Beranda / Romansa / Disayang Duda Kaya / 20 - ISTRI ORANG

Share

20 - ISTRI ORANG

Penulis: Ahgisa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Banyu baru saja datang dan seperti biasanya, ia memilih untuk berkeliling bengkel untuk melihat kegiatan para pekerja di pagi hari.

Saat akan melangkah menuju gudang, Banyu menemukan Ahmad, pekerjanya dari Jakarta itu nampak sedang gusar. Kedua pegawai di depannya hanya bisa menunduk tanpa berani melihat ke arah Ahmad.

Banyu mendekat dengan tenang, membuat tiga orang yang berdiri di depan gudang tak menyadari keberadaan Banyu.

"Lain kali, jangan sampai kalian ninggalin gudang gitu aja! Ngerti?! Kalau sampai Mas Banyu tahu, kita juga tamat! Lain kali jangan mau kalau disuruh keluar! Ngerti gak?!" ucap Ahmad dengan suara pelan tapi menekan.

Kedua orang itu mengangguk, namun kemudian mereka membeku ketika melihat Banyu berdiri tepat di belakang Ahmad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disayang Duda Kaya   21 - BUCIN

    Lila menatap nanar struk-struk belanjaan di tangannya. Struk yang ia dapatkan dari beberapa kantong Dimas dengan jumlah yang tak sedikit. Lila tak bisa menyembunyikan wajah kecewanya.Ia sudah membukanya satu persatu. Lila tak percaya suaminya membeli semua barang yang ada di struk itu. Kemana larinya semua barang yang Dimas beli? Kenapa ia tak pernah mendapatkannya? Bahkan ada nota pembelian pakaian dalam di sana.Lila terdiam untuk beberapa saat. Jika barang-barang itu tak sampai padanya, maka siapa yang mendapatkan barang-barang itu? Jika suaminya bisa menghabiskan uangnya untuk barang-barang itu, kenapa Lila tidak mendapatkan sepeserpun uang Dimas? Jika memang waktu itu alasan Dimas adalah Lila punya uangnya sendiri, bagaimana dengan bayi mereka? Kenapa harus orang lain yang sangat peduli dengan bayinya?Saat Li

  • Disayang Duda Kaya   22 - MENGADU

    Lila mencium bau desinfektan yang menyengat. Bau yang sangat ia hafal akhir-akhir ini. Memasuki minggu-minggu akhir, Lila menyadari bahwa dia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit. Tentu saja Lila sudah tidak kaget lagi saat ia bangun dan mendapati dirinya terbaring di ranjang rumah sakit dengan infus yang sudah menusuk punggung tangannya yang putih bersih.Lila melihat ke arah perutnya yang terus bergerak seolah gelisah. Tangan Lila terulur dan mengusap pelan perutnya. Ia seolah tahu bahwa bayinya sedang tak nyaman dalam perutnya. Hanya itu yang mau Lila lakukan. Ia enggan bersuara untuk bayinya di dalam sana.“La?”Banyu mendekat dengan senyuman yang terlihat lega. Pria itu memencet tombol untuk memanggil dokter. Kemudian mengalihkan perhatiannya sepenuhnya pada Lila. Tangannya mengusap pel

  • Disayang Duda Kaya   23 - MEYAKINKAN LILA

    Sudah seminggu berlalu sejak kekacauan yang ditimbulkan oleh Dimas. Luka lebam yang sempat sangat kentara itu kini sudah tak lagi nampak, kecuali garis di pelipis Banyu yang masih terlihat jelas.Pria itu tak terusik meskipun keadaan di luar bengkel sangat ramai hingga suara bising itu menembus masuk ke ruangannya. Banyu masih saja menandatangani setumpuk dokumen yang ada di mejanya dengan tenang. Ia sangat bersemangat untuk menyelesaikan semua dokumen itu agar cepat selesai.Untuk pertama kalinya, Banyu sangat bersemangat untuk kembali ke rumah Ibu dan Papanya. Padahal pada saat ia datang pertama kali, Banyu sudah mengatakan pada Ibu dan Papanya bahwa ia akan menetap di kota itu selama sebulan bahkan lebih. Tapi, kepindahan Lila membuat semua rencananya juga berubah. Ia bahkan sudah memikirkan untuk meminta tolong Attar menyelesaikan semua masalah di bengkel c

