Share

61 - LANGIT

Penulis: Ahgisa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pria dengan perawakan tegap dan lengan berotot yang menonjol, membuat setiap wanita yang melewatinya tak bisa berpaling. Wajahnya yang tampan perpaduan khas antara mata asia dengan alis tebal dan hidung mancung membuat pria itu lebih cocok menjadi seorang model.

Tatanan rambutnya yang tidak rapi ditambah dengan kaos yang pas ditubuhnya dan celana chinos, membuat pria itu menjadi idola setiap wanita yang berada di sekitarnya saat ini. Banyak dari kaum hawa yang enggan melepaskan tatapannya dari pria bernama Sagara Xavero Adnan.

"Om Aga!" teriak balita berumur dua setengah tahun yang berada digendongan calon ayah tirinya.

Sagara tersenyum melihat mata cerah Raga. Rasanya Sagara langsung jatuh cinta melihat Raga yang selama ini hanya ditemuinya lewat telepon video.

"Hal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disayang Duda Kaya   62 - SELAMANYA

    Samudera masuk ke ruangan Banyu tanpa mengetuk. Pria yang berumur lebih dari setengah abad itu berjalan santai mendekati anak sulungnya yang tampaknya setia menunggu dirinya mendekat tanpa bertanya apapun. Samudera menyodorkan map berwarna merah dan memberikan kode Banyu untuk membukanya. “Apalagi ini? Aku gak suka dikasih map-map gini, Pa! Mending Papa jelasin aja,” tolak Banyu yang akan menyerahkan kembali map itu, tapi tangannya terhenti saat kalimat yang diucapkan Samudera meluncur. “Itu dokumen Papanya Lila.” “Papanya Lila?” Banyu membeo. Ia kemudian membuka berkas itu dan menemukan catatan medis milik Papa Lila. Kertas itu bertuliskan surat keterangan pemeriksaan kesehatan jiwa. Banyu berulang kali membaca surat it

  • Disayang Duda Kaya   63 - CEMAS

    Mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu membuat mata beberapa orang yang berada di kebun, teralihkan. Termasuk seorang pria dengan rambut memutih dan tubuh kurus yang tak membuat ketampanannya berkurang di usia senjanya. Hidung mancung dengan mata dalam itu menunjukkan kharismanya di usia senja. Meski didiagnosa dengan skizofrenia dan dinyatakan sudah bisa menjalani harinya dengan normal sejak beberapa tahun terakhir, tapi orang yang tidak tahu, pasti akan menganggap pria itu sama normalnya. Sementara itu di dalam mobil, entah mengapa jantung Banyu berdetak kencang. Mungkin ia gugup karena ia akan meminta restu pria yang katanya adalah ayah Lila. Meski tidak tahu pasti keadaannya, Banyu tetap saja merasa jantungnya berlompatan. Saat ia turun dari mobilnya, manik matanya langsung bertemu dengan pria yang nam

  • Disayang Duda Kaya   64 - DI SEBELAHMU

    Suara ketukan pintu membuat Lila yang baru saja berhasil menidurkan Raga, jadi menatap pintu kamar itu dan menunggu si pengetuk masuk. Namun nyatanya itu hanya suara ketukan. Ia pikir itu adalah suara ketukan Banyu yang sudah pulang dari bekerja. Banyu hari ini mengatakan bahwa ia akan melakukan perjalanan luar kota, jadi ia tidak ada di kantor seharian ini. Nomor ponselnya pun sulit dihubungi dan pria itu sama sekali tidak mengabari apapun pada Lila. Lila bukannya posesif. Daripada cemburu, Lila lebih khawatir jika calon suaminya itu mengalami sesuatu di perjalanan. Wanita itu segera menepis pikiran buruknya dan menghela nafas besar. Ketukan lagi-lagi terdengar dan Lila pun segera berdiri. Ia membuka pintu dan melihat wanita setengah baya tersenyum padanya “Maaf men

