Share

Kejutan Untuk Saka

Author: Agung Ahmad S
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ya Tuhan, Saka! Kenapa kamu malah ada di sini!" Suara Mami Chintya berteriak. 

Ada apa dengan Saka? 

Seketika aku ikut khawatir dengan keadaan suami yang tak mau menerimaku menjadi istrinya.

Semoga saja Saka baik-baik saja. 

"Mam, ada yang memanggilku tadi. Dia bilang pa ...." 

"Kamu pasti hanya berhalusinasi saja. Mana ada yang memanggilmu. Ada-ada saja," sela Mami membuat Saka langsung terdiam.

Suara mereka terdengar samar, hingga akhirnya lambat lain suara itu kian menghilang. Apa yang akan Saka katakan tadi. Mungkinkah dia akan bicara Papi? 

Itu artinya aku benar-benar hamil dan Saka bisa merasakan ikatan batin dengan anak yang kukandung. 

Seandainya kamu menerima aku jadi istrimu, Saka. 

Aku hanya bisa menjerit dalam hati. Berandai-andai jika Saka akan memb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Kedatangan Seorang Wanita

    Entah siapa yang menelpon, hanya tertera nomor saja saat kulihat tadi.Ketika Saka menerima telepon. Di situ aku memungut gelas yang terbelah menjadi 3 lalu dibuang ke tempat sampah. Untung saja tidak hancur tadi.Akan tetapi, setelah saka berucap kata halo, dia langsung menyentuh layar dan menggeser untuk mengakhiri. Karena terlalu lama, akhirnya aku membantu mengakhiri panggilan."Terima kasih," ucap Saka setelah telepon mati."Siapa kamu? Aditya, Salman, atau Mami Nafa? Kenapa hanya diam saja," tanya Saka sesaat setelah meletakkan benda pipih itu di tempat semula. Pasti ditaruh dibawah paha supaya mudah saat ada telepon masuk."Aku ...." Belum selesai berucap, pintu sudah bergerak. Seorang wanita muncul di sana.

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Kabar Mengejutkan dari Opa

    "Janin siapa yang kamu kandung?" todongnya ketika aku baru saja keluar dari kamar mandi. "Jangan bilang jika kamu tidak tahu siapa ayah dari anakmu itu!" Suaranya mulai meninggi. Aku terbelalak, hasil lab itu sudah ada di tangan Aditya. "Anak siapa yang kamu kandung, Nilam!" sentaknya lalu melempar kertas tersebut. "A-aku ...." Suaraku seketika tercekat. Hal itu membuat Aditya mendekat. Tangannya mencengkram kuat kedua bahuku. "Katakan siapa ayah dari anak itu?" tanyanya dengan suara lirih tetapi penuh amarah. "Aku hamil anak Saka," lirihku menatap sayu wajah Aditya. "Aku dijebak Bibi hingga akhirnya aku dan Saka ...." lanjutku membiarkan netra kami saling bertemu untuk sepersekian detik. Kemudian Aditya melepaskan cengkeramannya dan membuang kasar tangannya. "Hah!" Tangan Aditya memukul tembok. "Aku kecewa Nilam! Sangat kecewa!" Tangan kekar itu kembali memukul tembok dengan kuat hingga kini mengeluarkan darah. "Kenapa! Kenapa harus Saka yang menjadi penghalang cintaku pada

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Permintaan Aneh Saka

    "Iya bener. Makanya segera hamil ya. Dan Opa juga punya kabar bahagia buat kalian," katanya membuat aku jadi deg-degan.Kabar bahagia apa yang akan Opa berikan?"Sebenarnya sih kabar ini khusus untuk untuk Saka, tetapi sepertinya Nilam juga akan ikut bahagia," imbuhnya.Memangnya kabar bahagia itu apa sih? Bikin makin penasaran aja. Mbok yo langsung pada intinya saja. Apa maksudnya. Nggak usah belibet terus."Begini loh Saka, Nilam. Sebenarnya pernikahan kalian itu memang Opa yang menginginkan. Sebab, Opa yakin jika Nilam bisa merubah hidupmu! Sejak pertama kali Opa bertemu dengan Nilam, Opa sudah tertarik dengannya. Anaknya humoris dan random. Itu bisa menjadikan hidup Saka yang monoton dan penuh dengan keangkuhan itu menjadi lebih berwarna."Loh, kabar bahagianya cuma itu. Kirain apa. Aku yang tadinya antusias menjadi malas."Kalau Opa yang tertarik k

