Share

4. Tak sesuai harapan

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-18 22:57:18

Melihat pemuda itu keluar, gegas Nuha mempercepat waktunya untuk mengenakan pakaian yang mungkin sudah tak laik disebut pakaian.

Hanya saja pakaiannya tampak sekali dirobek paksa dan khimarnya pun terlihat sudah tak utuh.

Nuha menatap dirinya di cermin dengan tatapan yang merana.

Bagaimanapun caranya, dia harus pergi dari tempat tersebut secepat mungkin sebelum dia mengalami kejadian semalam terulang kembali. Atau mungkin ... Daniel Dash dan kawannya akan segera datang meminta jatah untuk tidur bersamanya? Seingatnya, Daniel Dash sudah mengutarakan isi hatinya ingin menidurinya dengan terang-terangan tanpa rasa malu.

Seketika, Nuha merasa sakit yang luar biasa di bagian sensitifnya. Namun, ditahannya itu semua karena teringat bahwa dia harus kuat sampai keluar dari kandang singa itu.

"Arrghh." Ringisan sakit tanpa sengaja terlepas begitu saja kala merasakan sesuatu mengalir di pangkal pahanya. Hanya saja, Nuha tak berniat mengeceknya. Dia sudah merasa sangat terhina dan kotor.

Menangis pun percuma. Semua sudah terjadi.

Perlahan, dia membuka pintu kamar itu dan menengok ke kanan dan kiri, memastikan pemuda tadi menunggunya. Pemuda tadi rupanya kini sedang berjalan menuju pantry. Melihat itu, Nuha langsung menyasar pintu keluar dan berlari dengan kaki telanjang.

'Allah, maafkan aku, ini adalah kesalahanku karena tidak patuh pada Ummi,' batin Nuha terus berlari ke arah jalan beraspal. Dia kelihatan linglung. Gadis itu sendiri tidak tahu sekarang berada di mana.

'Aku di mana ya Allah? Aku harus segera bertemu Mas Attar. Dia mungkin satu-satunya orang yang akan melindungiku. Bukankah dia mencintaiku karenaMu, ya Allah.'

Nuha bersenandika dan sesekali bergumam nama calon suaminya, Muhammad Attar.

Baginya, Attar harus tahu apa yang terjadi padanya. Nuha merasa sosok pelindungnya itu tak akan meninggalkannya begitu saja. Attar sudah berjanji akan sehidup semati dalam ikatan pernikahan karena dia akan senantiasa mencintai Nuha karena Allah.

Ia terus berlari, hingga....

TIN!

Suara klakson mobil terdengar melengking.

Karena Nuha kurang berhati-hati saat berjalan di pinggir jalan, dia bahkan nyaris tertabrak mobil yang melaju kencang.

"Maaf," ucapnya tak enak.

Nuha lalu memerhatikan sekeliling.

Tampak sekali fajar baru menyingsing dan jalanan tampak lengang. Hanya sesekali truk raksasa yang mengangkut barang antar kota lewat.

Kala melihat perbukitan, seketika dia merasa sedikit lega.

'Bogor,' batinnya yakin saat ini masih berada di daerah Puncak. Ada banyak pohon pinus terlihat. Dan, ternyata daerah tersebut kebetulan dekat dengan rumah Attar.

Nuha pun terus berjalan karena tak mungkin ada kendaraan umum sepagi itu dan dia tidak punya uang.

Dia bahkan tidak tahu keberadaan tas miliknya.

Nuha merasa kelelahan dan tubuhnya nyaris ambruk ke jalan. Namun, dia tak menyerah.

Dia memilih duduk di sebuah bangku halte bus yang kosong.

"Arrgh...." Dia meringis saat baru sadar kakinya yang telanjang telah menginjak bebatuan agregat yang runcing dan pecahan beling.

Darah mengalir segar di kakinya.

Nuha pun merobek paksa bagian ujung khimarnya untuk mengikat kakinya.

Dia harus bertahan sampai mendapat tumpangan gratis dari angkutan umum. Semoga saja ada orang yang berbaik hati menolongnya yang tengah kesulitan.

Sebuah angkot berwarna hijau berhenti setelah melihat Nuha melambaikan tangannya.

