Share

Bab 30. Dilema Alira 2

Author: Menook We
last update Last Updated: 2021-10-04 11:33:43

Malam belum terlalu larut, masih berada di pukul tujuh, tanpa bintang dan juga rembulan. Karena derasnya hujan.

Bersamaan dengan petir yang sedikit menggelegar, menemani perjalanan Alira yang sedang duduk terdiam di dalam taksi online yang di tumpanginya.

Baru pulang dari apartemen kekasihnya, membawa sebuah rasa dilema yang begitu besar, membuatnya begitu bimbang dengan keputusan yang harus di ambilnya.

Bercerai atau putus? sebuah pilihan yang begitu sulit, bukan karena dirinya yang telah mencintai suaminya, tapi karena kondisi suaminya yang tak mungkin bisa di ajaknya berkomunikasi mengenai perceraian mereka yang belum pada waktunya.

Dan putus? sungguh, sebuah kata yang sangat menyakitinya, karena dirinya yang mencinta, tak ingin kehilangan lelaki pujaan hatinya, lelaki yang sangat dicintainya.

"Ya Allah...," batinnya, menyeka buliran bening yang terjatuh di pipi.

 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 31. Istri

    "Apa kabar? sudah lama sekali kita nggak pernah bertemu," ucap Azkia, sudah duduk di atas sofa di ruangan Adi, bersebrangan dengan pemilik ruangan yang tersenyum tipis beradu pandang."Iya, lama sekali," jawab Adi, tak mengalihkan pandanganya, dari Azkia yang menunduk kembali membisu, tampak begitu ragu untuk membuka suara."Lupakan Satria!" kalimat Adi, menyentakkan hati Azkia, membuat degup jantungnya tak karuan kembali bersitatap."Jalan kalian sudah berbeda Az, biarkan Satria bahagia dengan kehidupannya, dan kamu juga bisa bisa bahagia dengan kehidupan kamu,""Satria mencintaiku Di, aku hanya perlu meminta maaf bukan? dia pasti bisa memaafkan aku. Meskipun aku harus menunggu beberapa saat untuk membuatnya bisa kembali menerimaku," jawab Azkia.Menciptakan seulas senyum tipis di bibir Adi menggosok dahinya perlahan membuang pandangannya."Jangan berlagak b

    Last Updated : 2021-10-04
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 32. Sebuah Ciuman

    "Mau kemana kamu Ra?" sela Satria.Semakin menyentakkan hati Azkia, menatap lekat genggaman tangan kekasihnya membuatnya cemburu."Keluar sebentar Mas,""Nggak perlu keluar," sahut Satria, segera mengalihkan pandangannya kembali menatap Azkia yang membeku."Kamu mau bicara? bicara saja, istriku tetap di sini, dan nggak akan kemana-mana,""Istri?" spontan Azkia, dengan degup jantungnya yang tak karuan, di temani oleh deru nafasnya yang memburu, tak bisa percaya dengan kata istri yang baru di dengarnya.Tak terkecuali Alira, yang menolehkan kepalanya cepat, membulatkan matanya penuh tak menyangka dengan status pernikahan yang di ungkap suaminya."Apa maksud kamu Sat? istri? istri apa maksud kamu?""Alira istriku, aku sudah menikahinya enam bulan yang lalu," jawab Satria, mengulaskan senyum tipis di bibirnya, tak lagi me

    Last Updated : 2021-10-04
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 33. Kecemburuan Alira

    Suasana yang begitu sepi, sangat cocok untuk menyendiri mencari ketenangan hati setelah kesabaran yang telah loss tak terkendali.Masih di dalam gedung tinggi menjulang rumah sakit tempat suaminya di rawat, sudah tiga jam lamanya, Alira masih duduk sendirian di atas kursi yang letaknya berada di bagian sudut di dalam kantin, sudah menghabiskan dua mangkuk bakso pedas dan juga dua gelas es teh manis guna untuk menetralisir rasa kesal yang sempat menghampiri.Kembali terdiam dan termenung, duduk bersandar dengan pandangan menerawangnya tak bisa melupakan bayangan Satria yang menciumnya."Kenapa sampai mencium segala sih? meskipun Azkia nggak percaya kan juga nggak masalah?" gumamnya, membuang pandangannya.Masih belum bisa menerima perlakuan suaminya yang begitu tiba tiba dan tanpa aba-aba, memancing rasa bersalah di dirinya kepada Adam yang jika tahu, pasti akan semakin marah dan tak bisa terima.

