Share

Bab 3. Ancaman Hans

Author: Fiska Aimma
last update Last Updated: 2022-12-21 20:40:47

"Kalau mau nangis, nangis aja kali Mbak gak akan ada yang larang kok," ujar Athar dengan senyumannya yang khas seraya menatap jalanan.

Saat ini, sebenarnya aku sedang berada di dalam mobil Athar. Tadi setelah insiden serangan mantan mertuaku, lelaki bertubuh tegap yang masih menggunakan beskap itu bersikeras mengantarku pulang meski aku sudah menolaknya mentah-mentah karena tak mau ada gosip terlebih dia tadi bilang mau membelikanku 'cincin nikah'.

Malas sumpaaaah! Bukan apa-apa, aku tidak mau berurusan dengan keluarga mereka lagi apa pun alasannya.

Aku mendesis. "Siapa yang mau nangis? Jangan sok tahu," elakku seraya membuang muka ke arah jendela mobil. Menyembunyikan wajah yang sudah memerah karena menahan genangan air di pelupuk mata.

Gengsi kali harus nangis bombay di depan Athar? Meski dia sudah menyatakan kalau dia ingin menikahiku, tentu itu bukan alasan aku menjadi terlihat cengeng di depannya. 

Jujur, aku masih terngiang-ngiang perkataan mantan mertuaku di pesta tadi yang mengatakan bahwa aku memang pantas tidak punya keturunan. Tega-teganya si Ibu memulai membahas tentang persoalan kami di depan orang banyak.

Tega! Kenapa sih dia harus menyinggung kekuranganku sehingga aku lepas kendali? Kenapa hal buruk tadi harus terjadi? Kenapa harus demikian?

Selama aku menikah persoalan 'anak' itulah yang paling sensitif dan kadang membuatku menjadi wanita yang paling tak berharga. Padahal anaknya sendiri yang divonis dokter memiliki masalah Azoospermia dan akulah yang harus bersabar selama ini.

So, siapa yang di sini bermasalah?

AAAARGH! Jika mengingat itu rasanya hati ini terasa sangat dicabik-cabik. Yang salah siapa, yang dihina siapa.

Zaman memang sudah edan!

 "Mbak?" Panggilan Athar kembali terdengar setelah beberapa saat suasana mobil sepi layaknya kuburan.

"Apa?"

Aku menjawab tanpa melihat ke arah Kafka karena mataku masih saja mengeluarkan buliran bening itu.

"Udah belum nangisnya?" tanyanya dengan nada pelan seperti takut aku terganggu. "Makan yuk?" ajaknya lagi.

Aku menggeleng kuat. "Gak. Saya gak mau makan. Saya mau pulang."

"Kalau gitu ngopi dulu gimana?"

"Gak. Saya gak haus."

"Ya udah ehm ... kita beli cincin aja gimana?"

"Cincin nikah lagi? Enggak Thar! Enggak! Saya udah bilang kan gak mau membeli itu, saya belum siap menerimanya," tolakku jutek sambil berbalik menghadap Athar. 

Heran, anak ini makan apa sih? Usulnya itu loh suka bikin naik pitam.

Athar terkekeh lucu melihat reaksiku yang agak berlebihan. Tapi, aku tak perduli.

Maaf aja nih, aku lagi sensitif dan gak mood menyinggung begituan! Aku trauma.

"Iya, iya Mbak Kania. Kita gak akan ke sana kok. Siapa juga yang mau ke toko mas? Tenang Mbak ... jangan langsung ngambek gitu dong. Saya gak akan maksa kalau Mbak gak mau," dalih Athar sembari menahan tawanya. Modus.

Ish! Senang sekali dia menguji imanku.

"Bagus! Itu yang saya harapkan, baiknya memang kamu gak usah bahas itu lagi."

"Iya Mbak kita gak usah beli cincin dulu tapi langsung ke KUA aja gimana?"

"Astaghfirullah Athaaaar!" 

Tawa Athar seketika berderai mendengarku yang kesal. Melihat dia begitu gembira, sejenak aku sempat terpana pada wajahnya yang lebih tampan ketika tertawa. Rahangnya yang ditumbuhi rambut halus membuat Athar tampak sangat gentle.

