Share

Diajak ke Dukun

Penulis: Ashya Khoir
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-10 22:33:46

Hari ini adalah hari raya Idul Fitri, Sejak pagi aku disibukkan dengan urusan dapur membantu Ibu mertua memasak , bersih-bersih rumah dan menyusun kue, untuk hidangan hari lebaran.

Saat memasak bersama, beberapa kali aku menyapa Ibu mertua, membuka pembicaraan , atau pura-pura bertanya tentang sesuatu hal. Namun mertuaku seperti malas menanggapi.

Ia hanya menyuruhku ini dan itu namun setelahnya langsung beranjak pergi . Jika aku ada di dapur , Ia pindah ke ruang makan. Dan juga sebaliknya jika aku di ruang makan dia pindah ke ruang lain. Seperti sangat Jijik denganku.

Sedangkan Bapak mertuaku berbeda dengan Ibu mertua, Jika aku berada dekat dengannya dia tidak beranjak pergi. Hanya saja sejak kemarin saat aku baru datang hingga sekarang.

Aku selalu memperhatikannya jika ia duduk dekatku Dia langsung membaca ayat-ayat Al-Quran, lumayan terdengar sampai ditelingaku. Namun jika ak

Ashya Khoir

Selalu seru banyak plot twist di depan sana... Ikutin terus šŸ˜˜

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Sakit Ketika di Rumah

    Sore hari sekembalinya kami dari rumah Mbah Asmo. Ibu mertua menyuruh ku dan Kak Doni untuk berlebaran ke rumah Bibik terlebih dahulu. Bibiknya ada Tujuh orang dan kami akan mengunjunginya satu persatu. Pertama kami akan mendatangi rumah Bibik bungsunya terlebih dahulu. Kesan pertama kali bertemu dengan bibiknya yang bungsu. Sangat baik. Bahkan aku dihadiahi sendal jepit bermerek . Saat aku melihat-lihat sendal jepit, tiba-tiba iya menyodorkannya padaku. Sendal jepit itu adalah barang jualannya. Kebetulan ia menjual aneka macam sepatu sendal tas dan lainnya. Tak hanya itu saja. Saat kami berpamitan pun Ia memberiku uang . Untuk beli bensin, ujarnya. Ia sangat ramah kepadaku, selalu mengajak ngobrol. Jadi aku merasa dihargai dan merasa betah selama berada dirumahnya. Setelah berpamitan kami pun bergantian mendatangi bibik yang lainnya. Kesan ku saat bertemu bibiknya yang lain. Aku merasa dibully,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Mertua Tak Adil

    Siang hari tepat pukul 14:00. Aku dan suamiku bersiap untuk kembali lagi kekota yang berjarak Delapan jam dari rumah mertua. Aku lihat dirumah hanya ada Mbak Luluk . Karena Mertua sedang berada dirumah saudaranya yang tidak begitu jauh. Kami pun sudah siap untuk berangkat. Aku salami Mbak Luluk dan aku berikan selembar uang ratusan ribu untuknya. Suamiku sudah berada diatas motornya, barang bawaan tidak sebanyak saat kami berangkat. Sekarang hanya tinggal tas besar yang kami letakkan didepan dan didalamnya hanya berisikan baju saja. Aku pun langsung naik diatas motor dan suami mulai menghidupkan mesin motir dan melaju pelan menjauh dari rumah. Belum terlalu lama berjalan. Suami mematikan mesin motornya dan memanggil ibunya yang sedang duduk didepan rumah saudaranya. Kami pun berpamitan dan bersalaman. Ibu mertua bertanya pada suamiku kok cepat sekali sudah mau pulang. Suamiku h