    Last Updated : 2021-10-05
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 34. Usaha Satria

    Gerimis hujan yang tak terlalu deras, berhasil membasahi jalanan kota yang terlihat lenggang, tak padat ataupun merambat.Tepat di sore hari, di pukul 15:00, terlihat sedan hitam Papa Bagaskara, melaju dengan kecepatan sedang menembus rintiknya gerimis di bawah kendali Pak Anam.Membawa serta Tuannya, Papa Bagaskara yang sedang duduk di kursi kemudi memejamkan mata dengan kedua tangan yang melipat di atas dada.Beserta Alira dan juga Satria, tampak tenang saling diam, duduk di kursi belakang tanpa pembicaraan."Bagaimana jika Adam tahu? aku pindah ke rumah Papa dan tidur satu kamar dengan Mas Satria?" batin Alira pilu, semakin merasa bersalah, namun tak bisa berbuat apa apa.Hanya bisa pasrah, akibat status yang di sandangnya, tak mampu lagi menjaga hati dan perasaan kekasihnya.Kekasih yang masih di perjuangkannya, berpegangan pada perjanjian pernikahan yang

    Last Updated : 2021-10-05
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 35. Terjepit

    "Kamu duduk dulu ya Mas? tunggu sebentar, biar aku ambilkan jubah handuk kamu dulu," suara Alira, mengarahkan suaminya untuk kembali duduk di tepi ranjang.Tak membuat Satria bersuara, hanya menahan senyum mengangguk pelan."Dimana tempatnya ya? aku lupa,""Ada di almari, pintu tengah di bagian bawah,""Oh iya, sebentar," lanjut Alira, segera mengayunkan langkahnya, hendak membuka pintu almari, untuk mengambil salah satu jubah handuk yang ada di dalamnya."Kamu pakai dulu ya? aku siapin air nya dulu," lanjut Alira, sesaat setelah berdiri di depan suaminya, mengangsurkan jubah handuk yang baru diambilnya ke depan Satria."Air hangat Ra,""Iya Mas," jawab Alira, menganggukkan kepalanya pelan, kembali mengayunkan langkahnya, hendak masuk ke dalam kamar mandi.Untuk mengisi bathup yang tersedia, meninggalkan Satria yang t

    Last Updated : 2021-10-06
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 36. Kecemburuan Satria

    "Kok belinya cuma satu Ra?" tanya Satria, masih duduk bersandar di atas ranjang, mengalihkan pandangan Alira yang sedang berdiri, membuka bungkusan ketoprak yang ada di atas nakas."Lupa nggak bawa dompet Mas, ini aja masih untung nemu uang dua puluh ribu di saku celana," jawab Alira, menciptakan senyum di bibir Satria menyandarkan kepala."Sampai segitunya kamu Ra, hanya untuk menghindariku sampai lari gitu aja nggak bawa apa-apa," sindir Satria, tak membuat Alira bersuara, hanya diam membisu segera melangkah untuk duduk di tepi ranjang di depannya."Kamu mau nggak? aku hanya bisa beli satu Mas, kita bisa makan bersama," kata Alira."Itu kenapa sendoknya ada dua?" tanya Satria, menunjuk sendok yang ada di tangan istrinya, mengalihkan pandangan Alira."Biar kita bisa makan sama-sama Mas,""Ya nggak perlu sendok dua lah Ra, satu saja cukup kan? kasihan Bi Asih

    Last Updated : 2021-10-06
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 37. Ceraikan Aku

