Share

Pulang Bersama

Penulis: Buah_Kaktus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seusai pelajaran sekolah usai, seperti biasa Lusi mengajak pulang bersama Dewi tapi Dewi menolak dengan alasan ingin ke rumah Neneknya. Akhirnya pun Lusi pulang seorang diri dengan motor maticnya. Setelah Lusi berlalu, Dewi menghampiri Tya dan berencana ingin berkunjung ke rumah Tya.

“Ty, aku maen ketempat loe yah?” pinta Dewi sembari menggandeng lengan Tya.

“Loe gak bareng Lusi tadi?” malah Tya bertanya tanpa menjawab pertanyaan Dewi, karena Tya pun dengan senang hati jika Dewi ingin bermain ke rumahnya.

“Ih, boleh kaga? Malah tanya yang laen.” Dewi sedikit kesal karena jawaban yang diharakan malah dibalas dengan pertanyaan.

“Eleh-eleh, gitu aja ngambek. Boleh donk, masa seh gak boleh. Ayuh.” ajak Tya dan mereka pun menuju halte didepan tepatnya sebelah kanan gerbang sekolah.

Angkot yang ditunggu mereka pun belum muncul juga. Memang angkot yang menuju rumah Tya jarang yang lalu-lalang. Lama juga mereka menunggu angkot sampai Rendra dan Dika yang melihatnya pun menghampiri dan memberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dilema Cinta   Dewi Fall In Love

    Aroma masakan Bu Mirna seperti biasa menggoda siapapun yang menciumnya namun tak dengan Dewi kali ini. Tya yang lapar karena istirahat ke-2 nya tadi dihabiskan di perpustakaan pun langsung menghampiri Mamahnya di dapur.“Masak apa Mah?” tanya Tya walau dirinya sudah tahu dan melihat langsung menu masakan Bu Mirna yang terhidang dimeja makan. Siang ini menu masakan Bu Mirna cukup sederhana yakni oseng kangkung dengan lauk tahu dan tempe goreng, tak lupa sambal terasi kesukaan Tya pun menjadi pelengkap menu masakan Bu Mirna.“Siang tante.” sapa Dewi sembari bersalaman mencium punggung tangan Bu Mirna.“Ih, ne anak.” tangan Tya ditepuk Bu Mirna tak kala akan mencomot tahu goreng yang tersaji beralaskan piring keramik putih. “Cuci tanganmu dulu, sayang. Trus ganti baju dulu sana.” Bu Mirna mendorong tubuh mungil anak gadisnya.“Mamah, Tya mo icip dikit.” rengek Tya seraya tubuhnya menahan dorongan tangan Bu Mirna yang menyuruhnya berganti baju dahulu. “Tya laper berat Mah.” lanjut rengek

  • Dilema Cinta   Kotak Kado Kecil Rendra

    Malam yang cerah, bulan dan bintang seakan turut mengiringi acara ulang tahun Lusi. Pita dan balon berjejer epik di tepi kolam renang yang cukup megah dalam kediaman Lusi. Sang pemeran utama acara tersebut sudah berdandan semaksimal mungkin untuk memeriahkan sweet seventeen-nya."Anak mamah cantik sekali,” ucap Bu Siska yang tak lain mamihnya Lusi. “Anak siapa seh?" lanjut Bu Siska memuji, terkesima dengan riasan anak semata wayangnya seraya membelai rambut Lusi yang terurai indah."Anak Mamih dunk.” Lusi mengembangkan senyum sembari badannya berputar bak cinderella yang akan berubah menjadi putri."Dah siap? Ayo turun ke bawah," ajak Mamih Lusi."Ok, Mamih.” Lusi digandeng Bu Siska menuruni tangga lalu menuju sudut kolam renang tempat diadakan acara ulang tahunnya.Para tamu undangan serta teman-teman Lusi sudah banyak yang berdatangan, mengucapkan selamat serta mendoakan Lusi dan tak lupa menjinjing sebuah kado untuk sang empunya hajat. Namun, sosok yang ditunggu Lusi belu

