Melda takut. Dia berlarian masuk ke dalam rumah. Tapi Ferdy langsung mendekat.“Tenang, Melda. Mereka bukan orang jahat dan kita tidak sedang berada dalam bahaya. Mereka semua adalah orang yang akan membantu kita menemukan Vinna.”Napas Melda termegap-megap. Dia tidak bisa menahan ekspresi ketar-ketir di wajahnya. Dia hanya bisa diam dalam pelukan suaminya. Lalu Ferdy pun menggiring Melda masuk ke dalam kamar dan menjelaskan secara ringkas. Intinya Ferdy mengatakan untuk tenang dan tidak perlu khawatir.“Vinna berada di mana?” tanya Melda cemas. Matanya bergetar.“Apa kau menyangka kalau Vinna sekarang berada di rumah Gavi, pria yang dianggap baik oleh ayahku? Gavi adalah tersangka penculikan dan penyiksaan terhadap Vinna.”Melda terperangah. Putih matanya langsung melebar. Dia menutup mulutnya karena saking terkejutnya. “Gavi? Yang katanya mau bekerja sama dengan kita? Yang katanya mau menikahi Vinna? Astaga!” Melda sangat syok mendengarnya.“Ayahku, Luis Charlton, harus tahu, bahwa
Sebuah berita besar gempar di Gloriston!Orang nomor satu wafat secara mengejutkan di dalam gedung istana. Ya, Yang Mulia Tuan Besar Marvin Rock meninggal dunia pada usia 55 tahun.Jelas saja berita tersebut langsung menjadi trending sehingga semua orang di kota dan negeri ini, bahkan di luar negeri pun terkaget luar biasa saat mengetahuinya sebab setahu mereka beliau tidak menderita sakit serius. Setahu mereka beliau sehat dan bugar.Raja Glora ke-45 harus tutup usia dan sepeninggalannya meninggalkan tanda tanya besar bagi semua orang. Berbagai ahli kedokteran pun berusaha mengusut kematian beliau hingga pada akhirnya hari itu juga dipastikan kalau beliau meninggal karena diracuni secara diam-diam.Rencananya pemakaman beliau akan dilaksanakan besok pagi.Berita itu pun juga sampai pada Zavy dan lainnya. Mengetahui itu, Zavy sangat syok. Dia bahkan sampai tidak mau bertemu dan bicara dengan siapa pun malam hari itu hanya untuk membaca semua informasi di internet dan menonton berita
Pagi hari itu langit Gloriston gelap. Awan hitam bergulung-gulung dan bertebaran menutupi cahaya terang sang mentari. Hari yang begitu kelam, pahit, dan memilukan.Semua orang, siapa pun, sedih mendengar kabar bahwa Raja Glora mereka wafat, apalagi isu yang beredar mengatakan bahwa beliau meninggal karena diracuni.Perdana Menteri Negara Chemisland meliburkan semua pekerja untuk menghormati sosok yang paling hebat di negeri ini. Pengusaha dan juga pedagang kecil pun menutup tempat usaha mereka juga untuk menghormati sang raja.Di tempat pemakaman, jenazah Tuan Marvin Rock pun dimasukkan ke liang lahat. Keluarga Rock dan Winston serta orang-orang di sana tidak bisa menahan kesedihan. Ini untuk kali terakhir mereka bisa melihat beliau di dunia.Sementara itu, Zavy diam dan terpaku di antara banyak orang di sana. Di antara ratusan orang, yakinlah bahwa Zavy adalah orang yang paling bersedih dan merasa kehilangan atas kepergian sang raja.Doa terbaik dari anak kepada sang ayah .....Seand
Zavy mengangguk setuju. “Lagi pula, setelah meninggalnya ayahku, dia akan jauh lebih leluasa. Aku harap Paman tidak lengah. Aku pastikan dia akan kembali bergerak dan menjalankan rencana selanjutnya.”“Kau benar, Zavy. Aku pun mengira demikian. Target selanjutnya adalah diri mu. Setelah itu, dia akan mendesakku dan pihak keluarga guna memberikan tuntutan tentang hak lima puluh persennya.”Namun, mereka belum punya bukti yang menyatakan bahwa Gavi terlibat dalam pembunuhan Tuan Marvin. Meski begitu, Russel akan tetap berupaya agar bukti itu bisa mereka dapatkan.Urusan pembunuhan Tuan Marvin diserahkan sepenuhnya kepada Russel sebab Zavy punya urusan yang mesti dia selesaikan. Ya, istrinya harus segera diselamatkan, karena jika tidak secepatnya, khawatirnya Vinna menjadi korban selanjutanya dari kekejaman Gavi.Russel menatap dengan penuh rasa khawatir. Dia jelas tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan menimpa Zavy. “Sebaiknya akan ada orang tambahan selain lima puluh Morgan yang s