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Memandikan Saka

    "Lain kali kalau bangun jangan siang-siang," jawabnya kesal."Iya, terus sekarang kamu maunya apa?" tanyaku lagi."Mandi." jawabnya enteng."Mandi tinggal mandi, ngapain juga bangunin orang. Aku masih mengantuk ," balasku malas.Kemudian akan pergi, tetapi Saka melarang dan menyentak."Bisa hargai dan nurut sama suami nggak!""Kalau aku udah nurut sama kamu terus apa balasan yang aku dapatkan?" tanyaku angkuh, "nggak ada 'kan!" imbuhku.Dia pikir cuma dia saja yang bisa bersikap angkuh. Aku pun bisa kok."Aku akan ....""Akan apa?"Tangan Saka bergerak dan bisa-bisanya menyambar tanganku hingga dia menarikku sampai terjatuh."Aduh," pekikku kala terjatuh tepat di kaki Saka. Pria itu tak kalah berteriak sama sepertiku."Dasar istr

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Fakta Baru

    POV Arshaka"Aaaa ...!" teriakku kala rem yang aku pijak sama sekali tidak berfungsi. Pikiranku kalut dan aku tidak bisa berpikir jernih.Di depan, tepat di sebuah pertigaan. Sebuah truk dari arah kiri melaju dan hampir saja bertabrakan denganku.Gegas aku membanting setir ke arah lain untuk menghindarinya. Membelokkan ke arah kiri jalan dan menabrakkan pada pohon dipinggir jalan dan setelahnya aku tak sadarkan diri.Ketika membuka mata, tak ada cahaya sama sekali. Ada suara tetapi mereka tak nampak. Mungkinkah aku sudah mati? Dan sekarang aku ada di alam lain?Aku kembali menutup mata, dan membukanya lebar-lebar. Tetap saja hanya gelap, yang kembali aku dapati."Mam," lirihku."Saka, sudah sadar, Nak." Ada tangan yang mengusap kepalaku dan terasa nyata.Itu artinya aku masih hidup. Tetapi kenapa semuanya

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Terbongkar

    Ketika aku sedang makan. Diluar ada yang memencet bel. Entah siapa yang datang sepagi ini. Aku malas untuk bangkit. Alhasil aku meminta pelayan yang membuka karena sedang nanggung."Di mana Saka? Aku ingin bicara padanya. Besok kita akan berangkat ke Jakarta." Suara itu hampir saja membuatku tersedak.Apa? Berangkat besok? Katanya seminggu lagi. Gimana sih."Ada di dalam, Tuan," jawab pelayan.Gegas aku bangkit dan akan menemui Aditya. Pria itu yang merencanakan atau memang dari pihak dokter yang meminta?"Baguslah. Lebih cepat lebih baik!" seru Saka yang duduk di sampingku."Nilam, kamu ada di sini? Aku pikir kamu ...." Kini pria itu sudah tiba di meja makan."Sejak aku pulang, istriku juga ikut pulang," jawab Saka tangannya meraba-raba mencari tanganku. Padahal saat ini aku berdiri di sampingnya, bukan duduk. Mau ketawa kok takut

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Gara-Gara Parfum

    Setelah kepergian Aditya, aku berjalan menuju kamar untuk meyiapkan barang-barang Saka. Namun, seketika kaki ini berhenti melangkah mendengar ucapan Saka. Jika cinta, kenapa tak percaya?Itu yang menjadi pertanyaan bagiku. Saka berkata dia mencintaiku sebagai wanita malam itu. Namun, dia tidak suka denganku yang menjadi istrinya karena uang.Bukankah aku sudah menjelaskan dan tidak hanya aku, tetapi Mami pun menjelaskan. Namun, Saka lebih percaya pada orang lain. Mengapa tidak tanya pada hatinya saja. Kemantapan tentang hati bukankah menjadi solusi terbaik?Perlahan aku melangkah. Antara berani dan tidak untuk mendekat dan mengajaknya berbicara. Akan tetapi, demi tekad dan cintaku pada Saka, serta hubungan rumah tangga yang harus dipertahankan demi hati masing-masing."Bagaimana dengan hatimu." Kata-kata itu yang muncul dalam otakku dan langsung direalisasikan saat ini.Menanyakan tentang hati Saka.Saka bergeming. Dia tidak menjawab ucapanku sama sekali. Apa dia tidak mendengar? A

