Share

Mulai terjadi konflik

Penulis: AkaraLangitBiru
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini merupakan hari terakhir Adrian di Jakarta setelah semua urusan pekerjaannya selesai. Semyumnya mengembang saat ia duduk dibandara, tengah menunggu keberangkatan. Tidak lama lagi, ia akan bertemu dengan istri dan anak-anaknya yang sangat ia rindukan. Sepuluh hari sudah ia tinggal di Jakarta membuat rasa rindunya kian membuncah, hatinya sedikit menyesal saat prediksi kepulangannya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan dari awal. Niatnya mau seminggu, eh malah kebablasan sampai sepuluh hari, jika bukan karna pekerjaan dan melepas rindu dirumah lama tak akan Adrian lakukan.

Tidak bisa dipungkiri, selama sepuluh hari itu juga banyak hal yang berubah. Jakarta, dengan segala kesibukannya, telah memberikan pelajaran baru dan mengingatkan Adrian akan kecintaannya pada kota kelahirannya. Namun, setiap malam sebelum tidur, yang terbayang hanya wajah istri dan senyum anak-anaknya yang menanti di rumah.

"Gak papakan pulang sendiri?" tanya Rama saat Adrian hendak menaiki pesawat.

Adria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Kabur?

    Tangis anna pecah, tangannya kini sibuk memindahkan beberapa pakaian kedalam koper. Hatinya terasa perih saat mendengar ucapan Adrian yang begitu menohok.Tega sakali, padahal jelas-jelas Anna baru saja bisa istirahat setelah pulang dari rumah sakit, dan keluarganya serta tante Adrian bahkan absen membantunya mengurus sikembar karena ada beberapa hal yang harus mereka selesaikan mengenai pekerjaannya masing-masing.Ia merasa seperti dunia sedang berputar di sekelilingnya. Air matanya mengalir deras, tak mampu lagi ia tahan. Setiap potong pakaian yang dimasukkannya ke dalam koper terasa begitu berat, seolah membawa seluruh kenangan yang pernah mereka bagi bersama di rumah kecil itu."Bunda mau kemana? Kenapa bunda nangis?" Aktifitas Anna terhenti sejenak saat suara Raja mengalihkan atensinya."Bunda jangan tinggalin aku sama Ratu," pintanya Raja segera memeluk Anna dengan erat.Air mata Anna kembali meleleh mendengar kata-kata polos dari Raja, anak kembar yang baru berusia lima tahun i

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Pulangkan saja aku, mas!

    Tepat jam 12 malam, Adrian terusik dari tidurnya karena mendengar suara batuk yang tiada henti ditambah dengan suara rintihan seperti orang yang sedang menahan sakit.Adrian segera membuka mata, diliriknya Anna yang tengah meringkuk dengan suara rintihan yang keluar dari mulutnya membuat Adrian sedikit syok. Adrian pun segera mendekat, meletakan punggung tangannya dikening Anna yang terasa begitu panas."Mas bilang juga apa, sakitkan jadinya" dengus Adrian. Ia segera bangkit dari pembaringan, lalu berjalan cepat menuju dapur.Sementara itu, Anna terus saja merintih menahan sakit yang tak kunjung hilang dikepalanya hingga ia menangis."Minum dulu ya, biar gak dehidrasi" suruh Adrian, ia menepuk pelan pipi Anna untuk bangun dari tidurnya.Anna menolak, ia malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal."Ayo cepat bangun sayang, minum dulu. Mana yang sakit, biar Mas pijitin"Perhatian Adrian, tak Anna gubris. Anna sudah terlanjur sakit hati dengan perkataan Adrian semalaman, bahkan

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Penjelasan Murni

    Hari masih terbilang muda, saat Adrian kini membuka pintu utama dan menampakan sosok murni yang berdiri dengan membawa berbagai macam makanan."Sejak kapan kamu pulang?"Adrian mengerinyit heran saat murni tetiba masuk kerumahnya lalu bertanya dengan nada ketus."Bunda ngapain sesubuh ini bertamu kerumah Adrian?" tanya Adrian heran.Murni tak menjawab, diletakannya berbagai macam makanan kesukaan sikembar dimeja makan. Lalu ia pergi ke kamar sikembar, menghiraukan pertanyaan Adrian.Adrian yang masih kebingungan hanya mengedikan bahu, lalu mengikuti langkah Murni menuju kamar sikembar."Sudah bangun rupanya," gumam Murni membuka pintu kamar sikembar lebar-lebar."Omaaaa ..." Teriak keduanya menghampiri Murni."Oma, kok baru kesini sih. Kesihan bunda loh, gara-gara kita bunda jadi kecapean. Jadinya sakit deh," celetuk Ratu saat menghampiri Murni.Adrian semakin dibuat bingung, apa yang ia tidak tahu prihal keluarga kecilnya? Mengapa kedua anaknya menyalahkan dirinya sendiri prihal Anna