  • Disayang Duda Kaya   24 - HARUS

    Banyu duduk dengan santai di ruang makan vilanya. Rencananya untuk terbang ke Jakarta harus mundur. Tak mengapa untuk Banyu, perkiraan cuaca cukup buruk untuk beberapa jam ke depan. Setidaknya ia tak perlu tergesa menuju ke bandara.Sementara itu di ruangan yang dulunya menjadi kamar Dimas dan Lila, berdiri pria yang menatap nanar pigura kayu yang hanya tinggal rangka karena kacanya sudah berserakan kala itu. Ia ingat jelas Lila menatapnya mengiba. Tapi entah setan mana yang menguasainya, ia sangat murka hari itu. Ia melupakan keadaan Lila yang tengah berbadan dua.Kakinya melangkah ke sebuah pigura yang menampilkan latar pernikahan sederhana dengan senyuman merekah yang waktu itu pasti keduanya tidak akan tahu, bahwa pernikahan dengan landasan sumpah di depan tuhan menjadi sebuah bencana dalam hidup mereka.“

  • Disayang Duda Kaya   25 - ANAK MISKIN

    Seorang pria dengan senyum mengembang meski wajahnya kentara sangat kelelahan, memasuki rumahnya yang mewah. Matanya jeli memandang setiap sudut ruangan hingga menemukan seorang wanita dengan perut membuncit sedang memegang setangkai bunga lily yang baunya membuat satu ruangan itu sangat harum dengan aroma khas bunga lily..Perempuan muda itu terlihat tengah berpikir keras dan memandangi bunga-bunga di hadapannya dengan fokus yang sangat tinggi. Walaupun sudah beberapa menit berlalu, nyatanya wanita itu masih asyik merangkai bunga dengan wajah yang sesekali berbinar saat melihat perpaduan bunga yang terlihat cantik saat terangkai dengan apik di dalam sebuah vas .Banyu, pria yang sedari tadi memandang Lila, perempuan muda yang semenjak beberapa waktu lalu terlihat sangat senang saat melihat banyak jenis-jenis bunga yang tak pernah ditemuinya, akhirnya melangkah

  • Disayang Duda Kaya   26 - HANCUR

    Sudah beberapa hari sejak pengakuan keluarga Adnan untuk menjadikan Lila sebagai putri mereka, tapi Lila masih belum terbiasa dengan perlakuan istimewa yang ia dapatkan. Perempuan itu lebih banyak menghabiskan waktunya berada di kamar sambil melihat taman belakang yang asri dari kamarnya.Rasanya Lila seperti bermimpi. Dia terus bertanya-tanya, apakah boleh dia menikmati semuanya ini dengan cuma-cuma? Seluruh hidupnya dilalui dengan perjuangan dan kerja keras yang tidak mudah. Tapi, kini ia hanya menikmati semua kemewahan ini tanpa perlu bekerja keras. Kenapa hidup begitu timpang?Lamunan Lila berhenti saat ada notifikasi dari sosial medianya. Sosial media yang baru saja ia gunakan karena waktunya tak harus dihabiskan untuk mencari sesuap nasi.Diani yang mengajari Lila untuk mencari inspirasi tentang tanaman atau b

  • Disayang Duda Kaya   27 - KANGEN

    Siang itu di rumah sakit, Banyu berlari kencang menuju tempat sesuai arahan adik bungsunya. Penampilannya nampak berantakan dan peluh sebesar biji jagung menghiasi dahinya.Mendengar derap langkah yang mendekat membuat Kai segera berdiri dan menemukan Kakaknya yang begitu panik menghampirinya.“Mana Lila?”Kai menjawabnya dengan tatapan gelisah ke arah ruang operasi.“Lila kenapa Kai?!” ucap Banyu sambil menggerakkan pundak adiknya dengangusar.“Wali Nyonya Lila,” panggil seorang perawat berbaju dinas berwarna biru.“Saya,” ucap Banyu cepat yang kemudian mendekat ke arah perawat tersebut.