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Apa Yang Mau Dibicarakan

    Saat kami bertiga meninggalkan area parkiran. Seseorang berteriak, membuat langkah kami seketika terhenti."Mau apa dia datang ke sini? Mana pakai koper segala?" tanyaku setelah menoleh."Ngapelin Saka kali, kan dia kekasihnya." Aditya menyahut."Enak aja, aku udah putus sama dia," sahut Saka tak terima.Sedangkan wanita itu berjalan dengan santainya mendekati kami bertiga yang menghadap padanya."Berangkat sekarang bukan?" tanya Putri dengan pedenya."Nggak jadi," ketus Saka yang sepertinya tidak suka atas kehadiran sang kekasih.Kemajuan besar nih. Itu artinya aku tidak ada saingan untuk mendapatkan hati Saka sepenuhnya."Jangan bohong, kata papa jadi kok," balasnya dan Saka malah menyentak."Pulang sana! Aku tidak mau diganggu sama kamu!""Saka! Kamu lupa jika wanita yang menggandengmu itu adalah seorang ....""Seorang apa? Ha!" Aku meradang.Sepertinya putri adalah orang yang mempengaruhi Saka hingga ucapan Mami pun tidak dipercaya olehnya."Seorang ....""Penj*al diri begitu? Iya

Latest chapter

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Indah Pada Waktunya

    Pria renta itu bangkit dari duduknya lalu beralih memandangku. Tatapannya tajam. Hal itu membuatku khawatir dan takut.Apa jangan-jangan Opa tidak suka jika dia memiliki cicit laki-laki?Namun, rasa ketakutan seketika sirna setelah kakek berucap."Baby boy?"Aku mengangguk."Opa senang mendengarnya. Dia akan menjadi pewaris setelah Saka. Terima kasih banyak Nilam," ujar kakek ia mendekat lalu mengusap lenganku."Sama-sama, Kek," jawabku."Aku pikir tadi kakek akan marah," imbuh Saka yang ternyata dia memiliki ketakutan yang sama."Enggak dong, apa pun anak yang dilahirkan. Opa tetap menerimanya. Jaga istri dan anakmu ya," kata kakek kembali ke posisi semula. Duduk di hadapan Saka."Siap, Opa," balas Saka."Ah iya, hari ini Opa rencananya mau menengok Aditya. Apa kalian mau ikut?" tawar Opa."Boleh," jawab Saka, "bagaimana Nilam? Kamu mau ikut?" tanya Saka dan aku pun mengangguk.Siang itu aku, Opa dan Saka berkunjung ke sel. Setibanya di sana, Vika juga sedang menemui Aditya. Saat kam

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Membuat Penasaran

    Saat sedang bucin-bucinan. Tiba-tiba ada aja yang ganggu. Suara pintu diketuk. Entah siapa yang datang.Beberapa saat kemudian, seorang suster muncul di ambang pintu. Wanita cantik berpakaian serba putih itu mendekat. Namun, Saka tetap tidak mau melepaskan genggaman tangannya."Sayang, malu," bisikku dan Saka tetap tidak menggubrisnya."Maaf ya, Tuan, permisi," kata suster mengganti infus yang sudah habis."Iya, Sus, jangan lama-lama ya. Segera keluar karena saya mau bicara penting dengan istri saya," balas Saka dan suster itu pun patuh."Baik, Tuan," jawabnya lalu pergi setelah urusannya selesai."Mau bicara apa sih? Sampai ngusir suster segala?" tanyaku ketika kami kembali hanya berdua di dalam kamar ini."Cuma mau bilang jadilah istriku hingga maut memisahkan kita. Aku mencintaimu Nilam Cahaya," balasnya membuatku tersipu.Kenapa setelah kejadian tadi, Saka berubah semakin romantis. Apa jangan-jangan otaknya juga ikut geser?Aku memegang kening Saka dan beralih mengusap-usap wajahn