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Maaf

    Meminta maaf itu gampang, yang susah itu berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.***Setelah memastikan murni pergi dengan membawa kedua anaknya, Adrian memutuskan untuk melihat keadaan Anna pagi ini. Ia begitu khawatir saat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi tapi Anna masih saja berbaring lemah enggan membuka mata, seolah sakit yang Anna rasakan begitu parah.Pelan Adrian berjalan mendekati Anna, ia duduk disamping Anna dengan hati-hati. Ditatapnya wajah sayu itu dengan lekat, bahkan dengan keadaan pucat pun kecantikan istrinya itu masih saja terpancar.Perlahan tapi pasti, tangan Adrian terulur menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah Anna kedaun telinga. Sudut bibir Adrian tiba-tiba saja melengkung, hatinya berbunga saat memperhatikan wajah Anna dengan puas hari ini."Maaf, aku salah. Aku tidak pernah melihat sesuatu dari sisi lain" gumam Adrian dengan penyesalannya.Hembusan napas Anna yang terasa panas membuat Adrian ketar-ketir, demam Anna masih saja belum turun dar

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Perubahan sikap

    Setelah pertengkaran serta permintaan maaf itu, Adrian selalu memperhatikan Anna. Adrian merasa ada yang berbeda, Istrinya itu sekarang berubah menjadi pendiam dan terkesan cuek padanya. Anna hanya melakukan apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu bagi kedua anaknya. Padahal usaha Adrian kali ini tak main-main, ia bahkan rela mengubah jam kantor demi bisa meluangkan waktu bagi keluarganya, ia bahkan mati-matian berpikir keras merubah semua aturan kantor agar semua karyawannya tak sesibuk seperti dirinya, agar semua karyawan bisa meluangkan waktu bersama keluarganya meski keuntungan perusahaan menurun 10 persen. Apa Anna masih tak bisa melihat perjuangannya? Sedalam itukah luka yang Adrian berikan? Ah, Adrian sekarang benar-benar merasa kehilangan sosok istri cerewet dan galaknya itu. Ah, kapan Annanya akan kembali seperti dulu? Padahal rumah tangganya baru seumur jagung, kata orang sedang mengecap manisnya sebuah pernikahan tapi nyatanya ini malah masih perang din

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Ayo pindah

    Sepi kembali menyambut malam Adrian, ia berbaring diranjang king size nya seorang diri tanpa ditemani Anna disampingnya. Anna masih saja dengan mode ngambeknya, meski tadi sore Adrian berusaha kembali meminta maaf dan membicarakan masalah mereka namun Anna tetap saja dengan mode cueknya."Ini lama-lama aku jadi stres," gumam Adrian bangkit dari pembaringan, ia menoleh kearah jam ding-ding yang masih menunjukan pukul sepuluh malam namun susana rumah sudah sepi, mungkin sikembar sudah Anna tidurkan dan Anna pun masih setia tidur bersama mereka selama seminggu ini.Dengan tergesa-gesa Adrian berjalan menuruni anak tangga dan pergi kekamar sikembar untuk menemui istrinya.Dibukanya pintu kamar dengan perlahan agar tidur kedua anaknya tidak terganggu, Adrian menghela nafas lega saat sudah memasuki kamar sikembar. Ditatapnya ketiga mahluk berharganya yang kini tengah tertidur pulas, tak jarang suara dengkuran halus dari mulut Anna membuat Adrian menyunggingkan senyum. Ia pun mendekat keatas

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Raja, pewaris pesantren?