  • Dilema Cinta   Ingat Pesan Mamah

    Suasana dipesta ulang tahun sweet seventeen Lusi begitu meriah. Sorak-sorai teman sekelas Lusi seakan menggema di langit yang berhiaskan bintang kala itu, mendengarkan Band Indi melantunkan sebuah lagu, tak sedikit teman-teman Lusi ikut bernyayi.Berbanding terbalik bagi Tya, dikeramaian Tya merasa sunyi. Bagaimana tidak, Rendra yang datang bersamanya pun memilih bergabung dengan Lusi. Bukannya memilih seh, tapi lebih tepatnya dipaksa dan diperkenalkan kepada kedua orang tua Lusi. Dewi pun belum menampakkan batang hidungnya, hingga Tya termenung sendirian di tepi kolam renang, hanya ditemani segelas sirup ditangannya.“Hai, manis. Sendirian aja neh?” Goda Beni melihat Tya duduk melamun.“Lagi nunggu temen, bentar lagi dateng ko.”“Boleh Abang temenin?” ucap Beni dan tanpa persetujuan Tya, dia langsung duduk di dekatnya. “Gue Beni.” Beni memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangannya.“Tya.” jawab singkat Tya dan mulai menerima uluran tangan Beni, bersalaman. “Maaf.” Tya mencoba men

  • Dilema Cinta   Dinner Dadakan

    Menepikan mobil di pinggir jalan, tampak sebuah warung tenda ber-banner kain berwarna hijau dan gerobag bergambar ikan lele. "Maap ya, dah cantik-cantik tak ajak dinner dipinggir jalan." ucap Rendra memandang Tya, setelah menepikan mobilnya."Gak papa lah, di mana aja pun sama, yang penting sehat dan higienis," jawab Tya sembari tersenyum manis.Rendra pun mendekati abang penjulan, mulai memesan, sedangkan Tya sudah duduk manis disalah satu lesehan di depan ruko menghadap trotoar.Tya tersenyum mengamati malam yang cerah, tampak bintang satu sama lain saling berkerlap-kerlip. Bulan sabit pun seakan tersenyum membalas senyuman Tya yang sedang berbunga.Rendra mulai duduk lesehan di samping Tya, lutut mereka saling bersenggolan membuat tak ada jarak diantara mereka. Tak lama hidangaan pun mulai tersaji di depan mereka. Abang penjual meletakkan dua porsi pecel lele serta dua gelas teh hangat di hadapan Rendra dan Tya. Tak lupa satu mangkuk berisikan air dan irisan jeruk nipis diletakkan

  • Dilema Cinta   Ketika Kakiku Kaku

    "Pamit Mah... Pah... Tya berangkat," pamit Tya ketika menyudahi sarapannya."Assalamu'alaikum," lanjut salam Tya seusai bersalaman dengan Bu Mirna, lanjut pada Pak Yusuf."Ayo, Kak Andi!" ajak Tya pada kakanya. Kak Andi pun turut berpamitan dan bersalaman kepada kedua orang tuanya sebelum mereka beranjak ke luar rumah.Setibanya di sekolah, Tya berpamitan dan bersalaman pada kakanya. Kak Andi pun biasa berbasa-basi, memberi wejangan dan sesekali meledek adiknya, "Yang bener sekolahnya, jangan pacaran mulu." Kak Andi sambil mencubit gemas pipi adiknya. Mengetahui adiknya sudah mulai dewasa."Ihh. Sakit Kak," ucap Tya sedetik setelah dicubit Kak Andi, sembari mengelus pipinya yang berlesung itu. "Dah, sana pergi," usir Tya, setelah turun dari kendaraan beroda dua milik kakanya.Saat akan memasuki gerbang, wajah Tya menunduk serta berpura-pura tidak melihat Rendra yang berpapasan dengan dirinya. Rendra yang berjalan dari area parkir akan menyapa Tya pun diurungkan, melihat Tya seakan meng

