Beranda / Romansa / Dipaksa Putus Karena Perjodohan / Bab 22. Kecewanya Hati Satria

Share

Bab 22. Kecewanya Hati Satria

Penulis: Menook We
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-30 11:52:30

Kantin perusahaan tak lagi ramai, terlihat semakin sepi, karena jam makan siang yang hampir habis.

"Kita balik ke ruangan Dam," Kata Anton, masih duduk di tempatnya hendak berdiri dari kursi.

Di ikuti dengan Adam, sesaat setelah mengangguk pelan. Sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Alira, kekasihnya yang sedari tadi diam dan melamun.

"Ra," panggil Adam, dengan intonasi lembutnya.

Tak mengalihkan pandangan Alira, masih saja diam, dengan pandangannya lurus kedepan, tak bisa melupakan video syur yang baru saja di lihatnya.

Dengan durasi yang tak lebih dari lima menit, sangat cukup buat Alira, mengenali wajah cantik dari pemain video yang terlihat merem melek, menikmati permainan lelaki bertubuh sedikit dempal.

"Alira," lanjut Adam, menyentuh bahu Alira menyentakkan hati kekasihnya,

"Ha?"

"Ayo balik, jam istirahatnya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 23. Kecelakaan

    "Pak Satria nya sedang keluar Bu, sampai sekarang belum kembali,""Keluar?""Iya," jawab Sekretaris mengangguk pelan."Sudah lama ya?""Dari jam sebelas siang tadi," jawab Sekretaris Satria, dengan begitu sopannya mengetahui status Alira."Terimaksih ya," kata Alira, mengulaskan senyum tipis di bibirnya, sesaat sebelum mengalihkan pandangannya, ke arah suara lelaki yang memanggilnya."Pak Adi?" gumam Alira, kembali mengulaskan senyum tipisnya, seraya menganggukkan kepalanya pelan menyapa Adi, tangan kanan sekaligus sahabat dari suaminya."Cari Satria Ra?""Iya Pak," jawab Alira, menganggukkan kepalanya pelan mengiyakan."Kita bisa bicara Ra? ada yang ingin aku bicarakan sama kamu," kata Adi, dengan gurat wajah seriusnya.Menghilangkan sikap bercandanya yang biasa dilakukannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 24. Sindiran dan Pesan Bu Rani

    "Alira!" panggil Bu Rani, dengan degup jantungnya yang tak karuan, berdiri di lorong yang menyambungkan antara pintu lift dan juga unit apartement menantunya.Mengalihkan kompak pandangan Adam dan juga Alira yang tersentak."Ibu?" gumam Alira, mebulatkan matanya, tak menyangka dengan kehadiran ibunya saat dirinya bersama dengan Adam, membuatnya begitu gemetar."Bu...," lirih Alira lagi, beradu pandang dengan sorot tajam mata Bu Rani yang terdiam, bersama dengan Aksa yang berdiri di belakang ibunya menatapnya dalam."Kalian masih berhubungan? dari mana kalian?" tanya Bu Rani, berusaha bersikap tenang, tak bisa percaya dengan apa yang di lihatnya.Bagaimana bisa? putrinya? yang sudah menjadi istri orang, ketahuan jalan bersama dengan mantan pacar? apa yang sudah Alira lakukan?"Selamat malam Tante," sapa Adam, menelan salivanya pelan menyapa ibu dari kekasihnya.Seraya mengulurkan tangannya ke d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 25. Perhatian Alira

