Share

Menjadi Yang Terbaik

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sejujurnya Arga juga kebetulan ada pertemuan dengan klien bisnisnya di tempat mereka liburan, makanya Arga memilih tempat itu, dan Maria menyetujuinya.

"Arga kalau misalnya masih sakit biarkan saja Nando yang berangkat ke acara itu, biar dia yang mewakili pertemuannya," usul Maria saat sang suami panasnya baru saja demamnya mereda, dan kini Arga tengah terjaga karena perutnya terasa lapar.

"Nggak apa sayang, biar kita saja yang berangkat! Aku sudah agak enakkan kok," ucap Arga berusaha menenangkan sang istri yang terlihat masih khawatir mengenai kondisi dirinya. "Aku lapar banget sayang," sambungnya lagi membuat sang istri segera mendudukkan tubuhnya untuk menyiapkan makan malam yang kepagian buat suaminya tercinta.

"Mau makan apa Arga?" tanya Maria.

Bahkan saat ini sudah pukul 1 dini hari, mungkin karena pengaruh obat yang diminum oleh sang suami menyebabkan pria tersebut terlelap dalam tidur nya.

"Mau makan kamu saja boleh nggak?" goda sang suami membuat Maria memukul lengan suamin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Nando dan Dukanya

    Di sisi lain di kediaman Nando kini waktu menunjukan pukul 06.00 waktu Jerman, Monica terlihat begitu manja dengan sang suami. Wanita itu bahkan enggan untuk membuka matanya, dan ingin selalu berada dalam pelukan sang suami."Ayo bangun, Sayang! Sudah siang. Kita harus segera beraktivitas," ucap Nando memberitahu sang istri."Lima menit lagi," kata Monica manja. Membuat Nando menggeleng. Istrinya sejak tadi malam begitu manja terhadap Nando, dan Nando menyukainya."Oh iya, nanti Lusiana mau ngajak aku ketemu di restoran sekalian makan siang. Boleh apa boleh?" tanya wanita cantik itu."Pertanyaan macam apa itu, Sayang? Jawabannya tetap saja boleh," kata Nando merajuk, membuat sang istri malah terkekeh akibat kekonyolannya meminta izin pada sang suami."Boleh, tapi aku tidak bisa mengantar. Karena hari ini ada meeting sampai sore. Kemungkinan juga aku terlambat pulang karena Tuan Arga sedang berlibur," ucap Nando memberitahu istrinya."Justru aku tidak mau kau ikut. Karena kata Lusiana

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Kemungkinan Lumpuh

    Langkah panjang Nando menggema menuju ke ruang IGD.Tap tap tap tap tapLusiana yang masih berada di sana seketika tubuhnya bergetar hebat karena takut Nando akan meminta tanggung jawab terhadapnya.'Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan? Ini semua karena aku,' ucapnya pilu.Tubuh Lusiana basah karena kasih keringat dingin mulai bercucuran di tubuh wanita itu. Dia bener-bener ketakutan dan sangat merasa bersalah akibat kejadian ini.Nando mendaratkan bokong yang tepat di samping tubuh ramping Lusiana, membuat wanita itu semakin bergetar hebat."Gimana keadaan istriku?" tanyanya pada Lusiana tanpa menatap wanita itu.Nando menyandarkan kepalanya ke tembok, belum lagi ia menerima kabar kalau sang sopir meninggal di tempat, sungguh tak bisa dibayangkan kejadian seperti apa yang menimpa sang istri hingga membuat istrinya mengalami nasib setragis ini."Ma–masih ditangani oleh dokter," ucap Lusiana terbata dan lirih, ia tak tahu harus bicara apa lagi pada pria di hadapannya ini. "Maafkan say

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Arga Melunasi Biaya Rumah Sakit

    Esok harinya tepat pukul 19.00 begitu Arga tiba di rumah, dia bersama sang istri langsung menuju ke rumah sakit.Biar bagaimanapun Nando adalah asisten terbaik untuknya dan dia harus peduli dengan segala yang terjadi terhadap Nando.Pria itu tak segan-segan mengorbankan dirinya hanya demi menyelamatkan Arga dan keluarga Dewantara dari serangan apapun."Tuan, nyonya. Mari silahkan masuk. Maaf saya jadi merepotkan," ucap Nando yang tak enak hati melihat bosnya sampai datang ke rumah sakit."Yang sabar ya Nando, tabah menjalani semua! Yakinlah istrimu akan bisa melewati semuanya dengan baik. Iya tadi begitu sampai rumah aku langsung ke sini," ucapnya pada sang asisten.Sedangkan Maria mendekati ranjang pasien menatap wajah Monica yang banyak sekali mengalami luka gores, bahkan tangannya dibalut perban."Maafkan saya Tuan, Nyonya jadi merepotkan Anda," sesal Nando karena sudah membuat bosnya menghentikan liburan hanya demi membesuk Monica ke rumah sakit."Sama-sama, kau sudah kami anggap

