Share

78

Penulis: Noorie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 23:50:09

Sasi pamit pulang beberapa detik setelah Reta bergabung bersamanya. Aura permusuhan memang terpancar dari sorot tajam keduanya yang sempat berserobok pandang. Sang pemilik rumah sampai menahan napas karena tegang, khawatir akan ada pertikaian. Namun, beliau bersyukur tidak terjadi apa-apa. Sasi pergi dengan tenang, meskipun wajahnya diliputi kemarahan.

Perempuan paruh baya itu lantas beralih pada tamu yang satunya. "Kamu mau menjenguk Emir? Anaknya ada di atas. Mungkih masih tidur," ucap Lova.

Akan tetapi, Reta justru merespons hal lain. "Apa yang dia lakukan di sini, Tante?"

"Maksud kamu Sasi? Dia hanya mengantar dessert," jawab Lova.

"Aku sudah mengatakan ini ke Emir, kalau kalian sebaiknya berhati-hati kepada dia dan keluarganya."

Lova sudah tahu alasan Mentari dan Reta berselisih. Dia sama sekali tidak ingin berkomentar karena bukan urusannya. Emir sendiri mewanti-wanti untuk menjaga jarak agar keluarga mereka tidak terlibat pertikaian. Lova hanya akan bersikap netral.

"Terima kas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Berondong Bucin   79

    Sasi tidak bisa berhenti menangis, apalagi setelah mengetahui kondisi Emir. Pria itu terkena siraman air keras yang membuat sebagian wajahnya terluka cukup parah. Dia memang sempat mendapat pertolongan pertama. Bentala langsung membantunya membasuh area luka dengan air mengalir saat menunggu ambulans. Namun, dampak air keras tersebut tetap merusak paras tampan Emir."Seharusnya aku yang kena," ucap Sasi kepada keluarga Emir. "Kalau Emir tidak menolongku, dia pasti tidak akan seperti ini," sambung gadis itu. Air matanya bertambah deras.Rasa bersalah Sasi memang menganga sangat besar. Emir sama sekali tidak memiliki masalah dengan Jaki. Sejak awal Sasi-lah yang menjadi target pria gila itu."Nak, kamu tidak perlu bersimpuh," kata ayahnya Emir, "Ini musibah kita bersama.""Benar." Kakak pertama Emir yang bernama Almaira ikut berkomentar seraya menarik Sasi agar kembali berdiri. Perempuan itu lantas mengelus punggung Sasi. "Jangan menyalahkan diri sendiri. Kesalahan ada di pelaku.""Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Dinikahi Berondong Bucin   80

    "Aku turut berduka, Emir," ucap Reta yang datang menjenguk.Hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan menemui Emir tergantung izin darinya. Reta dipersilakan karena Emir yakin Reta tidak akan banyak bicara kepada tentang kondisinya kepada orang lain, apalagi wartawan."Hmmm." Emir hanya merespons berupa gumaman."Kamu seperti ini karena menolong Sasi. Sangat disayangkan," kata Reta."Jangan ingatkan aku tentang hal itu!" Akhirnya Emir bersuara. Emir memang menyesali perbuatan heroiknya. Jika dia tidak menolong Sasi, mungkin sebagian wajah Emir tidak akan rusak yang membuatnya enggan becermin."Keluarga mereka memang pembawa sial," ujar Reta."Tidak ada sesuatu di muka bumi ini yang membawa kesialan, Reta." Sang mama yang memang selalu berada di sisi Emir ikut berkomentar. "Takdir baik dan buruk sudah ada catatannya masing-masing, termasuk apa yang menimpa Emir. Tidak perlu menyalahkan Sasi," sambung beliau.Mamanya memang orang yang terlalu positif. Beliau selalu menasihati E

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Dinikahi Berondong Bucin   81

    "Lepaskan anakku!" Ranggi segera menarik Danta menjauh dari Panca. "Apa yang kamu lakukan di sini? Sengaja membuntutiku, hah?" tanyanya emosi, yang cukup membuat sebagian pengunjung memperhatikannya."Ini tempat umum, Ranggi," jawab Panca tenang. Ketenangan yang justru membuat Ranggi ingin menghajarnya."Kamu pikir aku percaya?""Aku tidak peduli kamu percaya atau tidak." Panca mengangkat pundak."Papi, kakek itu menolong aku yang tadi mau jatuh ke kolam," jelas Danta seraya menarik-narik pakaian Ranggi agar pria itu menatapnya."Kamu dengar sendiri, kan?" Panca tersenyum mengejek.Ranggi benar-benar ingin menghajarnya. "Tetap saja aku curiga kamu di sini karena memiliki niat terselubung.""Yah, itu terserah padamu. Kalau begitu, aku pergi dulu. Jaga Danta baik-baik," ucap Panca sebelum berlalu dari hadapan Ranggi.Ranggi berdecak. Dia lantas membawa Danta berganti pakaian sebelum mereka pergi ke kedai makanan untuk makan siang."Danta, kamu memberi tahu namamu ke aki-aki itu?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Dinikahi Berondong Bucin   82