  • Disayang Duda Kaya   28 - SAYANG

    Banyu tetap dalam posisinya hingga ia puas menumpahkan kesedihan dalam dirinya. Saat ia merasa cukup, Banyu mendekatkan wajahnya ke telinga Lila.“La, bangun. Kita selesaikan urusan dengan Dimas. Setelah itu pergi dengan bebas. Kamu mau kebebasanmu kan? Kamu mau raih cita-citamu kan, La? Iya kan? Raih apapun yang kamu mau La, aku selalu ada dibelakangmu. Kami semua akan ada dibelakangmu. Tunjukkan, bahwa kamu bisa berdiri di atas kakimu sendiri. Kamu hebat Lila. Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan kamu. Cepet sadar ya, La. Aku sayang banget sama kamu,” ucap Banyu yang menutup kalimatnya dengan kecupan singkat di kening Lila.Saat Banyu selesai dengan kegiatannya. Ia berbalik dan mendapati Ibu dan Papanya yang sudah berdiri di belakangnya dengan mata yang berkaca-kaca. Sepertinya mereka sudah melihat Banyu cukup lama dan Banyu tidak menyadari kehad

Bab terbaru

  • Disayang Duda Kaya   FINAL CHAPTER - SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 3

    Sepuluh Tahun KemudianPerempuan berusia tiga puluh dua tahun itu tampak cantik dengan balutan gaun pesta berwarna merah yang menawan. Rambutnya yang panjang tergerai indah. Penampilannya jelas membuat mata pria manapun menatapnya dengan penuh minat. Muda dan Tua, semuanya menatap wanita bernama Shana Rose Adnan itu dengan tatapan kagum.“Nah ini, anak kami paling bungsu. nantinya Shana yang akan ikut mengembangkan bisnis di bidang ini. Dia lulusan Universitas Teknologi Rhein-Westfalen Aachen,” ucap Banyu bangga pada kolega bisnisnya.“Luar biasa, Jerman! Ich freue mich auf die Zusammenarbeit mit Ihnen,” ucap salah seorang kolega Banyu sambil mengulurkan tangannya.Shana pun tersenyum dan membalas jabat tangan itu. “Ja, ich bin auch gespannt darauf. Lasst uns zusammenarbeiten und Großartiges erreichen!”“Anakmu Luar biasa, Banyu,” puji pria yang lain.Dipuji terus menerus membuat Banyu selalu tersenyum. Ia sangat senang, meskipun seorang wanita, anak perempuannya bisa menunjukkan pad

  • Disayang Duda Kaya   SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 2

    Sheena lebih banyak diam setelah kedatangan Rain waktu itu. Ia bahkan lebih banyak mengurung dirinya di kamar. Seperti saat ini, ia lebih memilih untuk duduk dan menatap foto bersama kembarannya ketika kecil. Tak lama, ia memilih untuk menutup foto itu dan membenamkan wajahnya di lututnya yang sudah merapat.“Shen, Lo ngapain?” tanya Shana yang baru saja membuka pintu kamar Sheena tanpa permisi.Sheena tak menjawab. Wanita itu hanya diam, sama sekali tak bersuara.“Shen, Gue mau jalan sama Rain, ayo jalan bertiga. Lo udah lama pengen jalan-jalan ke Kota Tua kan?” ucap Shana yang berjalan mendekat dan kemudian memegang pundak saudara kembarnya. Tak lama gadis itu terkejut karena pundak itu seolah bergetar.“Shen, Lo nangis? Kenapa?” tanya Shana sambil mengguncangkan bahu kembarannya.Sheena dengan kasar menepis tangan Shana. “Lo sengaja kan?”“Sengaja?” tanya Shana bingung. “Sengaja ap–”“Lo– Lo kan saudara Gue Shan. Lo tega sama Gue? Lo tau Gue suka sama Rain. Gue masih berbaik hati s

  • Disayang Duda Kaya   SHEENA - SHANA SPECIAL CHAPTER 1

    Tujuh Tahun KemudianShana masuk ke dalam rumah dengan senyum ceria. Ia juga banyak berceloteh. Entah apa saja yang dia ceritakan, kepada teman lelaki yang mengekor di belakangnya. Lelaki nyatanya tidak memprotes apapun. Ia mendengar dengan seksama, sesekali ikut tertawa dengan cerita Shana.“Shan, sama Rain?” tanya Lila yang baru saja keluar dari kamarnya karena mendengar celoteh ceria salah satu anak gadisnya yang kini sudah masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri bergengsi di kota metropolitan itu. Jurusannya juga tak main-main, anak gadisnya itu memilih untuk mengambil Teknik Mesin.“Iya, Ma.” Shana segera memeluk Mamanya dan mencium punggung tangannya.“Hai, Tante. Rain kesini lagi. Semoga Tante gak bosen ya,” ucap Rain yang kemudian mencium punggung tangan Lila dengan takzim.“Gak akan pernah bosen. Tante malah seneng. Kalian udah makan?” tanya Lila bersemangat.“Belum, Tante. Rain laper,” ucap Rain tapa berbasa-basi. Pria muda itu tampaknya sudah tak sungkan dengan Lila.“G

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 3 (END)

    Sudah jatuh, tertimpa tangga. Ungkapan itu sangat cocok untuk Mirea yang terjerembab karena ternyata masih terlalu sakit untuk digunakan berjalan.Rasa sakitnya mungkin bisa dia tahan, tapi rasa malunya terlalu besar saat ini. Ia bahkan hanya bisa menunduk ketika tangan yang sedikit kekar itu kembali mengangkatnya.“Non Mirea,” ucap Satpam yang tergopoh membuka gerbang. Saat pria itu hendak mengambil Mirea, Noah tampak bergeming.“Biar saya yang antar ke dalam rumah. Tolong antar saya,” ucap Noah yang terlihat tenang menggendong Mirea.Satpam itupun mengangguk dan berjalan di depan Noah. Sementara itu Mirea masih setia menutup mukanya karena sangat malu. Kulitnya yang memang tidak terlalu putih itu, tetap saja memerah seperti kepiting rebus jika ia malu.Baru saja melewati pintu rumah, para pekerja di rumah itu sudah histeris melihat luka-luka di tubuh Mirea. Mereka bahkan melupakan siapa yang menggendong Mirea.“Non Mirea, ya ampun Non. Non Mirea kenapa?! Aduh Non–”Mirea sudah tak m

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 2

    Semua orang termangu saat Noah dengan cepat membuka baju seragamnya secara paksa, hingga menyisakan undershirt berwarna putih untuk menutupi tubuhnya yang sudah sedikit membentuk.Noah dengan cepat menutup baju putih Mirea yang tersiram sehingga tidak terlihat orang lain. Juga supaya kuah bakso itu ikut menyerap ke bajunya dan sedikit mengurangi rasa terbakar di tubuh Mirea.“Rea, gak apa-apa? Panas ya?”ucap Noah panik.“Aargh, panas..” desis Mirea sambil menahan rasa terbakar di setengah tubuhnya.“Maaf, ya. Gue gak tau. Jalannya nikung,” ucap perempuan yang tadi membawa satu nampan berisi dua mangkok bakso dengan kuah yang masih sangat panas. Meski begitu wajahnya lebih tampak kesal daripada meminta maaf dengan tulus.Tanpa banyak kata, Noah segera mengangkat Mirea saat itu juga. Membuat semua orang yang ada di sana semakin terkejut. Bahkan Clarine yang disamping Mirea memekik tak percaya dengan kejadian itu.Sementara orang yang membawa nampan bakso yang ternyata bernama Reaza itu

  • Disayang Duda Kaya   NOAH SPECIAL CHAPTER 1

    Tiga Tahun KemudianNoah, remaja berumur enam belas tahun itu, adalah atlit basket yang sangat berbakat di sekolahnya. Dengan tinggi badan yang mencolok dan keahlian bermain basket yang luar biasa, Noah telah menjadi pusat perhatian di antara teman-teman sekelasnya. Hari itu, lapangan basket sekolah dipenuhi dengan suara tawa dan semangat.Noah sedang berlatih intensif bersama tim basketnya. Pukulan bola dan derap langkah kaki menggema di udara. Teman-temannya berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik dalam sesi latihan tersebut. Di antara kerumunan pemain basket yang bersemangat, Noah memimpin dengan keterampilan dan ketangkasannya yang luar biasa.Namun, ada sesuatu yang membuat suasana semakin hidup. Para wanita di antara penonton, terutama kelompok teman sekelas Noah, tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka. Mereka berdiri di pinggir lapangan, sorak sorai, dan berteriak memberikan semangat kepada Noah. Seiring dengan setiap tembakan dan aksi spektakuler yang diperlih