“Pak, saya minta tolong, antar ke Perum Istana Sutan Raya. Saya tak punya uang soalnya dirampok.”

Nuha berdusta. Dia tak mungkin mengatakan bahwa dia baru saja menjadi korban pemerkosaan pemuda asing di sebuah villa.

“Kasihan itu si Neng, Kang. Anterin saja! Lagian itu perum Istana Sutan Raya mah perumahan elit. Biasanya orang-orang kaya yang tinggal di sana, dia jujur kelihatannya,” ucap seorang wanita yang tak lain, istrinya sang supir.

Supir itu memindai Nuha dari atas ke bawah. Lalu ke atas lagi. Terlihat wajah Nuha yang cantik sekali meskipun dalam balutan lusuh. Dagunya yang terbelah dan ke dua bola matanya yang besar disertai bulu mata yang lebat dan lentik mencuri atensi si supir. Padahal, di sebelahnya istrinya duduk menemaninya.

“Masuk!” ucap supir tersebut.

“Makasih,” sahut Nuha.

Tak butuh lama, akhirnya dia sampai di perumahan Istana Sutan Raya sekitar pukul delapan pagi.

Tak apa, dia harus ikut muter-muter bersama angkot mencari penumpang.

“Makasih, Pak, Bu,” seru Nuha saat turun dari mobil.

“Semoga Allah membalas kebaikan Ibu dan Bapak,” katanya.

“Semoga, debay dalam perut Ceuceu cantik kayak Neng geulis. Asli geulis pisan,” ucap istri sang supir sembari mengelus perutnya yang masih rata. Ternyata dia tengah hamil muda.

“Iy-ya, Bu,” ucap Nuha sembari nyengir dan seketika bayangan peristiwa semalam muncul.

Bagaimana kalau dia hamil anak pemuda asing itu?

Sungguh sebuah lelucon Nuha mendatangi Attar. Untuk apa? Apakah untuk mengatakan padanya bahwa dia sudah tidak perawan lagi dan Attar bebas memilih gadis lain menggantikan dirinya. Ataukah meminta Attar tetap menerimanya setelah semua peristiwa tragis dan traumatis yang dialaminya.

Nuha melangkah ragu padahal dia sudah berada di gerbang utama perumahan mewah tersebut.

Apapun yang terjadi Nuha harus menceritakan apa yang dialaminya pada Attar.

“Mau bertemu siapa?” tanya security dengan tatapan selidik.

“Aku … mau bertemu Mas Attar, Muhammad Attar. Putra Kyai Ilyas. Dia baru beli rumah di sini dua minggu yang lalu. Blok E no 60,” papar Nuha dengan menjelaskan secara rinci berharap security percaya padanya.

“Baiklah. Lurus lalu belok ke kanan, blok E berada di sebelah kanan, terus dari sana,” sahut security.

“Terima kasih.”

Perjalanan menuju rumah Attar yang dibeli untuknya cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Namun Nuha tak memiliki pilihan yang lebih baik dari itu.

Nuha telah tiba di depan gerbang berukiran perunggu . Seorang security menghampiri Nuha dan menanyakan maksud kedatangannya dengan sopan.

“Ada yang bisa saya bantu?”

“Katakan pada Mas Attar jika Nuha datang.”

“Baik. Tunggu sebentar.”

Security bertubuh gemuk tersebut langsung menelepon Attar.

Seketika Attar mengerjap saat mendengar calon istrinya datang. Dia langsung berjalan menuju walk in closet di mana gaun pengantin untuk Nuha baru tiba dari Mesir kemarin sore. Dia tak sabar ingin menunjukkannya pada Nuha yang tak biasanya mengunjungi dirinya hari itu.

“Suruh masuk! Aku akan bersiap-siap,” seru Attar dengan mata yang berbinar. Attar segera bercermin dan merapikan rambutnya.

Nuha dipersilahkan masuk oleh salah satu pelayan lelaki di sana.

“Maaf, ya, Mbak. Rumahnya masih direnovasi jadi tidak nyaman,” ujar seorang tukang bangunan yang tengah mengecat ruang tamu.

“Aku masih bisa duduk, kok,” sahut Nuha dengan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah.

