"Sekarang coba Ayang cerita sama saya, yang jelas, dan yang benar, supaya saya mengerti. Memang kenapa dengan ustadzah Aisyah, dia mau ke sini, untuk menjenguk saya, begitu?"Malah diperjelas lagi, sudah tahu aku muak dengan fakta tersebut! Seharusnya sebagai orang yang gak punya hubungan apa-apa dengan suamiku, buat apa dia khawatir dan langsung menelepon begitu? Toh sudah pasti ada istrinya yang bakal merawat si Ustadz Husein, atau kalau dia benar-benar mau jenguk, kenapa dia nggak minta tolong rekan yang lain, sesama laki-laki untuk menelepon suamiku?"Iya menurut sependengaran aku sih begitu, dia mau datang, untuk jenguk kakak tercintanya, sendirian!" sindirku kesal. Sekalian aja main ribut!"Eh, yakin dia mau datang sendiri Ay, tidak sama rekan-rekan ma'had lainnya? Coba diingat-ingat lagi percakapan kalian tadi?"Aku mendengus kesal di depannya, secara dia kok bisa tahu banget sih isi dari percakapan kita berdua."Iya dengan rekan-rekan yang lain! Tapi kan nggak menutup kemung
"Paham sekarang, dengan apa yang sudah saya ceritakan, Ay?"Aku kembali menganggukkan kepala, namun kali ini hatiku jauh merasa lebih tenang, karena Husein berpihak padaku. Karena aku tidak butuh support siapa-siapa lagi, cukup suamiku saja."Jadi jangan su'udzon lagi dengan ustadzah Aisyah ya. Saya udah pernah bilang sama kamu Ay, mau dia mengejar saya sampai kakinya patah pun, saya tidak akan pernah merespon dia.Ada kamu yang sudah menjadi istri saya, kamu sudah saya ambil dengan cara yang mulia, harus kah saya mengkhianati kepercayaan itu?"Aku spontan merentangkan kedua tanganku padanya, "sini peluk aku dulu!" Kemudian dia ikut merentangkan tangannya, dan meraih tubuhku untuk tenggelam di dalam dekapannya."Saya sangat mencintaimu kamu Ay!""Aku juga Akang." Dia mencium keningku lagi.Ketika kita berdua lagi beradegan Teletubbies seperti ini, tiba-tiba pintu kamar inap Husein terbuka, dan di sana sudah ada Ibu, Bapak, dan sopir pondok yang datang menjenguk Akang.Alhasil, kita b
"Oh, ini obat sakit kepala. Akhir-akhir ini, Bapak sering banget sakit kepala, makanya sama ibu di resepkan obat dan antibiotik rutin!" sahut Bapak mertuaku itu."Sudah pernah bapak periksakan ke dokter, kenapa kok sering sekali sakit kepala?" tanya suamiku kembali."Alah lah, cuman sakit kepala aja kok, ngapain diperiksakan? Bapak sudah berobat ke bidan terdekat dan katanya wajar diumur-umur tua seperti ini, banyak penyakit bawaan, salah satunya sakit kepala.""Tapi nggak boleh disepelekan ya Pak, kita tetap harus berikhtiar berobat!""Iya Bapak ngerti, sudah jangan khawatir, bapak baik-baik aja."Hari itu mereka hanya sebentar menjenguk Akang, karena Bapak ada kegiatan lagi untuk mengajar kelas Ma'had mata pelajaran Nahwu Sharaf. Jadi, sebelum adzan Dzuhur, mereka sudah berpamitan meninggalkan kami berdua."Semoga kamu juga diberi kesehatan dan kesabaran dalam mengurus ustadz Husein ya Rey," ucap perempuan itu saat kita bersalaman tangan.Terpaksa aku senyum padanya, "yah, terima ka
