"Lihat berita! Ada postingan terbaru dari Felicia!" Semua orang langsung buru-buru mengecek ponsel mereka. Felicia mengunggah sebuah video untuk menjelaskan tentang kebersamaan Grace dan Dennis."Aku tahu semua orang sangat memperhatikan masalah ini. Aku juga nggak nyangka akan membuat kehebohan sebesar ini dengan mengundang Grace untuk makan dan mengakuinya sebagai anak angkat. Tapi, aku berharap jangan ada lagi yang terus mempermasalahkan hal ini.""Masalahnya sebenarnya sangat simple. Aku suka dengan gadis ini dan ingin dekat dengannya, makanya aku mengundangnya untuk bertamu. Sekarang ini dia sudah jadi putri angkatku. Kalau ada yang kurang dimengerti, bisa tanyakan aku. Jangan ganggu dia.""Selain itu, kalau ada yang sengaja berniat untuk melukai putri angkatku, aku juga nggak akan diam begitu saja. Semoga kalian bisa memberi kami ruang untuk privasi. Terima kasih."Semua orang berseru kaget. Tak disangka, ternyata Dennis dan Grace tidak berpacaran. Ternyata tadi malam mereka perg
"Begitu ya, aku mengerti sekarang," jawab Hannah sambil menunduk. Dennis tidak mengatakan apa pun lagi dan pergi begitu saja.Dennis tiba di ruang tunggu bandara, menunggu hingga detik terakhir. Ketika pengumuman terus-menerus mengingatkan, barulah akhirnya dia mulai beranjak. Tepat pada saat itu, teleponnya berdering. Panggilan dari nomor tak dikenal.Dennis ragu sejenak, lalu mengangkatnya. Dari seberang, terdengar suara yang sangat rendah dan serak."Aku tahu kamu nggak ingin meninggalkan ibu kota karena ada wanita yang kamu cintai di sini. Aku bisa membantumu mendapatkannya!""Siapa kamu?!" Dennis mengerutkan dahinya dengan tajam. Siapa yang berani bicara dengan seyakin itu?"Kamu nggak perlu tahu siapa aku. Kamu cuma perlu tahu bahwa aku sedang membantumu dengan sepenuh hati." Suara itu terdengar sangat menyeramkan bagaikan iblis. Mendengar hal itu, Dennis mengernyit dengan lebih dalam lagi."Aku tahu kamu nggak ingin pergi. Kalau kamu mau, aku bisa membantumu tetap di sini dan me
Kalau mereka tahu bahwa dia adalah tunangan Harry, bukankah pintu kamarnya akan semakin sering didatangi sampai rusak?Ketika pulang sekolah malam itu, Grace mendapat telepon yang mengejutkan dari ayahnya, Viktor, yang memintanya pulang untuk makan malam. Biasanya Viktor tidak peduli pada Grace, lalu kenapa tiba-tiba sekarang mengundangnya pulang untuk makan malam?Juan awalnya ingin mengantarnya, tetapi Grace menolak. Juan juga memiliki pekerjaannya sendiri, tetapi sering kali terhambat karena harus menemaninya.Lagi pula, Grace hanya pulang ke rumah. Selain itu, ayahnya juga tahu tentang hubungannya dengan Harry, jadi dia tidak akan berani berbuat macam-macam pada Grace. Malah mungkin, dia akan mencoba menjilat Grace untuk mencari keuntungan.Grace akhirnya pulang ke rumah sendirian. Begitu masuk, dia langsung mencium aroma yang menggugah selera. Hidung Grace sangat peka. Dia langsung tahu bahwa itu adalah makanan kesukaannya.Sejak kecil, makanan mereka selalu disesuaikan dengan sel
Sekarang dia bisa menyuruh-nyuruh Grace dan Grace tidak akan berani menolak. Namun jika sudah menikah ke Keluarga Prayogo, dia juga tidak boleh menolak saat Grace menyuruhnya melakukan sesuatu. Jadi, Greta harus menahan diri!Greta meletakkan teko itu dengan kesal, sedangkan Grace akhirnya bisa bernapas lega. Nyaris saja! Jika teh panas itu disiramkan ke wajahnya, bukankah dia akan langsung cacat?"Nah, gitu dong! Bagaimana caramu memperlakukanku, begitu juga nantinya aku akan memperlakukanmu. Hubungan manusia harus saling timbal balik. Kalau kamu baik padaku, nanti aku juga nggak akan persulit kamu setelah di Keluarga Prayogo.""Diam kamu. Pergi sekarang juga, enyah dari hadapanku!""Tapi nanti aku mau makan ....""Hebat sekali kamu! Kalau gitu, aku yang pergi!" teriak Greta sambil berbalik dan naik ke lantai atas dengan kesal. Saat makan siang berlangsung, dia benar-benar tidak turun lagi sama sekali.Semua hidangan yang tersaji adalah makanan kesukaan Grace. Ketika Leah membawa hid