    Masalah diary sudah berlalu begitu saja setelah keduanya malam itu saling memaafkan dan terbuka satu sama lain. Kini Adrian dengan tekad kuatnya memperbaiki hubungannya dengan Anna, lelaki itu lebih mementingkan keluarganya dibanding pekerjaan yang sudah menemaninya melupakan rasa sakit akan kehilangan selama ia menjadi duda.Raja dan Ratu pun yang merasakan perubahan Adrian begitu bahagia, keduanya kini merasakan memiliki keluarga utuh.Seperti hari ini, deru mobil mewah terdengar memasuki halaman rumah. Adrian dengan gagahnya keluar dari mobil yang sudah terparkir, pria bertubuh kekar itu berjalan menuju pintu rumah utama, tepat saat tangan kanannya memegang handle pintu. Pintu itu terbuka dari dalam."Ayah!" seru kedua anaknya menyambut kedatangan sang ayah sore ini. Tubuh kecil mereka langsung memeluk Adrian, pria itu langsung membawa kedua anaknya kedalam pelukannya."Bunda mana?" tanyanya Adrian menggendong kedua anaknya menuju kedalam rumah."Di dapur," jawab keduanya kompak, k

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Memilih jalan terbaik

    Selepas shalat Magrib, biasanya Adrian akan langsung menyuruh Raja untuk memanggil Ratu dan Anna agar bergabung bersama mereka di ruang belajar selepas pulang dari masjid. Namun, malam ini berbeda. Sengaja Adrian membebaskan Raja dan Ratu untuk mengulang hafalan mereka sendiri. Sebab, pembicaraan Adrian dan Anna tadi sore rupanya merembet sampai sekarang.Annanya kini kembali dalam mode diam, kesal dengan Adrian yang mengambil keputusan secara sepihak."Bunda, sekarang Anna kesana ya. Ada banyak hal yang ingin Anna diskusikan, bunda masih dirumah mamahkan?" tanyanya Anna sambil memegang ponsel.Adrian sudah jelas paham, bahwa sekarang Anna tengah menelpon bundanya untuk meminta penjelasan lebih rinci mengenai rencananya yang akan pinda dari kota ini dan membiarkan Raja serta Ratu untuk belajar dipesantren Jiddah dan Jaddunnya."Bunda jangan dulu pulang ya," ucap Anna sebelum memutus panggilan, kini dirinya tengah sibuk dengan pakaian panjang serta hijab segi empatnya. Entah sejak kapa

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Epilog

    Suara kumandang adzan subuh terdengar saling bersahutan dibeberapa mesjid yang tak jauh dari kediaman rumah megah tiga lantai itu yang mereka sebut dengan mansion itu berdiri paling mewah disekitaran perumahan warga. Didalamnya, gemericik suara air keran berjatuhan membelah kesunyian. Nampak, seorang wanita yang sudah mengenakan mukena berwarna putih itu bersandar di ambang pintu. Menatap remang-remang cahaya dihadapannya, menunggu kehadiran sang suami yang sepertinya tengah berwudhu.Seorang pria dewasa, berkoko putih lengkap dengan sarung hitamnya keluar dari kamar mandi dengan pandangan menunduk membuat rambutnya yang basah terkena air wudhu itu menetes. Tangannya cukup sibuk menurunkan lengan baju kokonya yang tersingkap. Matanya memindai kearah lemari, hendak mencari kopiah yang akan dikenakannya untuk shalat subuh hari ini. Setelah menemukannya, ia kenakan rapih kopiah ke kepalanya dengan sedikit menunduk, ia mendongak. Lantas terperanjat kaget saat melihat siluet berwarna puti

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibikahi CEO berstatus duda

    "Assalamualaikum, bu. Saya MUA yang dipesan bapak Adrian, bolehkah saya masuk"Anna menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengalihkan pikirannya dari kebingungannya. "Waalaikumsalam," jawabnya akhirnya, sambil membuka pintu untuk MUA yang datang.Seorang wanita muda dengan riasan wajah profesional dan perlengkapan lengkap memasuki kamar. "Selamat pagi, Bu Anna. Kita akan mulai dengan riasan dan hijab stylish. Bapak Adrian sudah memesan semua perlengkapan yang dibutuhkan."Anna mengangguk, berusaha tenang. "Silakan, mari kita mulai."Selama proses riasan, hai Anna mulai tidak enak pasalnya riasan yang sedang MUA itu lakukan padanya seperi riasan untuk seorang pengantin dan itu membuat Anna terus-menerus memikirkan apa yang akan terjadi. Masa iya Anna akan menjadi pengantin lagi? Ia kan hanya mengajukan syarat agar Adrian melakukan ijab kabul saja didepan orang tua dan saksi. Udah itu aja, bukan meminta mengadakan pesta besar-besaran. Saat MUA menyelesaikan riasan dan Anna berdiri di

