kala itu. Sekolahku—ketika masih di jenjang SD d

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 19 # Orang Kaya Baru

    Aku melongo mendengar perkataan Ibu Mertua. Dia memang seperti itu, tetapi aku tak suka mendebatnya. Pertengkaran kami tidak akan menguntungkan siapa-siapa. Aku harus bersabar, demi janin yang ada di perutku. "Kalau udah tau hamil tuh, dijaga badannya. Jangan sembrono! Ngerepotin orang aja!"Ibu masih mengomel tanpa memandangku. Ia bahkan hanya melirik sekilas, kemudian kembali merapikan riasannya dengan bedak kecil yang selalu dibawa kemana-mana. Saat ini, kami sudah berada di mobil untuk menuju ke rumah. Rumahku, mungkin? Atau rumah ibu mertua? Aku juga belum menanyakannya."Ma, kita mau ke rumah siapa?" tanyaku penasaran. "Dasar kamu itu! Tadi diomelin, diem aja, sekarang malah nanya-nanya."Aku terdiam. Sulit sekali berbicara kepadanya. Aku menjadi serba salah. "Kita mau ke rumah utama. Memangnya di rumahmu ada yang mengurusmu? Pelayan aja ngga ada, suamimu kan juga dinas luar terus.""Tapi, Ma—""Udah! Jangan ngeyel! Kalau bukan Nenek yang nyuruh, aku juga malas jemput kamu! M

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 20 # Petaka Kasur Lantai

    “Ada apa, Bu?” Pelayan di sebelahku turut terkejut ketika melongok ke dalam kamar itu. Perabotnya biasa saja hanya saja, ranjangnya tidak ada! “Loh! Kemana ya ranjangnya?” pelayan itu juga kebingungan. Ia mencoba mengecek ke dalam dan mencari-cari jejak ranjang yang seharusnya ada di sana. “Loh, kok nggak ada, ya?” Suasana kamar Seno tak ubahnya kamar anak kost yang begitu minimalis, sangat berbeda jauh dengan kamar lain yang terhias mewah. “Ba–bagaimana aku bisa tidur di sana?” Aku bertanya pada diriku sendiri, tidak bermaksud menanyakannya pada pelayan. Dia pasti tidak mengetahui apa pun. “Sebentar, Bu. Biar saya tanyakan ke Bu Narsih.” “Iya, tolong cepat. Aku sudah lelah, Mbak,” ucapku sambil masuk ke dalam kamar tersebut. Tidak ada sofa, tidak ada kursi, benar-benar harus lesehan, padahal perutku sudah membesar begini. Aku bisa saja duduk di bawah, akan tetapi bangkit kembali pasti akan susah. Kudengar, pelayan tadi tampak bercakap-cakap dengan seseorang yang disebutnya seba

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 21 # Belum Beracun

    Pagi itu aku terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Seno telah memindahkanku ke kamar tamu yang ada di lantai bawah. Aku tidak lagi kesulitan untuk pergi ke kamar dan suasana di lantai bawah juga cukup nyaman. Perabot dan kasur di kamar ini terlihat normal, bahkan tampak mewah. Semua berhiaskan nuansa emas, sampai aku silau dengan pantulan sinar yang terkadang menusuk mata. "Selamat pagi, Sayang," sapa Seno sambil tersenyum ke arahku. "Pagi, Sayang."Aku menyambut senyumnya dengan balasan serupa. Seno kemudian bangkit dari ranjang dan membantuku berdiri. Padahal, aku bisa berdiri sendiri karena punggung dan pinggangku tidak sakit lagi. "Aku mandikan ya?""E—eh? Tidak usah," tolakku malu. Mengapa aku harus dimandikan oleh suamiku? Aku bisa mandi sendiri. "Kau yakin?" Seno masih mendesakku. Kali ini, ia bahkan menanggalkan jubah tidur yang tadi kukenakan. Pakaian dalam tanpa lengan pun mendadak tampak. Aku reflek menutupinya dengan kedua tangan. "Ayolah, kita kan suami-istri,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 22 # Rencana Licik

