Paula segera menempatkan dirinya dan memeriksa Andrew dengan cepat. "Demamnya masih, tapi kondisinya sudah jauh lebih baik daripada kemarin. Aku yakin besok kau akan sembuh, Andrew." Paula menepuk bahu Andrew singkat. "Terima kasih, Dokter Paula. Aku lega sekali," kata Bik Arta. "Jangan berterima
"Tinggallah di sini dan jadi perawat Andrew!" Sena langsung mematung tidak percaya mendengarnya. Xander memanggil Sena ke ruang kerjanya malam itu dan Sena sempat bertanya-tanya apa yang mau Xander katakan, tapi akhirnya sekarang, Sena malah mematung sendiri. "Apa kau bilang, Xander? Tinggal di si
"Apa kau melihatku sedang bercanda, Sena? Aku tidak akan pernah bercanda kalau itu menyangkut adikku, Sena." "Lalu ... lalu ... berapa lama aku diberi waktu untuk menyembuhkan Andrew?""Aku tidak akan memberimu tenggat waktu karena aku mau kau menyembuhkan Andrew sampai tuntas. Bukan hanya sekedar
Xander dan Sena masih saling bertatapan dengan debar jantung yang sama-sama menderu. Cukup lama mereka bertatapan di sana, sebelum akhirnya Sena yang sadar duluan dan langsung salah tingkah. "Kau, singkirkan tanganmu dariku! Dan kau bertanya apa aku begitu ingin lepas darimu kan?" "Jawabannya ya,
"Bagaimana Andrew hari ini, Henry?" tanya Xander di perjalanan, sengaja mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit. "Dua hari ini, setiap siang Sena membawa Pak Andrew ke taman belakang. Mereka bisa duduk di sana beberapa jam dan tertawa bersama. Pak Andrew sudah lebih tenang dan tidak ada masalah ya
"Ck, mengapa rasanya makin sakit padahal aku sudah minum obat."Xander terus meringis merasakan perutnya yang makin sakit sampai ia tidak bisa tidur. Xander pun memutuskan untuk pergi ke dapur dan mencari sesuatu yang bisa dimakan karena ia memang belum makan apa-apa lagi sejak makan siang tadi, si
"Tidak usah mengurusku, tolong panggil pelayan saja untuk membantuku." "Sudah kubilang pelayan sudah masuk ke kamarnya, tapi kau kenapa, Xander? Kau mulai berkeringat dan wajahmu pucat." Secara naluriah, Sena pun mengambil tisue dan langsung mengelap keringat Xander yang sudah terlihat di dahinya.
"Makanlah, Andrew!" Sena begitu telaten melayani Andrew makan pagi itu dan Xander pun tidak berhenti menatap wanita itu. Sejak tadi malam Sena melayani Xander waktu Xander sakit maag, entah mengapa mendadak ada rasa manja dalam diri Xander yang ingin dilayani juga. "Ambilkan aku juga!" titah Xand
Rumah keluarga Moreno dan Ilona dihias begitu cantik hari itu. Mereka mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan satu bulannya bayi kembar mereka, Mateo dan Zanneta. Tentu saja sederhana untuk Moreno, tidak sederhana bagi Ilona karena Moreno mengundang semua warga kampung ke rumah, bahkan Mo
"Aakkhh, sakit sekali, Reno! Sakit sekali!" Ilona memekik kesakitan saat ia sudah berada di ruang bersalin malam itu. Beberapa bulan telah berlalu dan saat yang Ilona nantikan pun tiba yaitu saat di mana kedua bayi kembarnya akan segera lahir. Ilona sudah memutuskan untuk melahirkan secara nor
Saat Ilona masih begitu menikmati awal kehamilannya, Adrianna sendiri juga begitu menikmati akhir kehamilannya. Di umur kehamilan yang sudah masuk ke sembilan bulan, nafsu makan Adrianna pun makin bertambah sampai Tobias kewalahan mengikuti kemauan Adrianna yang sangat banyak. Tentu saja terkada
Moreno dan Ilona langsung pergi ke dokter keesokan harinya setelah melihat hasil tespek Ilona. Mereka belum berani memberitahukan kabar bahagia itu pada orang lain selain Sena sebelum melakukan USG untuk memastikan kehamilan itu benar adanya dan tanpa gangguan. Ilona pun menunggu dengan begitu t
Saat Tobias dan Adrianna masih begitu bahagia setelah pulang dari bulan madu, tidak begitu dengan Ilona yang sebenarnya juga sangat bahagia, tapi ia kelelahan dan sakit. Sena sampai mengunjungi rumah Moreno setiap hari untuk merawat menantunya yang lemas itu padahal Sena hanya masuk angin. "Teri
"Tobias, pelan-pelan!" Adrianna memekik tertahan saat akhirnya dirinya dan suaminya melewatkan malam pertama pernikahan dengan begitu menggebu. Tobias sendiri sama sekali tidak mau menunggu sedikit pun untuk memiliki istrinya lagi dan lagi. Dan Adrianna pun hanya bisa pasrah melayani suaminya
Tiga bulan setelah pernikahan Moreno dan Ilona, semua anggota keluarga pun bersiap berangkat ke Paris karena Tobias dan Adrianna akan menikah secara privat di Paris dan langsung berbulan madu di sana. Begitu juga dengan Moreno dan Ilona yang akan ikut berbulan madu keliling Eropa setelah menghadir
"Kau lelah, Sayang?" Moreno dan Ilona akhirnya kembali ke kamar hotel mereka setelah serangkaian acara pernikahan yang melelahkan namun membahagiakan itu. Mereka mengadakan dua kali pesta di pagi dan di malam hari dan Ilona pun memakai gaun pengantinnya sepanjang hari sampai rasanya begitu menye
Sejak awal Ilona melangkah, Moreno sudah menahan napasnya sejenak melihat pengantin wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Gaun Ilona sama sekali tidak berlebihan, gaunnya sederhana tanpa banyak hiasan apa pun tapi terkesan mewah dan elegan. Ilona terlihat cantik luar biasa dengan danda