Share

Siapa Dia?

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Diana, gimana kabarnya?" ucap pria itu lirih.

"Mas Iqbal, ... ka--kapan balik ke Indonesia? Ke--kenapa nggak pernah berkabar?" lanjutnya. Pria itu menatap Diana dengan tatapan yang berbeda. Seolah tidak ada orang lain di sana selain mereka berdua.

"Aku kehilangan kontakmu, Di. Hp-ku hilang saat baru sampai Kairo. Siapa pria ini?"

Diana menatap suaminya dengan tatapan bersalah. Tersenyum getir kala pria itu menunjukkan sorot mata tak suka.

Merasa disebut, Desta langsung mengulurkan tangannya. "Kenalkan, saya Desta. Suami Diana!" ucapnya mantap, seolah menegaskan bahwa Diana hanya miliknya seorang.

"Kamu sudah menikah?" Terlihat ada bias cemburu tersirat dari sorot mata cokelat pria itu.

Diana yang masih berusaha mencerna situasi ini menegang melihat aura permusuhan yang dipancarkan suaminya. Rahang pria itu mengeras. Gurat wajahnya jelas menunjukkan kalau dia tidak suka.

"Maaf, kami makan dulu, apa Anda mau ikut maka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Calon Ipar   Apa Hamil?

    "Apa ... kamu masih mencintainya?" lirih Desta dengan nada cemburu. Melihat perubahan mimik wajah sang istri hatinya terasa nyeri. "Aku ... Aku ... nggak pernah menjalin hubungan dengannya. Dia hanya kakak tingkatku waktu kuliah dulu." Desta masih tak percaya. Iya terus saja mendesak agar sang istri berterus terang mengenai pria yang baru saja membuat darahnya mendidih. "Tapi dia tampak seperti merindukanmu. Sesama pria aku tahu arti tatapan mata itu.""Sudahlah, Mas lebih baik kita pulang saja aku capek dan pengen istirahat."Wanita itu bangkit diikuti oleh suaminya yang masih dipenuhi tanda tanya di kepala. Sebenarnya pria itu masih belum puas dengan jawaban sang istri, tapi Ia juga tak mau mendesaknya. Hubungan mereka baru saja terjalin indah, tidak mungkin Desta melakukan kesalahan dengan tak memercayai istrinya sendiri. ***Tak terasa Diana telah melewati 3 bulan masa pernikahannya. Pagi ini ketika hendak membua

  • Dinikahi Calon Ipar   Bukan Hadiah Terindah

    "Apakah aku sedang hamil sekarang?" Humam wanita itu sambil mengelus perutnya yang masih rapat. Seketika senyumnya terbit membayangkan di dalam rahimnya tumbuh calon buah hati mereka. Meski belum bisa dipastikan bahwa ia hamil namun ia merasa bahwa kini dirinya telah berbadan dua. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Lalu ia melangkah keluar dari kamar mandi menuju pintu kamar. "Ada apa, Bik?" tanya Diana sambil memberikan akses untuk sang ART agar bisa masuk ke dalam kamarnya."Ini non sudah saya buatkan bubur di makan dulu ya, terus kalau sudah nanti cobain ini ya Non, ya." Wanita paruh baya itu menyodorkan sebuah benda bertuliskan merk kesehatan yang isinya berupa alat tes kehamilan. Tanpa pikir panjang Diana langsung mengambil alih benda itu dan kembali masuk ke kamar mandi. Wanita yang masih tampak pucat itu mengikuti petunjuk yang ada dalam kemasan dengan mencelupkan ujung tespek pada urine yang telah Ia tampung

  • Dinikahi Calon Ipar   Berubah Lagi

    Diana tercenung. Mencerna apa yang baru saja dialami. Suaminya yang sudah mulai berubah hangat, kini seolah kembali memasang tembok tinggi diantara mereka. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa suaminya pulang bersama mantan kekasihnya?Segala macam pikiran bekecamuk dalam benaknya. Namun wanita itu berusaha menepis kecurigaan yang mulai menghinggapi hati. "Di, bisakah kamu meminjamkan bajumu untuknya?" Suara bariton Desta mengalihkan fokusnya. "Dia kenapa, Mas? Kenapa sama kamu?" "Sudahlah jangan banyak bertanya dulu, ambilkan saja dulu baju ganti untuknya. Aku harus segera memeriksanya!" ucap Desta dengan nada meninggi. Terlihat jelas kekhawatiran pria itu pada Meta, mantan kekasihnya. Kedua netra bening Diana sudah penuh dengan kaca-kaca yang siap pecah dalam sekali kedipan mata. Dengan hati tersayat, wanita itu berjalan menuju kamarnya. Mengambil satu setel baju tidur berlengan panjang. Meski dadanya bergemuruh, wanita itu