'Eh, Kania, sadar! Kamu harus menjauhinya. Dia adik dari Anita 'sang pelakor' ingat itu!' Batinku berontak.

"Hahaha Mbak serius banget sih? Sampe istighfar segala. Canda kali Mbak, tapi emang Mbak gak mau sama orang ganteng kayak saya? Wajah kayak saya ini banyak yang ngantri kali Mbak, ntar kalau diambil orang Mbak rugi loh," ucapnya seraya cengengesan. Lagi, wajah jahilnya terlihat sangat menyebalkan. 

Aku memutar bola mata.

"Bodo amat!" jawabku asal. 

"Beneran? Saya ini terkenal loh Mbak." 

"Gak perduli."

"Masa? Kalau Mbak gak perduli kenapa dari tadi liatin saya terus?"

Allahu Akbar! Tobat! Kenapa ada orang sepede ini?

"Athar, please! Tolong jangan goda saya terus, oke? Udahlah, saya mau pulang sendiri. Saya minta kamu berhentiin saya di halte depan saja," pintaku pada Athar sembari menunjuk halte bis yang berada lima puluh meter di depan kami.

Athar mengernyitkan dahi. "Halte depan? Serius Mbak? Mbak yakin gak mau saya anter?" tanya ptis tampan itu ragu.

"Iya. Tolong berhenti di situ saja!"

"Bener?"

"Bener dan saya harap kamu gak usah banyak tanya lagi, jika tidak mau saya loncat dari mobil," ucapku lebih tegas.

Melihatku 'keu-keuh sumekeuh' Athar tak ayal menarik napas dalam. "Ya udah saya turunin Mbak di situ tapi ...."

"Tapi apa?"

Nah, nah, nah! Firasatku mulai tak enak lagi. 

"Tapi, Mbak jangan nangis lagi, ya? Soalnya Mbak jelek kalau lagi nangis."

Hwaaaa! ATHAAAAR! Cukuup!

(***) 

Pernah nggak jalan kaki kayak orang gila dengan mata sembab sepanjang kurang lebih 2 kilometer? Jika belum pernah, please don't try this anywhere! Karena melakukannya sama saja dengan definisi 'mempersulit diri'.

Setelah diturunkan di halte oleh Athar, aku memutuskan untuk berjalan kaki ke rumah sekaligus menenangkan pikiran walau hasilnya bukannya tenang tapi gempor. Mana aku kemalaman lagi akibat mampir sana-sini.

Bodoh! Ya, aku memang bodoh. Entah berapa kali kurutuki diri karena memaksakan datang ke nikahan mantan suamiku hanya untuk dipermalukan.

Perih, Ya Allah.  Kania gak kuat.

Untung saja ada Athar tadi yang membelaku dan sedikitnya membuatku terharu.

Eh, tapi bentar! Kenapa aku malah memikirkan Athar lagi, sih? Kenapa  lamarannya juga terus terngiang? Apa aku mulai tertarik?

Haish! Tidak ... tidak! Sepertinya di rumah nanti aku harus merukiyah diriku sendiri agar tidak terkena Athar-nisasi.

"Huft!"

Aku menarik napas dalam ketika tanpa sadar langkah kakiku sudah mengantarkan diri ini ke ujung gang rumah Mamah. Kuseka sebisa mungkin air mata agar terlihat baik-baik saja, aku tidak mau membuat orang tuaku khawatir.

Namun, baru saja aku selesai membenahi diri, mataku sontak saja membelalak ketika melihat siapa yang sedang berdiri menungguku di pos ronda yang letaknya tak jauh dari rumah.

"Hans?!" pekikku tertahan karena tak menyangka.

Hans yang malam itu telah berganti kostum mengenakan kaus dan celana jeans, berdiri menatapku dari kejauhan.

Sekilas, aku bisa melihat matanya yang menatapku tajam.

Untuk apa dia di sini? Bukankah seharusnya dia sedang bersiap malam pertama? Mengingat jam di tanganku menunjukan pukul 7.00 malam.