  • Dilema Cinta   Sosok Zulfa, Sahabat Baru Anantya

    Saat masuk kelas Zulfa keheranan mendapati Dewi tengah duduk dibangkunya. Lusi yang melihat mimik muka Zulfa heran langsung berkata “Lo duduk dibelakang, bareng ma Tya.” Datar Lusi berkata tanpa ekspresi bahkan tanpa menoleh baik kearah Zulfa maupun Tya, pandangan Lusi lurus kedepan dengan wajah sinis.Zulfa adalah salah satu siswi berhijab, terurai menutupi dadanya. Dia aktif dalam kegiatan Rohis, salah satu organisasi sekolah yang bergerak dibidang keagamaan islam. Menjabat divisi da'i yakni kepanjangan dari divisi dakwah dan iptek, menuntut ia berpengetahuan luas, tentunya mengenai agama islam. Tak heran dia terpilih menjadi divisi tersebut karena memang Zulfa sosok yang bisa dibilang kutu buku. Walaupun sifat Zulfa introvert, akan tetapi jika mengenal dia lebih dekat, orangnya lumayan asyik dan bisa diajak sharring.Zulfa meletakkan tas dan sebuah kresek hitam berisi baju renang lengan panjang berikut hijabnya yang tengah basah, seragam renang yang tadi digunakannya dalam praktek o

  • Dilema Cinta   Katakan Cinta

    “Ty, itu si Marko bikin rusuh. Dia sedang bersiap melakukan aksi katakan cinta, dan denger-denger loe yang akan jadi targetnya. Dia mo nembak Lo,” ucap Dewi menerangkan. Belum sempat Tya membalas perkataannya, Dewi langsung berpamitan, “Dah yah, gue ditunggu Lusi.” Dewi buru-buru karena tak ingin diketahui, akan menambah marah Lusi. Namun, dirinya pun masih care terhadap Tya. Sejenak Tya memperhatikan kepergian Dewi, sahabatnya itu sekarang jarang bersamanya. Ada rasa kangen akan masa dahulu saat bersa. Namun, hubungan itu merenggang karena Rendra. "Padahal gue ma Rendra tak seperti apa yang ia banyangkan. Dah lah, percuma gue ngejelasin. Toh, dia tetep gak percaya," lirih Tya mematung, berpijak di salah satu anak tangga. Lamunan Tya terbuyarkan dengan suara gaduh di lantai dasar, kedua manik Tya terbelelalak melihat spanduk yang bertuliskan 'Anantya, I LOVE U'. Kini langkahnya berbalik, menaiki anak tangga yang hampir saja ia selesai turuni. "Apa-apaan itu si Marko!" gumam Tya semb

  • Dilema Cinta   Pelantikan Pengurus ROHIS

    "Hey, ko ngelamun? Ayo cepet ambil air wudhu sana, aku tunggu di dalam," tutur Zulfa, membuyarkan lamunan Tya.Tya pun beranjak dari duduknya menuju tempat wudhu, bersuci diri dari hadats kecil. Ia meraih tas yang diletakkannya di samping tempat dia berpaku melamun tadi, dibawa menuju ke dalam masjid. Diletakannya tas itu di samping lemari kecil yang berisikan beberapa mukena.Tya meraih salah sepasang mukena yang ada dalam lemari kaca tersebut, memakainya tuk menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajahnya yang manis dan kedua telapak tangannya.Zulfa menempatkan diri di shoft paling utama barisan putri, mulai berdiri tatkala iqomah sudah dikumandangkan. Tya dengan segera berdiri bersebelahan dengan Zulfa, mulai khusyuk menjalankan sholat dzuhur yang diimami oleh Kak Irham, presidium Rohis tahun ini.Seusai sholat dzuhur Tya yang sedang memakaikan sepatu dikedua kakinya celingukan mencari keberadaan Rendra. Namun, tak kunjung dia temukan. "Mungkin sudah pulang," batinnya."Apa gara-gara c