  • Dinikahi Calon Ipar   Playing Victim

    Sebenarnya Desta berencana untuk membawanya ke rumah sakit hari ini jika kondisinya belum membaik. Namun kejadian semalam membuatnya tak bisa melakukan itu sekarang. Terlebih Meta sudah mengancam akan melakukan hal yang lebih gila lagi. Baru saja ia akan mendekati sang istri, suara teriakan Meta dari kamar tamu menghentikan langkah kakinya. Diana pun ikut mendongak dan memutar lehernya. Sekelebat bayangan Desta masih ia lihat. Namun sudah tertelan kembali oleh pintu kamar tamu. Entah apa yang mereka lakukan sebenarnya. "Bik, apa dari semalam mereka belum keluar kamar?" tanya Diana lirih. Tubuh wanita paruh baya itu menegang. "Bibik nggak tahu, Non. Sudah, nggak usah dipikirkan. Sebaiknya Non segera sarapan agar perutnya terisi. Terus minum susu hamil ya, Non. Biar calon dedeknya tumbuh sehat. Bibik sudah membelikannya tadi pagi di toko 24 jam dekat rumah bibik.""Apa dia sudah tahu, Bik?""Belum, Non. Kan, Non Diana sendiri yang minta

  • Dinikahi Calon Ipar   Memutarbalikkan Fakta

    "Apa yang sedang terjadi?" tanya Desta memicing. Tatapannya tertuju pada sang istri dan mantan kekasih bergantian. Seketika matanya membulat melihat darah menetes di lantai. "Apa yang terjadi? Apa nggak ada yang bisa menjelaskan semua ini?" Nada biacara pria itu naik satu oktaf. "Dia melukai dirinya sendiri setelah menamparku," lirih Diana sambil memegang pipinya yang masih terasa panas. Bekas telapak tangan adiknya masih tercetak jelas di sana. Siapapun tahu bahwa wanita itu habis ditampar. Namun tuduhan dusta Meta justru membalikkan fakta yang terjadi. "Dia mencoba melukaiku karena cemburu. Lihat ini tanganku, dia kejam sekali ... padahal aku hanya ingin menjelaskan yang terjadi semalam, tapi dia malah marah dan melukaiku seperti ini," bantah Meta dengan dibumbui acting menagis yang membuat kedua pasang mata Diana dan bi Ijah membulat seketika. "Tidak. Itu tidak benar," ucap Diana menggeleng. Kedua matanya sudah basah akibat bendun

  • Dinikahi Calon Ipar   Hampir Kehilangan

    "Bagaimana keadaannya, Dok? Apa yang sebenarnya terjadi pada adik saya?" tanya Daniel saat pintu UGD terbuka dan menampilkan sosok dokter di hadapannya. Sebelum menjawab, wanita itu menghembuskan napas lega. Bibirnya tersenyum dibalik masker yang ia kenakan. "Alhamdulillah, kondisi janinnya baik-baik saja. Untung segera dibawa kemari. Tolong dijaga agar ibunya tidak stres ya, usia kandungannya masih muda, sangat rentan keguguran jika ada pemicunya."Daniel hendak bertanya tapi dokter wanita ber-name tag Alvina itu kembali bicara. "Untuk sementara pasien butuh bedrest beberapa hari. Tolong Bapak urus administrasinya dulu supaya bisa dipindahkan ke kamar rawat!""Baik, Dok. Terimakasih." Pria itu berlaku menuju bagian administrasi. Mengurus segalanya agar sang adik segera mendapat perawatan intensif. Sejenak ia melupakan penyebab kejadian itu. Bukankah seharusnya Desta yang dihubungi mengingat pernikahan mereka yang s