"Akhirnya kamu datang juga, Ni? Sudah puas berbuat kekacauan dan mempermalukan keluargaku?" tuduhnya dengan serta-merta ketika jarak kami kian dekat.

Aku tercekat. Inikah alasan dia menungguku? Hanya untuk ini? Bed*bah!

"Mempermalukan? Cih! Siapa yang mempermalukan siapa? Ah, sudahlah Mas aku lelah. Aku tidak mau membahas ini lagi. Lebih baik Mas kembali ke Jeje, istri baru Mas pasti sedang menunggu Mas, aku permisi," sindirku tak perduli seraya berjalan melewatinya. Namun, baru saja dua langkah tanganku tiba-tiba ditarik Hans. 

"Heh Kania! Kok kamu gitu sama aku? Nia, jangan pergi dulu! Katakan sama aku, apa kamu menerima lamaran Athar?" cegah Hans sambil menahan tanganku.

"Itu bukan urusan kamu Mas."

Aku sontak saja menangkis tangan Mas Ari tapi lelaki kejam itu malah menghalangi jalanku.

"Kania! Jawab!"

Allahu Akbar! Kenapa kepo banget sih si mantan yang kelakuannya mirip setan ini? Apa sih maunya?

"Mas, apa-apaan sih?" hardikku emosi membuat Hans menghembuskan napas gusar.

"Kamu masih nanya aku ngapain? Kamu tuli atau apa? Aku nanya Nia, apa kamu nerima Athar? Apa pertanyaanku kurang jelas?"

"Jelas, Mas! Jelas banget tapi aku rasa Mas gak perlu tahu jawabannya! Jadi lebih baik Mas minggir!"

"Gak aku gak akan minggir! Inget ya Ni, aku gak akan biarin kamu masuk ke keluarga Anita, jadi aku harap kamu menolak Anita atau kamu akan menyesal!"

Hans melayangkan telunjuknya ke depan hidungku sebagai bentuk ancaman tapi kubalas dengan dengusan.

"Menyesal? Kenapa aku harus menyesal? Athar itu lelaki baik. Jadi, jangan sok ngatur aku Mas! Minggir!" bentakku keras karena dia terus saja menghalangiku setiap aku melangkahkan kaki.

Hans menggeleng tegas. "Gak saya gak akan minggir! Sampai kamu berjanji gak akan Nerima Athar!"

"Oh jadi Mas gak akan minggir?"

"Iya, kamu mau apa?" tantangnya dengan wajah songong membuat amarahku mencapai ubun-ubun.

"Oke, kalau gitu rasakan ini!" Tanpa perlu basa-basi lagi aku langsung menendang bagian 'anu'-nya Hans hingga dia berteriak kencang kesakitan.

"AAAAK! KANIAAAA!" rintihnya sambil memegang bagian organ vitalnya yang baru kutendang. Sementara aku langsung kabur berlari ke dalam rumah sambil tertawa ngakak.

Syukurin! Suruh siapa ganggu janda!?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nunyelis
ditendang kania.... bisa2 hans sembuh dr *ejak......si di....nya".........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Bab 4. Bos Baru

    Janda. Menyandang status itu karena masalah perselingkuhan yang direstui keluarga pasangan tentu saja sangat mengenaskan dan menjadi beban tersendiri untukku. Gimana gak jadi beban kalau setiap waktu tuh si mantan dengan kroni-kroninya masih sibuk merongrong? Seperti yang dilakukan Hans tadi malam, siapa duga dia datang hanya untuk bertanya tentang jawabanku pada lamaran Athar yang notabene sudah menjadi adik iparnya. Sungguh, perbuatan yang tidak menyenangkan. Mengganggu ketertiban hati! "Hoaaah!" Entah berapa kali siang ini aku menguap seraya mengerjakan laporan QC (Quality Assurance) obat yang diminta SPV (Supervisor). Sebagai karyawan yang diwajibkan untuk berdedikasi di PT. Orchid Farma Tbk ini, aku cukup tahu diri untuk loyal meski rasanya mata sepet banget akibat menangis semalam. Maklumlah, insiden di pernikahan Hans kemarin masih membekas dalam. "Hey, janda, ayo keluar! Kita disuruh ke meeting room tuh bakal ada bos baru! Siap-siap ya?" tegur Ratna disertai pukulan keci