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Merasa Dibedakan

    Episode 11 *** "Kak, enak ya jadi Yesi. Si calon adik ipar baru Kakak... lihat difoto, serah-serahannya mewah banget Kak," sambil menghampiri suamiku yang sedang duduk dilantai ruang tamu, seraya menunjukkan foto acara lamaran adik laki-lakinya kemarin di hpnya. "Aku hitung nih Kak dia dikasih 30 kotak serah-serahan dari orang tua Kakak, dan itu isinya komplit dan serba double lagi, tas dapat 3, sepatu 3, higheels 2, Skincare lengkap dobel-doble isinya dan gede-gede lagi ukurannya, Selimut dobel, Badcover dobel,, kebaya mewah, Cincin kawin terlihat gede, Cd 1 pak, Bh 1 pak. Dan masih banyak lagi, Enak sekali Yesi." Selorohku, Sambil menyenderkan badan didinding ruang tamu. "Dah gitu dapet segala perabotan dari kayu jati, dan udah disiapin disitu, tuh ada lemari baju, meja makan, sofa , kursi tamu, dipan dan lemari hias bejejer dirumah Orang tua Kakak, mana didalam l

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Fatimah Belajar Ikhlas

    Episode 12 *** (POV DONI) ā€œHalo, Bu. Aku dengar dari Mbak Andini katanya keluargaYesi minta uang 50 juta untuk tebus anaknya. Maksudnya apa itu Bu, kenapa dulu istriku gak diperlakukan sama. Malah diperlakukan gak layak. Yesi dikasih sebanyak itu, belum serah-serahannya kemudian duitnya. Belum lagi nanti mau di adakan acara pesta besar-besaran dirumah kita juga kan. Alangkah enaknya hidup Yesi belum apa-apa keluarga kita udah keluar uang banyak buat dia.ā€ Dengan nada emosi ku melanjutkan ucapanku. ā€œKalau Fatimah dengar ini pasti marah Bu, dia banyak berkorban buat aku buat keluarga kita. Dia gak mempersulit keluarga kita saat akan menikahinya.Dia mengeluarkan uang banyak hingga tabung

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Akad Nikah Adik Ipar

    Episode 13 *** Jam 3 pagi hari sebelum subuh, Kami sampai dirumah mertua.Dan tak lama setelah kami sampai Mbak Andini beserta suami dan ke 2 anaknya pun tiba dirumah mertua. Jadi aku lebih dulu sampainya. Aku bergegas ke dapur untuk membuatkan teh Mbak Andini dan keluarganya. Aku belum istirahatsama sekali. Diperjalanan juga aku tidak bisa istirahat karena kondisi mobil travel sangat berdesakkan. Membuat aku kesulitan untuk beristirahat. Dirumah mertua ada 4 kamar besar dan 1 kamar kecil. Satu yang besar kamar mbak Luluk, Kamar Mbak Andini , Kamar Erik Dan Kamar Mertua. Sedangkan kamar Aku dan Kak doni tidur di kamar kecil yang tidur pun tak bisa lurus harus menekukkan kaki. Tanpa pintu. Apalagi disitu adalah tempat sholat umum. Jadi aku susah untuk berganti pakaian dan sulit untuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Bagai Langit dan Bumi

    Episode 14 *** Kami semua duduk dikursi tamu dibawah tarub diluar rumah Yesi. Aku melihat sekeliling rumah Yesi. Menurutku biasa saja. Terlihat seperti Rumah tua yang mungkin berumur puluhan tahun dan sudah terlihat usang. Menuju rumahnya pun jalannya sulit licin dan hanya cukup 1 kendaraan. Masuk kedalam melewati jalan yang rusak yang sangat becek dan melewati kebun karet sejauh 2 kilo. Disitu aku melihat memang acaranya mewah kursi tamunya banyak, dan ada hiburan biduan yang berjoget sekitar 15 biduan. Aku sejak tadi menemani Mbak Luluk diatas kursi rodanya, aku perhatikan orang-orang yakni keluarga Yesi menatap heran kearah Mbak Luluk. Kemudian aku melihat Mbak Andini sedang menemani anaknya bermain di sekitaran kuade panggung pengantin. Kemudian Ia naik keatas panggung pengantin dan mencoba duduk dikursi pengantin bersama anaknya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā PoV Ibu Mertua