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibuat secara berlebihan

    Seminggu telah berlalu, Adrian kini masih berada di kediamannya Anna. Ia masih dalam proses penyembuhan, dan dalam seminggu ini Adrian hanya tidur sendiri di ranjang besar milik istrinya itu. Sementara Anna memilih untuk tidur disofa yang lumayan besar disudut kamarnya. Cukup nyamanlah untuk dipakai tidur. Seperti malam ini, Anna baru saja memasuki kamarnya dan terkejut saat menoleh pada Adrian yang kini tengah merebahkan tubuhnya disofa yang biasa Anna tempati sembari menonton beberapa siaran berita seputaran bisnis minggu ini. "Awas," usir Anna dengan cepat. Adrian mendongak, "mau tidur sekarang?" tanyanya bangkit dari pembaringan. Anna mengangguk, berjalan mengambil bantal dan selimut didalam lemari. "Jangan tidur dulu ya, mas mau ngobrol." pinta Adrian lembut. Anna mendengus sebal, ia meletakan bantal yang dibawanya keatas sofa. "Ngapain? Udah malam, aku ngantuk" tolak Anna halus.Anna malah merebahkan tubuhnya diatas sofa, padahal Adrian masih duduk disana.Adrian melihat ra

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Rujuk?

    Anna duduk di tepi tempat tidur, menatap hujan yang terus menerpa jendela kamar. Suasana di luar yang dingin dan suram mencerminkan perasaannya saat ini. Suara tetesan hujan yang monoton dan gelegar petir membuat suasana hatinya semakin berat. Ia merasa terombang-ambing antara harapan dan ketidakpastian.Hujan ini seolah memberikan penekanan pada kebingungan dan rasa sakit yang ia rasakan. Hujan diluar nampaknya mulai agak mereda, membuat Anna bangkit untuk membuka jendela sekedar untuk menghirup udara pagi ini. Ia harap bau basah tanahnya yang menguar akan mampu menenangkan pikirannya dan berharap Adrian segera pergi dari rumahnya setelah ia menolak untuk bertemu dengannya.Jujur saja, Anna masih merasakan sakit hati atas perbuatan Adrian padanya tapi ia juga merindukananya namun logika Anna kali ini sedang berjalan, ia tidak akan luluh begitu saja saat ibunya bilang jika Adrian tidak memberikan surat yang Anna maksud melainkan Adrian datang ingin memperbaiki hubungan mereka. Jujur s

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Harus Berjuang lebih keras lagi

    Sesubuh ini, hujan deras sudah melanda kota Surabaya. Sesekali petir menyambar bumi, dan Anna kini tengah memanfaatkan keadaan, seusai shalat subuh ia masih setia duduk diatas sejadah dengan menengadah berdoa sebanyak mungkin. Anna percaya, salah satu waktu mustajabnya doa ialah diwaktu hujan turun, dan Anna yakin Allah akan mendengar segala keluh kesah serta doa-doa dirinya.Anna memejamkan matanya, membiarkan suara hujan dan petir mengisi kesunyian sekelilingnya. Dalam kegelapan pagi itu, pikirannya melayang jauh, menelusuri berbagai harapan dan impian yang belum terwujud. Ia berdoa untuk kesehatan orang-orang tercintanya, untuk ketenangan dalam hidupnya, dan untuk petunjuk yang jelas dalam menghadapi jalan hidup yang penuh ketidakpastian, terutama untuk keutuhan rumahtangganya. Anna harap, Adrian tidak sungguh-sungguh dengan perceraian itu. Tak lama setelah ia berdoa, samar-samar ia mendengar bell rumah berbunyi. Entah siapa yang bertamu sepagi ini. Anna membuka matanya perlahan d