    Aku yang tidak pernah merasa mual di pagi hari, mendadak ingin muntah karena ocehan dari ibu mertua. Bahkan, itu juga bukan karena nasi goreng yang keasinan. Aku ingin mengeluarkan isi perutku karena ibu mertua membahas soal racun. Tidak apa-apa, katanya? Makananku belum beracun? Lalu apakah ia berniat untuk memberiku racun jika ada kesempatan? “HOEK!” Sukses. Semua isi perutku yang mayoritas berisi air itu keluar semua. “HOEK!” Aku tidak bisa menahan diri. Kulihat, nenek dan ibu terperangah dan menutup mulut serta hidung mereka. Sedangkan aku masih menunduk sambil terus memuntahkan isi perutku. Aku benar-benar muak dengan segala perkataan ibu yang tidak pernah baik kepadaku. “Oh My God! Kakak!” Setelah puas dan tidak ada lagi tenaga untuk muntah, aku melongok ke arah suara yang memanggilku. Sebuah suara wanita. “Selly?” gumamku dengan lemah. Sellly—adik ipar—yang duduk di sekolah menengah itu, tampak cantik dengan seragam sekolahnya: kemeja putih dengan rok yang terlalu pende

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 23 # Pasang Umpan

    Keesokan paginya, ketika membuka mata, betapa terkejutnya aku karena Seno sudah merapikan barang-barang kami ke dalam koper. “Kita mau pulang?” tebakku. Semoga saja tebakanku benar. Cicit burung turut menemani pagi yang cerah ini. Seno juga hanya memakai kaos polo berwarna hijau, tidak sedang memakai jas atau pun kemeja kerja. Sepertinya, ia libur. “Iya, kita pulang hari ini,” ucapnya seraya tersenyum kepadaku. Aku sangat bahagia. Akhirnya, aku bisa pergi dari rumah ini. Aku tidak suka di sini. Seno terlihat menarik koper kami hingga ke ujung pintu. Kamar ini tidak terlalu luas karena sebenarnya hanya kamar tamu. Dalam hati, aku senang karena tidak perlu repot harus mencari barangku yang tercecer di ruangan yang kecil ini. “Mau pergi?” Selly tiba-tiba menyapa ketika Seno membuka pintu kamar kami. Kali ini, ia mengenakan kaos ketat berwarna keunguan dengan celana training senada. Sepertinya, Selly akan mengikuti pelajaran olahraga di jam pertama. “Iya, Kakak kamu minta pulang,”

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08

Bab terbaru

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 108 # Pernikahan (End)

    Waktu berlalu begitu cepat sejak kali terakhir Lara mendengar tentang proses kasusnya. Persidangan terakhir yang menghadirkan Miriam, benar-benar menjadi tolok ukur kemenangan bagi pihaknya. Seno tidak dapat berkelit lagi. Hadirnya saksi dan kuatnya bukti-bukti menjadikan alibinya patah dan segala bantahan dari pengacaranya menjadi mentah. Lara dapat bernapas lega ketika hakim akhirnya menyatakan bahwa Seno bersalah atas kasus kekerasan dan percobaan pembunuhan. Mantan suami Lara itu pun harus membusuk di penjara akibat perbuatan-perbuatannya. *** “Bagaimana?” tanya Lara ragu, setelah mematutkan diri di cermin selama beberapa waktu. Ia telah mencoba gaun itu sebelumnya, namun ketika hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, Lara malah gugup dan tidak tahu harus berbuat apa. “Cantik banget!” seru Mahya tanpa sedikit pun keraguan. Shanon berpikir serupa. Carol juga tampak mengacungkan jempolnya. Mereka bertiga sepakat bahwa tidak ada yang salah dari penampilan mempelai hari ini yang c

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 107 # Tumpukan Memori

    “Lara?” jawab suara di seberang ponsel Lara dengan nada rendah. Lara dapat menyimpulkan bahwa suara itu adalah milik Kakak Andre, Shanon. “Kak Shanon?” tanya Lara sebelum melanjutkan pembicaraannya. Ia ingin memastikan bahwa Shanon memang wanita yang dimaksud dan bukan orang lain. Lara sedikit melupakan bagaimana suara Shanon. Belasan tahun telah berlalu, dan hari ini adalah pertama kalinya mereka kembali bertegur sapa setelah insiden salah paham tentang kecelakaan Ibu Lara. “Ya, ini aku, Ra. Shanon. Andre sedang menyetir, kami hendak kembali ke apartemen.” “Ah, baiklah. Aku akan menunggu di sini.” “Oke! Kami akan segera tiba, Ra. Tunggu, ya! Aku membawakan makanan hangat dari restoran favoritku di Jakarta ini. Semoga kamu suka, ya!” Lara mengiyakan, kemudian mengakhiri pembicaraan. Hatinya masih dipenuhi keraguan. Ia masih belum yakin, bagaimana bersilkap setelah memusuhi orang yang salah selama beberapa belas tahun. Semoga saja, Shanon adalah sosok kakak perempuan seperti yang