Kita berdua memilih kantin sebagai tempat mengobrol, karena di situ pasti banyak orang-orang yang berkerumun. Aku sekarang mulai risih berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram ku sendiri, untunglah dia ngerti dan kita sudah duduk berhadapan di sini."Apa yang mau lo sampaikan, denger kan seperti apa kata suami gue tadi, sebentar lagi mau adzan maghrib jadi jangan bertele-tele dan langsung aja ke intinya!""Oke gue mau langsung ngomong aja, gua mau minta maaf ke elo dan suami lo atas kesalahan gue kemarin. Ternyata setelah gue dzalim sama kalian berdua, banyak sekali kejadian buruk yang menimpa gue, baru-baru ini gue ketabrak motor sampai tangan gue hampir mau patah.Gue jadi sadar, semesta sangat mengutuk gue karena udah menyakiti hati seorang ustadz," ungkapnya menyesal."Bagus deg kalau lo sadar, seharusnya sebelum lo bertindak keterlaluan seperti itu, lo searching dulu gimana seorang ustad sangat dicintai oleh Allah, makanya bayaran atas perbuatan lo aja dibayar kontan di dun
Kalau udah sampai di rumah itu artinya aku harus memantau segala aktivitas yang dikerjakan oleh Akang, termasuk urusan dakwahnya.Kali ini aku akan memilih tempat dakwah yang dekat-dekat aja dulu, soalnya kata dokter Akang gak boleh capek, dan ketika aku cek di aplikasi, terlihat bahwa seminggu ke depan jadwalnya padat banget.Ada lokasi ceramah yang sampai memakan waktu 2 jam perjalanan besok, sepertinya yang ini harus aku cancel dan diganti minggu depan.Aku beritahu lewat pesan singkat di ponselnya Akang ke penerima acara bahwa Ustadz Husein tidak bisa mengisi acara minggu ini karena alasan kesehatan.Aku hanya memilihkan tempat dakwah yasinan ibu-ibu, dan kultum subuh di masjid dan mushola terdekat aja.Aku sudah mengatur semuanya, tinggal dilaksanakan oleh yang bersangkutan."Bentar, Akang mau ngapain?" Aku melihatnya lagi membuka kitab meski waktu udah menunjukkan pukul sembilan malam."Saya mau muroja'ah kitab dulu sebentar, soalnya besok saya ada perjalanan jauh, takut nggak s
"Selamat 6 bulan pernikahan sayang." Aku inisiatif buat kasih sebuah kue kesukaan Akang sebagai tanda jadi pernikahan kita yang baru menginjak 6 bulan. Katanya sih seumur jagung, mungkin jagung dua kali panen kali ya? Hehe......Pokoknya selama 6 bulan ini aku terus selalu berusaha untuk menjadi istri yang terbaik buat Akang, karena aku mau apa lagi?Akang sudah memberikan contoh yang terbaik sebagai sosok suami di depan aku, timbal baliknya adalah aku juga harus menjadi istri yang baik untuknya. Walaupun di dunia pernikahan adalah bukan bisnis yang berupa take and give."Aduh terima kasih Ay, aku terharu banget deh tiap bulan disogok kue begini terus. Jadi rencana nanti mau ngajak makan di mana?"Dia nyengir.Aku cengengesan."Akang tahu aja deh maksudku.""Gimana gak tahu Ay, orang selama enam bulan sama terus arah dan tujuannya."Aku tambah cekikikan sambil menaruh kue itu, dan memotongnya lalu kita santap bersama."Kamu pucat banget deh Ay, lagi sakit?"Akang memegang keningku d
Semua diagnosis dalam cerita ini adalah fiktif dan drama semata. Enjoy with this story, readersssss.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~1 Minggu yang lalu.Sudah tugasku jadi seorang istri untuk selalu ada di samping suamiku ke mana pun dia pergi. Karena itu merupakan permintaannya sendiri yang pengen aku selalu hadir di setiap acara atau jadwal dakwah yang sedang didatanginya.Selain untuk mempertegas bahwa dia sudah menikah, juga katanya dia merasa tenang jika ketika berdakwah dia melihatku. Seperti sindrom Reynata gitu deh, hahaha.So sweet suamiku ternyata.Dan sekarang, kita sedang dalam perjalanan pulang setelah selesai mengisi ceramah di balai desa kota Bandung, dalam rangka pembukaan pekan olahraga kecamatan.Mereka meminta Akang memberi sedikit support bagi atlet yang akan berlomba, dengan sedikit menerangkan olahraga dari sisi islam.Karena, menurut Abu Hamid al-Ghazali (w 1111 M/555 H) pernah berkata bahwa, "Setelah belajar, anak harus di izin kan berolahraga agar tidak bosan. Me