Bab terbaru

  • Dilema Cinta   Perpecahan Lagi

    Lusi dengan langkah pongahnya mendekati Dewi dan berkata, "Lo, nggak salah duduk?" Dewi hanya diam enggan menjawab pertanyaan Lusi, bahkan dirinya sama sekali tak menatap wajah Lusi yang tengah berbicara padanya. Dirinya bahkan asyik membuka buku, berpura-pura membaca walau entah apa yang ia baca.Meja yang tengah jadi sandaran ke-dua tangan Dewi saat membaca buku digebrag keras oleh telapak tangan kanan Lusi, Jengkel dengan kelakuan Dewi yang mengacuhkannya. "Ok, Lo akan tau balasan apa yang kau buat!" Lusi langsung melangkah ke luar kelas, tak menghiraukan bel masuk tengah berbunyi, mood belajarnya seakan hilang. Guru Pelajaran yang tengah memasuki kelas pun ditabraknya, bahu sang guru disenggo dan hampir saja buku yang beliau bawa sempat terjatuh. Siswa lain di kelas itu terperangah akan kelakuan Lusi, tak sedikit dari mereka yang saling bicara berbisik membicarakan kelakuan Lusi, menebak-nebak sebab kejadian barusan. Hingga membicarakan persahabatan Geng Trio-kwek, baru saja ke

  • Dilema Cinta   Jenuh

    Lusi sempat memperhatikan sikap Tya dan Rendra. Ya, Lusi sudah menyadari bahwa Rendra benar-benar mencintai Tya, terlihat dari sorot matanya. Namun, dirinya juga ingin memiliki Rendra. Lebih tepatnya, tidak ada yang pernah menolak cinta atau sekedar mengacuhkan ajakan Lusi, dan Rendra adalah orang pertama yang tak menghiraukan dirinya.Wajahnya semakin memerah karena kesal, melihat sikap Rendra terhadap Tya. Namun, dirinya masih menahan amarah, tak ingin mengacaukan suasana."Ne, bros kamu," Ucap Rendra sesaat berpapasan dengan Tya sambil menyerahkan bros pink, terjatuh saat mereka bertabrakan tadi pagi."Oh, makasih," ucap Tya singkat, menerima bros tersebut. Tak banyak berbicara, mengingat hubungan dua sejoli ini sekarang tengah renggang.Rendra langsung berlalu setelah memberikan bross itu, Tya hanya terpaku tanpa menoleh ke blakang, tak melihat kepergian tambatan hatinya kini. Rendra pun melaju tanpa mengharap perhatian dari Tya.Dewi yang menyadari suasana seakan kaku langsung me

  • Dilema Cinta   Kembalinya Trio Kwek-kwek

    Tya yang sudah menuntaskan ritual buang air kecil pun mulai memasuki kelas, dan mulai duduk di bankunya."Eh, kerudung kamu kenapa? Sini aku bantu benerin," ucap Zulfa melihat hijab Tya sedikit acak tak rapi. Sambil tersenyum, ia mulai membantu merapikan jilbab yang dikenakka sahabatnya. Memaklumi baru saja berhijab sehingga masih belum rapi, pa lagi kalau sudah beraktifitas, terkadang lipatan kerudung pada sisi pipi miring karena aktifitas tersebut."Mana bros pink mungil kamu," lanjut Zulfa menanyakan akseoris yang tadi pagi ia lihat dikenakan Tya untuk mempercantik tatanan kerudung."Iya, tadi aku cari di toilet nggak nemu. Entah ilang di mana," jawab Tya mencoba mengingat di mana bross pink-nya terjatuh."Entar, tunggu ... neh aku ada. Buat kamu." Zulfa mulau mencari dan mengambil bros miliknya dalam tas. Mulai memasangakan bros bergambarkan angsa berwarna silver dengan berlian berwarna ungu tepat di mata angsa, seakan mata tersebut menyala."Makasih, Zul." Tya mengucapkan terima