    Reta tidak bisa tidak terkejut ketika mendengar Emir akan melangsungkan pernikahan dengan Sasi. Dia tahu pernikahan itu bagian dari rencana balas dendam Emir. Akan tetapi, entah kenapa Reta tidak menyukainya. Dia sudah berusaha membujuk pria itu agar memilih cara lain. Namun, Emir tetap pada pendiriannya.Reta yang kesal melajukan motor lumayan cepat. Seperti ada sesuatu yang menghantam dada. Bukan seperti ini yang dia inginkan. Emir malah mengikat Sasi meskipun katanya ingin membuat Sasi menderita. Tetap saja, Reta tidak suka.Dia akhirnya sampai di rumahnya yang tampak sepi. Sudah setahun lamanya Reta tinggal sendiri. Sekarang ada dua orang buronan di dalam yang Reta larang keluar. Situasi belum aman untuk mengusir mereka. Mempertahankan lebih lama juga berisiko. Saat ini fokus Reta sebaiknya pada keselamatan Jaka dan Hendar dulu."Jaka! Hendar!" panggilnya saat dia tidak mendapati dua orang itu di ruang keluarga. "Aku bawa makanan," sambung Reta sambil celingak-celinguk.Tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Dinikahi Berondong Bucin   83

    "Makanan yang biasa kumakan itu organik, jadi jangan beli bahan-bahan sembarangan," ucap Emir yang mengingatkan Sasi karena gadis itu akan belanja."Oke," sahut Sasi, meskipun sebenarnya dia keberatan dengan permintaan Emir. Bahan-bahan organik pastilah lebih mahal."Sampai bumbu-bumbunya juga harus organik. Di rumah kami memakai minyak kelapa, bukan sawit," tutur Emir lagi.Sasi cukup terkejut Emir ternyata memiliki kepedulian soal makanan, tidak hanya tinggal makan saja. Atau karena Emir ingin menyusahkan Sasi, makanya dia secerewet ini?"Baik, Paduka," kata Sasi setengah mengejek. Dia lalu menulis apa saja yang harus dia beli, seraya mencari toko khusus bahan makanan organik yang terpercaya di internet.Sebenarnya Lova menentang mereka langsung pindah. Namun, Emir bersikeras menolak dengan alasan ingin hidup mandiri. Pria itu juga melarang Lova yang hendak membawakan bahan makanan.Dia benar-benar berniat mau menyusahkan Sasi."Apa ada hal lain lagi yang kamu inginkan?" tanya Sasi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Dinikahi Berondong Bucin   84

    "Jadi menurut Mbak, aku sebaiknya menceraikan Vanya?" Ranggi mendongak menatap Mentari, menunggu jawaban dari perempuan itu."Aku tidak bilang seperti itu, Ranggi." Mentari menghela napas. "Perceraian orang tua juga pasti menyakiti seorang anak. Saranku, jika hal yang membuat kamu kecewa kepada Vanya itu bisa dimaafkan, sebaiknya kamu memaafkan dia. Sehingga pernikahan kalian tidak bertahan hanya karena Danta, melainkan karena kalian saling menerima."Ranggi sempat berpikir Mentari benar-benar menyuruhnya bercerai dengan Vanya. Seharusnya Ranggi lega karena itu artinya Mentari bukan lagi pelakor. Namun, Ranggi tidak sedikit kecewa saat perempuan itu justru menyuruhnya memaafkan Vanya."Alasan kenapa aku menikahinya, semua itu memang rencana Vanya, Mbak. Menurut Mbak, aku bisa memaafkan dia?""Aku hanya memberi masukan. Keputusan tetap ada di tangan kamu. Kalau kamu memaafkan Vanya, bukankah jadi lebih mudah saling berusaha membentuk keluarga bahagia?"Masalahnya Ranggi mungkin memang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Dinikahi Berondong Bucin   85