"Nuhun ya Teh!" ucapku saat menerima dua bungkus kentang goreng dan dua cup es krim di pemesanan drive thru ini.Sambil menunggu kentangnya agak dingin, aku masih asyik scroll media instagram milikku dan fokus pada rekan-rekan bintang iklan yang dulu kukenal dekat. Mereka ada yang udah tunangan, ada yang lagi foto prewedding, ada yang upload buku nikah, bahkan ada juga yang lagi pamer foto USG dan alat hasil tes kehamilan dengan dua garis.Caption fotonya : Suamiku bahagia ketika pagi ini aku kasih kejutan terindah. Aku jadi senyum-senyum sendiri deh, akhirnya aku ikut membuka kolom komentar dan meninggalkan jejak di sana."Congrats ya Kak Feby Kemala atas kehamilannya, semoga adek bayi dan ibunya selalu dalam lindungan Allah." Sekarang katanya memang lagi trend bikin surprise sama suami dengan foto USG diam-diam seperti itu. Uhm? Apa aku ikutan juga ya kalau nanti hasilnya positif? "Kok gak di makan kentangnya Ay?"Karena diajak ngobrol, aku pun langsung menaruh ponsel dan melirik
POV: USTADZ HUSEINAlhamdulillah, jazakumullah ya Allah, tidak lelah lidah hamba mengucapkan kata syukur atas nikmat yang Allah berikan pada saya.Di usia yang menginjak 31 tahun ini, saya hanya ingin menghabiskan sisa waktu yang ada bersama istri, anak-anak, juga ibunda saya.Mereka lah penguat, penyemangat, penyembuh segala kerisauan yang selama ini saya rasakan.Terutama untuk istri saya, dia adalah wanita yang sangat hebat, wanita yang selalu membuat saya jatuh cinta ketika memandangnya. Wanita yang hanya akan saya cintai hingga akhir menutup mata. Apa yang terjadi pada kita terakhir kali di Korea sana, menjadikan saya banyak berpikir untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan. Pertama, urusan apapun itu sebelum saya berkata iya atau tidak sebaiknya didiskusikan dan cari jalan keluarnya.Karena sejatinya, subhanallah wanita adalah mahluk yang harus kita sebagai laki-laki duluan lah yang mengertinya.Semakin kita egois, seorang wanita akan semakin kuat dengan pendiriannya.Saya
Aku membanting pintu taksi dengan kuat, setelah sebelumnya memberikan ongkos taksi sesuai tarif.Aku berlari menuju loket informasi, karena 30 menit lagi pukul empat sore."Excuse me, i wanna ask about the plane to Jakarta-Indonesia with Zhara Airline, already departed?"Dia memeriksa komputernya, dan menatap aku lagi. "No yet, now is waiting to boarding pass.""Oh, thank you." Informasi itu cukup meyakinkan aku bahwa aku tidak terlambat, lantas aku langsung saja berlari menuju gate 3 sesuai yang tertera di layar informasi.Aku gak mau kehilangan Akang, aku harus pulang bersama dia. Walau kakiku lelah, tapi aku berusaha mencarinya.Sampai akhirnya aku menemukan seorang laki-laki yang pakaiannya sangat aku kenal. Jas itu, adalah kado ulang tahun dariku, yang katanya jas favorit dan selalu dia pakai dalam momen penting. Dia berdiri menghadap ke jendela sambil memperhatikan prepare pesawat yang siap terbang.Lalu, perlahan-lahan aku berjalan mendekatinya dan dari arah belakang, aku mel