Attar tahu betul seleranya. Dia benar-benar mengecat rumahnya sesuai warna kesukaan Nuha, hijau tosca. Mata Nuha berkaca-kaca melihat semua itu.

Mendadak, jantungnya berdegup lebih kencang saat mendengar langkah kaki Attar menuruni anak tangga sembari membawa gaun yang begitu indah di tangannya.

“Kebetulan kau datang. Istri sahabat Mas seorang desainer jadi Mas sudah pesan gaun pengantin untukmu langsung dari Mesir,” katanya dengan menundukan wajah dan tangan yang terulur menyerahkan gaun tersebut.

Nuha hanya diam dan menatap Attar dengan bibir yang gemetar.

“Tak biasanya datang ke mari sendiri,” ucap Attar.

“Mas,” sahut Nuha.

“Ya, apa?”

“Mas....”

Ucapan Nuha kini disertai lirih.

Mau tak mau, Attar mendongak dan menatap Nuha yang tengah menangis dan kondisi pakaian yang mengenaskan.

“Mas.”

Hanya itu kata-kata yang mampu lolos dari bibir Nuha yang gemetar.

“Apa yang terjadi Nuha?” bentak Attar dengan pikiran yang berkelana ke sana kemari.

“Ma-s.”

Nuha menatap Attar yang juga menatapnya.

“Aku diperkosa Mas.”

Bagai halilintar di siang bolong, wajah Attar yang tampan langsung membeku saat mendengar pengakuan Nuha.

Attar menggeleng kecil. “Tak mungkin.”

“Mas,” seru Nuha berharap Attar meraih dan merangkulnya dalam arti menenangkannya. Namun, apa yang dia dapatkan ialah sebuah respon di luar dugaan.

Attar tampak tersenyum kecut lalu menatap Nuha sekilas dengan tatapan yang rumit. Dia menyingkirkan gaun yang mahal itu ke lantai dan meninggalkan Nuha dengan segudang tanya.

Tubuh Nuha rubuh ke lantai dengan tangis yang kembali meruah.

“Mas … maafin aku Mas,” lirih Nuha dengan perasaan yang begitu sesak.

Seolah ada sekam yang bersemayam di balik dadanya.

Dia lega bisa menceritakan apa yang dialaminya meskipun sesak di saat yang sama karena itu adalah mimpi buruk yang tak bisa diterima olehnya dan oleh Attar.

Beberapa pekerja menatap iba pada Nuha yang terlihat bersedih hati.

Mereka mendekatinya untuk menenangkannya, tetapi Nuha segera bangkit berdiri dan berlari keluar dari istana Attar dengan hati yang perih.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rastono
CAranya gimanah di tuker uang nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   5. Frustrasi

    "Sial!"Darren berteriak kencang saat menyadari kepergian Nuha. Beberapa kali pukulan menghantam dinding hingga buku-buku jarinya lebam dan membiru. Namun, ia tak peduli. Yang terpenting adalah Darren bisa meluapkan kekesalannya sementara pada tembok yang telah menjadi saksi atas aksi bejad dirinya.Pasti gadis itu terluka karena perbuatannya. Tidak, mungkin ada kata lain yang mewakilinya, lebih daripada luka. Pemuda itu mendadak frustrasi. Dia sadar telah melakukan perbuatan yang keji pada gadis itu kendati bukan keinginannya. Saat itu, otaknya tidak bekerja karena diambil alih oleh hawa nafsu. Entah kenapa tubuhnya bereaksi lebih saat menatap lawan jenis hingga membuatnya berhalusinasi bahwa gadis yang dia sentuh adalah kekasihnya.Bagaimana jika kekasihnya mengetahui apa yang dia lakukan semalam? Bagaimana jika gadis yang dia perkosa hamil? Jujur, semua itu tidak ada dalam daftar hidupnya.Matanya mendelik ke arah pintu. Gegas, Darren menyambar kunci mobil yang menggantung dan menge