    Last Updated : 2022-12-21
  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   BAB 5. Perlindungan

    Brak!"Astaghfirullah!"Aku hampir saja terlonjak ketika Ratna tiba-tiba saja menggebrak meja kantin tanpa aba-aba.Sepulang dari meeting room, kami bertiga memilih makan bakso di kantin Bu Isoh karena masih jam istirahat."Ini gak bisa dibiarin Nia, Han! Kita harus tahu siapa calon istri Pak Athar! Titik!" ujar Ratna tegas membuatku spontan bergidik ngeri.Duh ... bisa gawat kalau mereka tahu yang dimaksud Athar adalah aku. Bisa-bisa dijadikan seblak ceker sama fans dadakan Athar. Brrr! Menakutkan.Kalau begitu ceritanya, oke fix! Sudah kuputuskan bahwa berpura-putar adalah jalan ninjaku."Iya, tapi nyari tahu kemana Markonah? Wong si Bos aja gak ngasih tahu namanya," sahutku cuek sambil memakan pentol bakso."Ya, ke mana aja. Masalah itu bisa kita pikirkan. Oh ya, Kania lo beneran kan gak tahu calon istri Pak Athar?" selidik Ratna padaku dengan wajah penuh kecurigaan.Aku yang jelas-jelas berbohong tentu saja tak nyaman."Beneran Ratna gue gak tahu. Kan Lo tahu sendiri tadi denger

    Last Updated : 2022-12-21
  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Bab 6. Gara Gara Cemburu

    Tadinya ingin sekali aku menghajar balik si Pak Vino dan istrinya dengan tendangan Cimandeku. Namun, mengingat itu masih area kantor lebih baik kejadian tadi dirahasiakan.Athar pun bilang bahwa dia akan menyelesaikan semua dengan caranya hingga aku tak perlu membalas perbuatan mereka karena Pak Vino langsung diurus HRD dan akan diberi surat peringatan (SP).Jujur, dalam situasi ini aku tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa tapi yang pasti batinku sangat terluka dan merasa bersalah.Wanita mana yang mau difitnah dan dilecehkan secara verbal oleh orang lain? Aku kira apa pun statusnya pasti tidak mau. Apalagi, akibat itu seseorang harus berkorban untuk melindungiku.Ish! Aku kesal pada diriku sendiri dan semuanya."Mbak! Udah dong jangan nangis. Saya masih punya kemeja cadangan kok di lemari kantor jadi gak usah dibersihin, lagian pake kaos juga gak masalah kalau manajer mah, udah ya cup-cup jangan nangis lagi ...." bujuk Athar padaku yang terus menangis sambil mengucek baju.Waktu

    Last Updated : 2022-12-30
  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Bab 7. Ragu

    "Maaf Pak, maaf! Saya gak sengaja."Bagaikan orang bodoh, aku gegas mendudukan diri syok karena baru sadar kalau aku tengah mempermalukan diri sendiri. Bisa-bisanya, tubuhku yang agak bongsor ini jatuh tepat di ujung sepatunya Athar. Ih najong! Mending sosor yang punyanya ya, kan? Eh, astaghfirullah. Oh ya Allah! Ingin rasanya aku menghilang saja di telan bumi atau masuk ke kantong Doraemon jika begini ceritanya. Namun, Athar anehnya gak marah, pria itu malah terlihat mengulum senyumnya. "Sudah gak apa-apa, Mbak. Tapi sebenarnya kamu ada perlu apa sampai ada di depan ruangan saya?" tanya Athar seraya membantuku berdiri disaksikan Tiara yang menatap sinis dan duo racun yang melongo bego."Anu Pak, ehm ... anu saya tadi lagi ... aw!" Aku meringis menahan lututku yang tiba-tiba sakit kala mencoba bangun. Heran, entah kenapa tubuhku tiba-tiba limbung akibat rasa ngilu yang menjangkiti, ini pasti terjadi gara-gara aku terjatuh dan kakiku bersilaturahim dengan lantai.Athar yang tadinya