Aku heran, hatiku sepertinya mati sampai gak merasakan kesedihan sama sekali, bahkan sampai Akang lah yang mengantar aku sampai memesankan taksinya.Aku malah justru merasa bangga pada diri sendiri, karena aku berhasil menang dalam pertempuran kali ini.Biarlah, Akang merasakan rasanya harus mengalah dalam satu situasi.Ingat tidak? Dalam keadaan hamil, aku harus merelakan dia kuliah di luar negeri? Tiga tahun lamanya.Masa kali ini, untuk beberapa bulan aja dia gak sanggup? Gantian dong!Aku menatap ke luar jendela dan memperlihatkan bangunan yang tinggi dan megah itu. Kapan aku bisa setenar itu di sini?Tapi kok lama-lama, mataku ngantuk ya? Rasanya, aku pengen tidur sekejap saja untuk menghilangkan rasa kantuknya. Akhirnya, perlahan-lahan, kelopak mataku mulai sayu, dan pandanganku sedikit kabur. Sepertinya aku tertidur!!***"Jeogiyo Agashi, ulineun dochaghaeshi-imida." ( Permisi Mba, kita udah sampai)"Jeogiyo Agashi? Jhaisso-yeo?" (Apa kamu tidur?)Hah, Akang!!!!Gak sengaja aku
Satu Jam Yang Lalu~~~~Aku membuka pintu kamar hotel, karena keputusan aku sudah bulat, untuk sekali ini aja, izinkan aku menggapai impianku, biarkan suamiku mengalah, karena gak melulu harus aku yang kalah.Tapi setibanya aku diluar kamar hotelku, Akang kembali menghentikan langkahku dengan rasa panik yang luar biasa."Ya Allah Ay, tidak bisa kah berikan saya kesempatan untuk bicara sama kamu?"Ku jawab dengan menggelengkan kepala.Ada orang yang lewat, baik itu sesama tamu hotel, atau pegawai yang melihat keributan dari kita berdua. Tapi sesudahnya, mereka langsung saja acuh, karena rata-rata orang di sini, sangat tidak peduli dengan urusan orang lain."Oke sayang, oke! Ayo kita masuk dulu ke dalam dan biarkan saya sholat sunah dua rakaat dulu."Masuk ke dalam? Tidak mau lah, tentu! Sama saja menyuruh aku untuk berubah pikiran lagi, seandainya aku masuk ke dalam. "Aku mau pergi sekarang!" "Oke, Ay oke! Tunggu 10 menit di luar sini saja, ya. Kamu mau pergi dengan ridho saya atau t
Aku ingat, aku ingat laki-laki itu siapa.Aku ingat semua yang aku alami bersamaan laki-laki itu, dia adalah suamiku. Dia adalah laki-laki yang aku cintai, laki-laki yang cuma menjaga pandangan matanya untukku. Laki-laki yang mencintai aku lebih dari dirinya sendiri.Ya Allah, ini apa? Kenapa aku kembali pada tubuhku di lima tahun yang lalu?Kenapa dia tidak mengenali aku, kenapa dia berkata aku bukan muhrimnya.Sial! Aku mengumpat berkali-kali, tapi rasanya kata-kata itu tidak bisa dikeluarkan dari dalam mulutku. Aku hanya mengatupkan bibir, sambil terus mengeluarkan air mata yang semakin deras ini.Aku gak mau kehilangan dia!Aku gak mau dia tidak mengenali aku!Ya Allah, ingin rasanya aku teriak dan berkata dia suami aku! Mataku melihat dia yang sedang duduk bersila itu, sambil memegang mikrofon dan membaca sholawat pembuka.Bagaimana cara aku mengingatkan laki-laki itu, supaya dia juga ingat bahwa kita suami istri?"Ay, kenapa kamu nangis?" Seorang laki-laki bernama Reza itu tiba
Sepertinya tubuh aku dipaksa untuk melewati detik demi detik yang lagi berjalan ini, walaupun serasa seperti melayang, karena kaki aku tidak terasa menapak di bumi. Dari aku selesai mandi, pakai baju gamis yang udah disediakan, memakai riasan, aku seperti gak hidup.Menatap wajah aku di cermin, semua begitu abu-abu. Apa aku berada dalam dimensi lain? Apa aku sedang traveler ke lain waktu?Semua ambigu sekali.Tapi ya sudahlah, mungkin badan aku lagi gak sehat, jadinya pikiran aku kacau. Aku pun segera memakai jilbab, yang sebelumnya benda itu sangat jarang aku sentuh.Potongan sebuah momen pun tiba-tiba terlintas dalam benakku, ketika aku memasang jarum pada jilbab ini."Demi Allah, saya janji tidak akan pernah menyentuh tubuh Mba jika bukan Mba yang mengizinkannya. Saya janji tidak akan mengekang hidup Mba jika mba tidak melewati batas. Silakan hidup seperti biasanya, jika hijab masih berat silakan lakukan pelan-pelan. Cukup berbusana yang menutup tangan dan kakinya, ingsyallah saya