    Episode 15 (POV Ibu Mertua) *** Namaku Ibu Yana, aku istri dari Bapak Yansah. Aku memiliki Empat orang anak Dua Perempuan dan Dua laki-laki. Andini anak pertamaku yang berumur 40 tahun sejak menikah tak lagi tinggal bersamaku. Ia diajak suaminya tinggal di Kota C yang berjarak Delapan jam dari rumahku. Suami Andini adalah orang kaya raya, dia pejabat di Kota C. Sedangkan Andini bekerja sebagai Pegawai Negri. Mereka memiliki 2 anak Putra dan Putri. Kehidupan Andini sangat mapan bersama suaminya. Ia tinggal disebuah Rumah mewah 2 lantai dan memiliki 2 Mobil mewah. Dahulu aku sering menasehati Andini untuk mencari suami yang kaya. Sebenarnya aku menyuruhnya mencari suami Dokter. Namun Ia menolak dan memilih menikah dengan Anak Pejabat. Meskipun begitu aku sangat setuju. Tak masalah menikah tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Mertua Datang

    Episode 16 "Assalamu'alaikum... Doni, Doni," terdengar suara memanggil dari luar gerbang. "Wa'alaikum salam..." saut kami bersamaan. Kami mengintip dari balik jendela, terlihat Mbak Andini, Suaminya, Bapak, Ibu, Erik, Yesi dan Dua keponakan berdiri menunggu dibalik gerbang. Kami langsung keluar membukakan pintu gerbang mempersilahkan semuanya masuk kedalam rumah. Kami menyalami semua satu persatu. Mbak Andini masih selalu sama melempar senyum ramahnya padaku. "Apa kabar Fatimah, semua sehat, kan," sapanya Mbak Andini padaku. "Alhamdulillah, kami sehat semua Mbak... Oiya, tadi berangkat jam berapa Mbak... " tanyaku basa basi. "Jam 11 malem. Ini Mbak bawain oleh-oleh dari rumah buat kamu. Banyak roti dan kue. Mbak tarok kulkas ya..." ucapnya. Sambil meminta izin untuk meletakkan bungkusan kue kedalam kulkas. "Wah, repot-repot b

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10

Bab terbaru

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Spesial PoV Bapak Mertua

    Episode 18 POV Bapak Mertua...Namaku Pak Yansah, umurku saat ini 60 tahun. Aku bekerja sebagai Petani Sawit. Aku memiliki Empat Orang anak. Dan aku menyayangi semuanya.Saat pertama kali aku mengenal Fatimah, aku sangat senang dan setuju. Fatimah memiliki sifat yang hampir sama dengan anakku Andini. Sama-sama tahu sopan santun dan suka basa-basi terhadapku. Dan mau meladeni setiap aku mengajaknya mengobrol.Mereka berdua juga pantang menyerah, sama-sama perasa dan pengertian. Namun Ke Duanya juga mudah sekali menangis alias sensitif sekali perasaanya. Beda dengan Yesi aku tak pernah sekalipun melihatnya sedih ataupun menangis. Bahkan saat Ia menikah dengan Erik.Aku sebenarnya suka dengan Fatimah tanpa mempersoalkan latar belakang keluarganya. Tapi karena Istriku sangat membenci Fatimah dan setiap hari bercerita tentang ketidak sukaannya terhadap Fatimah. Aku pun jadi bimbang.

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Dihina Karena Belum Hamil

    Episode 17 *** ā€œKak Doni, aku keluar dulu, ya.ā€ Ucapku pada suamiku yang sedang duduk diteras rumah bersama Bapak Mertua dan Suami mbak Andini. ā€œLho, mau kemana Dek?ā€ tanyanya penasaran. ā€œMau ke tempat Mbah Sri, kak. Aku mau urut dulu badanku pegel-pegel, kepalaku agak migrain juga, mungkin masuk angin,ā€ jawabku. ā€œKakak anter ya, udah minum obat belum Dek ?ā€ tanyanya lagi. ā€œGak usah Kak, jalan kaki aja deket. Sambil olah raga. Tadi udah minum obat, tapi masih aja kerasa migrain. Mangkanya mau coba urut. Biasanya sembuh. Ibu dan yang lain dimana, Kak?ā€ tanyaku ā€œPada dikamar Dek, lagi ngobrol kayaknya,ā€ jawabnya memberitahu. Aku menghampiri Ibu kekamar. ā€œLagi pada ngapain nih, hehe... Ibu, Aku mau pamit bentar, mau keluar dulu ya Bu,ā€ ucapku lembut sambil tersenyum. ā€œMemangnya mau kemana kamu