    Malam semakin larut, menambah suasana yang begitu hening, tanpa suara di dalam ruangan rawat Satria.Karena Alira, hanya duduk termenung sendiri di atas sofa, bersama dengan Aksa yang tertidur, meringkuk di atas sofa di sampingnya.Masih setia menunggu, menemani suaminya yang belum juga membuka mata, entah karena efek obat yang di beri Dokter dia pun tak mengetahuinya.Karena pikirannya yang melayang, tampak menari-nari, berusaha memahami semua yang terjadi namun tetap tak bisa di mengerti."Kamu sudah menjadi istri Ra, sudah tugas kamu untuk berbakti dan taat kepada suami kamu, jaga Satria, rawat Satria, jangan menyakitinya, karena surga kamu ada di tangan Satria Ra, ada di tangan suami kamu,"Kalimat Bu Rani, terus saja terngiang di kepalanya. Membuatnya semakin sedih, dengan kondisi hatinya yang merana, tak bisa melupakan kalimat demi kalimat Ibunya yang menyalahkanny

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-30
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 26. Berbagi Rasa Sakit

    Pagi kembali menyapa, dengan sinarnya yang menghangat, menembus jendela kaca kamar rawat Satria yang tak tertutup gorden.Terlihat Alira, masih duduk di sebelah ranjang, sedang memainkan ponselnya, berkirim pesan dengan kekasihnya Adam.Hanya sendiri, tanpa Aksa, yang sudah pamit pulang lebih dulu, untuk memulai aktifitas sekolah sebagai pelajar SMA."Ra," panggi Satria, baru membuka mata.Kembali merintih, merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Terutama di bagian kepalanya yang di perban menegakkan kepala Alira."Mas... sudah bangun?" tanya Alira, sesaat setelah meletakkan ponselnya di atas meja.Menyentuh lengan Satria, menanyakan apa yang di butuhkan suaminya."Mau minum? aku ambilkan minum ya?" tanya Alira, tak membuat Satria bersuara, hanya menganggukkan kepalanya begitu pelan mengiyakan."Sebentar ya?" lanjut Alira, segera berdiri dari duduknya, hendak menarik tuas di belakang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 27. Menyakiti Hati Adam

    Semilirnya angin di siang hari, bertemankan sinar mentari yang tak begitu terik. Akibat dari mendung yang bergelayut pertanda akan turunnya hujan.Terlihat Anton, sedang mengayunkan langkah, hendak memasuki ruangan sahabatnya, Adam."Ayo Dam," ucap Anton. sesaat setelah membuka pintu, mengalihkan pandangan Adam."Jadi?""Jadilah, kita berangkat sama Gladis dan Pak Adi," jawab Anton, masih berdiri di balik pintu ruangan yang terbuka, menganggukkan kepala Adam.Sementara itu di rumah sakit, terlihat Alira, duduk di kursi sebelah ranjang, duduk bercanda, mengupas jeruk yang di bawa orang tuanya, untuk di berikannya kepada Satria."Gimana Sat jeruknya? manis?" tanya Bu Rani, duduk di atas sofa, bersama dengan suami dan juga besannya, ikut menikmati buah yang di bawanya."Manis Bu, kayak saya," jawab Satria, menciptakan tawa semuanya, termasuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 28. Dilema Alira

    "Ehem!" suara deheman. Menyadarkan Alira dan juga Satria, mengalihkan pandangan mereka kompak ke arah suara."Adam...," batin Alira, membulatkan matanya.Dengan degup jantungnya yang tak karuan, spontan berdiri dari duduknya mengetahui keberadaan kekasihnya.Yang terdiam dan membisu, hanya berdiri di depan pintu kamar rawat yang terbuka, di belakang Adi. Bersebelahan dengan Anton dan juga Gladis, menatapnya tajam menahan amarah."Duh duh duh... yang lagi di manja...pakai di suapin segala...," goda Adi, mencebikkan bibir Satria.Bersamaan dengan Alira, yang menundukkan kepalanya, tak berani menatap kekasihnya yang membisu terlihat murka."Ayo Di, Gladis, An, silahkan duduk," sahut Papa Bagaskara, sebelum terdiam tak mengenali Adam."Ini Manager baru itu ya?" lanjut Papa Bagas, menunjuk Adam yang mengangguk pelan."Iya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 29. Putus Atau Becerai