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   6. Baku hantam

    Dalam balutan sportswear, kaos hitam polos dan celana pendek senada Daniel menuruni anak tangga dengan santai. Sesekali dia menyugar rambutnya yang sebahu dengan bersenandung yang tak jelas, entah lagu apa yang dia nyanyikan. Yang pasti dia seperti tengah bahagia. Seketika senandungnya berhenti tatkala ke dua netranya beradu pandang dengan ke dua netra sang kakak, Darren yang tengah duduk di sofa yang terletak tak jauh dari anak tangga menatapnya dengan diliputi kilatan amarah yang menyilaukan. Spontan sudut bibir Daniel tertarik ke atas lalu tersenyum miring membalas tatapan sang kakak yang menghunus tajam. Seolah dia menantangnya padahal hatinya kelojotan ingin kabur dari situasi pelik tersebut kala melihat ekspresi sang kakak. Habis sudah dirinya! Kakaknya mirip seekor elang yang akan menerkam seekor ayam sebagai mangsanya yang lemah. Sialnya, Daniel adalah mangsa itu. “Selamat pagi, Mas Darren,” sapa Daniel dengan terkekeh mengejek. Deg, Hanya mendengar intonasi bicara Daniel

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   7. Mencari solusi

    Wajah Darren seketika membeku tatkala mendengar Kinan menyebutkan ayahnya. Dia mendadak diserbu rasa cemas kentara perubahan mimik wajahnya yang langsung berubah masam. Dia mendesah pelan. “Darren, jika kabar ini bisa sampai di telinga Daddy, bagaimana perasaannya?” Kinan bersuara dengan nada serius. Matanya menatap sang anak dengan tatapan yang intens. “Iya Mom, aku tahu, aku akan mempertanggungjawabkan apa yang aku perbuat pada gadis itu,” Darren membuang muka. Tatapannya tertuju pada sebuah foto raksasa dirinya dan Tania yang duduk dengan anggun di atas pangkuannya. Tania terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna lilac berbentuk lonceng dan Darren pun tak kalah gagah dalam setelan tuxedo berwarna putih. Foto itu diambil saat mereka berlibur ke Belanda. “Lihat Mom!” Kinan menarik dagu sang putra untuk kembali bersitatap dengannya. “Apa yang terjadi padamu adalah takdir terlepas dari apapun penyebabnya. Baik itu karena seseorang berusaha menjebakmu ataupun …” Darren menyela.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   8. Siapa pelakunya?

    Nuha keluar dari istana Attar dengan membatin perih. Andaikata mengakhiri hidup diperbolehkan maka dia sudah memilih jalan pintas itu. Masa depannya telah hancur menjadi puing-puing yang tak berarti. Sesuatu yang paling berharga miliknya sudah terenggut paksa. Tangisannya seolah habis dan bibirnya terkatup rapat. Dia melangkah tanpa arah.Memori terburuk yang terekam ialah saat melihat ekspresi Attar. Dalam benaknya Attar merasa marah, kecewa dan jijik padanya sebab dia tidak bisa menjaga diri untuk calon suaminya. Hari pernikahan hanya tinggal hitungan jari. Ekspresi Attar terasa lebih menyayat daripada memori peristiwa semalam. Menyakitkan saat dia merasa dicampakkan begitu saja seperti sampah.Apakah Attar lupa dengan janjinya pada Nuha dulu?Sepucuk surat cinta untuknya telah menjadi saksi di mana Attar telah menyukai Nuha sejak dia masih remaja yang duduk di sekolah madrasah tsanawiyah. Dan, baru berani mengungkapkan isi hatinya kala dia memutuskan pergi kuliah S2 ke Kairo.Assa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   9. Diabaikan

    Nuha meremat sprei putih dengan kuat. Merasakan detik itu juga darahnya mendidih. Andai dia gunung merapi saat itu juga dia akan erupsi, menyemburkan lava panas yang akan membakar dan melibas pelakunya.Daniel pelakunya ...Nuha berbicara dalam batinnya. Daniel telah menghancurkan hidupnya. Dia telah mengirim Nuha pada pria hidung belang, pikirnya. Di bawah cahaya temaram dia bahkan tak mampu melihat dengan jelas siapa pemuda yang merenggut kesuciannya.Daniel menaruh dendam pada Nuha karena aksinya yang menyudutkannya. Nuha lupa jika dia berurusan dengan siapa. Padahal sahabatnya, Kania sudah mewanti-wanti dirinya untuk bersikap lebih berhati-hati. Nyali dan keberanian saja tidaklah cukup untuk menghukum manusia sebrengsek itu.Di dunia ini mau tak mau yang berkuasa adalah kuasa; uang.Deg,Pertanyaan perawat yang baik hati tersebut menyadarkan Nuha bahwa Nuha baru saja telah mengalami pelecehan seksual.Nuha terkesiap dengan bola mata yang melebar. Namun dia kembali bergeming dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   10. Pengantin pengganti