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Mertua Datang

    Episode 16 "Assalamu'alaikum... Doni, Doni," terdengar suara memanggil dari luar gerbang. "Wa'alaikum salam..." saut kami bersamaan. Kami mengintip dari balik jendela, terlihat Mbak Andini, Suaminya, Bapak, Ibu, Erik, Yesi dan Dua keponakan berdiri menunggu dibalik gerbang. Kami langsung keluar membukakan pintu gerbang mempersilahkan semuanya masuk kedalam rumah. Kami menyalami semua satu persatu. Mbak Andini masih selalu sama melempar senyum ramahnya padaku. "Apa kabar Fatimah, semua sehat, kan," sapanya Mbak Andini padaku. "Alhamdulillah, kami sehat semua Mbak... Oiya, tadi berangkat jam berapa Mbak... " tanyaku basa basi. "Jam 11 malem. Ini Mbak bawain oleh-oleh dari rumah buat kamu. Banyak roti dan kue. Mbak tarok kulkas ya..." ucapnya. Sambil meminta izin untuk meletakkan bungkusan kue kedalam kulkas. "Wah, repot-repot b

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā PoV Ibu Mertua

    Episode 15 (POV Ibu Mertua) *** Namaku Ibu Yana, aku istri dari Bapak Yansah. Aku memiliki Empat orang anak Dua Perempuan dan Dua laki-laki. Andini anak pertamaku yang berumur 40 tahun sejak menikah tak lagi tinggal bersamaku. Ia diajak suaminya tinggal di Kota C yang berjarak Delapan jam dari rumahku. Suami Andini adalah orang kaya raya, dia pejabat di Kota C. Sedangkan Andini bekerja sebagai Pegawai Negri. Mereka memiliki 2 anak Putra dan Putri. Kehidupan Andini sangat mapan bersama suaminya. Ia tinggal disebuah Rumah mewah 2 lantai dan memiliki 2 Mobil mewah. Dahulu aku sering menasehati Andini untuk mencari suami yang kaya. Sebenarnya aku menyuruhnya mencari suami Dokter. Namun Ia menolak dan memilih menikah dengan Anak Pejabat. Meskipun begitu aku sangat setuju. Tak masalah menikah tidak

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Bagai Langit dan Bumi

    Episode 14 *** Kami semua duduk dikursi tamu dibawah tarub diluar rumah Yesi. Aku melihat sekeliling rumah Yesi. Menurutku biasa saja. Terlihat seperti Rumah tua yang mungkin berumur puluhan tahun dan sudah terlihat usang. Menuju rumahnya pun jalannya sulit licin dan hanya cukup 1 kendaraan. Masuk kedalam melewati jalan yang rusak yang sangat becek dan melewati kebun karet sejauh 2 kilo. Disitu aku melihat memang acaranya mewah kursi tamunya banyak, dan ada hiburan biduan yang berjoget sekitar 15 biduan. Aku sejak tadi menemani Mbak Luluk diatas kursi rodanya, aku perhatikan orang-orang yakni keluarga Yesi menatap heran kearah Mbak Luluk. Kemudian aku melihat Mbak Andini sedang menemani anaknya bermain di sekitaran kuade panggung pengantin. Kemudian Ia naik keatas panggung pengantin dan mencoba duduk dikursi pengantin bersama anaknya.