  • Dinikahi Calon Ipar   Ditinggalkan

    Dua hari ini Desta disibukkan dengan urusan perusahaan. ya, selain berprofesi sebagai dokter Desta juga merupakan seorang CEO dari perusahaan terkenal yang bergerak di bidang farmasi dan alat kesehatan. Kemarin saat dia sedang mengistirahatkan diri karena selama ini terlalu sibuk dengan pasien, tiba-tiba mendapat kabar dari perusahaan cabang yang ada di Samarinda bermasalah. Dana yang cukup besar digelapkan oleh seorang oknum dari perusahaan itu sendiri.Mau nggak mau pria itu harus terbang langsung ke Samarinda untuk mengusut kasus penggelapan dana yang merugikan perusahaan. Pikirannya hanya fokus pada pekerjaan sehingga ia melupakan masalahnya yang belum terselesaikan dengan sang istri.Sementara di sisi lain Diana yang sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah mulai membaik mulai bertanya-tanya kemana suaminya selama ini. Bi Ijah yang selalu memberikan informasi padanya juga tak tahu kemana sang majikan sekarang.Padahal besok adalah

  • Dinikahi Calon Ipar   Jurang Semakin Dalam

    Dua minggu telah berlalu. Masalah perusahaan sudah bisa dikendalikan. Penggelapan dana yang dilakukan oleh salah satu oknum petinggi perusahaan sudah diusut hingga ke akar-akarnya. Desta merasa lega karena akhirnya perusahaan kembali normal. Dan kini saatnya ia untuk kembali pulang.Pria itu sengaja memilih penerbangan tercepat agar bisa segera sampai di rumah. Ia ingin mengistirahatkan kepalanya yang panas selama 2 minggu mengurus perusahaan. Tak hanya otaknya yang lelah, badan dan juga hatinya ikutan lelah. "Mas, kamu sudah pulang? dari mana saja?" tanya Diana yang yang saat itu sedang Bang santai di depan rumah. Mengamati pemandangan taman depan dengan air mancur yang menyegarkan. Hal itu menjadi hobi baru Diana selama mengambil cuti dari mengajar. "Ya, aku capek mau istirahat tolong jangan ganggu aku!" jawab Desta ketus. Pria itu kembali ke mode awal yang tak peduli dengan kondisi Diana. Bahkan sekadar menanyakan kabar pun tidak.B

Bab terbaru

  • Dinikahi Calon Ipar   Kelahiran Sang Jagoan

    Pertama kali bertemu orang yang melahirkan ke dunia seumur hidupnya, Diana seperti mimpi dan tak ingin bangun lagi. Selama ini ia mengira ibunya Meta adalah orang yang telah melahirkannya juga. Ternyata dia salah.Dan kini, wanita yang telah menyediakan rahimnya untuk dia tumbuh selama sembilan bulan lebih, talah ada di depan mata. Mereka masih berpelukan melepaskan rindu. Seolah hanya ada mereka berdua di sini. Bahkan, Diana sampai melupakan suaminya. Dalam kondisi normal, ia akan merasa malu bersikap seperti ini di depan suaminya. "Apa kalian nggak menganggap kami ada?" ucap Daniel dengan nada cemburu. Sepasang wanita kembar beda usia itu melerai pelukannya. Lalu menatap tajam pada pria yang barusan berbicara. Seolah mengerti dengan tatapan itu, Daniel memilih untuk duduk di samping Desta. "Apa setelah bertemu kalian akan bersekutu untuk memusuhiku? Kenapa tatapan kalian seperti itu?" cicitnya membuat ia mendapat lemparan dua bantal sofa secara bersamaan. "Tuh, kan ... benar. Bah

  • Dinikahi Calon Ipar   Kejutan Terindah

    Pagi-pagi sekali, Diana sudah berkutat di dapur. Efek tak bisa tidur semalaman karena memikirkan ibu angkatnya, ba'da subub ia sudah berkutat di dapur. Membuat nasi goreng dan roti bakar untuk sarapan. Bi Ijah berkali-kali sudah melarang. Tak tega melihat majikannya di depan kompor dengan perut besar. Apalagi sesekali Diana menekan punggungnya yang mulai pegal. Namun, dasar Diana, ia tetap melakukan aktivitas meski sudah dilarang. Katanya biar persalinannya nanti lancar. Bahkan andai Desta nggak memaksa, ia tetap ingin pergi mengajar. Tepat pukul 6 pagi semua sarapan sudah terhidang di meja makan. Delapan puluh persen Diana yang membuatnya. Setelah siap, wanita itu segera masuk ke kamarnya. Semenjak usia kandungannya mencapai tujuh bulan, Desta memindahkan kamar mereka di kamar tamu yang ada di lantai satu. Jadi, Diana tak perlu susah payah naik turun tangga. "Mas, sarapannya sudah siap, tuh!" Diana mendekati suaminya yang asik dengan HP pintarnya. "Dari habis subuh kamu menghilan

