Bahkan, Grace masih termenung sesudah naik ke mobil. Harry bertanya saat melihat ekspresi Grace, "Kamu terkejut, ya?"Grace menggeleng, lalu dia memeluk Harry dengan erat. Tubuh Harry menegang. Kemudian, dia juga merangkul Grace dan satu tangannya menepuk kepala Grace. Harry memuji, "Apa yang kamu lakukan tadi sangat hebat."Grace berucap, "Harry, terima kasih atas semua yang kamu lakukan untukku. Aku sangat terharu."Grace ingin menangis, tetapi dia berusaha untuk menahan air matanya. Grace bukan orang yang cengeng. Sejak kecil, dia sudah terbiasa ditindas Greta. Grace bukan lemah. Hanya saja, dia tahu dirinya tidak mampu melawan Greta. Hidupnya pasti makin menderita jika dia melawan. Grace sudah terbiasa menahan penderitaannya. Dia berharap suatu hari nanti dia bisa pergi dari kediaman Keluarga Lugiman.Akhirnya, keinginan Grace terkabul. Selain itu, Harry juga menyayangi dan melindunginya. Grace tidak pernah merasakan kasih sayang seperti ini sebelumnya. Dia merasa dirinya mempunyai
Harry tersenyum, tunangannya ini benar-benar lucu. Harry menikmati perhatian yang diberikan Grace dan memakan daging itu. Dari cara Harry makan, bisa terlihat bahwa dia dididik dengan baik. Harry menggulung lengan bajunya sehingga menunjukkan jam tangannya yang mahal. Harry memiliki jari-jari yang panjang dan kulit sawo matang.Harry sangat perhatian. Dia mengupas udang untuk Grace dan meletakkannya di piring Grace. Harry mengingatkan, "Kamu terlalu kurus. Makan lebih banyak."Grace mengangguk. Dia merasa sangat bahagia. Sementara itu, kedua wanita tadi lanjut berkomentar."Pria itu pasti kaya sekali makanya bisa punya pasangan.""Aku juga berharap bisa menemukan pacar yang perhatian dan kaya. Semua orang begitu realistis. Uang memang bisa menyelesaikan banyak masalah."Grace merasa kesal begitu mendengar percakapan mereka. Harry bisa menemukan pasangan karena dia memang hebat. Setelah selesai makan, mereka naik ke mobil.Harry mengetuk kepala Grace dan menasihati, "Kelak kamu nggak us
Suasana menjadi tegang. Bahkan, Grace yang berdiri di dekat tangga merasa sangat gugup. Grace terus memandangi Harry yang membelakanginya. Tiba-tiba, dia merasa Harry tampak kesepian.Harry dan Steven adalah saudara seayah, tetapi beda ibu. Aryan lebih menyayangi Harry. Sebagai anak sulung, Steven tentu harus memikirkan kepentingan sendiri. Dia tidak akan membiarkan saham 20 persen milik Aryan diserahkan kepada Harry. Grace tahu hidup Harry di Keluarga Prayogo sangat sulit. Namun, dia tidak menyangka Harry begitu kesulitan sampai-sampai didesak Steven.Tak lama kemudian, Harry berkata dengan tenang, "Kak Steven tenang saja. Aku pasti nggak akan mengingkari janjiku. Aku sama sekali nggak mendengar Ayah berniat menyerahkan sahamnya kepadaku. Kalaupun ada, aku pasti akan menolaknya."Steven menimpali, "Aku baru merasa tenang setelah mendengar omonganmu ini. Kalau begitu, aku nggak akan berlama-lama lagi di sini. Aku juga mau menyelamatimu karena sudah menemukan calon istri."Steven berdir
Grace pergi ke bar pada siang hari untuk melihat-lihat terlebih dahulu. Sebagian besar tamu yang mengunjungi bar adalah mahasiswa di ibu kota. Jadi, bar ini cukup aman. Malam harinya, Grace langsung datang ke bar setelah kelas berakhir. Dia mengganti seragam pelayan.Saat Hannah datang, dia melihat Grace sibuk mengambilkan anggur untuk para tamu. Bisnis bar waktu malam hari sangat bagus. Grace sama sekali tidak sempat beristirahat untuk mengobrol dengan Hannah. Pada pukul 9 malam, Grace pamit pulang dengan Siska. Hannah merasa kasihan ketika melihat Grace yang keringatan.Hannah membantu Grace menyeka keringatnya seraya bertanya, "Apa kamu kekurangan uang? Beri tahu aku kalau kamu butuh uang. Untuk apa kamu bersusah payah kerja?"Grace menyahut, "Aku nggak merasa kesusahan. Dulu aku juga pernah kerja. Penghasilan di sini sudah cukup tinggi. Aku pikir mahasiswa itu miskin. Siapa sangka, tip yang mereka berikan kepadaku lumayan banyak."Hannah bertanya lagi, "Grace, sebenarnya apa yang t