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Jagakan Dia Untukku Tuhan

    Saka terjatuh dengan perut terluka. Gegas aku terkesiap memegangi kepalanya karena kesadaran Saka berangsur menghilang. Matanya mulai terpejam. Namun, aku berusaha membuatnya tetap sadar.Entah apa yang terjadi tadi, aku hanya menoleh dan membalas lambaian tangan Vika. Dan tiba-tiba Saka sudah terluka serta tubuhnya limbung, jatuh di atas paving."Sayang, kamu pasti kuat. Bertahan, ya," lirihku disertai dengan tetesan air mata yang tak bisa dibendung lagi.Beberapa orang mendekat dan bersiap membantu Saka."Ya ampun, Saka." Vika datang dan bersiap membantu Saka, membawanya ke rumah sakit."Tolong segera bawa ke mobil. Biar saya yang antarkan ke rumah sakit," ujar Vika.Tanpa menjawab, beberapa dari lelaki yang ada di sampingku langsung mengangkat tubuh Saka dan membawa ke dalam mobil."Ayo," ajak Vika membantuku berdiri.Di area parkiran sebelah kiri, terdengar suara riuh warga. Satpam dan beberapa warga tersebut telah mengamankan seseorang. Pakaiannya acak-acakan dan rambut awut-awut

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Kebenaran Yang Terungkap

    Apa yang sebenarnya terjadi? Hatiku mulai gelisah.Bukannya langsung ganti, Saka malah mendekat padaku dan melempar amplop ke arahku yang masih duduk di tepi ranjang."Apa itu!" Matanya memandang nyalang padaku."Apa maksud kamu?" tanyaku heran mengapa wajah Saka langsung berubah 90° seperti ini.Aku membuka isi amplop tersebut. Seketika tak percaya dengan apa yang ada di depan mata."Aku bisa jelaskan, Saka. Pria ini ....""Siapa dia? Katakan sejujurnya padaku, Nilam!" sentak Saka.Hal yang aku takutkan menjadi kenyataan. Aditya mengirim surat, berisikan tentang cinta dan lain sebagainya. Namun, tulisan itu bukan tulisan tangan Aditya. Pandai sekali dia memfitnah. Dia sama liciknya dengan bibi. Apa aku jujur saja pada Saka. Sudah terlampau basah, sekalian aja nyebur."Dia itu a ...."Belum sempat aku berucap. Di luar rumah terdengar suara orang berteriak. Gegas Saka turun karena terdengar jeritan yang sangat keras. Sedangkan Aku sendiri hanya melihat dari balkon.Sungguh kejam, Adit

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Amplop Misterius

    Vika langsung bersimpuh di hadapanku. Wanita itu memohon padaku. Apa jangan-jangan ...."Ada apa, Vik?" tanyaku khawatir.Saka muncul di ambang pintu. Pria itu langsung mendekat dan membantu Vika bangun lalu mendudukkannya di sofa.Entah apa yang terjadi dengan Vika. Saat dia akan mengatakan apa yang terjadi. Tiba-tiba Aditya datang lalu memukul pintu dengan keras hingga membuatku kaget.Brak!Aku terkesiap dengan menutupi hidung menggunakan apa saja saat Aditya mendekat. Demi meyakinkan jika aku benar-benar tidak tahan bau parfum. Vika sendiri tidak memakai parfum karena tidak ada bau sama sekali pada tubuhnya saat kami berdekatan. Selama ini aku sengaja memblokir banyak kontak, termasuk Aditya dan Vika. Sengaja aku menghindar dari mereka, terutama Aditya.Aditya masuk lalu menyeret Vika dengan kasar. Saka langsung bertindak. Dia memang pria dingin, tetapi tak pernah berlaku kasar terhadap istri meski dia dulu sangat membenciku. Namun, kenapa Aditya bersikap demikian pada Vika. Sebe

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Mulai Curiga

    POV Arshaka"Ya Allah, Opa!"Gegas aku mendekat dan membantu Opa yang jatuh pingsan saat akan menaiki tangga. "Papa!" Mami dan papi ikut mendekat.Papi membantuku membawa Opa ke dalam mobil. Mami pun sama. Ia duduk di belakang menjaga kepala Opa. Sedangkan papi duduk di jok depan.Aku sendiri harus masuk ke kamar. Mengambil kunci di dalam tas. Kebetulan saat itu, Nilam juga akan menyusul keluar."Kamu di rumah saja, takut kelelahan," ujarku memintanya kembali masuk rumah."Tapi, Sayang ....""Nggak usah tapi-tapi, buruan masuk. Ini sudah malam. Kamu sedang hamil. Jaga baik-baik anak kita, ini adalah cicit yang diharapkan oleh Opa." Aku meyakinkan Nilam seraya mengusap perutnya yang masih rata.Wanita itu mengangguk dan nurut. Dia kembali masuk rumah bersamaku. Memasuki kamar bersama. Sebelum aku pergi, kukecup keningnya beberapa saat."Semoga Opa baik-baik saja," lirihnya."Amin," balasku lalu berpamitan dan segera mengantar Opa."Bang," panggil Aditya tetapi aku tidak menjawab. Kese