  • Disayang Duda Kaya   65 - ADIK KECILKU

    Lila duduk dibangku panjang ditemani pria bernama Fandy Hermawan. Pria tua yang jika ditelisik lebih jauh, memiliki kemiripan bentuk hidung dan garis senyum yang sama dengan Lila. Keheningan yang panjang menyeruak diantara keduanya. Fandy tentu tidak pandai merangkai katanya, sedangkan Lila memilih cukup tahu saja siapa yang ada disampingnya. Setelah berpikir lama dengan pergulatan batin yang tidak mudah, wanita itu akhirnya membuka suaranya. "Jadi gimana kabar Bapak sekarang?" Pria itu ragu-ragu memandang Lila. "Ya kayak gini. Kamu sudah tau soal penyakitku?" Lila mengangguk saja tanpa mengatakan apapun. "Penyakit seperti ini gak bisa sembuh Lila. Setiap hari aku selalu melihat ibumu. Bahkan sekarang Ibu kamu lagi meman

  • Disayang Duda Kaya   66 - TAMU TAK DIUNDANG

    Lila tampak cantik dengan kebaya putih yang membalut indah tubuhnya. Senyuman menghias wajahnya, menutupi rasa gugup yang mendera. Mungkin ini bukan yang pertama, tapi semua prosesi panjang yang akan ada di depan matanya, baru kali ini ia lalui. Dulu hanya ijab kabul sederhana karena dirinya dan mantan suaminya sama-sama anak yatim piatu. Jadi tidak ada acara mewah dan hanya ada acara selamatan kecil-kecilan. Kini Lila harus duduk di depan puluhan pasang tamu undangan yang menyaksikan pernikahannya. Setelah mengucapkan janji sehidup semati dihiasi teriakan para hadirin yang datang. Semua kegugupan Banyu dan Lila hilang berganti dengan rasa syukur yang tak henti-henti mereka ucapkan dalam hati mereka. Setelah menyematkan cincin di tangan satu sama lain, tanpa aba-aba Banyu mencium kening Lila. Lama pria itu menciu

  • Disayang Duda Kaya   67 - SULUNG

    Meira menggandeng tangan anak lelakinya. Langkahnya sedikit berat, namun ia meyakinkan dirinya sendiri untuk bisa melangkah maju dengan berani. Sementara itu banyak mata yang melihat ke arah Meira dan bergantian melihat ke arah Banyu yang wajahnya sudah cukup dingin. Pria itu tidak suka dengan keberadaan Meira. Kejadian ini pasti akan menimbulkan banyak kesalahpahaman. Suara kasak-kusuk terdengar sumbang ditelinga keluarga besar Adnan. Mereka menebak-nebak siapa wanita yang berjalan dengan anak kecil yang sedari tadi berada di pesta besar itu. Bahkan anak berumur sepuluh tahun itu juga tidak pernah dilihat oleh kolega keluarga Adnan. Mereka hanya mengenali anak kecil berumur dua tahun yang beberapa kali memang bersama Samudera ataupun Diani. Banyu juga sering membawanya dan mengenalkan bahwa bayi kecil itu adalah

  • Disayang Duda Kaya   68 - HAMPIR MENANGIS

    Setelah beberapa jam yang melelahkan Banyu dan Lila pun melangkah menuju kamar tempat mereka beristirahat dengan bergandengan tangan. Banyu masih dengan senyumnya yang mengembang seolah memang harinya tidak rusak dengan kedatangan Meira, sedangkan Lila sendiri berjalan dengan tatapan kosong. Campuran antara rasa lelah juga terpikirkan dengan Meira dan Bara membuat tubuhnya terasa sangat lelah. Penampakan keduanya memang sangat kontras jika dilihat kali ini. Banyu membuka kamarnya dan menarik istrinya masuk dengan lembut. Lila segera tersadar dan menatap lekat suaminya. Banyu mengunci pintu kamarnya dan mereka masih berdiri di depan pintu dengan pandangan beradu. “Kenapa kamu sedih di hari pernikahan kita. Apa cuma aku yang bahagia disini?” tanya Banyu dengan tatapan lembut dan tangan yang mengusap pipi Lila dengan hangat.