Rudi bertanya balik, "Nona Grace, apa yang ingin kamu tanyakan?"Grace membalas dengan ragu-ragu, "Itu ... berapa gaji yang diberikan Harry kepadamu setiap bulan?"Rudi yang kebingungan menyahut, "Kenapa Nona Grace tiba-tiba menanyakan hal ini? Aku nggak punya gaji tetap. Tiap bulan, Tuan Harry akan memberiku uang untuk mengurus kebutuhan di rumah ini, seperti beli sayur dan barang lainnya.""Berapa banyak uang yang diberikan Harry kepadamu?" tanya Grace.Rudi ingin menjawab sekitar 200 juta, tetapi dia teringat dengan pesan Harry yang menyuruhnya untuk rendah hati agar tidak mengejutkan Grace. Akhirnya, Rudi menjawab seraya tersenyum, "Nggak banyak. Hanya 10 juta."Grace yang terkejut berseru, "Sepuluh juta? Banyak sekali!"Rudi segera mengoreksi, "Sebenarnya setiap bulan tetap ada sisa uang. Totalnya sekitar 6 juta. Aku akan mengembalikannya kepada Tuan Harry."Grace menanggapi, "Begini baru benar. Orang yang makan di rumah ini hanya aku, kamu, dan Harry. Kadang-kadang Juan juga maka
Grace menyahut, "Harry, bagiku kamu sangat kompeten. Sekarang, mencari pekerjaan di ibu kota sulit sekali. Kamu sudah cukup hebat bisa menghasilkan 100 juta per bulan. Itu berarti kamu bisa menghasilkan 1,2 miliar dalam setahun. Pantas saja perusahaan mempekerjakan sekretaris untuk membantumu."Harry tidak bisa berkata-kata. Gaji yang diberikan Harry kepada Juan saja sudah melebihi 1 miliar per bulan. Grace melanjutkan, "Harry, kita sudah memutuskan untuk hidup bersama. Seharusnya kita lebih berhemat dan menabung setiap bulan. Kelak kita akan menikah, kemungkinan kita menjalani program bayi tabung ... bukan, maksudku kita akan punya anak. Semuanya membutuhkan uang."Melihat ekspresi Grace yang serius saat berbicara, hati Harry luluh. Dia akan mendengarkan semua perkataan Grace. Kemudian, Harry menyerahkan kartu bank kepada Grace dan menjelaskan, "Semua gajiku ada di sini. Kamu bantu aku simpan. Kode PIN-nya sudah diganti menjadi hari ulang tahunmu. Beli saja apa pun yang kamu suka. Jan
"Um," sahut Grace. Dia mulai mengantuk. Pelukan Harry sangat hangat sehingga Grace merasa tenang, seolah-olah suara petir dan hujan di luar tidak terdengar lagi. Grace mencari posisi yang nyaman, lalu tertidur.Harry sama sekali tidak berhasrat. Dia merasa dirinya seperti menodai Grace yang polos jika berpikiran mesum. Harry yang merasa pusing membatin, 'Sialan, aku bahkan merasa seperti berbuat dosa saat memikirkan tunanganku. Bagaimana kalau kelak aku benar-benar menidurinya?'....Keesokan harinya, Grace yang hendak berangkat ke kampus menelepon Hannah dan memberitahunya bahwa Harry sudah menyerahkan gajinya. Grace bertanya, "Oh, iya. Hannah, kapan kamu ada waktu? Ada banyak soal yang nggak bisa kukerjakan, sulit sekali ...."Grace mengambil jurusan keuangan. Dia sendiri tidak terlalu menyukainya. Dulu, Viktor yang membantu Grace mengisi formulir pemilihan jurusan. Mungkin Viktor ingin Grace belajar keuangan agar bisa membantu Grup Lugiman. Namun, Grace sudah melupakan apa yang dipe
Grace menjelaskan, "Kak Siska, kamu benar-benar salah paham. Dia hanya seniorku. Malam ini Hannah nggak bisa datang, jadi Hannah meminta dia untuk mengantarku pulang. Aku mau ditemani karena aku nggak berani pulang malam-malam sendirian."Melihat wajah Grace yang memerah, Siska hanya tersenyum dan tidak berkomentar lagi. Pada pukul 9 malam, Grace pun pulang.Dennis yang mengantar Grace. Mobil Dennis lumayan bagus karena dia berasal dari keluarga kaya. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan Rolls-Royce atau Porsche Cayenne, mobil Dennis juga cukup mahal.Grace memberi tahu alamat rumah Harry. Dennis yang terkejut bertanya, "Itu kompleks perumahan orang kaya. Kamu tinggal di sana?"Grace ingin mengatakan tunangannya tinggal di sana. Namun, dia juga tidak ingin kabar dirinya tinggal serumah dengan seorang pria sebelum menikah tersebar. Jadi, Grace menjawab, "Kerabatku tinggal di sana."Dennis mengangguk. Semua orang tahu bahwa Greta akan menikah dengan Frandy. Jadi, wajar saja jika Kelua
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g