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Titik balik dalam gelap

    Setelah kepergian Aruni beberapa menit yang lalu, Adrian masih setia menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dengan kepala yang menengadah, menatap langit-langit. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ucapan Aruni seperti perintah baginya, namun apakah harus secepat ini? Bahkan Adrian belum memiliki persiapan untuk bertemu dengan Anna beserta mertuanya. Tiba-tiba tubuh Adrian bergidik ngeri saat mengingat wajah ayah mertuanya yang terlihat begitu tegas nan berwibawa. Ia begitu malu, jika harus menghadap Dirgantara malam itu juga. Entahlah, nyali Adrian selalu menciut jika dirinya tau sudah melakukan kesalahan. Ah, memikirkan hal itu membuat kepalanya pening. Lebih baik ia sekarang bergegas pulang, menemui anak-anaknya. Rindu sekali ia bercanda dengan mereka. Ia pun bergegas pulang, mengendarai mobilnya sendiri tanpa ditemani Rama. Sengaja beberapa minggu ini Adrian membiarkan Rama untuk menjaga Aruni, menemani adik kesayangannya itu agar traumanya cepat sembuh. Seper

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bawa dia kembali

    1 bulan kemudian ...Tepat satu bulan pertengkaran itu, rupanya Anna benar-benar pergi dari kehidupan Adrian dan kedua anaknya. Dengan terpaksa Anna tidak menuruti permintaan Raja kala itu, Anna benar-benar sakit mengingat Adrian mengajaknya bercerai kala itu. Padahal secara logika, Anna tidak salah dalam hal apa pun justru Anna hanya membantu agar emosi Adrian tidak menambah permasalahan kala itu. Namun, Adriaj terlalu emosi, ia mengartikan semua pembelaan dan kalimat penenangnya hanya untuk Mario, demi kebaikan mantan pacarnya itu.Dan sudah satu bulan ini hidup Adrian dan anak-anaknya begitu menyedihkan. Raja tak ingin berbicara dengannya sampai saat ini bahkan ia memilih untuk tinggal di pesantren al-anwar bersama jiddah dan jaddunnya sebelum Adrian membawa Anna kembali. Sementara Ratu, sampai sekaran putri kecilnya itu begitu murung, bahkan sering sakit-sakitan menggumamkan nama Anna sebagai bunda kesayangannya.Sudah berkali-kali Melati dan Darius menasehati agar Adrian menemui

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bunda jangan pergi

    "Bunda kenapa? Kok matanya bengkak, nangis ya?" kira-kira begitulah Ratu bertanya ketika menemui bundanya yang tengah melamun sendirian menghadap jendela kamar mereka. Anna tersenyum tipis, ia menyambut hangat putri Adrian yang semakin hari semakin cantik dan menggemaskan."Bunda ih katanya dirumah nenek, tapi pas kita kesana gak ada" kesal Raja yang tiba-tiba datang ke kamar mereka. Wajah tampannya menyiratkan kekesalan. Anna menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjelaskan."maaf ya, tiba-tiba kepala bunda pusing. Makannya bunda pulang duluan darisana, oh iya padahal disana masih ada ayah kalian loh kenapa malah buru-buru pulang?"Ratu dan Raja saling bertukar pandang, tampak bingung sekaligus khawatir. Raja yang biasanya tegas kini menunjukkan sisi lembutnya ketika melihat ekspresi Anna."Bunda pusing kenapa? Udah minum obat atau mau abang ambilkan sesuatu buat bunda?" tanyanya Raja dengan penuh khawatir dan perhatian, ia mendekat kearah Anna dan mengulu

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Cerai?

    Aruni terduduk dan termenung di kamarnya sejak sejam yang lalu. Meratapi nasibnya sekarang ini. Apakah ia akan sanggup menjalani hidup setelah ini? Apakah ia akan sanggup mengurus bayi tidak berdosa diperutnya itu? Entahlah, Aruni hilang arah. Dia marah, terluka, kecewa. Kalau saja malam itu ia tidak menolong Mario, mungkin sekarang Aruni akan baik-baik saja atau bahkan ia sudah berada di Surabaya menyusul pria yang dicintainya. "ARGHHHH!" teriakan amarah dari dalam kamar itu terdengar begitu memilukan, Melati dan Anna berusaha untuk mencoba memasuki kamar Aruni kembali namun tidak bisa. Sejam yang lalu, Aruni mengusir keduanya saat dokter Tia menyarankan agar Aruni dibawa kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, Aruni menolak. Ia sudah tau hasilnya dan ia yang merasakannya, bahkan gelagat dokter Tia yang mencurigakan itu membuatnya gampang ditebak. Brak ... Prang ...Suara barang pecah dan berjatuhan membuat Melati dan Aruni panik, keduanya memutuskan untuk menghubung

DMCA.com Protection Status