    "Kamu nggak papa kan?" tanya Bu Rani, sesaat setelah Alira membuka pintu, menatap wajah basah putrinya oleh air dengan kedua mata yang memerah."Nggak papa Bu, aku hanya lelah, ingin istirahat," jawab Alira."Kamu duduk dulu Ra,""Nggak Bu, aku ingin pulang, aku ingin tidur Bu, kepalaku pusing," kilah Alira, ingin sekali menemui Adam untuk menjelaskan semuanya.Sebelum mengalihkan pandangannya, menatap suaminya yang bersuara."Kamu mau pulang Ra?" tanya Satria, masih tak ingin di tinggal sama istrinya beradu pandang."Iya Mas, aku pulang dulu ya Mas? hanya sebentar, nanti malam aku kesini lagi," jawab Alira, berusaha bersikap tenang, menata hatinya sendiri yang gelisah, menatap suaminya yang terdiam membuang pandangan."Saya pulang nggak papa kan Pa?" tanya Alira, kepada Papa Bagaskara yang mengangguk pelan."Nggak pa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 30. Dilema Alira 2

    Malam belum terlalu larut, masih berada di pukul tujuh, tanpa bintang dan juga rembulan. Karena derasnya hujan.Bersamaan dengan petir yang sedikit menggelegar, menemani perjalanan Alira yang sedang duduk terdiam di dalam taksi online yang di tumpanginya.Baru pulang dari apartemen kekasihnya, membawa sebuah rasa dilema yang begitu besar, membuatnya begitu bimbang dengan keputusan yang harus di ambilnya.Bercerai atau putus? sebuah pilihan yang begitu sulit, bukan karena dirinya yang telah mencintai suaminya, tapi karena kondisi suaminya yang tak mungkin bisa di ajaknya berkomunikasi mengenai perceraian mereka yang belum pada waktunya.Dan putus? sungguh, sebuah kata yang sangat menyakitinya, karena dirinya yang mencinta, tak ingin kehilangan lelaki pujaan hatinya, lelaki yang sangat dicintainya."Ya Allah...," batinnya, menyeka buliran bening yang terjatuh di pipi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04

Bab terbaru

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 98. Mencintai Seutuhnya, Bersama Selamanyay

    Kebahagiaan yang sudah menyelimuti, merasa saling membutuhkan dan terlebih lagi mencintai. Setelah kehilangan yang begitu sangat menyakiti hati, dan di tambah lagi dengan kesalahpahaman yang menyesakkan, menyayat perih luka hati yang sudah saling mencintai.Setelah dua Minggu berlalu, Alira yang kini telah menyadari untuk siapa sebenarnya hatinya di labuhkan, setelah dilema panjang yang menderanya, dan masih belum bisa melupakan Adam secara sempurna.Tapi kali ini, dirinya sudah memantapkan nya, memilih untuk mencintai sepenuh hati. Satria, sang suami, pendamping hidupnya pemilik hatinya.Tanpa bayang bayang Adam yang membayangi, tanpa bayangan dari kisah cinta lamanya yang telah ia lepaskan seutuhnya."Mas," panggil Alira suatu sore, tepat di hari minggu di ruang tengah di dalam apartemennya.Mengalihkan pandangan Satria, yang sedang menikmati buah apel hasil irisan tangannya, m

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 97. Penghinaan Untuk Azkia

    Kemarahan yang menguasai, membuat Satria tak lagi bisa mengontrol diri. Sudah berada di dalam perjalanan, sedang mencoba menelepon mantan kekasihnya."Dimana?" sengit Satria, dengan sorot mata tajamnya. Duduk di kursi depan di mobilnya yang di kemudikan Adi."Di kafe, kenapa? mau kesini?" jawab Azkia, dengan suaranya yang terdengar biasa, sama sekali tak mengetahui gemuruh di dalam dada Satria."Share lokasi, aku kesana sekarang,""Jadi ngajak ketemu terus ya sekarang? goda Azkia terdengar senang. "Apa mungkin kamu sudah mulai..."Mengembangkan amarah di hati Satria, segera mematikan panggilan teleponnya spontan. Karena dirinya yang merasa tak sabar, untuk memberikan mantan kekasihnya itu pelajaran."Ke kafe Memory," suara Satria, sesaat setelah menerima pesan dari Azkia.Dan tak membuat sahabatnya itu bersuara, hanya menginjak gas mobil