    "Apa adikku memperlakukan kamu dengan baik, Sasi?" Almaira bertanya ramah. "Seminggu ini aku diam karena antusias dengan kehamilan. Sekarang selagi ingat dan sempat. Aku mau mengobrol banyak."Ternyata soal kue itu hanya alasan. Tujuan Almaira mengajaknya pergi karena ingin menginterogasi Sasi."Tentu saja, Kak," jawab gadis itu.Bagi Sasi, Emir hanya bawel saja. Tidak ada kesan suami kejam dari pria itu. Niat Emir dalam membalas dendam seperti setengah-setengah. Sasi bisa merasakannya karena Emir masih memiliki belas kasihan. Dia sama sekali tidak cocok menjadi suami jahat."Kamu tidak berbohong?" Almaira menyipit, menatap Sasi secara intens.Sasi menggeleng.Almaira kemudian menghela napas sambil duduk di ayunan. Dia memberi isyarat agar Sasi ikut duduk bersamanya."Emir marah dengan kondisinya. Aku hanya takut dia melampiaskan amarahnya ke kamu."Emir memang berniat melampiaskan amarahnya kepada Sasi. Akan tetapi, Sasi belum merasakan amarah Emir selain ocehannya soal makanan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Dinikahi Berondong Bucin   86

    "Kamu sudah dengar kabar Kak Reta? Kata Bunda, dia menghilang sejak tiga hari yang lalu. Kemarin Om Ranggi sampai membagikan selebaran di jalanan," ucap Sasi.Emir menolehnya sesaat. Pagi tadi, papanya mengabari tentang hal itu. Bukan soal Reta yang menghilang, melainkan dugaan jika pelaku penyiraman Emir pernah bersembunyi atau disembunyikan oleh Reta.Mengingat masalah yang terjadi di antara Reta dan keluarga Sasi, juga dulu saat dia melakukan sesuatu yang buruk kepada Sasi sampai Bentala memanggilnya psikopat, Emir tidak bisa tidak berasumsi jika besar kemungkinan gadis itu terlibat."Aku sudah tahu," sahut Emir."Ya ampun .... Semoga cepat ditemukan dalam keadaan baik-baik saja," ujar Sasi."Mungkin dia sengaja tidak ingin ditemukan."Sasi mengernyit. "Kenapa?"Emir lantas menjelaskan apa yang dia tahu dari sang papa dengan sedikit emosi. Jelas saja dia marah. Saat menjenguknya Reta bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, seolah bukan dia yang menyebabkan Emir menjadi seperti sekar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08

Bab terbaru

  • Dinikahi Berondong Bucin   100

    "Reta?"Mentari terperanjat ketika mendapati gadis itu mengunjungi kediamannya. Reta memang pernah ke sini saat mereka berkemah di halaman. Akan tetapi, waktu itu dia bersama Ranggi, tidak seorang diri seperti hari ini."Silakan duduk, Reta," ucap Mentari aasedikit canggung. "Mau dibuatkan minuman apa?"Gadis itu menggeleng pelan. "Tidak usah. Aku tidak akan lama. Ada sesuatu yang ingin aku katakan."Mentari lantas mengambil tempat di seberang Reta. Dia bertanya-tanya hal apa yang membawa Reta sampai menemuinya. "Ada apa?""Ini soal Om Ranggi.""Ranggi?""Iya. Sebenarnya aku tidak punya hak membicarakan hal ini. Tapi, karena aku menduga aku menjadi penyebabnya, mau tidak mau aku harus terlibat.""Apa sesuatu terjadi lagi kepada Ranggi?" Mentari sontak panik. Dia sedikit trauma jika ada orang lain yang ingin memberikan kabar soal pria itu kepadanya. Dulu Xavier saat Ranggi kecelakaan. Belum lama ini Sasi memberi tahu jika mantan suaminya tersebut dibegal."Om Ranggi masih mencintai And

  • Dinikahi Berondong Bucin   99

    Sasi pikir Lukman akan memiliki pandangan buruk kepadanya karena menyembunyikan pernikahan. Namun, pria itu justru khawatir. Sasi benar-benar terkejut. Pesan Lukman belum Sasi balas. Selain karena tidak tahu harus menjawab apa, Sasi juga harus segera membersihkan diri lantaran Emir sudah keluar. Keterlambatannya itu ternyata semakin membuat Lukman cemas hingga dia kembali mengirim pesan. Lukman : [Sasi, aku harap kamu baik-baik saja.] Pria itu mungkin tidak akan tenang sebelum Sasi menjawabnya. Sasi : [Aku baik-baik saja, Kak.] Lukman : [Benarkah?] Sepertinya Lukman benar-benar peduli kepada Sasi. Perempuan itu refleks terenyum. Sasi : [Iya.] "Ada apa, Babe?" Ah! Sasi lupa jika dia sedang berada di dalam mobil bersama Emir. Sasi lantas menunjukkan foto Rai yang sedang mengikuti acara outbond. Sasi sengaja meminta foto Rai kepada Mentari karena merindukan adiknya itu. "Sepertinya aku kenal tempat itu." "Iya. Di Nuraga Park. Sekolah Rai sedang mengadakan study tour ke sana."