    Kinan menganga tatkala mendengar dari mulut Darren bahwa dia telah memperkosa seorang gadis muslim yang tentu berbeda keyakinan dengannya.Mengabaikan respon Kinan, Darren keluar untuk pergi ke kantor karena ada janji. Namun tepat saat dia mengayunkan kakinya keluar dari kamarnya, tangan besar mencegatnya. Jonathan Dash menahan tangannya dengan menatapnya tajam.Sontak, Darren mundur beberapa langkah karena rasa keterkejutannya. Tak menyangka sang ayah berada di hadapannya. Pasti dia sudah mendengar sebuah percakapan yang terjadi di antara Kinan dan dirinya.Plak,Telapak tangan besar untuk pertama kalinya, seumur hidupnya menyambar pipi Darren hingga terhuyung ke lantai.Kinan bangkit dan melihat apa yang terjadi. Dia tak bisa menyembunyikan perasaan terkejutnya.Kekhawatiran muncul tetapi bukan melihat perlakuan Jonathan pada Darren, tetapi kekhawatiran andaikata Daniel yang disalahkan karena dianggap telah menjebak Darren.“Nikahi anak itu sekarang! Apapun yang terjadi!” pekiknya d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   11. Batal menikah

    Aruni menarik nafas dalam, berusaha meredam amarah yang bergejolak dalam dadanya. Dengan begitu mudahnya Hj Rohana mengatakan jika pengantin wanita diganti oleh orang lain. Di manakah letak hati nuraninya. Putrinya terkena musibah karena diperkosa oleh pemuda asing, dengan santainya dia mengatakan bahwa akan menggantikan calon mempelai wanita.Dari awal memang Hj Rohana terlihat kurang menyetujui Nuha sebagai pendamping putranya, Attar. Alasannya sangat sederhana dan klise, status sosial. Keluarga Nuha dianggap tidak selevel dan sederajat dengannya. Nuha hanyalah anak ustaz kampung dari keluarga sederhana.Sementara itu Kyai Ilyas seorang alim ulama termasyhur, pemilik pesantren boarding school ďan seorang pengusaha property syariah. Namun Attar tidak memandang itu semua. Dia jatuh hati pandangan pertama pada Nuha yang masih sangat belia saat itu.“Ummah,” ucap Kyai Ilyas meremas tangan sang istri, Hj Rohana. Tak seperti istrinya, dia sebenarnya belum siap mengatakan itu semua. Dia se

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   12. 20 Januari

    Nuha memuntahkan minuman yang tersisa karena tersedak lalu terbatuk beberapa kali. Aruni tak peduli, dengan gemas dia terus mendorong botol itu agar Nuha bisa menghabiskan minuman itu hingga tandas. “Ini jamu supaya kau tidak hamil,” serunya menyambar kembali botol berbahan plastik yang sempat terjatuh ke lantai dan membasahi karpet Turki di bawah kakinya.Setelah memastikan minuman itu habis dia keluar dan meninggalkan Nuha yang masih syok karena baru saja sang ibu nyaris mengambil nyawanya lewat cairan yang dipaksa masuk ke tenggorokannya.Nuha meringis pilu merasakan lidahnya terasa pahit. Entah ramuan apa yang diracik sang ibu ke dalam minuman tersebut. Untuk menghilangkan rasa pahit dan agak kecut tersebut Nuha mengambil air minum dari dispenser mini yang terletak dekat meja belajarnya.Glek, glek, glek,Nuha minum segelas air putih hingga tandas.Nuha pun duduk di tepi ranjang dengan pikiran yang masih linglung dan kalut. Peristiwa semalam masih dan mungkin akan terus menyisaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31

Bab terbaru

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 90

    Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 89

    Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 88

    “Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap

DMCA.com Protection Status