    Last Updated : 2023-01-03
  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Bab 8. Tamu Dadakan

    Aku memandang pantulan bayanganku di depan cermin, semalam tadi aku sukses cosplay imenjadi Kuntilanak yang galau karena perasaan sendiri. Saat orang lain sudah terlena dengan tidur mereka hingga asyik bermimpi, sialnya aku masih menatap layar ponsel berharap ada pesan dari Athar yang nyatanya gak kunjung datang.Sebal! Aku yang sempat berpikir Athar akan menjelaskan tentang hubungannya bersama Clara nyatanya harus menelan pil kecewa. Tak kuduga lelaki itu sama sekali gak menghubungiku, padahal aku mengira setelah kejadian di depan ruangannya kemarin, dia akan menjelaskan tentang gosip yang terjadi di kantor.Mungkinkah benar kalau mereka sudah menjalin hubungan? Mungkinkah hatinya kini sudah terpaut pada Clara? Apalagi dia sudah dekat dengan ibunya.Ah, sial! Kenapa aku jadi overthingking begini? Hanya karena dia pernah melamarku, aku jadi punya harapan lebih pada Athar yang baiknya aku hindari."Sudahlah, Nia! Jangan pikirin Athar! Jangan!" rapalku di depan cermin.Menyadari kebodo

    Last Updated : 2023-01-10
  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Bab 9. Permintaan Mamah

    Don't judge the book by it's cover. Benar banget, buktinya lelaki bernama Athalarik Yusuf ini dari luarnya aja kalem, sok dingin, cengengesan, jahil tapi aslinya dia dewasa dan terlalu gegabah.Apa buktinya? See! Sekarang tanpa persetujuan apa pun dia tiba-tiba mengikrarkan diri untuk melamar langsung ke Mamah lagi.Oh Tuhan! Lama-lama aku bisa sawan melihat kelakuan Athar.Entahlah bagaimana pikiran Athar tapi yang jelas aku bingung. Diam-diam aku hanya berdoa semoga Mamah tidak bertanya macam-macam dan menyelidiki Athar.Kalau Mamah sampai tahu Athar ini adik dari pelakor' yaitu Anita, sudahlah tamat riwayatku.Bisa-bisa bukan hanya Athar ditolak, tapi aku pun pasti diminta keluar dari tempat kerja yang sekarang."Huuuuuuh!"Entah ke berapa kalinya, aku menghela napas tegang karena situasi di ruang tamu yang lebih horor dari sidang sarjanaku. Setelah Athar bilang ingin melamarku, Mamah langsung meminta kami duduk berbincang dengan serius.Namun, ketika kami sudah berhadapan anehnya

    Last Updated : 2023-02-10
  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Bab 10. Sakit Tak Berdarah

    Aku menatap nyalang langit-langit kamar. Usai lamaran dadakan yang dilakukan oleh Athar tadi sore, entah mengapa aku sama sekali tak dapat memejamkan mata. Kalau kata penyanyi dangdut Cita Citata, bisa jadi aku sedang mengalami GEGANA (Gelisah, Galau dan Merana).Ya, aku gegana karena Athar hingga aku tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, aku tak mau munafik kalau mulai menaruh hati. Melihat dia yang selalu membelaku, rasa kewanitaanku mulai tergelitik tapi di sisi lainnya aku merasa hubungan kami akan sulit. Athar adalah adik dari Anita, tidak terbayangkan jika kami harus berada di bawah satu atap yang sama.Oh Tuhan. Tidak! Aku tidak mungkin menikah dengannya, di saat aku masih penuh ras atrauma. Aku bahkan tak yakin bisa menjalin hubungan lagi dengan lelaki. Aku yakin ada yang salah untuk semua ini tapi anehnya Mamah sama sekali tak mau menerima protesku. Mamah bersikeras tentang permintaannya padahal aku sudah bilang kalau aku ingin Mamah menolak saja, tidak perlu sampai me

    Last Updated : 2023-02-11
  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Bab 11. Kemarahan Athar