  • Dinikahi Berondong Bucin   98

    "Papi, Mami kenapa tidak pulang-pulang?" Danta bertanya sambil berurai air mata. Dia pasti sangat merindukan Vanya.Ranggi segera merangkul tubuh kecil anak itu. "Urusan mami kamu belum selesai. Sabar, ya? Kan, ada Papi, ada Kak Reta juga.""Mau Mami." Danta menggeleing.Ranggi belum bisa menceritakan keadaan Vanya. Danta masih terlalu kecil untuk mengetahui apa yang terjadi."Kalau sekarang kita main ke rumah Kak Rai, gimana? Mau, kan?"Danta berpikir sejenak. Dihapusnya air mata menggunakan punggung tangan, lalu mengangguk pelan. "Mau," jawabnya.Ranggi tersenyum lega. Dia lantas membawa anak itu menemui Rai. Kesedihan Danta perlahan berkurang saat dia bekerja sama merakit lego bersama kakaknya."Mbak, apa malam ini Rai boleh menginap di rumahku? Mungkin Danta tidak akan terlalu kepikiran Vanya kalau ada anak seumurannya," kata Ranggi kepada Mentari."Aku tidak keberatan kalau anaknya mau. Tapi, Rai susah tidur di tempat asin

  • Dinikahi Berondong Bucin   97

    "Hanya karena aku menerima keadaanku, itu tidak berarti aku akan menceraikanmu, Sasi. Aku tetap tidak akan membiarkanmu bersama lelaki lain yang wajahnya sempurna, sedangkan aku seperti ini."Perkataan Emir menampar Sasi dengan telak. Seharusnya dia yang memiliki wajah rusak. Seharusnya dia yang tidak percaya diri hingga tidak ingin bertemu orang lain. Seharusnya dia juga yang saat ini sibuk perawatan dengan biaya mahal.Bagaimana mungkin Sasi sempat berpikir akan terbebas dari pernikahan ini saat ucapan terima kasih dan kata maaf saja tidak akan cukup untuk membayar tindakan Emir?Sasi akan menjadi orang yang tidak tahu diuntung."Aku mengerti," sahutnya."Jangan pernah membahas perceraian lagi denganku!" kata Emir tegas."Iya." Sasi kemudian menyentuh pipi Emir yang terkena siraman air keras. Bulan depan pria itu akan menjalani operasi terakhir.Tatapan Emir melembut. Dia menahan tangan Sasi agar tetap berada di pipinya. "Maaf, aku

  • Dinikahi Berondong Bucin   96

    "Jadi, Emir, kapan kamu akan mentalakku?"Pertanyaan tersebut keluar dari bibir mungil Sasi. Dia mengatakannya dengan santai, seolah-olah hal itu perkara sangat sepele tanpa tahu dampak yang akan dialami oleh si pendengar. Untuk sesaat, Emir merasa jantungnya berhenti berdetak.Pria yang sedang menonton siaran ulang pertandingan voli itu seketika mengetatkan rahang. Dicengkeramnya kuat-kuat remot yang berada digenggaman."Kamu lupa, ya? Toko buka minggu depan. Besok kita harus mulai mengundang tamu-tamu untuk pembukaan nanti," jawab Emir. Tatapannya tetap menatap layar yang memperlihatkan dua tim lokal sedang bertanding. Namun, hatinya remuk redam."Oh, iya juga." Helaan napas terdengar.Apa Sasi kecewa? Rupanya dia ingin cepat-cepat melepaskan diri dari Emir, padahal perasaan pria itu sudah berubah. Ternyata selama ini cinta Emir tidak bersambut. Menyedihkan. Mungkinkah dia sedang dihukum karena dengan sengaja menikahi Sasi hanya untuk membuatnya