  • Dilema Cinta   Terkejut

    Tya terkejut dan tatapannya kini menoleh ke arah Zulfa, seakan meminta jawaban akan bungkusan yang baru saja ia terima."Buka saja," jawab Zulfa singkat sembari tersenyum.Dengan rasa penasaran Tya membuka bungkusan yang terbalut koran tersebut, tampak dua buah stelan seragam, seragam pramuka dan OSIS berwarna putih abu-abu. Dahi Tya menyengrit, belum juga mengerti akan maksud Zulfa tentang seragam tersebut. Menghilangkan rasa bingungnya, ia mulai berkata, "Seragam, Zul?""Ia, seragam lengan panjang buat kamu." Zulfa mulai mendekat dan membelai rambut Tya, dan berucap, "Sudah saatnya kamu berhijab, Ty.""Zul...." Tya hendak menolak dengan ingin melontarkan argumen menurut sudut pandangnya. Tya yang masih bimbang dengan ajakan Zulfa mulai membuka mulutnya, ingin berdalih tuk mengemukakan alasan. Namun, perkataannya langsung dipotong Zulfa.Jari telunjuk kanan Zulfa langsung menempel di bibir Tya, seakan memberi kode, tak ingin mendengar alasan sahabatnya itu yang belum ingin berhijab. Z

  • Dilema Cinta   Celoteh Anantya

    Pagi itu Tya di depan gerbang rumah, menunggu Kak Andi yang akan mengantarkannya ke sekolah. Tak disangka, Rendra pun sama, baru saja keluar dari gerbang rumah, menggunakan motor gedenya dan berlalu begitu saja tanpa menegur atau sebatas menoleh pada Tya."Begini banget seh cintaku, rasanya bak permen Na*o-nano, manis asam asin rame rasanya," ucap Tya dalam batin. Pandangan sayunya terfokus melihat kepergian Rendra, hingga motor itu tak terlihat di ujung jalan. Ada secuil rasa kecewa yang dirasa Tya."Ayo, Dek. Malah ngelamun," ajak Kak Andi tatkala sudah berada di depan gerbang rumah, mendapati Tya sedang menatap jalan yang dilalui Rendra, kini tengah sepi."Eh, i--a," kata Tya terkejut akan sapaab Kak Andi.Merekapun menuju ke sekolah, di mana Tya mengenyam pendidikan. Setibanya di gerbang sekolah, Tya berpamitan pada Kak Andi dan segera melewati gerbang, mulai memasuki lingkungan sekolah.Saat melewati koridor kelas, ujung hati Tya terasa pilu, ada seberkas rasa perih seakan teriri

  • Dilema Cinta   Sikap Dingin Rendra

    Tya berpamitan ke toilet karena penat, acara tak kunjung dimulai seperti tertera dalam undangan. Wajahnya tertunduk saja saat menuju toilet, ia pun menabrak Rendra yang tengah keluar dari dalam toilet."Lo gak papa?" tanya Rendra sembari memapah Tya berdiri."Gak papa ko."Setelah mendengar jawaban dari Tya, Rendra pun cepat berlalu dari hadapan Tya. Ada rasa yang aneh dalam hati Tya, rasa yang tertinggal saat kini Rendra seakan mengacuhkannya.Dengan sedikit menghirup udara dengan napas panjangnya, Tya pun bergegas menuju toilet. Di dalam toilet, ia hanya membasuh mukanya. Memberi kesejukan di wajahnya, walaupun kucuran air itu tak bisa membasuh hatinya yang sedang gundah gulana.Suara cek speaker dari ruang aula terdengar dari toilet, menandakan akan dimulainya acara. Tya pun bergegas kembali menuju alula, berkumpul dengan calon pengurus lainnya.Betapa terkejutnya Tya tatkala akan menghampiri Zulfa, terlihat di kedua manik Tya bahwa Rendra tengah berada dalam shaf kelompok calon pe