  • Disayang Duda Kaya   69 - SATU PER SATU

    Dua hari yang melelahkan dan menyenangkan dihabiskan oleh Lila dan Banyu dengan baik. Meskipun liburan setelah pernikahan hanya mereka habiskan di hotel, tapi itu saja sementara sudah cukup. Banyu dan Lila juga sudah mulai merindukan kedua anak mereka yang entah bagaimana kabar keduanya, karena tak ada satupun anggota keluarga yang bisa dihubungi atau menghubungi mereka. Baru saja mereka masuk, keduanya disuguhkan pemandangan dua anak mereka yang sedang tantrum. Banyu dan Lila tentu saja terkejut. Tidak biasanya suasana begitu ramai seperti ini. Banyu dan Lila menghela nafas besar dan mereka mendekat ke arah berlawanan. Banyu menuju Raga sedangkan Lila menuju Bara. Tangis Raga segera reda setelah melihat ayah Banyunya. Sedangkan Bara masih terisak di ujung ruangan. "

Bab terbaru

  • Disayang Duda Kaya   FINAL CHAPTER - SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 3

    Sepuluh Tahun KemudianPerempuan berusia tiga puluh dua tahun itu tampak cantik dengan balutan gaun pesta berwarna merah yang menawan. Rambutnya yang panjang tergerai indah. Penampilannya jelas membuat mata pria manapun menatapnya dengan penuh minat. Muda dan Tua, semuanya menatap wanita bernama Shana Rose Adnan itu dengan tatapan kagum.“Nah ini, anak kami paling bungsu. nantinya Shana yang akan ikut mengembangkan bisnis di bidang ini. Dia lulusan Universitas Teknologi Rhein-Westfalen Aachen,” ucap Banyu bangga pada kolega bisnisnya.“Luar biasa, Jerman! Ich freue mich auf die Zusammenarbeit mit Ihnen,” ucap salah seorang kolega Banyu sambil mengulurkan tangannya.Shana pun tersenyum dan membalas jabat tangan itu. “Ja, ich bin auch gespannt darauf. Lasst uns zusammenarbeiten und Großartiges erreichen!”“Anakmu Luar biasa, Banyu,” puji pria yang lain.Dipuji terus menerus membuat Banyu selalu tersenyum. Ia sangat senang, meskipun seorang wanita, anak perempuannya bisa menunjukkan pad

  • Disayang Duda Kaya   SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 2

    Sheena lebih banyak diam setelah kedatangan Rain waktu itu. Ia bahkan lebih banyak mengurung dirinya di kamar. Seperti saat ini, ia lebih memilih untuk duduk dan menatap foto bersama kembarannya ketika kecil. Tak lama, ia memilih untuk menutup foto itu dan membenamkan wajahnya di lututnya yang sudah merapat.“Shen, Lo ngapain?” tanya Shana yang baru saja membuka pintu kamar Sheena tanpa permisi.Sheena tak menjawab. Wanita itu hanya diam, sama sekali tak bersuara.“Shen, Gue mau jalan sama Rain, ayo jalan bertiga. Lo udah lama pengen jalan-jalan ke Kota Tua kan?” ucap Shana yang berjalan mendekat dan kemudian memegang pundak saudara kembarnya. Tak lama gadis itu terkejut karena pundak itu seolah bergetar.“Shen, Lo nangis? Kenapa?” tanya Shana sambil mengguncangkan bahu kembarannya.Sheena dengan kasar menepis tangan Shana. “Lo sengaja kan?”“Sengaja?” tanya Shana bingung. “Sengaja ap–”“Lo– Lo kan saudara Gue Shan. Lo tega sama Gue? Lo tau Gue suka sama Rain. Gue masih berbaik hati s