    "Mau kemana kamu?" tanya Satria, masih duduk di tepi ranjang, beradu pandang dengan mata sembab istrinya, baru keluar dari dalam kamar mandi hendak keluar kamar."Keluar.""Kemana?" desak Satria, menciptakan helaan nafas di bibir Alira, merasa tak suka.Karena hatinya yang sedang tak baik baik saja, merasa terluka dengan semua keadaan yang terus saja memaksanya. Hanya ingin sendiri menenangkan diri tak melakukan pembicaraan.Hingga membuatnya terdiam, segera membuang pandangannya ke sembarang arah, menggigit bibir bawahnya menahan jatuhnya air mata.Tak menatap suaminya yang telah berdiri, hendak mengayunkan langkah mendekatinya."Kenapa kamu nangis?" tanya Satria, tak membuat istrinya bersuara, hanya menundukkan kepala menitikan air mata."Hei... kenapa kamu Ra? kenapa nangis begini sih?" lanjut Satria, semakin bingung dengan tangisan is

    Last Updated : 2021-10-06
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 38. Kepanikan

    Tok tok tokSuara ketukan pintu di gym room Satria, tak berhasil membuat Satria membuka mata, karena rasa sakit di kepalanya yang terasa luar biasa, berusaha menahan rasa sakitnya tak merubah posisinya.Tok tok tok Suara ketukan di pintu kembali terdengar, membuatnya mengumpat kesal merasa terganggu."Masuk!!!" teriak Satria akhirnya, segera menegakkan kepalanya, kembali merintih menyentuh kepalanya sendiri."Mas Satria? Ya Allah.... kenapa Mas? kenapa pucat begini Mas?" teriak Bi Asih, sesaat setelah membuka pintu, menyaksikan putra dari majikannya yang terlihat lemah tak berdaya.Segera mengayunkan langkahnya cepat, memasuki ruangan gym mendekati Satria."Ya Allah ya Robbi, kenapa jadi begini sih Mas? Ya Allah...," pekik Bi Asih kembali, terlihat begitu khawatir duduk berjongkok di sa

    Last Updated : 2021-10-06

Latest chapter

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 98. Mencintai Seutuhnya, Bersama Selamanyay

    Kebahagiaan yang sudah menyelimuti, merasa saling membutuhkan dan terlebih lagi mencintai. Setelah kehilangan yang begitu sangat menyakiti hati, dan di tambah lagi dengan kesalahpahaman yang menyesakkan, menyayat perih luka hati yang sudah saling mencintai.Setelah dua Minggu berlalu, Alira yang kini telah menyadari untuk siapa sebenarnya hatinya di labuhkan, setelah dilema panjang yang menderanya, dan masih belum bisa melupakan Adam secara sempurna.Tapi kali ini, dirinya sudah memantapkan nya, memilih untuk mencintai sepenuh hati. Satria, sang suami, pendamping hidupnya pemilik hatinya.Tanpa bayang bayang Adam yang membayangi, tanpa bayangan dari kisah cinta lamanya yang telah ia lepaskan seutuhnya."Mas," panggil Alira suatu sore, tepat di hari minggu di ruang tengah di dalam apartemennya.Mengalihkan pandangan Satria, yang sedang menikmati buah apel hasil irisan tangannya, m

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 97. Penghinaan Untuk Azkia

    Kemarahan yang menguasai, membuat Satria tak lagi bisa mengontrol diri. Sudah berada di dalam perjalanan, sedang mencoba menelepon mantan kekasihnya."Dimana?" sengit Satria, dengan sorot mata tajamnya. Duduk di kursi depan di mobilnya yang di kemudikan Adi."Di kafe, kenapa? mau kesini?" jawab Azkia, dengan suaranya yang terdengar biasa, sama sekali tak mengetahui gemuruh di dalam dada Satria."Share lokasi, aku kesana sekarang,""Jadi ngajak ketemu terus ya sekarang? goda Azkia terdengar senang. "Apa mungkin kamu sudah mulai..."Mengembangkan amarah di hati Satria, segera mematikan panggilan teleponnya spontan. Karena dirinya yang merasa tak sabar, untuk memberikan mantan kekasihnya itu pelajaran."Ke kafe Memory," suara Satria, sesaat setelah menerima pesan dari Azkia.Dan tak membuat sahabatnya itu bersuara, hanya menginjak gas mobil