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Menghindar

    "Dit." Suara itu mengagetkanku."Apa yang kamu lakukan?" Saka muncul tiba-tiba."Ah ini, semalam Nilam jatuh di kamar mandi. Badannya selamam panas dan sekarang aku sedang mengeceknya. Apakah demamnya sudah turun atau belum." Aditya langsung melangkah mundur.Mendengar itu, Saka bergegas mendekat lalu memegang keningku."Kamu baik-baik saja? Bagaimana dengan janin kita?" tanyanya khawatir.Ingin rasanya aku jujur pada Saka saat ini juga. Tetapi mata Aditya melotot, mengancamku."Gimana, Dit?" tanya Saka saat aku menatap ke arah Aditya."Dia baik-baik saja, kok, janinnya juga baik-baik saja," balas Aditya membual.Entahlah, kenapa Aditya berubah sifatnya menjadi seperti monster. Dia berubah kejam seperti ini."Ya ampun, maaf ya, aku semalam mengurus semua keperluan Opa. Aku tidak sempat pulang. Walaupun ada mami, mami Nafa, papi dan salman. Opa tetap tidak mau aku tinggal. Alhasil aku menunggu dia semalaman. Baru pagi ini aku bisa pulang," ujar Saka merasa bersalah seraya mengusap-usap

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Malam Kelam (Kehormatan Yang Direnggut Paksa)

    Dua Minggu berlalu, aku dan Saka kini sudah saling melengkapi. Perubahan sikapnya pun drastis. Pria itu lebih banyak waktu untukku daripada bekerja. Puji syukur atas semua anugerah dari-Nya."Sayang, dua hari lagi acara pernikahan Aditya dan Vika. Untuk malam acara resepsi, kita menginap di rumah mami Nafa, ya," pinta Saka dan aku membalas dengan anggukan.Apa pun yang Saka katakan aku ngikutin saja. Menginap di rumah mami Nafa untuk satu malam setelah acara pernikahan Aditya, karena acara resepsi dilakukan pada malam hari. Namun, siapa sangka jika malam itu akan menjadi malam kelam bagiku. Di mana Aditya masuk ke dalam kamar secara tiba-tiba. Padahal malam ini adalah malam pertama baginya dan juga Vika. Aditya masuk ke dalam kamar dan menguci rapat pintunya. Sedangkan Saka saat ini sedang mengantarkan Opa periksa ke rumah sakit. Tadi, pria baya itu sempat pingsan ketika akan beranjak ke kamarnya, mungkin karena kelelahan. Namun, hingga dini hari. Saka belum juga kembali."Apa yang

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Egois

    POV AdityaAku benar-benar benci dengan keadaan ini. Mengapa harus Nilam, wanita yang aku cintai.Meski aku sudah berusaha untuk melupakan dia. Tetap saja hati ini masih untuknya. Bahkan, dua hari lagi aku dan Vika akan menggelar acara pertunangan. Namun, tetap saja hatiku untuk Nilam.Ikhlas? Sebuah pertanyaan ataukah pernyataan? Namun, jawabku tetap tidak. Aku tidak ikhlas melepaskan Nilam begitu saja. Mungkin mulut bisa berkata demikian, tetapi dari lubuk hatiku yang paling dalam. Cintaku tetap utuh dan tetap sama seperti sebelumnya."Hei, ngelamunin apa sih?" tanya Vika kala kami sedang makan malam bersama keluarga besar Abraham."Ah ini cuma ingat kata Opa aja kalau dia sedang mengerjai Saka dan Nilam," jawabku lalu menceritakan jika Opa berpura-pura meminta Saka pergi ke luar negeri demi menguji cinta Saka terhadap Nilam."Mengapa kalian tidak jujur saja? Kasihan sekali Nilam dan Saka, pasti mereka sangat sedih harus berpisah," balas Vika.Justru aku ingin itu menjadi kenyataan

DMCA.com Protection Status