    "Jangan bermain api jika kamu tidak mau terbakar bersamanya."Begitulah petuah ayahku sebelum beliau meninggal. Jika mengingat itu jantungku seakan berdenyut ngilu.Ayah benar!Seharusnya aku tak bermain api karena sekarang aku tak tahu bagaimana memadamkan asapnya. Seharusnya dulu aku tak sempat membuka hati karena sekarang aku bingung mengobatinya.Semalam setelah permintaan ibunya Athar yang membuatku sakit hati. Tanpa berpikir panjang dan berdiskusi dengan Mamah, aku langsung menghubungi Athar untuk menolak lamarannya. [Athar, saya harap kamu mundur dan berhenti mengatakan ingin melamar saya. Kalau pun terjadi, hubungan ini akan sulit lebih baik kita berhenti.] Begitulah isi penolakanku pada Athar tadi malam.Sungguh, aku tidak bisa mentoleransi lagi. Aku tidak sudi dituduh macam-macam sama keluarga Athar.Menanggapi penolakanku itu, tentu saja Athar langsung tak terima. Lelaki itu berulang kali mengirimi aku pesan dan menelepon bagaikan orang yang hilang akal.[Mbak. Kenapa Mbak

    Last Updated : 2023-02-11

Latest chapter

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Keajaiban

    Aku mengamati wajah Athar yang masih memejamkan mata. Ini sudah hampir satu Minggu pasca kejadian nahas itu terjadi. Namun, tak ada tanda-tanda suamiku akan tersadar dalam waktu dekat ini. Tampaknya suamiku masih setia dalam tidur panjangnya."Sayang bangun ...." bisikku getir. "Thar maafin aku, ya. Maafin udah bikin kamu jadi kayak gini. Aku janji kalau kamu bangun, gak akan panggil kamu lagi dengan yang aneh-aneh. Ayo buka matamu Sayang! Kamu suamiku Thar, suamiku."Lagi, aku menangis karena menyadari kalau yang kuajak bicara sama sekali tak bereaksi.Aku tahu Athar mungkin tak mendengarku tapi entah mengapa aku sangat rindu. Aku rindu mendengar suaranya, aku rindu pelukannya dan aku rindu tingkahnya yang konyol saat menggodaku.Kuakui melihat Athar terbaring dengan banyaknya perban di kepala dan tubuh suamiku tak ayal hatiku terasa remuk dan perasaanku campur aduk.Sampai saat ini, aku masih gak menyangka suami yang kusayangi harus hidup hanya dengan dipenuhi berbagai alat yang men

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Rasa Bersalah

    Di tengah keputus-asaan dan kewarasanku yang tinggal setengahnya tiba-tiba telinga ini menangkap suara lelaki yang sangat kurindukan berteriak lantang. Sontak suasana jadi gak terkendali. Semua mata mengarah tajam ke arah pintu yang menampilkan bayangan suamiku.Ya Allah, alhamdullilah! Aku selamat. Dia datang."Athar, itu kamu, kan? Athar!" teriakku parau berharap penglihatanku gak salah. "Iya, Sayang! Ini aku! Bertahanlah! Aku akan bebasin kamu!" jawab Athar dengan suara bergetar. Pandangan matanya yang sedih beralih padaku yang sedang dalam kondisi mengenaskan."Iya, Thar! Hati-hati ya mereka orang jahat! Mereka menyekapku karena Anita! Dia gak mau kamu menuntut ibunya! Kamu jangan terpengaruh Athar!"Aku terus berusaha menambah keyakinan Athar. Melihat suamiku datang, rasanya tenagaku seolah disuntik ribuan vitamin. Aku berusaha kembali mengerahkan sisa tenaga untuk melawan para lelaki besar yang sedang mengikatku. Meski aku merasa kesakitan, kukuatkan jiwa dan raga demi bisa beb