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Akad Nikah Adik Ipar

    Episode 13 *** Jam 3 pagi hari sebelum subuh, Kami sampai dirumah mertua.Dan tak lama setelah kami sampai Mbak Andini beserta suami dan ke 2 anaknya pun tiba dirumah mertua. Jadi aku lebih dulu sampainya. Aku bergegas ke dapur untuk membuatkan teh Mbak Andini dan keluarganya. Aku belum istirahatsama sekali. Diperjalanan juga aku tidak bisa istirahat karena kondisi mobil travel sangat berdesakkan. Membuat aku kesulitan untuk beristirahat. Dirumah mertua ada 4 kamar besar dan 1 kamar kecil. Satu yang besar kamar mbak Luluk, Kamar Mbak Andini , Kamar Erik Dan Kamar Mertua. Sedangkan kamar Aku dan Kak doni tidur di kamar kecil yang tidur pun tak bisa lurus harus menekukkan kaki. Tanpa pintu. Apalagi disitu adalah tempat sholat umum. Jadi aku susah untuk berganti pakaian dan sulit untuk

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Fatimah Belajar Ikhlas

    Episode 12 *** (POV DONI) ā€œHalo, Bu. Aku dengar dari Mbak Andini katanya keluargaYesi minta uang 50 juta untuk tebus anaknya. Maksudnya apa itu Bu, kenapa dulu istriku gak diperlakukan sama. Malah diperlakukan gak layak. Yesi dikasih sebanyak itu, belum serah-serahannya kemudian duitnya. Belum lagi nanti mau di adakan acara pesta besar-besaran dirumah kita juga kan. Alangkah enaknya hidup Yesi belum apa-apa keluarga kita udah keluar uang banyak buat dia.ā€ Dengan nada emosi ku melanjutkan ucapanku. ā€œKalau Fatimah dengar ini pasti marah Bu, dia banyak berkorban buat aku buat keluarga kita. Dia gak mempersulit keluarga kita saat akan menikahinya.Dia mengeluarkan uang banyak hingga tabung

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Merasa Dibedakan

    Episode 11 *** "Kak, enak ya jadi Yesi. Si calon adik ipar baru Kakak... lihat difoto, serah-serahannya mewah banget Kak," sambil menghampiri suamiku yang sedang duduk dilantai ruang tamu, seraya menunjukkan foto acara lamaran adik laki-lakinya kemarin di hpnya. "Aku hitung nih Kak dia dikasih 30 kotak serah-serahan dari orang tua Kakak, dan itu isinya komplit dan serba double lagi, tas dapat 3, sepatu 3, higheels 2, Skincare lengkap dobel-doble isinya dan gede-gede lagi ukurannya, Selimut dobel, Badcover dobel,, kebaya mewah, Cincin kawin terlihat gede, Cd 1 pak, Bh 1 pak. Dan masih banyak lagi, Enak sekali Yesi." Selorohku, Sambil menyenderkan badan didinding ruang tamu. "Dah gitu dapet segala perabotan dari kayu jati, dan udah disiapin disitu, tuh ada lemari baju, meja makan, sofa , kursi tamu, dipan dan lemari hias bejejer dirumah Orang tua Kakak, mana didalam l

  • Dipandang Rendah MertuaĀ Ā Ā Mertua Tak Adil

    Siang hari tepat pukul 14:00. Aku dan suamiku bersiap untuk kembali lagi kekota yang berjarak Delapan jam dari rumah mertua. Aku lihat dirumah hanya ada Mbak Luluk . Karena Mertua sedang berada dirumah saudaranya yang tidak begitu jauh. Kami pun sudah siap untuk berangkat. Aku salami Mbak Luluk dan aku berikan selembar uang ratusan ribu untuknya. Suamiku sudah berada diatas motornya, barang bawaan tidak sebanyak saat kami berangkat. Sekarang hanya tinggal tas besar yang kami letakkan didepan dan didalamnya hanya berisikan baju saja. Aku pun langsung naik diatas motor dan suami mulai menghidupkan mesin motir dan melaju pelan menjauh dari rumah. Belum terlalu lama berjalan. Suami mematikan mesin motornya dan memanggil ibunya yang sedang duduk didepan rumah saudaranya. Kami pun berpamitan dan bersalaman. Ibu mertua bertanya pada suamiku kok cepat sekali sudah mau pulang. Suamiku h

DMCA.com Protection Status