Oleh karena itulah, Grace sebenarnya sangat takut menikah ke keluarga kaya. Sebab, Grace selalu merasa bahwa dalam keluarga seperti itu, perasaan adalah sesuatu yang terlalu berharga. Dia lebih memilih menjalani hidup yang sederhana karena itulah yang paling nyata baginya.Grace menundukkan pandangannya. "Lalu kalau aku nggak mau pergi?""Ayah sangat butuh surat pernyataan itu. Kamu cuma perlu pergi makan saja, nggak akan ada masalah apa pun. Seorang wali kota nggak akan sebanding sama Keluarga Prayogo. Aku nggak mungkin sebodoh itu sampai menyinggung Harry demi menyenangkan wali kota, 'kan?""Kujamin nggak akan ada masalah dalam pertemuan kali ini. Aku hanya berharap kamu bisa membantuku. Kalau kamu bantu aku, aku akan beri tahu keberadaan ibumu sebagai gantinya. Gimana?""Apa? Kamu tahu keberadaan ibuku?" tanya Grace sambil membelalakkan matanya menatap Viktor dengan tak percaya.Topik tentang ibunya adalah tabu di keluarga ini selama ini. Sebab, ibu Grace adalah orang yang tamak dan
"Nggak ... nggak apa-apa. Aku sanggup menghidupi ...." Suaranya semakin pelan dan akhirnya kepalanya telah tertunduk sepenuhnya. Grace tidak mendengar kata-kata terakhirnya dan merasa agak bingung.Kenapa wajahnya tiba-tiba jadi merah padam? Kenapa?Saat Grace sedang makan, Tobias bertanya, "Kenapa kamu nggak tanya, kenapa ... kenapa aku ingin bertemu denganmu?""Aku baru mikir sepertinya ada sesuatu yang lupa kutanyakan, mungkin karena tadi aku terlalu fokus makan. Meski kuliah di kampus yang sama, sepertinya aku belum pernah melihatmu. Kamu juga belum pernah melihatku, 'kan?""Ya, aku belum pernah melihatmu, tapi kamu sangat terkenal," kata Tobias sambil tersenyum. Kali ini dia bicara dengan lebih lancar, "Sejak skandalmu pertama kali tersebar di situs kampus, seluruh universitas jadi tahu namamu.""Kemudian, waktu kamu membuktikan bahwa kamu nggak bersalah, masalah itu pun selesai. Tapi waktu anak-anak teknik mengadakan pemilihan bunga kampus, banyak sekali yang memilihmu.""Aku jug
Reaksi Grace agak lambat. Namun, kemudian dia langsung berpikir dengan cepat. Otaknya mulai bekerja dengan kecepatan tinggi untuk mencari alasan. "Nggak kok, masih ada Linda sama Sharon, 'kan? Mereka berdua sangat heboh. Mana mungkin aku kesepian kalau ada mereka yang menemaniku?""Kukira kamu bakalan nggak selera makan karena nggak ketemu denganku. Tapi, menurutku nafsu makanmu sangat bagus. Kamu makan banyak sekali setiap kali."Mata-matanya melaporkan bahwa Grace menghabiskan sebuah burger, bebek panggang, segelas besar minuman, dan berbagai macam makanan lainnya."Nggak kok, aku rindu sekali samamu sampai jadi kurusan!" Grace menekan pipinya, berharap bisa terlihat lebih kurus. Selama Harry tidak ada dua hari ini, nafsu makannya semakin membeludak. Dia bahkan merasa agak gemukan."Oh ya?" Harry mengangkat alisnya dan berbicara dengan nada datar. Grace agak ketakutan mendengarnya."Ya, ya, kamu akan tahu setelah pulang nanti. Setelah selesai mengerjakan tugas, aku mau mandi dan tidu
Melihat Hannah mengelilingi toko perhiasan, Grace bertanya, "Kamu mau beli emas?""Bukan, mau beli kristal untuk menarik jodoh dan penangkal sial untukmu. Pacaran dengan Harry pasti akan membuatmu terlibat banyak masalah," jawab Hannah."Apa nggak terlalu boros?" tanya Grace."Baju yang kamu belikan terakhir kalinya lebih mahal dari barang-barang ini. Anggap saja sebagai balas budi." Hannah mulai memilih beberapa perhiasan dan membelikan gelang kristal untuk Grace. Sementara untuk dirinya sendiri, Hannah membeli kristal Rose Quartz.Hannah bahkan menanyakan apakah Grace juga menginginkan kristal itu, tetapi Grace menolaknya. Setelah keluar dari toko, kedua orang itu berjalan di tepi jalanan. Tak disangka, sebuah motor tiba-tiba melaju dengan cepat dan merampas tas Hannah.Hannah langsung bereaksi dan berteriak, "Tasku! Jambret!"Hannah berlari sekuat tenaga untuk mengejar pencuri itu. Ketika melihat seseorang yang hendak mengendarai skuter listrik, dia langsung menerjang dan merebutnya