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Rencana Jahat

    Mataku terbuka setelah tersorot cahaya dari pintu kamar yang terbuka sempurna. Aku tidak tahu sudah berapa lama tertidur karena sepertinya aku pingsan usai dipukul oleh Ratna. Tak berapa lama, muncullah bayangan dua orang manusia yang berjalan dengan pongah dari ambang pintu. Dari bentuknya, aku yakin itu adalah dua orang wanita.Karena kepalaku masih sakit akibat hantaman benda tumpul, aku sangat sulit mengenali dengan jelas siapa saja yang datang itu. Terlebih, kini mataku terasa sangat perih dan parahnya badanku pun terikat hingga tidak bebas bergerak.Barulah setelah wanita itu menyalakan lampu dan sampai di depanku, aku langsung bisa melihat wajahnya yang serasa tak asing, meski lebih kurus dari sebelumnya tapi aku tahu kalau dia ...."Hey janda!" "Ternyata benar kalian bersekongkol? Berengsek!" makiku marah ketika melihat Ratna dan Anita berdiri di depanku sambil melipat tangan.Walau aku sudah curiga tetap saja kenyataan kalau mereka bersekutu sangat membuat darahku seolah men

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Jebakan.

    Di antara kesadaran dan ketidaksadaran, sayup-sayup aku mendengar lagu BTS mengalun. Semula hanyalah alunan kecil semata tapi lama-lama semakin keras dan menuntut untut diangkat. Astaghfirullah! Ini siapa sih yang berani mengganggu tidurnya seorang istri yang baru saja menyelesaikan kewajibannya? Apa dia tidak tahu kalau aku sudah sangat bekerja keras demi mempersembahkan seorang anak bagi Athalarik Yusuf yang kekarnya setara dengan Aqua-Man? Astaghfirullah! Lemas, sumpah lemas. Gak nyangka kepiawaian berondong membuatku lupa akan trauma.Dikarenakan dering telepon itu terus mengganggu, dengan sangat terpaksa aku pun membuka mata. Walau pun nyawa belum kumpul semua dan melanglang buana setidaknya aku tahu dari arah mana itu berasal. Secara malas dan dengan masih memejamkan mata, aku merentangan tangan dan meraba-raba sisi di samping tempat tidur, berharap aku bisa menemukan benda pipih yang terus mengganggu itu dan akhirnya dapat."Halo, assalammu'alaikum. Halo? Siapa nih?" tanyaku

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Seksi

    POV ATHARDengan perasaan masih tak karuan, aku hanya mampu terduduk di balik kemudi. Setelah melewati proses pemakaman dan interogasi yang menyita perhatian tentang kematian Clara akhirny aku bisa pulang. Namun, aku kecewa ketika sampai ke rumah aku malah tak menemukan Kania--istri yang selalu membuatku khawatir.Di mana dia? Kenapa semalam ini dia belum kembali? "Shit! Pake merah lagi!"Aku mendengkus kesal ketika mobilku terhalang lampu merah padahal perasaanku sudah sangat cemas. Sambil menunggu lampu berubah hijau, aku merogoh ponsel yang ada di saku celana. Tanganku gegas menekan tombol hijau untuk menelepon Kania tapi lagi-lagi gak ada jawaban. Hampir frustasi, aku memukul pelan setir dan lalu memandang layar hape yang menunjukan wajah istriku.Kupandang walpaper itu lamat-lamat.Heran. Ini orang narkoba apa manusia? Kenapa bisa membuatku resah begini? "Mbak kamu di mana? Lagi apa? Dan sama siapa?" Aku mendesah gelisah, apalagi lampu tak juga hijau. Sudah menjadi rahasia umu

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Tukar Suami?

    Aku menatap perempuan yang ada di depanku dengan wajah datar. Sudah lima belas menit berlalu aku dan Anita duduk berhadapan di meja kafe tapi wanita di depanku belum juga bersuara. Tadinya, aku malas sekali menemui perempuan yang telah merebut Hans dariku ini tapi dia terus memohon hingga aku tak ada pilihan selain menemuinya. Pertemuan ini bermula dimulai dari beberapa waktu lalu di mana aku yang sedang membeli nasi goreng tiba-tiba melihat Anita turun dari mobil dan menghampiriku. Jujur, aku terkejut melihatnya menemuiku semalam ini, padahal aku kira dia sedang berada di luar kota dengan Bu Maryam sesuai yang aku lihat di medsosnya. Ternyata ... oh ternyata dia ada di sini, ajaib!Saat di depan tukang nasi goreng, Anita bilang dia ingin bicara padaku empat mata saja. Mulanya aku menolak karena curiga dan juga takut Athar mencari tapi dia tetap memaksa sampai memohon-mohon. Katanya ini sangat penting dan dia berjanji tidak akan lama berbicara. Entah apa tujuannya tapi kuakui kal