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 106 # Hukum Tabur-Tuai

    Langkah Miriam berlalu begitu cepat menyusuri koridor untuk sampai ke lift yang ada di barat bangunan. “Sial!” Jemari lentiknya sibuk mencari-cari kontak travel agent yang bisa dihubungi. Miriam harus segera meninggalkan negara ini. Sayang, sinyal ponselnya ternyata tidak mendukung misinya, Miriam memutuskan untuk menundanya hingga ia sampai di lobby utama. “Halo?” Miriam akhirnya dapat menghubungi kenalannya. “Siapkan aku tiket ke Washington malam ini,jam–” “Dokter Miriam Rajapatni?” Seseorang tiba-tiba memotong percakapannya di telepon. Miriam terkejut, ia menoleh dalam keadaan setengah sadar. Pikirannya berkelana ke destinasi tujuan yang hendak didatanginya malam ini. “Siapa?” tanya Miriam dengan alis terangkat. Ia merasa tak mengenal pria-pria berkaos di hadapannya. Tiga pria cepak dengan perawakan seperti atlet. Mereka tampak ngos-ngosan, seakan baru saja mengejar hantu atau penjahat yang mencoba kabur. “Saya Detektif Ragas, Anda harus ikut kami ke kantor polisi untuk membe

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 105 # Permintaan Maaf

    “Menjelaskan apa. Ndre?” tanya Shanon dengan alis terangkat. Andre hanya menghela napas berat. Ia tahu bahwa campur tangan kakaknya hanya akan memperumit situasi. “Bagaimana Kakak mengetahui semua masalah ini?” Andre masih terheran-heran. “Mengapa Kakak menipuku? Apanya yang gawat?” “Andre! Oh, Andre! Apa yang Kakak tidak tahu? Terutama setelah menikah dengan pria hebat ini? Bahkan semut berbisik pun bisa kudengar!” Shanon bersedekap sambil memandang Andre dengan tatapan aneh. Andre seharusnya tahu bahwa Shanon tidak akan membiarkan adik semata wayangnya menderita, apalagi setelah mengalami pasang-surut kehidupan yang begitu mengguncang dunia mereka. “Hhh … Kayak, sudahlah. Ini bukan hal besar. Masalahnya sudah hampir selesai. Rekaman CCTV rumah sakit ini sudah sampai di tangan jaksa,” ucap Andre sambil melirik ke arah Miriam yang tampak tercengang. “Ba–bagaimana bisa?” Mata Miriam membelalak. Ia sangat yakin bahwa rekaman CCTV itu sudah dihancurkan olehnya, atau … seseorang telah

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 104 # Pertolongan Kakak

    Andre menyipitkan kedua matanya tatkala nama sang kakak muncul pada layar ponselnya. Untuk apa kakaknya menghubunginya di waktu seperti ini? Tidak biasanya. “Halo?” “Ndre! Gawat! Kamu harus ke sini sekarang!” seru sang Kakak dengan napas tersengal. “Tunggu! Ke sini, ke mana?” Andre bingung karena tidak mungkin ia pergi ke Kanada dalam waktu singkat seperti pindah jalur angkot saja. Ia tak mengerti kenapa Kakaknya begitu tergesa dan seperti sedang dikejar setan seperti itu. “Ke rumah sakit! Bukan ke Kanada, Ndre! Ke rumah sakitmu! Ruangan direktur! Sekarang!” “Kakak–” Tut. Tut. Sambungan telepon terputus. Kakaknya itu memang selalu bisa memenangkan juara jika ada kontes ‘siapa yang paling bisa bikin orang penasaran?’. Andre meremas rambutnya kasar. Ia bingung bagaimana menyikapi permintaan sang kakak, padahal … LAra dan Mahya baru saja menikmati keindahan pantai di ujung utara Jakarta. Apakah mereka harus kembali? “Kenapa, Ndre?” Melihat wajah kusut sang kekasih, Lara tentu saja