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 96. Pembalasan Satria

    Keheningan menyelimuti, di antara Alira dan juga Satria yang saling diam, membisu tak ada yang bersuara di dalam ruang rawat Alira.Sudah duduk berdampingan di atas sofa, dengan pandangan keduanya yang menatap lurus ke depan."Azkia yang memasang penyadap di apartemen kita," suara Satria Akhirnya, setelah membisu beberapa saat tak mengalihkan pandangan Alira."Aku kesana untuk menyelesaikan semuanya, untuk menanyakan alasan kenapa dan apa maksudnya dia melakukan hal gila seperti itu.""Aku sudah berniat untuk menemuinya di apartemennya, tapi dia memintaku untuk menemuinya di Super Land.""Dan aku juga sudah menolak untuk bermain bersama dengan dia, tapi dia menarikku, memaksaku untuk bermain bersama." Berusaha untuk menjelaskan semuanya, dengan harapan di hatinya, semoga istrinya itu mengerti."Aku minta maaf," lanjut Satria lagi, hendak menyentuh punggung tangan istrinya namun tak bisa. Karena Alira yang

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 95. Berbaikan

    Keheningan menyelimuti, di antara Alira dan juga Satria yang saling diam, membisu tak ada yang bersuara di dalam ruang rawat Alira.Sudah duduk berdampingan di atas sofa, dengan pandangan keduanya yang menatap lurus ke depan."Azkia yang memasang penyadap di apartemen kita," suara Satria Akhirnya, setelah membisu beberapa saat tak mengalihkan pandangan Alira."Aku kesana untuk menyelesaikan semuanya, untuk menanyakan alasan kenapa dan apa maksudnya dia melakukan hal gila seperti itu.""Aku sudah berniat untuk menemuinya di apartemennya, tapi dia memintaku untuk menemuinya di Super Land.""Dan aku juga sudah menolak untuk bermain bersama dengan dia, tapi dia menarikku, memaksaku untuk bermain bersama." Berusaha untuk menjelaskan semuanya, dengan harapan di hatinya, semoga istrinya itu mengerti."Aku minta maaf," lanjut Satria lagi, hendak menyentuh punggung tangan istrinya namun tak bisa. Karena Alira yang

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 94. Rasa Rindu di Sela Rasa Marah

    "Gila kamu Sat," lirih Adi, sesaat setelah mendengarkan cerita dari Satria, mengenai situasi yang sebenarnya sama sekali tak menyangka. "Bodoh sekali kamu,""Aku tahu," sahut Satria, semakin sendu membuang pandangan. "Dan aku menyesalinya.""Apa kamu tahu apa yang sudah aku katakan kemarin ke Alira saat kamu pergi menemui Azkia dalam keadaan marah?"Mengalihkan pandangan Satria menatapnya diam."Jangan panik Ra, Satria lebih tahu apa yang harus di lakukannya, dia hanya sedang menjaga dan melindungi kamu," menirukan ucapannya sendiri mencebikkan bibirnya."Dan aku benar benar malu dengan kalimatku itu Sat, kamu nggak sebaik yang aku kira, kamu nggak tahu apa yang harus kamu lakukan, bukannya menjaga istri kamu, kamu malah... ck," berdecak kesal."Lebih baik kamu masuk ke dalam sekarang Di! lihat kondisinya Alira, daripada terus menyalahkan ku dan semakin membu

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 93. Cari Tahu dan Bawa Kesini