Zavy keluar dari Istana Rock dengan perasaan yang penuh akan kesedihan dan kepahitan. Di dalam mobil saat pulang menuju rumah, Zavy terus merenung dan mengenang beberapa kisah saat dia berjumpa dengan ayahnya. Dulu, dia mengidolakan dan menjadikan sosok Marvin sebagai teladan dan panutan dalam hidup. Dia teringat pada saat dia bertemu dan mengobrol dengan ayahnya sendiri untuk kali pertama sebelum pergi ke acara yang diadakan oleh Keluarga Charlton. Terngiang-ngiang perkataan ayahnya sendiri tentang Takdir baik dan Keberuntungan.Semua momen yang pernah terjadi mampu dia ingat dengan sangat baik sebab momen tersebut sangat sedikit. Hanya beberapa kali dia berjumpa dan berbicara dengan ayahnya. Kalau saja dia tahu kapan ajal menjemput ayahnya, dia akan lebih banyak berjumpa dan bicara. Namun, tidak selamanya takdir tampak baik, ada kalanya takdir menampakkan diri dengan sesuatu yang buruk. Zavy tidak bisa mencerna apakah hikmah yang bisa dia ambil pada saat tertimpa takdir buruk semac
[Pertarungan antara Zavy dan Gavi adalah Klimaks Cerita. Ikuti terus sampai selesai. Terima kasih.]****Malam harinya.Zavy sudah siap dengan mengenakan pakaian serba hitam layaknya pasukan khusus militer, dengan rompi anti peluru, helm, dan senjata api. Theo bersama puluhan Morgan juga sudah bersiap.Zavy memberikan instruksi kepada ayah mertuanya. “Pria bernama Gavi adalah urusanku. Ayah dan semuanya tidak boleh ikut campur. Kalian semua mesti tahu bahwa aku adalah target yang diincar oleh Gavi selanjutnya. Jadi, biar aku sendiri yang melawannya nanti.”Ferdy mengangguk. Theo juga mengangguk mengiyakan. Semua patuh terhadap perintah Zavy.Morgan sudah menyiapkan dua bus besar yang bisa menampung total sekitar enam puluh orang. Pas untuk semua orang yang mau berangkat menuju mansion milik Gavi.Di dalam bus, di kursi paling depan, Zavy melihat jam tangannya. Sekarang sudah jam delapan malam.Zavy sudah siap secara fisik dan mental untuk memberikan pelajaran berharga pada Gavi.***Di
DUAR!DUAR!Walaupun jarak dua bus itu masih sekitar seratus meter dari gerbang mansion, mereka sudah kena tembaki oleh para penjaga yang berkeliaran di luar mansion.Zavy tidak panik. Dia memberikan perintah. “Kita berhenti di sini dulu. Akan bahaya kalau kita tetap berjalan ke sana.”Dua bus tersebut akhirnya berhenti. Keberadaan mereka tidak bisa terlihat oleh musuh yang berada di seberang sana. Ada beberapa tembakan yang berhasil mengenai body mobil. Dua peluru bersarang di kaca jendela mobil, tapi untungnya tidak mengenai orang di dalamnya.Theo, Ferdy, Shane, Edward, Andrew, dan semua pasukan Morgan hanya menunggu perintah dari atasan mereka, Zavy!Theo meneropong musuh yang ada di sekitar gerbang mansion. “Ada sekitar dua belas orang yang aku lihat. Mereka semua memegang senjata. Tuan Zavy, apa kita harus memberikan perlawanan kepada mereka?”Lalu terdengar suara tembakan lagi yang mengarah ke mereka. Mereka tidak mungkin diam saja.Kebetulan lokasi mansion ini tidak berada di
Andrew bukan berani, tapi konyol.Dia tidak mendapat perintah apa pun dari Theo, sementara dia sudah berani bertindak sembrono dengan sok ingin melakukan semaunya.Theo menyayangkan hal demikian. “Jangan ada yang bertindak kalau tidak ada perintah dariku!”Ferdy langsung menyeret putranya yang sudah terbujur lemah bersimbah darah itu ke bagian paling belakang bus. Ada satu anggota Morgan di sana yang paham medis, lalu segera memberikan pertolongan cepat pada Andrew supaya dia tidak kehabisan banyak darah. Untungnya, peluru tersebut hanya menyasar lengan saja, tidak terkena kepala atau jantung.“Kau harus kuat, Andrew!” Ferdy mengelus wajah anaknya yang pucat pasi.“Maafkan aku, Ayah. Aku ceroboh. Maafkan aku.” Sekarang Andrew hanya berharap pada ayah dan lainnya agar bisa menyelamatkan Vinna. Itu saja. Padahal, nasibnya juga cukup tragis. Dia tidak bisa bergerak banyak dan mesti mendapatkan pertolongan utama.Pada saat bus berhenti tak jauh dari gerbang mansion, Theo memerintahkan sem
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua