Share

Bab 13

Author: WN. Nirwan
last update Last Updated: 2025-03-19 17:00:44

Di hadapan Radin dan Rania, seorang wanita berpenampilan ehm, unik, berdiri menyambut. Tangannya terjulur hendak memeluk Radin.

Tapi, tentu saja tidak semudah itu menyentuh Radin. Radin dengan gerakan yang lincah, menghindar ke belakang Rania, lalu berjalan menjauh meninggalkan Rania dan pria tersebut.

Baik Rania mau pun wanita tersebut tersentak karena menyadari bahwa hanya mereka berdua di sana. Wanita itu berdecak menahan kesal sementara Rania sibuk menenangkan diri usai melotot melihat penampilan wanita yang hendak bergenit-genit dengan Radin tersebut.

Wanita yang tampaknya kenal baik dengan Radin tersebut memang memiliki penampilan yang mencolok. Ia mengenakan t-shirt berwarna kuning dan ungu dengan celana pendek jeans sebatas setengah paha. Sepasang giwang berwarna merah menempel di telinganya. Rambut wanita itu juga dicat pirang dan merah pada bagian-bagian tertentu. Belum cukup dengan segala per

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 14

    "Bu Rania turuti saja perintah Pak Radin. Nah, selamat belajar menghias kue, Bu Rania. Saya yakin, kursus yang diberikan oleh Pak Radin itu akan berguna bagi Bu Rania kelak.”Reza memutus percakapan begitu saja. Rania lagi-lagi ternganga. Ia tersentak saat Rea kembali memanggilnya. Wanita itu menghentakkan kaki, kesal karena Rania tidak juga memasuki kelas yang akan dimulai sebentar lagi.***Menurut jadwal, kursus berlangsung selama dua jam. Materinya adalah materi dasar, yakni menghias kue menggunakan butter cream. Peserta kelas berjumlah lima orang, sudah termasuk Rania dan Rea.Setelah belajar membuat sendiri krim mentega—yang membuat Rania agak malu karena ia sama sekali tidak bisa membedakan mentega dan mentega putih, para peserta mulai menghias sebuah bolu berbentuk bulat dan berukuran kecil.Rania hampir menangis saat coating,

    Last Updated : 2025-03-19
  • Diperas Mafia Tengil   Bab 15

    Hingga Radin dan Rania meninggalkan gedung, Rania tidak bertemu dengan pria bernama Ramon yang secara tak langsung sudah membuatnya terpaksa mengikuti kursus menghias kue. Namun Rania menduga, Ramon ada hubungannya dengan kehidupan lain Radin. Jika tidak, mengapa Radin harus merahasiakannya terhadap Rania?Apalagi, Rania juga tidak bisa bertanya pada Rea yang juga mengenal Ramon. Sebab, saat mendengar pertemuan aneh Radin dan Ramon usai, wanita ajaib itu langsung meninggalkan kelas. Dugaan Rania, ia pergi menemui Ramon.Rea juga meninggalkan kue yang sudah ia hias dengan cantik begitu saja. Instruktur mempersilakan Rania untuk membawa pulang hasil kerja Rea dan Rania, sehingga Rania kerepotan membawanya.“Sini, biar saya saja yang bawa,” kata Radin seraya mengambil dua kotak kue yang dikemas dalam sebuah tas kertas.“Tapi Pak…”“Bawakan untuk

    Last Updated : 2025-03-20
  • Diperas Mafia Tengil   Bab 16

    “Masih siang, jangan mesra-mesraan dulu di sini,” tegur pria itu.Dengan cuek, ia memasuki mobil dan duduk di baris belakang. Padahal belum dipersilakan. Bahkan, dengan tidak tahu malu, ia meminta Radin dan Rania memutar kursinya agar mereka bisa saling berhadapan!Pria bernama Ramon itu sebaya dengan Radin, barangkali hanya sedikit lebih tua. Namun soal penampilan, Radin dan dirinya berbanding terbalik.Ramon adalah seorang pria rupawan berkulit mulus, putih dan bersih. Teriknya sinar matahari membuat kulitnya berubah menjadi kemerahan, namun hal itu tidak mengurangi ketampanannya yang mengingatkan Rania pada salah seorang aktor Jepang yang bermain dalam versi live action serial komik Jepang paling terkenal di dunia. Rania sebenarnya kurang menyukai janggut tipis melengkung di rahang Ramon yang tampak seperti igambar dengan spidol, namun hal itu tidak mengurangi kekaguman Rania pada penampilannya.

    Last Updated : 2025-03-20
  • Diperas Mafia Tengil   Bab 17

    Ramon tetap tenang meskipun dikepung oleh enam orang. Ketenangannya berubah menjadi kelegaan saat melihat Radin turun dari mobil dengan mengajak asisten pribadinya yang cantik. Radin tampak menyuruh asistennya itu merekam apa yang sedang terjadi.“Aku bisa mengatasinya, kok,” kata Ramon pada Radin yang dengan santai melewati orang-orang yang mengelilingi Ramon.“Hm, ya. Bisa sih, tapi mungkin babak belur dulu,” sahut Radin sambil mengambil posisi di sisi Ramon.Ramon meringis. Dia tahu, kalau tidak ada Radin, dia pasti sudah diseret ke tempat sepi dan dipukuli. Bagaimanapun, orang-orang yang diperintahkan untuk mengepungnya tersebut, merasa segan pada Radin.“Aku kira hubunganmu dengan iparmu sudah membaik. Ternyata masih seperti yang dulu, ya. Penuh drama,” sindir Radin.Ramon mengangkat bahu. Dia juga tidak menyangka, undangan ke restoran kel

    Last Updated : 2025-03-20
  • Diperas Mafia Tengil   Bab 18

    Asisten Radin melongo melihat perdebatan dua orang pria di depannya. Ia berusaha menahan tawanya. Mungkin geli melihat tingkah mereka.Radin hanya mendelik pada sang asisten, namun tak melarang perbuatannya itu. CEO tiga perusahaan itu mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Tampaknya ia sudah malas berurusan dengan Ramon.Namun, bagi Ramon, masalah belum usai. Tanpa malu, ia kembali minta diantar ke suatu tempat.“Mau ke mana, sih?” tukas Radin gusar.“Ke restoran suki favorit kita. Aku lapar, belum makan siang,” jawab Ramon dengan wajah polos.Radin melotot dan nyaris mencekik Ramon. Sementara asistennya tidak lagi menahan tawa saat melihat kelakuan dua orang pria tersebut. Keadaan di mobil pun menjadi riuh pada siang menjelang sore itu.***Barangkali karena terlalu tegang dan marah, Radin menjadi lapar sehingga

    Last Updated : 2025-03-20
  • Diperas Mafia Tengil   Bab 19

    Radin membuka matanya dengan wajah horor. Peluh membasahi tubuhnya, padahal pendingin udara di kamarnya berfungsi dengan baik.Dengan wajah pucat dan tubuh agak bergetar, Radin menyalakan lampu. Ia mengambil air di mini bar, lalu meneguknya hingga habis.“Syukurlah, hanya mimpi,” gumamnya lega.Radin memang baru saja bermimpi buruk. Bukan sekadar bunga tidur, melainkan ia memimpikan kejadian mengerikan yang pernah ia alami bertahun-tahun silam. Radin jelas tak ingin mengalaminya lagi. Namun hingga kini, peristiwa lampau itu menghantuinya melalui mimpi.Mimpi tentang dirinya yang melakukan kesalahan besar hingga harus menerima konsekuensinya dan kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupnya. Sudah belasan tahun kejadian itu berlalu, namun Radin tak kunjung dapat melepaskan diri dari akibatnya. Bahkan pada saat ia sudah menerima takdirnya.Saat masih bergulat dengan kenangan b

    Last Updated : 2025-03-21
  • Diperas Mafia Tengil   Bab 20

    Rania berangkat ke apartemen Radin dengan perasaan berkecamuk. Pagi-pagi sekali, pengurus kos-kosan memberi pengumuman bahwa tempat itu sudah dijual ke pihak lain. Para penghuninya diberi waktu untuk pindah dalam waktu seminggu.Memang, ada biaya pindah dan ganti rugi lainnya. Namun Rania tidak yakin bahwa ia akan menemukan tempat yang baru dalam waktu sesingkat itu. Terlalu tiba-tiba.Dalam lift yang akan membawanya ke tempat Radin, Rania teringat pada kata-kata Reza kemarin sore. Perihal Radin yang meminta Rania agar pindah ke apartemen.Rania tersentak. Seperti mendapatkan ilham, ia merasa apa yang terjadi adalah serba kebetulan. Pada saat ia diminta pindah, tiba-tiba saja ia harus terusir dari kontrakannya. Seperti ada yang mengaturnya agar terjadi seperti itu. Apakah ini rencana Radin? Mau apa dia setelah memeras Rania agar tetap bekerja padanya?Pintu lift terbuka, membawa Rania meninggalkan la

    Last Updated : 2025-03-21
  • Diperas Mafia Tengil   Bab 21

    Derap langkah kuda yang tengah dipacu, membelah kesunyian lembah. Rinto mengarahkan agar Halilintar—demikian nama kuda cokelat miliknya, menyusuri lembah sekali lagi.Sudah setengah jam Rinto berkuda. Seperti itulah caranya melepaskan kepenatan dalam hidupnya. Terlebih setelah perceraiannya dengan Rania beberapa bulan lalu.Rinto membiarkan semilir angin membelai lembut pipinya. Kemudian, dengan tumitnya, ia menepuk-nepuk kedua sisi tubuh Halilintar untuk memerintahkannya berlari lebih cepat. Hewan yang diciptakan untuk berlari kencang tersebut menurut. Hingga membuat rambut Rinto berkibar, menyingkap seluruh wajahnya yang ditiup angin.Setelah puas menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan yang paling ia sayangi tersebut, Rinto kembali ke peternakan. Ia turun dan menyerahkannya pada salah seorang pengurus kuda di istal. Kemudian, ia meninggalkan area peternakan dengan menumpangi sebuah mobil yang dikemudikan oleh

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 70

    Dua bulan kemudian.“Saya terima nikah dan kawinnya Rania binti Ramdan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”Radin mengucapkan kabul dengan mantap, tanpa kesalahan dan tanpa rasa gugup sedikit pun. Ia sudah menantikan pernikahan ini selama tiga belas tahun, jadi tidak ada alasan untuk melakukan kesalahan atau merasa gugup sedikit pun.Setelah dua orang saksi menyatakan sah, ucapan hamdalah menggelora di ruang keluarga kediaman Rasyid sekeluarga. Rasyid sendiri selaku saksi nikah dari pihak Radin, bahkan tak kuasa menahan tangis haru melihat pernikahan anak angkatnya tersebut.Demikian pula Rustam yang menjadi saksi nikah dari pihak Rania. Sebagai orang yang telah mengikuti kisah cinta Rania dan Rais atau Radin sejak masih remaja, ia tampak sangat bahagia dan lega karena pada akhirnya, Rania dan Radin bisa bersatu. Tiga belas tahun bukan waktu yang singkat untuk cinta yang terhalang ha

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 69

    Mobil yang ditumpangi Rania dan Rea melaju dengan kecepatan sangat tinggi hingga tiba di kediaman Rasyid dalam waktu yang lebih cepat daripada biasanya. Keduanya langsung menemui Rasyid yang tengah menemani Rona yang tengah ‘bermain’ di sebuah dojo.Rania tersentak saat melihat putrinya tengah belajar dasar-dasar ilmu bela diri dari seorang wanita. Karate, jiujitsu, entahlah, Rania tidak yakin. Hal yang lebih penting adalah, keberadaan Rona di dojo itu adalah tanpa sepengetahuan Rania sebagai ibunya.Namun, Rania tak ingin langsung menyinggung hal itu. Sebab, saat ini, ada hal yang lebih genting untuk dibahas dengan Rasyid.“Bundaaa!” seru Rona sambil berlari untuk memeluk Rania. “Aku latihan karate. Kata Kakek Rasyid, aku bisa sekuat Om Radin kalau rajin latihan.”Rania mengusap puncak kepala putri semata wayangnya itu. Astaga. Lihatlah anak ini.

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 68

    Hanya terdengar suara ringisan dan jeritan mereka yang tertembak. Hampir dapat dipastikan, korban terbanyak jatuh dari pihak Rinto. Entah dengan anak buah Radin. Kalau pun jatuh korban dari pihak mereka, tentunya mereka sudah menolong kawan mereka.Dari luar toko, di antara keluh penderitaan anak buah Rinto yang tertembak, terdengar langkah kaki seseorang yang mendekat. Bunyi langkahnya teratur, menimbulkan gema yang tertata di antara teriakan para anak buah Rinto.“Bagaimana terornya? Rinto, pasti menyeramkan, ya, tidak bisa ke mana-mana karena bisa tertembak kapan saja. Di kandang lawan, lagi.”Rinto terkesiap. Itu Radin! Dia sedang mengejek Rinto, pria yang sudah ‘merebut’ cinta pertamanya.Kedua tangan Rinto terkepal. Dia murka atas penghinaan itu. Tapi untuk saat ini, tidak ada yang bisa ia lakukan. Radin sedang di atas angin berkat kelicikannya menipu Rinto yang tidak me

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 67

    Mobil yang ditumpangi oleh Rania dan Rea melesat sekencang-kencangnya, menjauh dari lokasi pertemuan Radin dan Rinto. Sayup-sayup, terdengar bunyi rentetan tembakan dari gedung bekas pusat perbelanjaan tersebut.“Mas Radin sedang mengamuk,” komentar Rea sambil menengok ke belakang, seakan ia bisa melihat pertempuran di dalam gedung tersebut. “Mereka mungkin sudah kehilangan nyawa.”Namun Rania tidak sependapat. Ia ikut menengok ke belakang.“Kalau mereka terluka, aku rasa iya. Tapi, seperti kata Radin, tidak ada yang akan mati atau masuk penjara. Radin pasti akan menyelesaikan sesuai janjinya,” ujar Rania tenang. Sama sekali tidak gusar atau merasa cemas atas apa yang tengah terjadi.Rea menoleh pada Rania. Tercengang mendengar ucapan Rania.“Jadi, Mas Radin akan mengampuni mereka?” tanya Rea, tampak meragukan ujaran Rania.&

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 66

    Tapi, di sisi lain, persetujuan Rania untuk hidup bersama dengan Radin telah menggoyahkan tekad Radin untuk membalas perbuatan Rinto. Barangkali memang benar, jalan terbaik adalah melupakan lalu mengambil langkah baru bersama seseorang yang berharga seperti Rania ….“Baiklah kalau begitu. Aku akan ….”Ucapan Radin terputus saat seseorang menyela kalimatnya. Bukan Rea atau Rania, melainkan seorang pria yang telah memaksa Radin berbuat sejauh ini.“Rania? Kau mau hidup bersama penjahat ini???!!!”Rania, Radin dan Rea serempak menoleh pada Rinto. Rupanya, dia telah keluar dari toko. Ramon dan Ryan mungkin masih dalam posisi siaga terhadap anak buah Rinto, sehingga Rinto memanfaatkan ketegangan itu untuk ke luar.Dugaan Radin ternyata hampir sepenuhnya benar. Di belakang Rinto, empat orang anak buahnya mengikuti disusul oleh Ramon dan Ryan.

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 65

    Radin mendengus dan tersenyum miring. Ia tidak ingin menunjukkan emosi apa pun lagi. Segalanya tergantung pada Rania. Ia pun menoleh pada kamera ponsel yang dipegang oleh Ramon.“Bagaimana, Rania? Sudah mengingatku? Apa pendapatmu? Diselesaikan di luar sana atau di sini?” tanya Radin tenang.Sementara itu, Rinto tampak terguncang. Wajahnya memucat. Tubuhnya gemetaran dan menggeleng berkali-kali. Tidak memercayai apa yang ia alami saat ini. Para anak buahnya mulai saling melirik. Jelas, mereka sudah membaca situasi yang tidak menguntungkan itu.Namun Radin tak peduli pada keadaan Rinto. Ia hanya menunggu tanggapan Rania.Sayangnya, tidak ada tanggapan dari seberang sana. Bahkan, layar ponsel menunjukkan gambar yang bergoyang, pertanda pemegang ponsel tengah bergerak secara tiba-tiba.“Hei! Tunggu! Jangan ke sana!”Terd

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 64

    Terdengar bunyi meja kayu yang dipukul. Rania tahu, Rinto pasti sudah murka. Kamera ponsel yang kini kembali menyorot wajahnya, menunjukkan betapa pria itu hampir tak dapat menguasai dirinya. Napasnya mulai memburu. Peluh mulai membasahi wajahnya. Rania bisa melihat dendam pada sorot matanya.“Saya hanya ingin berunding. Bukan membicarakan masa lalu atau pernikahan saya!”“Masalahnya, arah perundingan ini bergantung pada Rania. Jika dia meminta saya untuk mengampuni Anda, maka saya akan melepaskan Anda. Tapi jika dia tidak mau memaafkan Anda, maka kita akan bertarung di pengadilan, di luar sana, atau … di tempat ini. Tergantung situasi, pertarungan mana yang lebih cepat mendatangkan hasil.”Baik Rinto mau pun Rania, terkesiap mendengar kata-kata Radin. Rania ingin melihat wajah Radin saat mengatakannya, namun kamera ponsel masih menunjukkan sosok mantan s

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 63

    Radin menyunggingkan senyuman saat melihat Rinto yang muncul dengan wajah memerah. Ia menyilakan saingannya dalam bisnis dan asmara itu duduk di kursi yang tersedia di sana. Sebuah meja kayu membatasi mereka berdua.“Mana pengkhianat itu?” tanya Rinto geram. Matanya liar mencari-cari ke penjuru ruangan.Ruangan yang mereka gunakan adalah salah satu toko yang telah tutup namun sebagian perabotan di dalamnya masih ada. Di tempat yang telah ditinggalkan itu, Radin, Ramon dan Ryan berhadapan dengan Rinto yang ditemani oleh empat orang pria yang tampaknya bukan karyawan biasa.Radin terkekeh mendengar pertanyaan musuhnya itu. Ia tersenyum mengejek hingga membuat Rinto tersentak dan makin geram.“Pengkhianat bagi Anda, tapi bukan bagi saya. Justru, dia sangat setia pada saya,” balas Radin. “Saya kira saya sudah menjelaskan bahwa saya adalah orang yang bertanggung jawab atas ke

  • Diperas Mafia Tengil   Bab 62

    Rona yang sedang berada di dalam mobil, tampak ceria. Tidak ada kekhawatiran dalam nada bicaranya. Seolah ada sesuatu yang telah menenangkannya. Sebaliknya, Rania yang menjadi semakin panik.“Kenapa, Sayang? Kok tidak sekolah? Om supir sakit jadi tidak bisa mengantar?”“Tidak, Ma. Kata Kakek Rasyid, aku boleh main dulu di rumah Kakek Rasyid yang besar itu. Aku boleh main air sepuasnya, Ma!”Rania membelalak. Ia tidak mengerti. Apa-apaan, mengapa Rasyid seenaknya mengatur anaknya? Bahkan membawa Rona pergi ke kediamannya tanpa seizin Rania selaku ibunya.Rania hendak beranjak menuju ke kamar Radin untuk melanjutkan upayanya menggugat ulah Radin, namun urung karena langkahnya tertahan. Radin ternyata sudah berdiri menghalanginya.“Aku yang meminta tolong ayahku untuk melindungi Rona sementara kita menemui mantan suamimu,” kata R

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status