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 96. Pembalasan Satria

    Keheningan menyelimuti, di antara Alira dan juga Satria yang saling diam, membisu tak ada yang bersuara di dalam ruang rawat Alira.Sudah duduk berdampingan di atas sofa, dengan pandangan keduanya yang menatap lurus ke depan."Azkia yang memasang penyadap di apartemen kita," suara Satria Akhirnya, setelah membisu beberapa saat tak mengalihkan pandangan Alira."Aku kesana untuk menyelesaikan semuanya, untuk menanyakan alasan kenapa dan apa maksudnya dia melakukan hal gila seperti itu.""Aku sudah berniat untuk menemuinya di apartemennya, tapi dia memintaku untuk menemuinya di Super Land.""Dan aku juga sudah menolak untuk bermain bersama dengan dia, tapi dia menarikku, memaksaku untuk bermain bersama." Berusaha untuk menjelaskan semuanya, dengan harapan di hatinya, semoga istrinya itu mengerti."Aku minta maaf," lanjut Satria lagi, hendak menyentuh punggung tangan istrinya namun tak bisa. Karena Alira yang

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 95. Berbaikan

    Keheningan menyelimuti, di antara Alira dan juga Satria yang saling diam, membisu tak ada yang bersuara di dalam ruang rawat Alira.Sudah duduk berdampingan di atas sofa, dengan pandangan keduanya yang menatap lurus ke depan."Azkia yang memasang penyadap di apartemen kita," suara Satria Akhirnya, setelah membisu beberapa saat tak mengalihkan pandangan Alira."Aku kesana untuk menyelesaikan semuanya, untuk menanyakan alasan kenapa dan apa maksudnya dia melakukan hal gila seperti itu.""Aku sudah berniat untuk menemuinya di apartemennya, tapi dia memintaku untuk menemuinya di Super Land.""Dan aku juga sudah menolak untuk bermain bersama dengan dia, tapi dia menarikku, memaksaku untuk bermain bersama." Berusaha untuk menjelaskan semuanya, dengan harapan di hatinya, semoga istrinya itu mengerti."Aku minta maaf," lanjut Satria lagi, hendak menyentuh punggung tangan istrinya namun tak bisa. Karena Alira yang

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 94. Rasa Rindu di Sela Rasa Marah

    "Gila kamu Sat," lirih Adi, sesaat setelah mendengarkan cerita dari Satria, mengenai situasi yang sebenarnya sama sekali tak menyangka. "Bodoh sekali kamu,""Aku tahu," sahut Satria, semakin sendu membuang pandangan. "Dan aku menyesalinya.""Apa kamu tahu apa yang sudah aku katakan kemarin ke Alira saat kamu pergi menemui Azkia dalam keadaan marah?"Mengalihkan pandangan Satria menatapnya diam."Jangan panik Ra, Satria lebih tahu apa yang harus di lakukannya, dia hanya sedang menjaga dan melindungi kamu," menirukan ucapannya sendiri mencebikkan bibirnya."Dan aku benar benar malu dengan kalimatku itu Sat, kamu nggak sebaik yang aku kira, kamu nggak tahu apa yang harus kamu lakukan, bukannya menjaga istri kamu, kamu malah... ck," berdecak kesal."Lebih baik kamu masuk ke dalam sekarang Di! lihat kondisinya Alira, daripada terus menyalahkan ku dan semakin membu

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 93. Cari Tahu dan Bawa Kesini