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Tuan Arga Sangat Baik

    "Suster, apa boleh saya belajar bagaimana cara membersihkan luka-luka di tubuh istri saya? Saya berharap bisa melakukannya nanti untuk istri saya," pinta Nando pada suster."Boleh, Pak Nando. Silahkan, gunakan dulu sarung tangan agar tidak ada kuman yang nantinya menempel di luka Non Monica."Nando pun dengan telaten membersihkan tubuh Monica, seperti yang diajarkan oleh suster. Betapa bahagianya Monica, jika mengetahui Nando merupakan suami yang begitu mencintai dirinya.Suster sangat kagum melihat Nando yang begitu lihai membantu membersihkan tubuh istrinya.Nando pun semakin telaten, membersihkan tubuh istrinya itu. Ia ambil baskom dan handslap untuk membersihkan tubuh istrinya. Wajahnya, leher, tangan, badan dan kaki ia bersihkan perlahan dengan hati-hati. Kemudian Nando keringkan dengan handuk dan menggantikan pakaian istrinya itu dengan hati-hati. Karena ada selang infus ditangan Monica, jadi dengan perlahan ia mengeluarkan baju Monica saat di bagian yang terdapat selang inf

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Somasi

    Tiga hari berikutnya Arga mendapat telepon dari salah satu klien bisnisnya, terdengar suaranya sedikit tegang hingga membuat sang istri dan juga sang Papa yang saat ini sedang melakukan sarapan bersama dibuat bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi dengan sang anak sampai dia tampak sangat marah?Setelah 10 menit berbincang Arga mematikan ponselnya lalu kembali duduk di meja makan."Ada apa nak? Apa ada hal buruk yang terjadi di kantor?" tanya Tuan Dewantara merasa khawatir. Begitu juga dengan Maria, hanya saja Maria tidak bersuara karena pertanyaannya sama seperti pertanyaan sang Papa mertua.Arga membuang nafas berat, "ada klien bisnis kita melakukan somasi Pa. Nando memutuskan kontrak kerja secara sepihak, dan dia tidak terima akan hal itu, katanya dia merasa dirugikan dan orang tersebut menuntut dengan jumlah yang sangat besar," ucap Arga menjelaskan."Papa yakin Nando pasti punya alasan kenapa bisa melakukan pemutusan kontrak kerja dengan orang itu," tebak Tuan Dewantara atas

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Pesona Sang Miliarder

    Setelah menyelesaikan tugasnya di kantor, Arga juga sudah menghubungi sang istri meminta izin untuk menemui Nando di rumah sakit, sebab dia harus segera membahas ini bersama sang asisten.Karena siang tadi klien bisnisnya kembali menghubungi Arga dan terus menuntut pertanggungjawaban atas pemutusan kontrak kerja secara sepihak yang dilakukan oleh Nando.Arga belum bisa memberikan jawaban pasti pada klien bisnis tersebut, karena dia harus mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya dari Nando.Jujur Nando pun merasa tidak enak hati pada bosnya, harusnya ia sudah menyampaikan semua ini dan memberikan semua datanya, akan tetapi Musibah menimpa sang istri hingga membuat konsentrasinya penuh teralihkan pada kondisi istrinya.Hal itulah yang membuat Nando hampir melupakan pemutusan kontrak kerja yang ia lakukan secara sepihak.Tepat pukul 17.00 waktu Jerman, Arga sudah tiba di lobby rumah sakit, ia segera masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol di mana lantai ruang rawat Monica berada.Sete

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Gagal Bernegosiasi

    Arga dan Nando pun tiba di kantor, lalu mereka segera menyiapkan meeting dengan tim yang terkait dengan kontrak kerjasama yang dibatalkan secara sepihak oleh Nando.Nando akan menjelaskan kepada Arga semuanya lengkap dengan bukti-bukti yang ada.Setelah tiba di ruang meeting, Nando mulai menjelaskan duduk permasalahannya. Dan Arga pun dibuat mengerti kenapa Nando bisa mengambil keputusan secara sepihak, karena alasannya meskipun perusahaan itu menuntut somasi ke Dewantara Corporation, maka somasi itu tidak akan pernah dikabulkan di pengadilan.Nando sudah memiliki bukti kuat tentang kecurangan yang pihak klien bisnisnya lakukan, 2 jam mereka membahas masalah ini meeting pun akhirnya berakhir.Nando dan Arga menuju ke ruangannya, baru saja mereka duduk di sofa tiba-tiba saja Angel kembali masuk ke dalam ruangan Arga."Permisi Tuan, ada pihak klien bisnis yang merasa dirugikan datang ingin menemui anda," ucap Angel."Wah kebetulan sekali, suruh mereka masuk," jawabnya.Angel pun berpami

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Tak Sabar Menunggu

    Dokter pun segera mengambilkan alat USG, lalu ditempelkan di perut Monica dengan gerakan memutar.Senyum mengembang di wajah dokter, namun belum satu kalimat pun terucap dari bibir wanita tersebut."Dedek bayinya ada dua," ucapnya memberitahu Nando dan Monica."Be–benarkah,l Dokter?" Nando tak percaya dengan pendengarannya. Sedangkan Monica hanya menangis haru, tanpa bisa berkata apa-apa."Dua titik putih ini, yang sebesar kacang polong, ini adalah calon anak kalian. Meski beratnya di bawah normal, tapi saya yakin begitu kondisi sang ibu semakin membaik, berat badan bayi juga pasti akan bertambah," kata dokter memberi semangat kepada sepasang suami istri di depannya."Perhatikan, ini detak jantung yang sehat. Semuanya normal, hanya berat badan saja yang kurang. Nanti saya akan resepkan beberapa menu yang bisa dikonsumsi, agar segera menambah berat bayi si kembar," kata dokter. Nando mengecup kening sang istri, begitu dalam. Air matanya menetes membasahi kening Monica. Ia yakin, sang

Latest chapter

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   TAMAT

    Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 293

    Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 292

    Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 291

    ****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 290

    Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 289

    "Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 288

    Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 287

    lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 286

    ****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu

DMCA.com Protection Status