  • Disayang Duda Kaya   SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 1

    Tujuh Tahun KemudianShana masuk ke dalam rumah dengan senyum ceria. Ia juga banyak berceloteh. Entah apa saja yang dia ceritakan, kepada teman lelaki yang mengekor di belakangnya. Lelaki nyatanya tidak memprotes apapun. Ia mendengar dengan seksama, sesekali ikut tertawa dengan cerita Shana.“Shan, sama Rain?” tanya Lila yang baru saja keluar dari kamarnya karena mendengar celoteh ceria salah satu anak gadisnya yang kini sudah masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri bergengsi di kota metropolitan itu. Jurusannya juga tak main-main, anak gadisnya itu memilih untuk mengambil Teknik Mesin.“Iya, Ma.” Shana segera memeluk Mamanya dan mencium punggung tangannya.“Hai, Tante. Rain kesini lagi. Semoga Tante gak bosen ya,” ucap Rain yang kemudian mencium punggung tangan Lila dengan takzim.“Gak akan pernah bosen. Tante malah seneng. Kalian udah makan?” tanya Lila bersemangat.“Belum, Tante. Rain laper,” ucap Rain tapa berbasa-basi. Pria muda itu tampaknya sudah tak sungkan dengan Lila.“G

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 3 (END)

    Sudah jatuh, tertimpa tangga. Ungkapan itu sangat cocok untuk Mirea yang terjerembab karena ternyata masih terlalu sakit untuk digunakan berjalan.Rasa sakitnya mungkin bisa dia tahan, tapi rasa malunya terlalu besar saat ini. Ia bahkan hanya bisa menunduk ketika tangan yang sedikit kekar itu kembali mengangkatnya.“Non Mirea,” ucap Satpam yang tergopoh membuka gerbang. Saat pria itu hendak mengambil Mirea, Noah tampak bergeming.“Biar saya yang antar ke dalam rumah. Tolong antar saya,” ucap Noah yang terlihat tenang menggendong Mirea.Satpam itupun mengangguk dan berjalan di depan Noah. Sementara itu Mirea masih setia menutup mukanya karena sangat malu. Kulitnya yang memang tidak terlalu putih itu, tetap saja memerah seperti kepiting rebus jika ia malu.Baru saja melewati pintu rumah, para pekerja di rumah itu sudah histeris melihat luka-luka di tubuh Mirea. Mereka bahkan melupakan siapa yang menggendong Mirea.“Non Mirea, ya ampun Non. Non Mirea kenapa?! Aduh Non–”Mirea sudah tak m

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 2

    Semua orang termangu saat Noah dengan cepat membuka baju seragamnya secara paksa, hingga menyisakan undershirt berwarna putih untuk menutupi tubuhnya yang sudah sedikit membentuk.Noah dengan cepat menutup baju putih Mirea yang tersiram sehingga tidak terlihat orang lain. Juga supaya kuah bakso itu ikut menyerap ke bajunya dan sedikit mengurangi rasa terbakar di tubuh Mirea.“Rea, gak apa-apa? Panas ya?”ucap Noah panik.“Aargh, panas..” desis Mirea sambil menahan rasa terbakar di setengah tubuhnya.“Maaf, ya. Gue gak tau. Jalannya nikung,” ucap perempuan yang tadi membawa satu nampan berisi dua mangkok bakso dengan kuah yang masih sangat panas. Meski begitu wajahnya lebih tampak kesal daripada meminta maaf dengan tulus.Tanpa banyak kata, Noah segera mengangkat Mirea saat itu juga. Membuat semua orang yang ada di sana semakin terkejut. Bahkan Clarine yang disamping Mirea memekik tak percaya dengan kejadian itu.Sementara orang yang membawa nampan bakso yang ternyata bernama Reaza itu

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 1

    Tiga Tahun KemudianNoah, remaja berumur enam belas tahun itu, adalah atlit basket yang sangat berbakat di sekolahnya. Dengan tinggi badan yang mencolok dan keahlian bermain basket yang luar biasa, Noah telah menjadi pusat perhatian di antara teman-teman sekelasnya. Hari itu, lapangan basket sekolah dipenuhi dengan suara tawa dan semangat.Noah sedang berlatih intensif bersama tim basketnya. Pukulan bola dan derap langkah kaki menggema di udara. Teman-temannya berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik dalam sesi latihan tersebut. Di antara kerumunan pemain basket yang bersemangat, Noah memimpin dengan keterampilan dan ketangkasannya yang luar biasa.Namun, ada sesuatu yang membuat suasana semakin hidup. Para wanita di antara penonton, terutama kelompok teman sekelas Noah, tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka. Mereka berdiri di pinggir lapangan, sorak sorai, dan berteriak memberikan semangat kepada Noah. Seiring dengan setiap tembakan dan aksi spektakuler yang diperlih