    Suasana dingin yang menguasai, menambahkan aura ketegangan yang terjadi antara Papa Bagaskara dan juga Satria, saling membisu, sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang tamu saling membuang pandangan.Setelah melakukan pembicaraan sengit, saling berdebat. Papa Bagaskara yang terus saja menyalahkan putranya, dan Satria yang tetap kekeh dengan pembelaan atas dirinya.Sudah menjelaskan semuanya, mengenai penyadap yang di temukannya di Apartemen, hingga berakhir di sebuah pertemuannya dengan Azkia dan berujung ke kesalahpahaman.Tak terkecuali rasa curiga yang ada di dalam pikirannya, sudah memerintahkan Adi untuk mencari tahu kenapa istrinya itu bisa tertabrak.Membuat keduanya seperti ini, saling diam dan membisu, tak ada lagi yang bersuara demi untuk bisa mengendalikan rasa di hati yang berkecamuk tak karuan, menghela nafas kompak."Bodoh sekali kamu Sat! bodoh! benar benar Bodoh!" umpat Papa Bagaskara, t

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 92. Tamparan Papa Bagaskara

    Suasana dingin yang menguasai, menambahkan aura ketegangan yang terjadi antara Papa Bagaskara dan juga Satria, saling membisu, sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang tamu saling membuang pandangan.Setelah melakukan pembicaraan sengit, saling berdebat. Papa Bagaskara yang terus saja menyalahkan putranya, dan Satria yang tetap kekeh dengan pembelaan atas dirinya.Sudah menjelaskan semuanya, mengenai penyadap yang di temukannya di Apartemen, hingga berakhir di sebuah pertemuannya dengan Azkia dan berujung ke kesalahpahaman.Tak terkecuali rasa curiga yang ada di dalam pikirannya, sudah memerintahkan Adi untuk mencari tahu kenapa istrinya itu bisa tertabrak.Membuat keduanya seperti ini, saling diam dan membisu, tak ada lagi yang bersuara demi untuk bisa mengendalikan rasa di hati yang berkecamuk tak karuan, menghela nafas kompak."Bodoh sekali kamu Sat! bodoh! benar benar Bodoh!" umpat Papa Bagaskara, t

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 91. Tamparan Papa Bagaskara

    "Apa maksud kamu Ra?" tanya Bu Rani.Membisukan Alira, menyadari kalimatnya yang tak terkontrol membuang pandangan."Alira, bisa jelaskan ke Ibu maksudnya apa? surat perjanjian? surat perjanjian Apa?" semakin tak sabar menuntut jawaban."Pernikahan," menelan salivanya pelan menundukkan kepalanya.Tak mengetahui sorot mata terkejut di netra Ibunya, semakin tersentak dengan jawabannya tak percaya."Sewaktu makan malam dulu, saat pertama kalinya aku ke rumah Papa untuk menghadiri undangan makan malam dari Papa. Ibu mengingatnya?"Menganggukkan lemah kepala Bu Rani. "Kenapa dengan makam malamnya?""Mas Satria memberikanku surat perjanjian pernikahan."Semakin mempercepat degup jantung Bu Rani membekap mulutnya sendiri. "Ya Allah" gumamnya lirih.Sama sekali tak menyangka dengan apa yang baru di dengar

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 90. Membenci Satria?

    Flashback sebelum pertemuan Satria dan Azkia."Selamat siang, Antariksa Group di sini, ada yang bisa saya bantu?" suara wanita, terdengar begitu sopan dari dalam layar ponsel Azkia yang menyala."Selamat siang, bisa bicara dengan Alira?""Bu Alira di bagian apa Bu?""Keuangan," bagian Alira yang diketahuinya dari alat penyadap yang di pasangnya."Maaf dengan Ibu siapa saya berbicara?" Membisukan Azkia, mengingat nama salah satu teman Alira yang sudah meyerang nya menyembunyikan identitasnya. "Rani,"Dan terdiam, menunggu teleponnya yang sedang di sambungkan, mendengar alunan musik sebagai nada tunggunya."Halo Ran, kok tumben telepon kantor?" terdengar suara Alira, menciptakan seulas senyum seringai di bibir Azkia."Hai, apa kabar?"

DMCA.com Protection Status