Juan tidak tahu Alan adalah Jimmy. Dia hanya bergidik melihat tindakan Alan. Semua orang yang diincar Alan pasti tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri lagi.Mendengar laporan Juan, Harry menyipitkan matanya. Dia mengepalkan tangannya dengan erat. Ternyata Jimmy menepati janjinya dan langsung bertindak kejam.Jimmy tahu Harry membenci Steven. Namun, Harry tidak bisa menghabisi Steven karena memikirkan Aryan. Jadi, Jimmy yang membantu Harry untuk menjadi orang jahat.Awalnya, Harry tidak ingin mendesak Steven dengan cara yang begitu kejam. Jadi, dia mengutus Juan untuk mengikuti Jimmy. Ternyata, Harry tetap gagal menghentikan Jimmy.Jimmy ingin mendesak Harry untuk bertindak kejam. Harry berucap, "Kamu nggak usah urus masalah ini lagi. Aku tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya."Kemudian, Harry mengakhiri panggilan telepon. Jika tidak bisa mundur lagi, Harry akan melanjutkannya.Sementara itu, Grace memotong buah untuk Harry. Biasanya Harry harus bekerja saat malam hari, di
Grace memandang Harry dengan ekspresi kagum. Harry tersenyum, dia benar-benar tidak berdaya menghadapi Grace. Harry berkata, "Sudah malam, saatnya kita pulang. Tempat ini agak jauh dari tempat parkir, biar aku gendong kamu."Harry berjongkok di depan Grace. Sementara itu, Grace juga tidak sungkan lagi. Dia langsung naik ke punggung Harry.Sekarang hampir pukul 12 malam. Suasana di pasar malam lebih tenang. Grace melihat bayangan mereka berdua di bawah cahaya lampu jalan dan tertawa."Kenapa kamu tertawa?" tanya Harry.Grace menyahut, "Tiba-tiba aku merasa kamu nggak seperti pria berusia 29 tahun. Kamu seperti ... anak muda yang lagi pacaran.""Oh, ya? Aku nggak merasa begitu," timpal Harry.Grace membalas, "Aku merasa kamu yang berusia 29 tahun dan aku yang berusia 19 tahun sangat cocok. Kariermu sangat sukses dan kamu sangat dewasa, nggak seperti anak muda yang bertindak gegabah. Kamu juga sangat berprinsip.""Aku baru berusia 19 tahun dan ini masa-masa yang paling indah. Aku masih sa
Hannah meneruskan, "Aku sudah melupakan semua masalah yang menyedihkan itu, kamu juga harus melupakannya. Kamu nggak berutang padaku, aku yang terus mempersulitmu. Aku sudah dewasa, nggak perlu dilindungi kamu lagi. Nantinya pasti ada yang melindungiku."Hannah menambahkan, "Kamu simpan saja perhatianmu untuk orang lain. Aku nggak butuh!"Hannah berusaha menahan air matanya dan mengungkapkan semua kata-kata yang sudah disiapkannya untuk waktu yang lama. Ternyata, rasanya begitu lega setelah memutuskan untuk melepaskan seseorang.Robin berbalik setelah mendengar perkataan Hannah dan tersenyum. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun. Robin hanya mengangguk, ekspresinya terlihat lembut.Hannah tahu Robin hanya menunjukkan perhatiannya sebagai seorang kakak. Hannah juga menerimanya. Dia tidak menyesal karena sudah melakukan apa yang dia inginkan. Hannah akan melanjutkan hidupnya dan menemukan pria yang mencintainya."Hati-hati di jalan," pesan Hannah sambil melambaikan tangannya. Dia menga
Pemilik kedai tahu Harry memikirkan kepentingan anaknya. Jadi, dia pun setuju. Harry menemukan anak pemilik kedai, lalu menyerahkannya kepada pihak kepolisian.Saat dipenjara, anak pemilik kedai memarahi Harry suka mencampuri urusan orang lain. Dia juga memaki ayahnya yang bersikap kejam terhadap anak kandung sendiri.Harry berpesan, "Robin, tolong beri tahu temanmu di kantor polisi untuk beri dia pelajaran. Aku nggak senang dengar omongannya tadi."Robin menyahut, "Oke. Harry yang marah baru kelihatan normal."Harry bertanya, "Menurutmu, butuh berapa lama untuk mengubah sifat seseorang?"Robin menjawab, "Untuk orang yang parah begini, setidaknya butuh waktu lebih dari 1 tahun."Harry menimpali, "Kalau begitu, 3 tahun saja. Setiap perbuatan ada konsekuensinya. Aku juga nggak pernah bersikap lunak saat membantu orang."Robin mengangguk, orang yang kecanduan judi selama bertahun-tahun seperti ini harus diawasi untuk waktu yang lama agar tidak berulah lagi."Oh iya, aku sudah mau pergi,"
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har