"Sepertinya ... memang begitu," ucap Grace. Grace berusaha keras mengingat kembali, memang seperti itu. "Lalu ... kali ini gimana? Kalian berpelukan tadi!" kata Grace dengan jengkel."Aku tahu kamu sedang sembunyi. Aku tunggu kamu ambil tindakan. Mana tahu kamu membiarkanku tunggu begitu lama. Aku hampir pingsan karena parfumnya," ujar Harry dengan ekspresi polos sambil menggelengkan kepala.Grace bertanya, "Kamu tahu aku akan ambil tindakan?""Kalau nggak, awas kamu habis pulang," kata Harry dengan nada dingin. Berbeda dengan sikap yang lembut tadi, Harry mengernyit dan mata rampingnya menjadi lebih gelap. "Aku tahu kamu nggak peka. Kalau kamu masih nggak ambil tindakan di saat ini, kamu bukan peka, tapi nggak cinta aku. Menurutmu, kamu pantas mati nggak?" ucap Harry dengan suara dingin dan tegas yang mengguncang hati orang.Benar .... Bagaimana mungkin Grace tidak mengambil tindakan? Harry adalah pria yang dia putuskan untuk menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup. Sekalipun
Grace meneguk segelas air lemon tanpa sungkan."Lemonnya segar, baru diperas oleh pelayan tadi. Bisa isi ulang terus," kata Harry dengan suara lembut. Grace-lah yang memberitahunya bahwa minuman gratis juga bisa terasa lezat. Dulu, Harry yang angkuh tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Sekarang, karena Grace, Harry merasa ada banyak hal yang dapat memicu rasa kebahagiaan.Usai minum, Grace menoleh pada Harry dengan marah. Setelah menuntaskan masalah dengan Sherline, sekarang giliran pria bajingan ini.Grace berucap, "Harry, aku kira aku sudah memahamimu dengan sangat baik setelah sekian lama kita bersama. Tapi, sekarang aku baru sadar aku terlalu naif."Grace melanjutkan, "Kalau kamu nggak suka aku atau ingin mencari wanita lain di luar, kamu bisa beri tahu aku. Nggak perlu pura-pura marah dan bilang akan menungguku dua tahun. Kamu nggak merasa kamu munafik? Sudah beri janji, tapi nggak ditepati. Mending nggak usah beri janji!"Grace meneruskan, "Malam ini, kita bicar
Grace memakai sandal tanpa hak sehingga tidak setinggi Sherline, juga tidak punya aura kuat seperti Sherline. Grace sangat kurus, seperti kurang gizi. Akan tetapi ... tubuhnya tegak seperti tiang yang tidak akan bengkok.Grace mendongak dan menatap lurus pada Sherline dengan mata yang jernih. Sherline mengernyit karena hatinya tersentak kaget. Dia bahkan ... tidak berani bertatapan dengan Grace. Pada saat ini, Grace seperti binatang yang mengamuk. Meskipun bertubuh kecil, Grace memiliki sifat yang liar."Kamu berani? Kamu pasti bohong. Memangnya kamu nggak takut malu?" tukas Sherline.Grace menjawab, "Aku nggak takut! Kenapa aku harus merasa malu? Bukan hanya aku yang nggak lulus ujian! Aku berani beri tahu semua orang kalau tunangan Harry Prayogo bodoh soal matematika dan hanya bisa masak. Lalu, kenapa? Aku suka mereka makan makanan ala barat buatanku. Aku bahagia kalau mereka suka.""Kamu adalah guru yang mendidik anak orang. Memangnya kamu mau ajari orang lain bagaimana cara jadi p
Harry berujar, "Ya, itu benar. Apa kamu punya keunggulan lain? Misalnya, latar belakang keluarga?"Sherline menjawab, "Aku ... keluargaku biasa-biasa saja. Orang tuaku hanya pengusaha kecil, tapi mereka berbudi pekerti. Aku nggak akan membuat Pak Harry malu.""Jadi, keunggulanmu nggak banyak." Harry berkata dengan tidak berdaya, "Tunanganku adalah nona dari Keluarga Adhitama. Dia cantik dan pintar. Gimana bisa kamu bandingkan? Bisa-bisanya kamu minta kesempatan untuk bersaing dengannya secara adil? Dia sudah menang dari awal. Aku nggak bodoh. Kamu kira aku nggak bisa bedakan mana yang baik dan nggak?"Harry melanjutkan dengan tenang, "Kalau kamu terus menempel denganku, tunanganku akan keluar dan pukul kamu."Sherline mengernyit karena kebingungan. Dia bertanya, "Apa maksud ...."Sebelum Sherline selesai berbicara, seorang gadis kurus berlari keluar dari pojok. Bahkan sebelum bisa melihat tampang gadis itu, Sherline sudah ditarik dari kursi sehingga jatuh duduk di lantai."Aku anggap k