  • Dilema Cinta   Pelantikan Pengurus ROHIS

    "Hey, ko ngelamun? Ayo cepet ambil air wudhu sana, aku tunggu di dalam," tutur Zulfa, membuyarkan lamunan Tya.Tya pun beranjak dari duduknya menuju tempat wudhu, bersuci diri dari hadats kecil. Ia meraih tas yang diletakkannya di samping tempat dia berpaku melamun tadi, dibawa menuju ke dalam masjid. Diletakannya tas itu di samping lemari kecil yang berisikan beberapa mukena.Tya meraih salah sepasang mukena yang ada dalam lemari kaca tersebut, memakainya tuk menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajahnya yang manis dan kedua telapak tangannya.Zulfa menempatkan diri di shoft paling utama barisan putri, mulai berdiri tatkala iqomah sudah dikumandangkan. Tya dengan segera berdiri bersebelahan dengan Zulfa, mulai khusyuk menjalankan sholat dzuhur yang diimami oleh Kak Irham, presidium Rohis tahun ini.Seusai sholat dzuhur Tya yang sedang memakaikan sepatu dikedua kakinya celingukan mencari keberadaan Rendra. Namun, tak kunjung dia temukan. "Mungkin sudah pulang," batinnya."Apa gara-gara c

  • Dilema Cinta   Katakan Cinta

    “Ty, itu si Marko bikin rusuh. Dia sedang bersiap melakukan aksi katakan cinta, dan denger-denger loe yang akan jadi targetnya. Dia mo nembak Lo,” ucap Dewi menerangkan. Belum sempat Tya membalas perkataannya, Dewi langsung berpamitan, “Dah yah, gue ditunggu Lusi.” Dewi buru-buru karena tak ingin diketahui, akan menambah marah Lusi. Namun, dirinya pun masih care terhadap Tya. Sejenak Tya memperhatikan kepergian Dewi, sahabatnya itu sekarang jarang bersamanya. Ada rasa kangen akan masa dahulu saat bersa. Namun, hubungan itu merenggang karena Rendra. "Padahal gue ma Rendra tak seperti apa yang ia banyangkan. Dah lah, percuma gue ngejelasin. Toh, dia tetep gak percaya," lirih Tya mematung, berpijak di salah satu anak tangga. Lamunan Tya terbuyarkan dengan suara gaduh di lantai dasar, kedua manik Tya terbelelalak melihat spanduk yang bertuliskan 'Anantya, I LOVE U'. Kini langkahnya berbalik, menaiki anak tangga yang hampir saja ia selesai turuni. "Apa-apaan itu si Marko!" gumam Tya semb

  • Dilema Cinta   Sosok Zulfa, Sahabat Baru Anantya

    Saat masuk kelas Zulfa keheranan mendapati Dewi tengah duduk dibangkunya. Lusi yang melihat mimik muka Zulfa heran langsung berkata “Lo duduk dibelakang, bareng ma Tya.” Datar Lusi berkata tanpa ekspresi bahkan tanpa menoleh baik kearah Zulfa maupun Tya, pandangan Lusi lurus kedepan dengan wajah sinis.Zulfa adalah salah satu siswi berhijab, terurai menutupi dadanya. Dia aktif dalam kegiatan Rohis, salah satu organisasi sekolah yang bergerak dibidang keagamaan islam. Menjabat divisi da'i yakni kepanjangan dari divisi dakwah dan iptek, menuntut ia berpengetahuan luas, tentunya mengenai agama islam. Tak heran dia terpilih menjadi divisi tersebut karena memang Zulfa sosok yang bisa dibilang kutu buku. Walaupun sifat Zulfa introvert, akan tetapi jika mengenal dia lebih dekat, orangnya lumayan asyik dan bisa diajak sharring.Zulfa meletakkan tas dan sebuah kresek hitam berisi baju renang lengan panjang berikut hijabnya yang tengah basah, seragam renang yang tadi digunakannya dalam praktek o

DMCA.com Protection Status