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Khawatir

    Kania mondar mandir gak tenang. Sudah seharian ini Athar tidak bisa dihubungi. Otaknya terus saja melancarkan aksi spekulasi tentang berbagai peristiwa yang mungkin terjadi pada Athar di luar sana. Setelah berpamitan pagi tadi, Athar seolah susah dihubungi.Kania gelisah, galau dan merana. Akibat kabar meninggalnya Clara, ternyata sangat hebat. Bahkan Kania saja yang sengaja gak masuk kantor langsung mendapat kasak-kusuk yang gak jelas via grup WA para karyawan.Mendapati itu, tak dipungkiri di satu sisi dia juga merasa sedih karena walau Kania tak menyukai Clara tetap saja dia adalah manajer di kantornya. Sedikitnya Kania dan Clara sempat bersinggungan. Namun, anehnya selain sedih di satu sisi lainnya Kania merasa sangat khawatir.Ya, khawatir akan ada masalah baru lagi."Huf."Kania mengambil napas dalam sekaligus beristighfar. Gadis itu menengadahkan tangannya menghadap kiblat untuk berdoa.Dia memutuskan untuk mendoakan mendiang Clara dan juga kebaikan untuk keluarganya terutama A

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Ibadah Syurga (Dua)

    POV AuthorMata Athar mengerjap pelan ketika dia melihat tubuh atas Kania yang ter-ekspos setelah istrinya tersebut menanggalkan baju piyama. Ini untuk pertama kalinya Kania berani membuka pakaiannya di depan Athar. Melihat pemandangan ekslusif ini, Athar tidak menyangka kalau Kania memiliki banyak luka di sana sini, ada luka pukulan sampai goresan semua ada. Athar yakin semua itu bukti kekerasan Hans yang entah mengapa belum sembuh walau sudah sekian lama berlalu. Sebaliknya, Kania pun terkejut melihat penampakan punggung Athar yang kini bisa dilihatnya dengan jelas. Jujur. Kania tidak menyangka kalau Athar juga memliki bekas luka bakar di tubuhnya. Kata Athar itu terjadi karena dulu almarhum bapaknya sempat memukulinya karena berani menantang Bu Maryam. Mereka pun saling iba terhadap kondisi masing-masing dan berjanji akan saling melindungi, walau tidak terucap secara langsung."Mbak, kenapa Mbak gak pernah bilang kalau punya luka seberat ini? Ini harus divisum Mbak. Kita harus m

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Ibadah Syurga

    Kania terperanjat saat melihat Athar pulang dengan tatapan mata yang begitu sayu. Lelaki yang katanya mau menunaikan misi itu malah pulang dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Semalaman di luar nyatanya membuat tampilan Athar teramat kusut di pandangan Kania yang telah mencemaskannya.Tentu pemandangan ini membuat Kania bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada suaminya? Kenapa pulang dari rumah Clara jadi seperti ini? Berbagai macam pertanyaan dan hipotesis mulai muncul di benak Kania. Namun, sayangnya belum juga itu terjawab, Athar sudah lebih dulu berjalan masuk melewati istrinya dengan tatapan kemarahan. Lelaki itu mengarahkan kakinya ke dapur meninggalkan Kania yang masih melongo kebingungan. "Thar, kenapa? Kamu haus?" kejar Kania cemas. Athar tak mengindahkan pertanyaan Kania. Athar lebih fokus untuk membuka kulkas untuk mengambil botol minum berisi air es dan lalu meminumnya hingga tandas. Akan tetapi, meski sudah beberapa kali menegak minuman sialnya rasa panas yang membakar tu

DMCA.com Protection Status