  • Dinikahi Berondong Bucin   95

    Lukman : [Sasi, kamu sudah punya pacar?]Seharusnya pertanyaan itu mudah. Namun, Sasi justru kesulitan menjawab. Jari-jarinya terhenti begitu saja di atas layar. Dia mendadak sesak. Entah kenapa Sasi enggan memberi tahu statusnya saat ini.Alih-alih memberi jawaban, dia malah balik bertanya.Sasi : [Memangnya kenapa, Kak?]Lukman : [Tidak. Takutnya ada yang marah kita berbalas pesan begini.]Perempuan itu seketika menoleh ke arah pintu kamar mandi. Guyuran shower terdengar dari dalam sana. Dia merasa Emir tidak memiliki alasan untuk marah karena hal ini. Lagi pula, Sasi dan Lukman hanya berkirim pesan. Itu juga membahas pekerjaan, meskipun sedikit keluar konteks.Sasi : [Tidak, kok.]Lukman : [Syukurlah.]Pria itu mengirim emoji senyum, yang membuat Sasi turut menarik kedua sudut bibirnya.Lukman : [Untuk logonya benar tidak ada yang harus direvisi? Kalau menurut kamu ada yang kurang, katakan saja.]Sasi : [Sudah

  • Dinikahi Berondong Bucin   94

    Lukman Respati adalah kakak kelas Sasi sejak SMP. Sasi bisa naksir Lukman karena dia berbeda dari anak-anak cowok yang sering menyatakan cinta. Lukman memperlakukan Sasi sama seperti perlakuannya kepada orang lain. Tidak membeda-bedakan, tidak memprioritaskan, hanya karena Sasi cantik.Sasi terkesan pada Lukman. Dia jadi penasaran tipe perempuan seperti apa yang pria itu suka. Sampai SMA Sasi masih diam-diam memperhatikannya. Akan tetapi, sejak pindah sekolah, dia tidak pernah tahu kabar Lukman lagi.Tanpa sadar Sasi tersenyum. Dia teringat hari-hari jatuh cinta saat Lukman selalu menjadi sosok yang Sasi cari di sekolah. Hanya memperhatikannya dari jauh sudah cukup untuk Sasi. Asalkan dalam sehari dia bisa melihat pria itu."Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia sudah menikah?" Sasi membatin.Dia lalu memeriksa akun Lukman. Di sana pria itu membuka jasa ilustrasi untuk logo brand, sampul buku, dan lain-lain. Dari testimoninya sudah banyak yang memesan dan

  • Dinikahi Berondong Bucin   93

    Jalanan malam cukup lenggang, sehingga Ranggi menambah kecepatan berkendara. Dia ingin segera mengistirahatkan badan dan pikiran setelah masalah yang terjadi dengan Wizurai. Lain kali Ranggi akan lebih berhati-hati dalam memilih partner. Dia juga harus memastikan kejadian seperti ini tidak terulang.Pria itu mendengkus. Meskipun masalah berhasil diselesaikan lantaran Ranggi sudah memberikan kompensasi, kekesalannya tetap ada. Ini adalah kali pertama Wizurai tersandung kasus memalukan. Ilustrator yang bekerja sama dengannya memplagiat karya orang luar negeri. Selain membuat brand Wizurai tercoreng, dia juga membuat negara sendiri ikut terkena tinta hitam.Kedongkolan Ranggi belum menghilang saat seseorang tiba-tiba melintas di depan. Dia sontak membelalak. Beruntung dia berhasil menghentikan mobil sebelum menabrak. Namun, hal itu tetap membuatnya berada dalam masalah.Teman-teman orang yang hampir Ranggi tabrak lekas mengerumuni mobil."Keluar lo! Tanggung

  • Dinikahi Berondong Bucin   92

    "Emir?"Pria itu menatap tepat ke dalam mata perempuan di hadapannya. Dia sudah berusaha menahan diri. Akan tetapi, dorongan itu terus mendesak untuk dituruti.Emir menundukkan kepala. Mengikis ruang kosong di antara dirinya dan Sasi. Gadis itu tersentak. Namun, Emir tidak berhenti. Bagaimanapun juga, dia adalah pria normal. Batas yang selama ini dia bangun untuk membentengi diri sendiri perlahan roboh. Barangkali karena kesadaran jika Sasi adalah istrinya dan mereka selalu bersama.Saat di Amerika, Emir bisa menahan godaan lantaran sejak remaja orang tuanya sudah sering mengajari soal hal-hal yang dilarang agama, beserta dampak buruk dari perbuatan tersebut. Emir bisa tahan banting meskipun banyak perempuan cantik dan seksi, juga kehidupan bebas di sana. Tambah lagi, sang papa diam-diam menyuruh orang mengawasi setiap gerak-gerik Emir. Makin tidak beranilah dia.Akan tetapi, saat ini penghalang yang mengikat naluri biologisnya sudah semakin longgar. Seka

DMCA.com Protection Status