Hoaaammm... Alarm ini, kalau gak dimatikan rasanya bakal terus berdering sampai kiamat. Dengan malas aku meraih ponselku dan meski tanpa melihatnya, aku udah berhasil mendiamkan bunyi-bunyian yang melengking itu.Setelah menggeliat ke kiri dan ke kanan, aku menguatkan diri untuk bangun meski medan magnet antara tubuhku dam kasur ini kuat sekali."Jadwal gue, apa aja hari ini?"Tanggal 28 Januari, jadwal Reynata adalah pemotretan produk air mineral, dan icon ekspedisi yang terbaru. Syukurlah, mereka memakai aku untuk menjadi brand ambassador-nya, mereka gak salah pilih artis.Setelah dirasa tubuhku siap berdiri, aku langsung turun ke lantai bawah menemui menegerku."Morning Rey Kim, nyenyak tidurnya?"Aku sedikit terpaku melihat rumahku yang tertata lebih rapi, dan digelar karpet juga banyak hidangan di sana."Apa ini Om?" (panggilan Reynata untuk Pak Danu.)"Loh gimana sih, lupa ya? Hari ini kan selamatan rumah lo Rey, sekarang berkat kerja keras lo memilih peran itu, lo udah menghas
"Akang, aku dapat tawaran ini. Main di sebuah drama, jadi pemeran figuran. Untuk jilbab, nanti akan diganti rambut palsu, dan jangan khawatir sama baju. Aku akan dikenakan baju panjang setiap scene-nya"Setelah berdiri sekian lama, bertatapan dengan sangat serius sama Akang, aku pun berhasil mengatakan hal tersebut. Bahwa aku mendapat tawaran.Dia terdiam sambil melakukan aktivitasnya lagi mengemas baju ke dalam koper."Siap-siap, sebentar lagi kita berangkat ke Bandara," ujarnya tanpa melihat aku dan dapat dipastikan dia tidak mengizinkan aku mengambil peran ini."Kenapa? Aku bilang aku dapat tawaran, dan aku harus tinggal selama beberapa bulan untuk menyelesaikan proses syuting." Rasanya aku gak mau kalah, kali ini."Apa sih? Kamu itu sudah menikah, ada anak kamu di rumah, nunggu uma nya.""Apa artinya aku gak dibolehkan?""Buat apa kamu bertanya jika kamu sudah tau jawabannya?"Siap banget aku kalau disuruh bertengkar hari ini, sudah lama kita gak beradu otot. Selama ini aku seperti
"Maaf ya, Rey selama ini gak pernah jadi istri yang neko-neko sama Akang. Untuk sekali aja."Aku cuma berkata itu pada Akang, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk turun ke lantai lobi dan bertemu pak Danu di sana. Dia menunggu aku di kursi khusus tamu dengan dua cup kopi di atas meja."Hai, lama ya nunggu?" sapa aku setelah duduk di hadapannya."Rey, Rey Reynata Adizti anak gue hellooo?? Bisa-bisanya lo nikah sama laki kek gitu? Apa hidup lo sama sekali gak tersiksa?"Sebelumnya, aku gak pernah terima kalau ada satu pun orang yang menghina Akang dengan contoh perkataannya apapun. Tapi aneh banget, aku seakan setuju sama Pak Danu dan baru saja berpikir "selama ini, aku bahagia karena memang bahagia atau karena terpaksa?" Aku berjuang mati-matian, mengurus anak aku saat berpisah dengan Husein, berjuang mati-matian mencari bukti untuk membela namanya. Tapi, untuk aku sendiri mana?"Dengerin Rey, lo gue ambil dari agensi menyebalkan itu, gue rawat lo, gue naikin nama elo sampai tenar G