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 3 (END)

    Lila berjalan bersama dengan suaminya. Dalam hidupnya, ia tak pernah sangat berambisi seperti ini. Mukanya sudah ia buat arogan semenjak turun dari mobil paling mewah yang mereka miliki.“Selamat datang, Bapak dan Ibu. Kepala Sekolah sudah menunggu di ruangannya,” sambut salah satu orang dari sekolah tersebut.Tak ada yang menjawab, mereka hanya mengikuti saja langkah guru tersebut.Sesampainya di ruangan kepala sekolah di sana. Lila disambut hangat oleh kepala sekolah, tapi keduanya bergeming. Tentu saja Ibu Lais memandang remeh Banyu dan Lila melihat sikap mereka yang dingin.“Pantas saja anaknya gak tau sopan santun, ternyata didikannya,” ucap Ibu Lais yang membuat Lila menahan amarahnya dengan tetap duduk tenang, tapi ia mengepalkan tangannya erat-erat.“Saya sebagai–”Banyu segera memutar video yang ada di dalam tabletnya untuk memotong ucapan kepala sekolah itu. Ia menunjukkan pada Ibu Lais dan kepala sekolah. Video itu memperlihatkan bagaimana Lais bersikap. Bukan hanya saat me

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 2

    Raga menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk berwarna abu-abu. Remaja lelaki itu memandang langit-langit kamarnya sambil menghela nafas panjang.“Apa aku ikut Papa Dimas ya? Tapi di sana ada Mama Feby.”Raga mengalihkan perhatiannya pada sebingkai foto dimana ada fotonya dan ayah kandungnya yang sangat jarang ia temui. Foto yang diambil beberapa tahun lalu itu memperlihatkan kedekatan batin antara keduanya.Meski banyak cerita yang mulai Raga tahu tentang ayah dan ibunya di masa dulu yang kurang menyenangkan, nyatanya keduanya sudah berdamai dengan keadaan. Raga pun memahami kondisi keduanya.Banyu juga ayah yang baik. Dia penyemangat nomor satu bahkan sebelum ibunya. Raga tidak pernah menyesal berada di keluarga ini. Tapi lingkungannya selalu berusaha membuat Raga membenci dirinya.“Aku liburan di sana kali ya. Daripada aku cuma diem-diem aja selama di skors ini. Kayaknya udah lama juga gak pernah ketemu Papa Dimas,” gumam Raga yang kemudian mengambil ponsel di sakunya. Ia hendak men

  • Disayang Duda Kaya   RAGA SPECIAL CHAPTER 1

    Enam Tahun KemudianRaga Dewandra Adnan, itu lah nama seorang remaja yang kini duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas.Anak lelaki itu menunggu jemputan seperti biasanya di taman sekolah sambil memainkan ponselnya sekedar untuk melihat-lihat komik yang episodenya baru saja terbit.Saat tangannya tengah lincah menggulir dan matanya menatap fokus ke arah ponsel keluaran terbaru dari salah satu merek ternama di seluruh dunia, tiba-tiba saja seseorang melemparkan kaleng soda yang sudah kosong dan tepat mengenai dahi Raga.Raga tak bereaksi banyak selain membuang kaleng itu asal. Ia enggan menanggapi remaja laki-laki seumurannya yang terlihat seperti preman.“Anak pungut, Show off! Mamerin apa sih? Oh, hpnya baru. Najis! Norak!” ucap pria bernama Lais itu.Dua orang anak laki-laki yang lain mengekor dan memandang remeh juga pada Raga.Namun, Raga juga tak ambil pusing. Ia lebih memilih untuk kembali menatap ponselnya. Sekedar untuk mengunduh beberapa komik yang ingin ia baca.“Rag

DMCA.com Protection Status