    Suasana dingin yang menguasai, menambahkan aura ketegangan yang terjadi antara Papa Bagaskara dan juga Satria, saling membisu, sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang tamu saling membuang pandangan.Setelah melakukan pembicaraan sengit, saling berdebat. Papa Bagaskara yang terus saja menyalahkan putranya, dan Satria yang tetap kekeh dengan pembelaan atas dirinya.Sudah menjelaskan semuanya, mengenai penyadap yang di temukannya di Apartemen, hingga berakhir di sebuah pertemuannya dengan Azkia dan berujung ke kesalahpahaman.Tak terkecuali rasa curiga yang ada di dalam pikirannya, sudah memerintahkan Adi untuk mencari tahu kenapa istrinya itu bisa tertabrak.Membuat keduanya seperti ini, saling diam dan membisu, tak ada lagi yang bersuara demi untuk bisa mengendalikan rasa di hati yang berkecamuk tak karuan, menghela nafas kompak."Bodoh sekali kamu Sat! bodoh! benar benar Bodoh!" umpat Papa Bagaskara, t

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 92. Tamparan Papa Bagaskara

    Suasana dingin yang menguasai, menambahkan aura ketegangan yang terjadi antara Papa Bagaskara dan juga Satria, saling membisu, sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang tamu saling membuang pandangan.Setelah melakukan pembicaraan sengit, saling berdebat. Papa Bagaskara yang terus saja menyalahkan putranya, dan Satria yang tetap kekeh dengan pembelaan atas dirinya.Sudah menjelaskan semuanya, mengenai penyadap yang di temukannya di Apartemen, hingga berakhir di sebuah pertemuannya dengan Azkia dan berujung ke kesalahpahaman.Tak terkecuali rasa curiga yang ada di dalam pikirannya, sudah memerintahkan Adi untuk mencari tahu kenapa istrinya itu bisa tertabrak.Membuat keduanya seperti ini, saling diam dan membisu, tak ada lagi yang bersuara demi untuk bisa mengendalikan rasa di hati yang berkecamuk tak karuan, menghela nafas kompak."Bodoh sekali kamu Sat! bodoh! benar benar Bodoh!" umpat Papa Bagaskara, t

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 91. Tamparan Papa Bagaskara

    "Apa maksud kamu Ra?" tanya Bu Rani.Membisukan Alira, menyadari kalimatnya yang tak terkontrol membuang pandangan."Alira, bisa jelaskan ke Ibu maksudnya apa? surat perjanjian? surat perjanjian Apa?" semakin tak sabar menuntut jawaban."Pernikahan," menelan salivanya pelan menundukkan kepalanya.Tak mengetahui sorot mata terkejut di netra Ibunya, semakin tersentak dengan jawabannya tak percaya."Sewaktu makan malam dulu, saat pertama kalinya aku ke rumah Papa untuk menghadiri undangan makan malam dari Papa. Ibu mengingatnya?"Menganggukkan lemah kepala Bu Rani. "Kenapa dengan makam malamnya?""Mas Satria memberikanku surat perjanjian pernikahan."Semakin mempercepat degup jantung Bu Rani membekap mulutnya sendiri. "Ya Allah" gumamnya lirih.Sama sekali tak menyangka dengan apa yang baru di dengar

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 90. Membenci Satria?

    Flashback sebelum pertemuan Satria dan Azkia."Selamat siang, Antariksa Group di sini, ada yang bisa saya bantu?" suara wanita, terdengar begitu sopan dari dalam layar ponsel Azkia yang menyala."Selamat siang, bisa bicara dengan Alira?""Bu Alira di bagian apa Bu?""Keuangan," bagian Alira yang diketahuinya dari alat penyadap yang di pasangnya."Maaf dengan Ibu siapa saya berbicara?" Membisukan Azkia, mengingat nama salah satu teman Alira yang sudah meyerang nya menyembunyikan identitasnya. "Rani,"Dan terdiam, menunggu teleponnya yang sedang di sambungkan, mendengar alunan musik sebagai nada tunggunya."Halo Ran, kok tumben telepon kantor?" terdengar suara Alira, menciptakan seulas senyum seringai di bibir Azkia."Hai, apa kabar?"

DMCA.com Protection Status