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 3 (END)

    Lila berjalan bersama dengan suaminya. Dalam hidupnya, ia tak pernah sangat berambisi seperti ini. Mukanya sudah ia buat arogan semenjak turun dari mobil paling mewah yang mereka miliki.“Selamat datang, Bapak dan Ibu. Kepala Sekolah sudah menunggu di ruangannya,” sambut salah satu orang dari sekolah tersebut.Tak ada yang menjawab, mereka hanya mengikuti saja langkah guru tersebut.Sesampainya di ruangan kepala sekolah di sana. Lila disambut hangat oleh kepala sekolah, tapi keduanya bergeming. Tentu saja Ibu Lais memandang remeh Banyu dan Lila melihat sikap mereka yang dingin.“Pantas saja anaknya gak tau sopan santun, ternyata didikannya,” ucap Ibu Lais yang membuat Lila menahan amarahnya dengan tetap duduk tenang, tapi ia mengepalkan tangannya erat-erat.“Saya sebagai–”Banyu segera memutar video yang ada di dalam tabletnya untuk memotong ucapan kepala sekolah itu. Ia menunjukkan pada Ibu Lais dan kepala sekolah. Video itu memperlihatkan bagaimana Lais bersikap. Bukan hanya saat me

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 2

    Raga menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk berwarna abu-abu. Remaja lelaki itu memandang langit-langit kamarnya sambil menghela nafas panjang.“Apa aku ikut Papa Dimas ya? Tapi di sana ada Mama Feby.”Raga mengalihkan perhatiannya pada sebingkai foto dimana ada fotonya dan ayah kandungnya yang sangat jarang ia temui. Foto yang diambil beberapa tahun lalu itu memperlihatkan kedekatan batin antara keduanya.Meski banyak cerita yang mulai Raga tahu tentang ayah dan ibunya di masa dulu yang kurang menyenangkan, nyatanya keduanya sudah berdamai dengan keadaan. Raga pun memahami kondisi keduanya.Banyu juga ayah yang baik. Dia penyemangat nomor satu bahkan sebelum ibunya. Raga tidak pernah menyesal berada di keluarga ini. Tapi lingkungannya selalu berusaha membuat Raga membenci dirinya.“Aku liburan di sana kali ya. Daripada aku cuma diem-diem aja selama di skors ini. Kayaknya udah lama juga gak pernah ketemu Papa Dimas,” gumam Raga yang kemudian mengambil ponsel di sakunya. Ia hendak men

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 1

    Enam Tahun KemudianRaga Dewandra Adnan, itu lah nama seorang remaja yang kini duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas.Anak lelaki itu menunggu jemputan seperti biasanya di taman sekolah sambil memainkan ponselnya sekedar untuk melihat-lihat komik yang episodenya baru saja terbit.Saat tangannya tengah lincah menggulir dan matanya menatap fokus ke arah ponsel keluaran terbaru dari salah satu merek ternama di seluruh dunia, tiba-tiba saja seseorang melemparkan kaleng soda yang sudah kosong dan tepat mengenai dahi Raga.Raga tak bereaksi banyak selain membuang kaleng itu asal. Ia enggan menanggapi remaja laki-laki seumurannya yang terlihat seperti preman.“Anak pungut, Show off! Mamerin apa sih? Oh, hpnya baru. Najis! Norak!” ucap pria bernama Lais itu.Dua orang anak laki-laki yang lain mengekor dan memandang remeh juga pada Raga.Namun, Raga juga tak ambil pusing. Ia lebih memilih untuk kembali menatap ponselnya. Sekedar untuk mengunduh beberapa komik yang ingin ia baca.“Rag

DMCA.com Protection Status