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan    Bab 103 # Waktu Rehat

    Mahya terlihat cantik dengan riasan natural dan bibir lembabnya yang bersinar. Namun, tentu saja, satu hal yang aneh begitu membuat Lara iba. Mahya kini berada di kursi roda. “Kangen aku?” tanya Mahya sambil mengerlingkan sebelah matanya. Lara mengangguk sambil berlinang air mata. Ia kemudian menghambur ke arah sang sahabat dan memeluknya erat. “Apa kabar?” tanya Lara dengan suara serak. Mahya hanya tersenyum dan menepuk punggung Lara pelan. “Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat? Yang penting aku sudah sadar dari koma, kan?” ucap Mahya diiringi seulas senyuman. Lara mengendurkan pelukannya dan meneliti setiap tubuh sang sahabat. Benar. Mahya telah sadar dan hanya kakinya saja yang masih belum bisa berjalan dengan benar. “Ini cuma sementara, ‘kan?” tanya Lara khawatir. “Tentu saja. Aku ‘kan kuda liar! Mana bisa aku kalah begitu saja,” seloroh Mahya bangga sambil memamerkan otot bisepnya. Lara hanya tertawa. Pandangannya berpindah ke dua orang lain yang ada di kanan dan kir

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 102 # Pertarungan Akhir

    Selama dua hari, Lara dan rombongannya menghabiskan waktu di bangunan tua milik sang Ibu. Saat ini, dengan persiapan yang lebih matang dari sebelumnya, ia kembali ke pengadilan untuk menghadiri sidang lanjutan. Bukti-bukti yang didapatkan di bangunan tua itu benar-benar menjadi titik balik bagi perkara Lara. Kali ini, sang pengacara dapat dengan yakin akan memenangkan gugatan terhadap lawan mereka! “Saudari Lara, silakan maju ke kursi saksi,” panggil sang hakim sambil menyorot tajam ke arahnya yang sedang duduk gelisah di bangku panjang. “Kau bisa, Sayang,” ucap Andre sambil menggenggam tangan Lara. Wanita itu mengangguk sambil menelan ludah saat mendengar panggilan dari sang hakim “Doakan aku, oke,” lirihnya pada Andre sambil mencoba menenangkan degupan jantungnya yang berdebar kencang. “Tentu, kau pasti bisa,” hibur Andre sambil mengacungkan tinjunya ke udara untuk menyemangati sang kekasih hati. Lara mengangguk, kemudian berdiri dan melangkah menuju kursi saksi di tengah ruan

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 101 # Dewa Penolong

    “Andre! Tidaaaak!” Lara memekik tatkala suara tembakan itu bergema di sepanjang jalan. Suara letusan pistol itu merobek heningnya malam, melebur dengan suara detak jantung mereka yang berdegup kian kencang. Suasana menjadi kacau balau saat tembakan mulai terdengar. Aroma busuk asap mesiu segera mengisi hidung mereka dengan intaian kematian. Andre melihat dengan ngeri saat salah satu pria berjas itu jatuh dengan luka tembak di dadanya. “Aku baik-baik saja, Ra! Me–mereka yang tewas!” kata Andre sambil memastikan bahwa tidak hanya satu orang pria yang roboh di hadapan mereka, tapi, keempat-empatnya. Lara, yang terdiam sambil menahan napasnya. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Air matanya mulai menetes ketika dia melihat orang-orang itu telah kehilangan nyawa. “Apa yang terjadi?” Lara bertanya-tanya ketika musuh mereka telah tewas tanpa aba-aba. Sebuah suara tiba-tiba mengejutkan mereka. “Oh, Laraku yang malang ….” “Si–siapa?” Lara menoleh ke arah sumber suara. Di sana, s

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Dokter Tampan   Bab 100 # Kematian

    Moncong senjata itu diacungkan ke arah kepala Andre, sontak sang dokter berusaha untuk tetap tenang karena … Lara ada tepat di belakangnya! “Whoa … tenang, Bung!” teriak Andre sambil menahan ketakutan yang mulai menjalari tubuhnya. Nyawanya sudah berada di ujung tanduk, hanya dengan satu tarikan pemicu, maka lubang kecil di kepalanya akan berhasil membuat hidupnya berhenti seketika. “Cepat!” Pria itu tak ingin lagi berbicara. Ia benar-benar ingin mengakhiri kejar-kejaran kucing dan anjing ini dengan cepat. Ia memakai kembali kacamatanya. Dan kini bergerak semakin dekat ke arah Andre dan Lara. “Ndre! Berikan aja, Ndre!” pinta Lara sambil menangis tersedu-sedu. Ia tak ingin nyawa orang yang sangat disayanginya berada dalam bahaya. Siapa yang bisa menjamin jika pria itu tidak hanya menggertak? Kondisi jalan sepi ini juga sangat tidak menguntungkan mereka. Hari pun sudah begitu gelap. Tidak mungkin ada orang yang bisa melihat kejadian mengerikan ini, apalagi untuk melaporkan kepada pih

DMCA.com Protection Status