  • Dinikahi Calon Ipar   Menagih Janji

    "Eh, Gita, belanja juga?" Kedua sahabat lama ini langsung berpelukan. Menyingkir dari tempat itu dan membiarkan Deata menyelesaikan pembayaran. "Alhamdulillah, ini sudah delapan bulan. Kamu ...?" Diana tak melanjutkan pertanyaannya. "Anakku sudah dua.""Oh ya? Masyaa Allah, lama tak berkabar tahu-tahu dah berbuntut dua," ujar Diana nyengir. Mereka terlibat obrolan panjang sampai suami Diana mendekat. "Sudah, Mas?" "Udah. Yuk!" ajak Desta sembari menarik pinggang sang istri. Saat itulah tatapan matanya bersirobok dengan Gita. Sesaat keduanya terpaku. Kenangan silam masa SMA teringat kembali oleh mereka. Gita adalah orang yang pernah menolong Diana waktu kecelakaan dulu. Saat itu Diana berlarian ke halte karena ia tak mau ketinggalan UAS. Saat bersamaan ada pengendara sepeda motor dengan kecepatan tinggi melaju dari arah kanan. Spion motor itu menyenggol tubuh Diana membuatnya terjatuh. Untuk hanys luka ringan sehingga ia masih bisa ikut UAS. Gita yang sedang mengendari mobil berhe

  • Dinikahi Calon Ipar   Absurd

    "Jadi?""Yah, begitulah faktanya." Dengan santai pria yang mengaku bernama Eldi mencomot kembali udang crispy yang masih setengah porsi milik Diana. Tentu kelakuan nggak sopan pria ini membuat dua pria lain menganga melihatnya. "Hei, kalau mau makan pesan aja sendiri! Jangan main comot gitu, dong!" Desta tampak menggeram melihat kelakuan sewenang-wenang pria yang mengaku teman SMA istrinya. Namun sepertinya Eldi tak merasa terganggu dengan tatapan membunuh 2 pria di sampingnya . Mau tak mau Diana menyudahi makannya meski sebenarnya iya masih sangat ingin melahap udang crispy itu. Namun mengingat aura yang mulai berubah horor, wanita hamil ini menekan keinginannya."Eh, eh, eh, mau kemana? Temani aku dulu di sini napa? Sepertinya kamu sudah nggak takut ma cowok lagi. Kalau gitu, boleh dong babang El PDKT sama Diana cantik," ucapnya tanpa disaring dulu. Iya Bahkan tak mau repot-repot melihat dua orang yang menjadi bodyguard Diana. Baginya dua orang pria itu dianggap seperti bayangan

  • Dinikahi Calon Ipar   Pria Pengganggu

    Mobil yang mereka tumpangi berbelok ke restoran seafood yang ada di pinggir pantai. Diana berjalan lebih dulu ketika mobil telah berhenti. Memilih tempat dengan view yang menarik. Dia sangat suka laut. Maka tak heran ia memilih saung yang berhadapan langsung dengan laut. Dari sini mereka bisa melihat matahari terbenam secara langsung. Sayangnya, saat mereka sampai, surya masih bersinar terang dan belum condong ke barat. "Mau pesan apa, Sayang?" tanya Desta saat bobot tubuhnya mendarat sempurna di samping sang istri. "Aku mau cumi asam manis, udang krispi, sama ca kangkung aja." "Ok. Minumnya?""Es degan.""No! Wanita hamil tak boleh minum es." "Kata siapa?""Kata suamimu yang paling ganteng," ucap Desta narsis. Daniel memeragakan akting memuntah pada sohib sekaligus iparnya itu yang ditanggapi dengan gelak tawa. Wanita hamil yang sejak tadi fokus pada deburan ombak di laut, bahkan ketika menyebutkan menu yang diingini, menoleh pada sumber suara. Menatap takjub pada pria tampan

  • Dinikahi Calon Ipar   Diana Berbeda

    Pria tua yang dipanggil paman oleh Diana ini berdiri. Tatapannya nyalang seperti hendak memakan orang. Diana yang sudah biasa diperlakukan demikian olehnya tak merasa heran. Sejak dulu adik kandung bapak angkatnya ini memang terlihat nggak suka padanya. Selalu saja mengatakan jika Diana sebagai anak pembawa sial. Entah apa maksud dari ucapannya itu. Kini, Diana paham. Yang dimaksud pamannya itu adalah karena Diana mendapat bagian harta yang lebih banyak. Padahal jika dipikir-pikir, bagiannya sama rata. Karena selain mendapat lahan sawit, bapak dan paman mendapat saham perusahaan masing-masing lima puluh persen. "Tolong, Pak, jaga sikap. Semua pembagian sudah dihitung secara adil. Selain lahan sawit, bapak-bapak masih mendapat saham perusahaan.""Ya, tapi seharusnya perempuan pembawa sial ini nggak perlu dapat bagian. Kenapa tidak Meta saja yang mendapatkannya? Dia putri kandung keluarga ini!""Maaf, Pak. Saya hanya menjalankan perintah almarhum. Keputusan ini sah dan dilindungi huk

  • Dinikahi Calon Ipar   Wasiat

    "Tapi nanti keluarga itu akan semakin membenciku," lirih Diana sambil menunduk. Bagaimana pun dia sudah dibesarkan dengan sangat layak oleh keluarga itu. Dikuliahkan hingga ia bisa mengejar impiannya menjadi guru. Dia tak mengharap apapun dari mereka sebenarnya. "Tanpa mengungkit masalah ini pun mereka sudah membencimu sejak dulu, Di. Kebaikan dan ketulusan mereka selama ini hanya topeng. Mereka menginginkan bagianmu. Karena untuk mengalihkan nama menjadi nama Meta butuh persetujuan dan tanda tanganmu."Diana memijat pelipisnya. Tiba-tiba kepalanya berdenyut mendengar hal ini tiba-tiba. Ia tak menginginkan harta itu. Baginya berkumpul dengan keluarga sudah merupakan kebahagiaan tersendiri. Ia sudah cukup senang dengan menjadi guru dan mendapatkan hasil darinya.Sarapan pagi yang seharusnya dilakukan dengan santai, kali ini justru diliputi keseriusan. Diana berharap apapun yang terjadi nanti keluarga yang telah membesarkannya tidak semakin membenci dirinya. "Apa tidak masalah kalau

  • Dinikahi Calon Ipar   warisan

    Melihat kekagetan mommy, Diana berdiri dan membimbingnya untuk duduk. Ada yang perlu dijelaskan di sini. Diana menatap suaminya lalu beralih ke abangnya seolah ingin meminta persetujuan untuk menjelaskan statusnya. Kedua pria itu kompak mengangguk. "Mom, sebenarnya aku dan Bang Daniel kakak adik.""Apa?!"Wanita yang masih sangat cantik di usianya yang tak lagi muda itu membelalak. Tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Iya, Tan. Maaf, kami baru bisa memberi tahu sekarang. Karena kami juga baru tahu sesaat setelah Diana menikah dengan Desta." Daniel berinisiatif untuk menjelaskan mewakili adiknya. Dengan santai ia menjelaskan kronologis hilangnya Diana waktu masih bayi. Lalu menjelaskan bagaimana dia bisa tahu kalau Diana adalah adik kandungnya. "Jadi keluarga yang berusaha untuk mencelakaimu itu bukan keluarga kandungmu? Oh syukurlah Diana Mommy sangat senang mendengarnya. Karena kamu bukan keturunan keluarga kriminal." Mommy tampak bersungguh-sungguh. "Awalnya tante sangat

  • Dinikahi Calon Ipar   Berbicara dengan Buah Hati

    Aroma masakan Diana memenuhi dapur. Menguar ke seluruh penjuru ruangan. Pagi ini, Desta akan mengajak sang istri berjalan-jalan ke suatu tempat. Ia sengaja mengambil cuti seminggu untuk menebus waktu yang hilang sebelum ini. Ia turun dengan pakaian casualnya. Menambah kadar ketampanan pria itu meningkat beberapa kali lipat. Ditambah senyum yang tak pudar membuat semua penghuni rumah tertular aura bahagia yang ia taburkan. "Hem, wangi sekali aromanya, masak apa?" ucap Desta yang tiba-tiba sudah berada di belakang Diana. Melilitkan sepasang tangan kokohnya ke perut buncit wanita itu dan mengelusnya pelan. Mengantarkan sensai nyaman pada wanita itu. Diana tak menjawab pertanyaan sang imam. Ia sibuk menetralkan degub jantungnya yang berdentam-dentam tak karuan. Matanya terpejam menikmati gerakan aktif calon buah hatinya. "Wow, dia aktif sekali! Apa dia sedang mengajakku bicara?" ucap Desta antusias. Pria itu tampak takjub dengan apa yang ia rasakan. Baru kali ini dia merasakan secara

DMCA.com Protection Status